Papers by Jurnal MediaTrend
District of Bangkalan is a gateway that has been connected Madura island with Surabaya City, the ... more District of Bangkalan is a gateway that has been connected Madura island with Surabaya City, the capital city of East Java Province, through Suramadu bridge. This study investigates the pattern of labor demand in Bangkalan. The pattern of labor demand is very important to be known, especially by Department of Social, Manpower and Transmigration, the authorized which provide guidance and address the labor problems.The data was collected by surveys and interviews conducted toward the owner of the company (employer) in five sub districts, namely sub district of Bangkalan, sub district of Socah, sub district of Kamal, sub district of Labang and sub district of Burneh. The purpose of this research is to know the pattern of labor demand in Bangkalan so that Department of Social, Manpower and Transmigration can use to develop a precise planning strategies. Based on the survey , in 2016 there were expectations of businesses to change the workers composition who currently dominated by workers with elementary and secondary education levels. Likewise, in 2017 and 2018 will be still dominated by the high school education level of workers , followed by undergraduate level. Recommendations from this study is more attention and follow-up of the Department of Social, Manpower and Transmigration will be needed to open more Labor Training Center (BLK) in some locations, such as BLK at the sub district to train the workforce skills at the level of high school education. As well as carrying out the Job Fair which facilitates undergraduate labor to get a job. PENDAHULUAN Pembangunan ekonomi dengan berbagai definisi yang menyertainya dilakukan dengan keinginan untuk mewujudkan tujuan untuk kesejahteraan rakyat, antara lain untuk meningkatkan taraf hidup, kecerdasan, yang semakin adil dan merata serta meletakkan landasan yang kuat untuk pembangunan berikutnya, serta pencapaian tingkat distribusi pendapatan yang ideal, peningkatan upah minimum yang benar-benar mencukupi kebutuhan hidup keluarga dan lain sebagainya. Namun ternyata pembangunan belum mampu memberikan hasil seperti yang diharapkan, salah satunya bisa dilihat dari belum tersedianya lapangan kerja yang memadai bagi angkatan kerja, baik ditinjau dari segi jumlah lapangan pekerjaan, pendapatan tenaga kerja maupun kesesuaian pekerjaan terhadap keahlian dan tingkat pendidikan. Padahal pada sisi lainnya ternyata tenaga kerja memiliki peranan penting dalam proses produksi dan pembangunan. Dengan asumsi kapital dan sumber daya alam tersedia memadai, serta aplikasi dari teknologi yang memadai maka tingkat GNP yang dapat dicapai oleh suatu wilayah tergantung kepada jumlah tenaga kerja yang tersedia(Perkins et al. 2012). Secara sederhana jumlah tenaga kerja yang tersedia dimaksudkan
The need for investment as factors triggering the development of a country has a very important r... more The need for investment as factors triggering the development of a country has a very important role. Foreign direct investment can be one of the important sources of capital in developing countries, and contribute, the national development by transfer of asset, management, and technology to stimulate the economy of the country.The purpose of this research is to determine the effects of interest rate, inflation, economic growth, openness on foreign direct investment (cases study in 5 Southeast Asia countries namely, Indonesia, Malaysia, Thailand, Philippines, and Vietnam period of 2005 to 2012). The analytical method in this study is linear regression analytical method of panel data with Fixed Effect Model (FEM) method to calculate the data is used by Eviews 8 software.The result of this research showed that during 2005 to 2012 the economic growth has positive and significant effect on foreign direct investment. Interest rate, inflation, and openness have negative and significant onforeign direct investment. Simultaneously, independent variable is significantly affect on dependent variable. PENDAHULUAN Usaha-usaha pembangunan yang dilakukan oleh negara sedang berkembang umumnya berorientasi pada bagaimana memperbaiki atau meningkatkan taraf hidup masyarakatnya, maka untuk mempercepat pembangunan ekonomi diperlukan dana yang besar. Namun dengan adanya keterbatasan modal di suatu negara akan menyebabkan rendahnya produktivitas perekonomian sehingga berakibat pada rendahnya pendapatan yang diterima masyarakat. Selanjutnya pendapatan yang rendah akan berpengaruh pada keterbatasan tabungan yang diperlukan dalam kegiatan investasi periode berikutnya. Negara-negara berkembang pada umumnya memiliki ciri negara yang kekurangan modal, tingkat tabungan dan investasi yang juga rendah. Usaha memobilisasi dana tabungan domestik melalui perpajakan dan pinjaman masyarakat tidak cukup untuk menaikkan laju pertumbuhan modal. Selain itu negara berkembang memiliki ciri keterbelakangan teknologi, ini terlihat dari biaya rata-rata produksi yang tinggi dan produktivitas modal yang rendah, sebab tenaga buruh kurang terampil dan peralatan modal yang usang. Sehingga melalui investasi dan impor modal asing akhirnya merupakan alternatif untuk menambah tabungan domestik. Keseluruhan arus modal asing dibagi dalam modal yang tidak dan yang harus dibayar kembali. Dalam kelompok arus modal yang tidak harus dibayar
This research mainly aims to analyze the eligibility of the salt business level, the efficiency t... more This research mainly aims to analyze the eligibility of the salt business level, the efficiency techniques level, and the economic efficiency from salt folk production factors. Methods of analysis used are eligibility business method with R/C ratio and analysis of production efficiency with the function of Stochastic Frontier Cobb-Douglas production with frontier program 4.1c and Return to scale test. The result shows that the salt folk business stand on good position or in other word. However, that production factor of salt folk does not efficiencies yet until need to add some input in order to reach whole of efficiency. PENDAHULUAN Luas Lahan garam produktif di Indonesia mencapai 20.089 Ha. Dari keseluruhan wilayah penghasil garam di Indonesia, luas lahan terbesar berada di Pulau Madura yaitu sebesar 11.170,96 Ha atau 60 persen dari keseluruhan lahan garam di Indonesia (Kementerian Kelautan dan Perikanan, 2013). Ditunjang oleh kekayaan alam yang menjadi modal utama produksi garam, Indonesia seharusnya mampu menciptakan produksi secara mandiri. Akan tetapi yang terjadi adalah Indonesia masih harus mengimpor garam untuk memenuhi kebutuhan garam nasional. Total kebutuhan garam nasional pada tahun 2013 sebesar 3,57 juta ton untuk garam konsumsi dan garam industri, namun Indonesia hanya mampu memproduksi garam sebesar 1,08 juta ton sementara untuk menutupi kekurangan kebutuhan garam nasional, Indonesia harus impor sebesar 3,87 juta ton dengan rincian 1,5 juta ton untuk konsumsi rumah tangga dan 2,3 juta ton untuk industri (Kementerian Perindustrian, 2014). Permasalahan yang timbul saat ini adalah bahwa kebutuhan garam nasional cenderung mengalami peningkatan seiring dengan peningkatan pertumbuhan penduduk dan industri. Sedangkan lahan areal pegaraman semakin terbatas karena banyak lahan pegaraman dijadikan lahan pergudangan dan perumahan sedang pembukaan lahan baru memerlukan biaya tinggi, hal tersebut tentunya akan berpengaruh terhadap produksi nasional (Effendy, dkk, 2014). Luas lahan produksi garam secara nasional yaitu 34.731 Ha. Masalahnya adalah tidak keseluruhan lahan tersebut produktif, hanya seluas 20.089 Ha yang produktif. Sebagai negara kepulauan, setiap daerah di Indonesia memiliki potensi untuk mengembangkan produksi garam, namun hanya ada beberapa daerah yang dikenal sebagai produsen utama garam, termasuk pulau Madura. Hal ini dikarenakan produksi garam memerlukan kondisi topografi landai dengan kemiringan kecil dan intensitas matahari yang tinggi (maksimal). Pulau Madura dikenal sebagai pulau garam dikarenakan 60% lahan produksi garam di
This research mainly aims to analyze the eligibility of the salt business level, the efficiency t... more This research mainly aims to analyze the eligibility of the salt business level, the efficiency techniques level, and the economic efficiency from salt folk production factors. Methods of analysis used are eligibility business method with R/C ratio and analysis of production efficiency with the function of Stochastic Frontier Cobb-Douglas production with frontier program 4.1c and Return to scale test. The result shows that the salt folk business stand on good position or in other word. However, that production factor of salt folk does not efficiencies yet until need to add some input in order to reach whole of efficiency.
Economic growth is an indicator to determine the overall of economy condition. There are some lea... more Economic growth is an indicator to determine the overall of economy condition. There are some leading sectors that become jump-start economic growth of a country. They are the primary sectors consist of agriculture and mining, and the secondary sector is processing industry. This research aims to understand the impact of export, investment, and productivity to economic growth in Indonesia's primary and secondary sectors. This research uses the panel data regression method (Panel Least Square). From the estimation result, fixed effect is the best model of the model selection using the Chow test. It is shown by partial test (t-test) that exports, investment and productivity have a positive and significant impact to economic growth in Indonesia's primary and secondary sectors. In a cross-sectoral, relative estimation results indicate that exports of agricultural and industrial have positive impact on the growth while the mining sector has a negative impact. In other side, investment and productivity of primary sectors (agricultur and mining) have negatif impact on growth while the industrial has positive impact. PENDAHULUAN Globalisasi adalah perubahan atau perkembangan hubungan antara individu dan masyarakat yang mempengaruhi kegiatan ekonomi, kepemerintahan dan lingkungan. Indikator yang membangun globalisasi diantaranya adalah integrasi ekonomi, konektivitas teknologi, personality dan kegiatan politik. Dinamika ekonomi secara terus-menerus mendorong setiap negara untuk mulai memilih perekonomian terbuka (economic opened) sebagai sebuah integrasi ekonomi. Batasan-batasan tentang mekanisme atau teknik perdagangan internasional secara perlahan akan menipis. Konsep perdagangan internasional tersebut, sejalan dengan pemikiran kaum klasik bahwa tanpa adanya intervensi atau campur tangan dari pemerintah, maka semua tindakan manusia akan berjalan secara harmonis, otomatis, dan bersifat self-regulating (Deliarnov, 2010: 23). Integrasi ekonomi memiliki dua cabang yaitu perdagangan internasional dan keuangan internasional. Selain mobilitas barang dan jasa, arus modal merupakan salah satu instrumen penting dalam menopang kegiatan ekonomi suatu negara, khususnya dalam peningkatan produktivitas dalam negeri. Meskipun pada dasarnya globalisasi memiliki peranan besar dalam perdagangan dunia, hal tersebut tidak sepenuhnya mampu diikuti oleh semua negara. Masih terdapat negara-neara yang belum memanfaatkan momentum dari perdagangan dunia, sehingga tingkat pertumbuhan, perdagangan dan makroekonomi di setiap
Traffic capital across countries is one of investment opportunities from domestic and abroad to s... more Traffic capital across countries is one of investment opportunities from domestic and abroad to stimulate the economic growth of developing countries. Compared to other forms of capital, Foreign Direct Investment is the flow of capital is long-term and relatively not as vulnerable to economic shocks. The aim of this study is to see the performance of FDI movement as a capital inflow in Indonesia and to explores whether factors that affect FDI using Dunning's ecletic model. This study focused on two basic analysis, descriptive analysis and quantitative analysis using the Error Correction Model (ECM). The results of short-term ECM estimate shows that FDI is influenced by inflation and the degree of economic openness. Furthermore, the result in the long term ECM estimate show that only variable that infrastructure does not significantly affect the movement of FDI in Indonesia.
This study was conducted to examine the influence of fundamental factors of profitability and liq... more This study was conducted to examine the influence of fundamental factors of profitability and liquidity on dividend policy (DPR). And furthermore the influence of profitability, liquidity and dividend policy (DPR) to return stock in companies incorporated in the Jakarta Islamic Index listed on the Indonesia Stock Exchange for the period 2010-2013. The sampling technique used in this research is purposive sampling with criteria : (1) It is listed in Indonesia Stock Exchange 2010-2013. (2) It is always seem annual financial statements for the period 2010-2013. (3) It is always pay dividends. The data required in this study were drawn from the Indonesian Capital Market Directory (ICMD) from 2010 to 2013 consisting of 20 companies. Multiple regression analysis of the data. Hypothesis test used the t-statistic at the 5% significance level. The results showed profitability and dividend policy (DPR) have a significant effect on stock returns. These results indicate that the performance of the fundamental factors of profitability and dividend payout on stock returns are used by investors to predict stock returns manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange in 2010-2013. PENDAHULUAN Perusahaan merupakan suatu unit kegiatan produksi yang mengelola sumber-sumber ekonomi untuk menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan dan dapat memuaskan kebutuhan masyarakat. Tujuan perusahaan adalah untuk memaksimalisasikan kesejahteraan pemilik perusahaan atau pemegang saham dengan cara meningkatkan nilai perusahaan Melalui pasar modal para investor dapat melakukan kegiatan invesatasi pada perusahaan tertentu dengan melakukan pembelian saham atau surat-surat berharga. Salah satu tujuan dan alasan para investor melakukan kegiatan investasi di pasar modal adalah untuk mendapatkan return atas hasil investasi mereka guna mendapatkan kehidupan yang lebih layak di kehidupan yang akan datang.Semakin tinggi resiko suatu investasi maka semakin tinggi pula tingkat keuntungan (return) yang disyaratkan oleh investor (Jogiyanto, 2008). Return atau pengembalian atas kegiatan investasi merupakan penghasilan yang di terima dari suatu investasi di tambah dengan perubahan harga pasar, yang biasanya dinyatakan sebagai persentase dari harga pasar awal dari investasi tersebut (James & Jhon, 2009).Semakin tinggi harga jual saham di atas harga belinya, maka semakin tinggi pula return yang diperoleh investor (Ang, 1997). Tingkat return atas hasil kegiatan investasi dari pembelian saham sangat
This study aimed to analyze the effect of macroeconomic variables on Indonesian Islamic stock ind... more This study aimed to analyze the effect of macroeconomic variables on Indonesian Islamic stock index. Macroeconomic variables used is the interest rate of Bank Indonesia (BI-rate), inflation, exchange rate, Bank Indonesia Certificates Sharia (SBIS) and world oil prices. The data used in this research is secondary data during the period May 2011 until September 2015 using a model error correction model (ECM) where the end result is going to measure the effect of macroeconomic variables on Indonesian Sharia Stock Index in the short term and long term.
This study aims to analyse the potency and projection of the economy of Tangerang Municipality du... more This study aims to analyse the potency and projection of the economy of Tangerang Municipality during 2014 to 2018. By doing so, the local government of Tangerang can use such information to formulate the appropriate policies to foster inclusive economic growth. This study is essential as Tangerang Municipality experienced a slow down in economic growth in 2014 compared to the previous year. This study uses quantitative methods namely Location Quotient (LQ) analysis, to identify leading sectors of the economy, and Least Squares Method, to make a projection of the economy. In addition, descriptive analysis is also used to briefly interpret the quantitative data and formulate policy recommendations. The results show that: (1) the leading sectors of Tangerang Municipality are manufacturing industry sector, transportation and warehousing sector, information and communication sector, and business services sector, (2) the projection analysis showed that in 2018, based on constant price and current price RGDP, Tangerang Municipality will experience positive economic growth. This will also be true for per capita RGDP. Moreover, inflation and open unemployment rate will decline. PENDAHULUAN Salah satu sasaran pembangunan nasional adalah menciptakan pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan, termasuk di dalamnya pemerataan pendapatan antar daerah. Untuk mencapai sasaran pembangunan tersebut diperlukan perencanaan pembangunan ekonomi yang baik. Hal tersebut disebabkan oleh pembangunan ekonomi daerah yang berkaitan erat dengan potensi ekonomi dan karakteristik yang dimiliki. Pada umumnya potensi ekonomi dan karakteristik yang dimiliki berbeda antarsatu daerah dengan daerah lainnya. Oleh karena itu, informasi daerah yang lengkap, akurat dan terkini sangat diperlukan untuk mewujudkan sasaran pembangunan tersebut. Dalam kerangka tersebut, Pemerintah daerah Kota Tangerang dituntut untuk dapat menjalankan fungsi pemerintahan di wilayahnya yang dimanifestasikan dengan mendorong akselerasi pertumbuhan ekonomi di Kota Tangerang. Menurut Tjitroresmi et.al., (2006), dalam era otonomi daerah, banyak kabupaten/kota yang memfokuskan pada pemanfaatan potensi unggulan sebagai ladang peningkatan pendapatan asli dalam meningkatkan kemampuan keuangan daerah. Dalam upaya mencapai tujuan pembangunan ekonomi daerah, kebijakan utama yang perlu dilakukan adalah mengusahakan semaksimal mungkin agar prioritas pembangunan daerah sesuai dengan potensi pembangunan yang dimiliki oleh daerah. Salah satu upaya yang dapat dilakukan Pemerintah Kota Tangerang dalam meningkatkan pertumbuhan ekonominya adalah dengan mengoptimalkan
In 2008, the Department of Commerce of the Republic of Indonesia has launched a creative economic... more In 2008, the Department of Commerce of the Republic of Indonesia has launched a creative economic development documents interpreted the 2025 Indonesia became the starting point and guide the development of the creative economy in Indonesia. With the existence of this document, the industry and its stakeholders or other stakeholders can readily develop the creative economy in Indonesia. Economic development in the direction of the creative industries is one manifestation of optimism aspiration to support the Master Plan for the Acceleration and Expansion of Indonesia's Economic Development in realizing the vision of Indonesia are being developed nation. The main objective of this study is the first to analyze the role of the creative industries in Indonesia for labor, value added and productivity, secondly, to analyze the performance trend of the creative industries sector, and third, to analyze the factors affecting the performance of the creative industries sector in Indonesia. Under Indonesia Standard Industrial Classification (ISIC) and codes 151-372 (manufacturing industries category) identified 18 industry groups belonging to the creative industries, showed that the performance of the national creative industries has been relatively high (in terms of trend analysis of the performance of the industrial creative). Furthermore, regression analysis of panel data (econometrics) indicates that company size (SIZE), wages for workers (WAGE) and the content of local inputs (LOCAL) has a significant impact on the performance of Indonesia's creative industry. Meanwhile, the concentration ratio (CR4) no consequences but have koresi significantly positive effect on the performance of Indonesia's creative industry. PENDAHULUAN Industri kreatif didefinisikan sebagai industri yang berasal dari pemanfaatan kreativitas, keterampilan serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan dengan menghasilkan dan memberdayakan daya kreasi dan daya cipta individu tersebut (Kemendag, 2007: 10). Menurut Harsono (2011: 7) ekonomi adalah sistem yang berhubungan kegiatan manusia dalam memproduksi, mendistribusikan, pertukaran atau perdagangan, dan mengkonsumsi benda dan jasa yang diciptakannya. Kreatif berhubungan dengan kegiatan manusia yang dilandasi oleh sikap mental yang selalu ingin menghasilkan ide-ide baru yang didasari oleh sebuah konsep keindahan. Untuk bisa menghasilkan ide baru dan mempunyai nilai keindahan, maka diperlukan manusia yang mempunyai keahlian dan rasa keindahan yang melebihi kemampuan manusia rata-rata. Ada beberapa kata kunci dalam definisi
ABSTRACK The objectives of this study is to identify and to know policies released by government ... more ABSTRACK The objectives of this study is to identify and to know policies released by government which is related with demarcation of cigarette circulation and explaining maintenance strategy of tobacco's farmer in Panaguan village, Proppo district. Research method of this study is descriptive qualitative method. Observation, interview, library research, and documentation are used as technique of collecting data. The result of this study indicates that government has released some policies of cigarette circulation demarcation. However, those policies have given negative impact for cigarette industry and its perpetrator. They have caused scale degradation of tobacco absorption from warehouse. That condition begets tobacco's price not stable. Moreover, development of Indonesia's cigarette industry descends progressively every year. Maintenance strategy applied by Panaguan village's inhabitant is intensification and efficiency strategy, tumpang sari strategy, double maintenance patterns, commodity manipulation strategy, migration, and also exploit local institute. Keyword: Policy of cigarette demarcation, Tobacco, Maintenance strategy. PENDAHULUAN Komoditas tembakau merupakan salah satu komoditas yang memiliki peranan penting dalam sistem perekonomian Indonesia khususnya dalam pendapatan negara berupa cukai dan devisa serta penyerapan tenaga kerja. Mengacu pada peneitian Hasan dan Darmanto (2013), total penerimaan negara dari cukai rokok mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Tercatat pada 2009 total penerimaan negara dari cukai rokok sebesar Rp. 32,6 triliun, namun pada tahun 2011 total penerimaan negara dari cukai rokok sudah mencapai Rp. 65,4 Triliun. Kemudian pada 2010 industri rokok mampu menyerap tenaga kerja tidak langsung sebanyak 6,1 juta jiwa (Yuska, 2014). Industri rokok merupakan salah satu distributor yang memiliki peranan penting dalam menyerap hasil panen tembakau dari petani. Mayoritas tembakau yang diproduksi oleh petani masih digunakan sebagai bahan baku utama dalam pembuatan rokok. Namun saat ini muncul berbagai kebijakan mengenai pembatasan peredaran rokok yang dikeluarkan oleh pemerintah dan dunia internasional. Kebijakan tersebut dinilai dapat mengancam perkembangan industri rokok nasional. Pada 2005, Badan Kesehatan dunia (WHO) bekerjasama dengan Bank Dunia merumuskan suatu kerangka kerjasama yang sering dikenal dengan istilah Framework Convention on Tobacco Control (FCTC). Tujuan dari perjanjian tersebut adalah untuk memberikan perlindungan terhadap generasi sekarang dan mendatang dari kerusakan kesehatan, konsekuensi sosial,
Gerdu-Taskin program in East Java is more geared to the pattern of development and program manage... more Gerdu-Taskin program in East Java is more geared to the pattern of development and program management more integrated and sustainable. The government's efforts through the Dinas Koperasi dan UMKM in East Java province in the empowerment of the poor began in 2002 until 2009.. In 2010 and 2011 the program continued with the name Movement Welfare Society Program (Gema Sejahtera). The activities carried out by providing funds for lending and borrowing taskin group incorporated in microfinance institutions (MFIs). Role of Microfinance Institutions (MFIs) in supporting SME activities interesting to study because the development of MFIs turned out in line with the development of SMEs.The purpose of this study is the evaluation of the performance of the Empowerment Program Gerdu Taskin is intended MFI to obtain information on the results of the impact of the poverty reduction program through the development of enterprises with the capital loan. Grants received by MFIs in Tuban has been used by the Micro, Small and guided them, in which 40% said their business progress after receiving funds Gerdu taskin of East Java province, while in Bojonegoro only 31.67% said no progress. This is quite reasonable given the characteristics and socioeconomic circumstances in each different region. The main obstacle in the development aid Gerdu Taskin / Gema Sejahtera is a matter of human resources, venture capital is given, and the public perception of the program funding Gerdu Taskin / Gema Sejahtera.To develop MFIs in supporting the SME target is to improve the effectiveness of aid delivery program Gerdu Taskin/ Gema Sejahtera and prevent congestion at the level of beneficiaries of the revolving fund of funds. Another thing that must continue to be encouraged that increase the independence of the MFI beneficiaries through guidance and counseling as well as the development and enhancement of partnerships in business activities MFI beneficiaries in an effort to add value-added production. keyword: Gema Sejahtera; Micro Finance Institution; the effectiveness of aid delivery PENDAHULUAN Pemerintah Propinsi Jawa Timur menempatkan program penanggulangan kemiskinan sebagai salah satu prioritas pembangunan Jawa Timur sebagaimana termuat dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2006 – 2008. Arah kebijakan program ini difokuskan pada upaya penurunan angka kemiskinan, pengurangan jumlah pengangguran, peningkatan kesejahteraan sosial ekonomi RTM, pengurangan beban dan perbaikan mutu hidup kelompok miskin rentan dan penguatan kapasitas kelembagaan agar
The aim in this study was to determine the development strategy of the region Agropolitan Nganjuk... more The aim in this study was to determine the development strategy of the region Agropolitan Nganjuk by knowing the internal factors and external factors that exist in Nganjuk. The method used in this research is SWOT analysis to identify the weaknesses, strengths, opportunities and challenges in the development of the area Agropolitan in Nganjuk so it can determine its development strategy. The results this study is the development strategy that can be used is divided into three stages: 1) Incubation, equating the vision of all stakeholders, 2) implementation, the implementation of development strategies that have been defined, 3) Exit Strategy, strategy development and renewal. PENDAHULUAN Pengembangan Kawasan Agropolitan (PKA) pada prinsipnya bukan merupakan kegiatan yang bersifat 'exclusive' tetapi lebih bersifat 'complement' terhadap 3 (tiga) agenda prioritas pembangunan di JawaTimur, tahun 2009 – 2014, yaitu: Pertama, meningkatkan percepatan dan pemerataan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan berkelanjutan, terutama melalui pengembangan agroindustri/ agrobisnis, serta pembangunan dan perbaikan infrastruktur terutama pertanian di perdesaan. Kedua, memperluas lapangan kerja, meningkatkan efektifitas penanggulangan kemiskinan,memberdayakan ekonomi rakyat, terutama wongcilik dan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Sedangkan yang ketiga adalah memelihara kualitas dan fungsi lingkungan hidup serta meningkatkan perubahan pengelolaan sumberdaya alam dan penataan ruang. Kabupaten Nganjuk merupakan daerah agraris dan sektor pertanian masih merupakan sektor dominan karena sumber daya alam yang cukup tersedia sehinggga dapat dijadikan dasar untuk meningkatkan daya saing. Selama ini para petani dalam kegiatan usahatani masih bersifat on-farm (budidaya) saja, sedangkan kegiatan yang bersifat off-farm dilakukan oleh non petani sehingga hasilnya masih belum sesuai harapan. Menurut Budiningsih (2015), pengembangan kawasan agropolitan tidak bisa dilakukan hanya oleh pemerintah daerah, namun perlu adanya keterlibatan berbagai stakeholder, terutama petani yang ada di kawasan agropolitan dengan pola penguatan kelembagaan petani dan revitalisasi kelompok petani sebagai unsur penting dalam pengembangan kawasan agropolitan.
The aim of this study is the first, investigate and analyze how much employment in the agricultur... more The aim of this study is the first, investigate and analyze how much employment in the agricultural sector in Buru; second, identify and analyze the level of labor productivity in the agricultural sector in Buru; Third, to know and analyze how much force multipliers agricultural sector in Buru; Fourth, make predictions employment in the agricultural sector from 2006 to 2020. The method used for analysis is the employment elasticity, labor productivity, employment multipliers, and pure forecasts. The results obtained are: First, the employment opportunities in the agricultural sector experienced in KabupatenBuru fluctuate every year, of which the highest employment have occurred in 2002 in the amount of 121.91 percent and the lowest employment occurred in 2010 amounted to-13, 41 percent, while in 2013 the agricultural sector employment reached 3.58 percent; Second, the level of labor productivity in the agricultural sector experienced the lowest Buru regency in 2012 amounted to 4.33 percent, whereas in 2013 the productivity of the agricultural sector by 3.87 percent; Third, another sector employment opportunities created by the agricultural sector in Buru is fluctuating. Increase employment opportunities in other sectors of the largest occurred in 2003 abaout5 people. While the lowest employment multiplier in the period 2001 to 2013 there were in 2012, namely 1 to 2; Fourth, using an assumption of employment elasticity of 3.58 and 17.56 for employment growth as experienced in 2013, the employment opportunities in the agricultural sector Buru expected to increase in 2016 to 2020. Kata Kunci: agriculture, employment opportunity, employment multipliyer, Labor productivity, labor forecasts PENDAHULUAN Peran sektor pertanian dalam perekonomian daerah Kabupaten Buru dapat dilihat dari dua indikator penting yaitu: kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB Kabupaten Buru dan penyerapan tenaga kerja. Dilihat dari kontribusinya terhadap PDRB Kabupaten Buru, sektor pertanian merupakan sektor penyumbang terbesar diantara sektor lainnya, yang mana kontribusinya sebesar 44,69 persen pada tahun 2013. Sementara itu dilihat dari penyerapan tenaga kerja sektoral, sektor pertanian tetap mendominasi dengan penyerapan tenaga kerja sebesar 48,53 persen di tahun yang sama. Jumlah tenaga kerja sektor pertanian yang besar ini merupakan salah satu sumber daya sosial yang dapat menentukan keberhasilan di pembangunan Kabupaten Buru. Pembangunan disuatu wilayah dikatakan berhasil jika dilihat dari banyaknya tenaga kerja yang terserap di wilayah tersebut (Maulana. et al. 2005). Penyerapan tenaga kerja dapat meningkatkan pendapatan perrkapita penduduk yang akan dapat pula
ABSTRACK The fisheries sector is one sector of the economy that became the foundation of life of ... more ABSTRACK The fisheries sector is one sector of the economy that became the foundation of life of many residents, especially fishermen. One strategy that is done for the development of this sector is the minapolitan concept, where fisheries and marine sector became the driving force of the economy in the Minapolitan.This study intends to examine whether the fisheries sector is a sector-basis which can be developed without constrained by the capacity of the local economy-in areas designated as Minapolitan. Furthermore, this study also intends to find out whether the factors that drives the development of the fisheries sector, so expect the resulting findings can serve as a reference for decision makers in the field of fisheries.Results of research by using location quotient (LQ), found that almost all regencies Minapolitan really have the advantage in the fisheries sector. However there are some areas that do not excel in this sector when viewed from the LQ coefficient. The area in question is Malang, Tulungagung, Pasuruan and Tuban Region. By using regression methods, can be found that fisheries production is influenced significantly by the number of fishermen, boats and outboard motor boats. The factors that most influence are motorboats. As for the production of farmed fish, is affected by the number of fish farmers and land cultivation. The most instrumental factor in the development of farmed fish is a fish farmer. PENDAHULUAN Laut menjadi tumpuan hidup bagi banyak penduduk Indonesia terutama yang berprofesi sebagai nelayan dan petani tambak.Mereka hidup di wilayah pesisir, mengandalkan hasil tangkapan ikan atau hasil laut lainnya, membudidayakan perikanan, ataupun melakukan pengolahan terhadap hasil perikanan.Kesemuanya ini menunjukkan bahwa lautan telah banyak memberikan peran dalam kehidupan Bangsa Indonesia.Akan tetapi, orientasi kebijakan pembangunan sejak awal pembangunan selalu berpusat ke daratan.Orientasi kebijakan yang terpusat ke daratan seolah-olah menjadikan posisi nelayan dalam kelompok yang terabaikan.Hanya sedikit di antara kelompok nelayan yang mempunyai tingkat kesejahteraan memadai.Mereka lebih banyak terhimpit oleh masalah-masalah kemiskinan dan ketidakberdayaan.Kesadaran untuk mulai lebih memberdayakan sektor kelautan dan perikanan mulai tumbuh setelah Indonesia mengalami keterpurukan ekonomi pada akhir tahun 1990-an, yang ditunjukkan oleh terbentuknya Departemen Eksplorasi Laut pada saat pemerintahan kabinet reformasi Abdurahman Wahid (1999-2001), yang sebelumnya tidak ada.Sebutan untuk departemen ini sekarang adalah Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).
This study aimsto analyzemodel and impact ofpolicy simulationin riceandmaizeproduction werecarrie... more This study aimsto analyzemodel and impact ofpolicy simulationin riceandmaizeproduction werecarried out bywet land farm households. The study was conductedin Kepuh Kembengvillage PeteronganDistrict Jombang Regency, East Java Province. This study using simultaneous equationsmodel and analyzed by syslin 2SLS. The results showedthat farm householdsproductionof riceandmaizeaffected bythe use ofinputssuch aslabor, ureaandTSP fertilizers. Farm householdrice and maize productiondetermineearned of totalprofit. Simulationsubsidypolicy of increasingprices of fertilizersmake lowerrice andcorncost production, finally increase profitabilityof rice, cornandtotalprofits of farm household. PENDAHULUAN Padi dan jagung merupakan komoditas yang sangat penting bagi bangsa Indonesia. Tingkat konsumsi padi (beras) dan jagung nasional dari tahun ke tahun terus meningkat yang menjadikan Indonesia menjadi importir untuk dua komoditas tersebut. Christianto (2013) menyatakan bahwa pada tahun 2012 total nilai impor beras Indonesia mencapai US$ 438. Sedangkan untuk komoditas jagung data FAO (2015) menunjukkan bahwa impor pada tahun 2012 sebesar 1.692.995 ton. Impor yang semakin besar disebabkan oleh konsumsi yang lebih besar daripada produksi. Produksi padi dan jagung dilakukan oleh rumah tangga petani yang secara teori, memiliki dua proses yaitu produksi dan konsumsi. Dalam memaksimumkan fungsi utilitas, rumah tangga petani menghadapi kendala berupa alokasi waktu, kendala produksi dan pendapatan tunai. Singh, et al., (1986) menyatakan bahwa rumah tangga dalam memaksimalkan utilitasnya menghadapi kendala waktu.Alokasi waktu untuk santai, alokasi waktu untuk bekerja (F) tidak dapat melebihi total waktu yang tersedia. Kendala waktu ini berhubungan dengan masalah input tenaga kerja, yang berpengaruh pada kegiatan produksi rumah tangga. Berkaitan dengan produksi,padi dan jagung merupakan komoditas yang biasa ditanamoleh rumah tangga petani, karena padi biasanya tidak hanya untuk dijual tetapi juga untuk dikonsumsi sendiri. Dalam proses produksi, rumahtangga petani membutuhkan input berupa tenaga kerja dan sarana produksi. Tenaga
Regional economic growth structure in Regional Unit Development (RUD) IV East Java Province are d... more Regional economic growth structure in Regional Unit Development (RUD) IV East Java Province are different. It is caused by different of natural resources, demography, and different potential of its regional so it can make the disparity of economical development. This research uses secondary data PDRB to know how the economical development structure, the best sector, and the disparity level that is occur in each regional. Shift Share-Esteban Marquillas Analysis showed that in Jember, Bondowoso, and Situbondo Regional occur the changing of dominant sector that dominated by agricultural (primary sector) to tertiary sector due to the conversion of agricultural land to non-agricultural sector. Disparity in development using williamson index analysis , the results fluctuated with a declining trend and has an average inequality is quite low. Overall position of the economy in the district of East Java in the RUD IV included in the relatively underdeveloped regions. Based on the relationship between economic growth and development imbalances stated that the Kuznets hypothesis (curve U-Reversed) turned out to be valid in the RUD IV East Java Province. PENDAHULUAN Pembangunan adalah suatu proses multidimensional yang melibatkan berbagai perubahan-perubahan mendasar dalam struktur sosial, tingkah laku sosial, dan institusi sosial, di samping akselerasi pertumbuhan ekonomi, pengurangan ketimpangan pendapatan, serta pemberantasan kemiskinan (Todaro, 2000:20). Maka tujuan dari pembangunan itu sendiri adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sehingga diperlukan pertumbuhan ekonomi yang meningkat dan distribusi pendapatan yang merata. Pertumbuhan ekonomi dan pemerataan ekonomi merupakan dua tujuan pembangunan yang seharusnya dapat dicapai secara bersamaan dalam proses pembangunan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi tanpa diikuti oleh pemerataan ekonomi akan memperlebar jurang pemisah antara satu kelompok masyarakat dan kelompok lainya, sementara pemerataan ekonomi tanpa pertumbuhan ekonomi sama halnya dengan meningkatkan kemiskinan suatu daerah (Rubiarko, 2013). Pertumbuhan ekonomi yang cepat yang tidak diimbangi dengan pemerataan, akan menimbulkan ketimpangan wilayah. Ketimpangan wilayah (regional disparity) tersebut, terlihat dengan adanya wilayah yang maju dangan wilayah yang terbelakang atau kurang maju. Hal ini dikarenakan tidak memperhatikan apakah pertumbuhan tersebut lebih
Shari'ah banking currently has a strong legal standing with the presence of the Undang-Undang 21,... more Shari'ah banking currently has a strong legal standing with the presence of the Undang-Undang 21, 2008 on banking Shari'ah. It is very influential on the existence of the banking Shari'ah are increasingly in demand by many. Islamic bank is better known by the profit-sharing system has a range of products that use Mudaraba and Musharaka contract, considered more equitable for all parties. But from the available data suggests that the financing is not dominant. Murabaha Islamic banks is greater than the mudaraba. Islamic economics can not be separated from the real sector, especially SMEs, its existence requires the support of other parties, including Islamic banks. Financing products with mudharabah it is appropriate to sustain the business capital of SMEs. Based on data from the central statistical agency that the growth of SMEs in 2010 amount to 55,206,444 units in 2012 to 56,534,592 units experiencing good growth, so it takes a good response for Islamic banks. This paper uses a descriptive qualitative limitations in this paper is focused on products of financing in Islamic bank and real sector SMEs. This paper uses literature study from various sources. The results of this paper that the potential for product development in Islamic bank financing is still very large. It is seen that the number of SMEs continues to grow, then the portion of financing products are still small. This shows that the products of financing in Islamic banks are very suited to the conditions and character of SMEs. Mudharabah product development potential is still very large and very spacious. PENDAHULUAN Seiring dengan perbaikan dan reformasi perbankan nasional pasca krisis ekonomi, perbankan syari'ah yang merupakan bagian dari perbankan nasional mulai memasuki babak baru implementasi sistem perbankan nasional dengan segala hambatan dan perkembangan yang secara berkala terus diperbaiki sesuai dengan syariat Islam. Perbankan syari'ah era reformasi dimulai dengan disetujuinya Undang-undang No.10 tahun 1998 tentang perbankan syari'ah (Antonio, 2001:26). Kemudian disempurnakan dengan adanya undang-undang Perbankan Syari'ah nomor 21 tahun 2008. Ide dasar sistem perbankan Islam sebenarnya dapat dikemukakan dengan sederhana.Operasi institusi keuangan Islam terutama berdasarkan pada prinsip PLS (porfit-and-loss-sharing bagi untung dan rugi). Prinsip bagi hasil ini dalam keuangan Islam sangat dianjurkan dan merupakan solusi yang pantas dan relefan untuk mengatasi masalah alokasi dana yang terbatas, baik yang berupa dana pinjaman atau tabungan dengan maksud supaya pengelolaan dan pembiayaan bisnis secara efektif dapat tercapai. Bank Islam tidak membebankan
The purpose of this study was to analyze the budgeting education and health. It is based on progr... more The purpose of this study was to analyze the budgeting education and health. It is based on program priorities of Madiun district and Law Number 23 of 2014 on Regional Government. This study using analysis of Value for Money Analysis and Budgeting Analysis Program. The conclusion of this study is the health sector budget in accordance with Law No. 23 in 2014, but the education budget is still below the target of 20% of the national budgeting. Furthermore, factors driving and inhibiting local budgeting is the human resource capacity planner uneven and insufficient coordination between SKPD .
Development around the campus of University of Trunojoyo Madura continues to grow rapidly along w... more Development around the campus of University of Trunojoyo Madura continues to grow rapidly along with the increasing number of students in each year. It leads to a competition for a piece of land either. The aims of this study are to know the condition of the land uses after the development of life on the campus of UTM, to know the differences of land values in the campus area of UTM and outside campus area (Non UTM), and to know the factors which affect the land values around the campus area. The Analyzing data which used in this study are descriptive analysis, t-Test analysis, and multiple linier regression analysis with dummy. The results of this study show that the land uses around the campus of UTM are for agriculture, residential, boarding house, and business. The highest land value around the campus area is Rp. 2.500.000/ M 2 , While the highest land value outside campus area (Non UTM) is Rp. 850.000/M 2. The factors which affect the land values around the campus area are the distance of the land to the main road, the distance of the land to the campus of UTM, legality, topography, and the ground form.
Uploads
Papers by Jurnal MediaTrend