Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui variasi suhu bunga A.variabillis ungu, A.variabillis ku... more Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui variasi suhu bunga A.variabillis ungu, A.variabillis kuning dan A.gigas saat mekar dan untuk mengetahui jenis dan jumlah kunjungan polinator. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2016 di konservasi exsitu bunga bangkai keluarga bapak Dalam penelitian ini didapatkan 4 Jenis serangga yang mengunjungi spesies Amorphophallus sp yaitu lebah tanpa sengat (trigona sp) dari suku Apidae, lalat hijau Lucilia sericata dari suku Calliphoridae, kumbang kubah dari suku Coccinelidae dan semut suku Formicidae. Jumlah kunjungan serangga saat mekar pada bunga A.variabillis ungu, A.variabillis kuning dan A.gigas sebanyak 291 kunjungan, dimana diantaranya terdapat 11 kunjungan untuk jenis lalat hijau, 143 jenis kumbang, 90 lebah dan 47 kunjungan untuk serangga semut. Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara suhu bunga A.variabillis ungu dan A.variabillis kuning dengan kunjungan serangga polinator. Holidin. Metode yang digunakan adalah Observasi dan Acidental sampling yang mana pengamatan dilakukan dengan melibatkan alat indera secara langsung. Pada penelitian ini penglihatan merupakan salah satu teknik yang penting dalam pengambilan data dengan melihat jenis dan jumlah kunjungan polinator pada bunga A.variabillis ungu, A.variabillis kuning dan A.gigas. Data variasi suhu bunga dianalisis secara kuantitatif dan disajikan dalam bentuk tabel dan grafik. Dengan metode ini pengamatan dapat dilaksanakan dengan terperinci untuk mengetahui tingkat variasi suhu bunga Amorphophallus dan intensitas kunjungan polinator pada bunga tersebut. Berdasarkan hasil penelitian, bahwa suhu bunga A.variabillis ungu, A.variabillis kuning dan A.gigas bervariasi. Dimulai dari suhu terendah pada A.variabillis ungu 15,40 o C (spatha), 16,12 o C (osmofor) sampai suhu tertinggi 38,31 o C (spatha), 36,08 C (osmofor). Pada A.variabillis kuning suhu tertinggi sebesar 35,12 o C (spatha) 35,77 C (osmofor) dan, suhu terendah 15,45 o C (spatha) 16,25 o C (osmofor). A.gigas suhu bunga memiliki pola pada hari ke-3 sampai ke-7 dengan spatha lebih dominan tinggi dibandingkan dengan suhu osmofor, puncak suhu osmofor tertinggi pada bunga A.gigas teramati pada hari ke-2 sebesar 32,91 o C sedangkan spatha pada hari ke-4 dengan suhu rata-rata 36,85 o C. Peningkatan suhu dimulai pada pukul 06:00 hingga siang hari pukul 12:00, kemudian suhu menurun mulai pukul 15:00 sampai pukul 18:00. Hal ini menunjukan suhu lingkungan berpengaruh terhadap keadaan suhu pada bunga. Suhu ratarata tertinggi pada semua bunga terjadi pada pukul 12:00 dan suhu terendah berada di pagi hari pukul 06:00. o o
Menurut data Central Intelligency Agency dalam publikasi World Factbook 2016, Indonesia menempati... more Menurut data Central Intelligency Agency dalam publikasi World Factbook 2016, Indonesia menempati peringkat 4 jumlah penduduk terbesar didunia dengan total populasi sebanyak 258 juta jiwa. Dengan jumlah penduduk yang begitu besar, penyerapan tenaga kerja menjadi permasalahan penting yang dihadapi bangsa Indonesia, karena tidak hanya berkaitan dengan permasasalahan ekonominamun juga akan mempengaruhi keadaan sosial masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh PDB, FDI, dan Upah Minimum terhadap Penyerapan tenaga kerja di Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linear berganda. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder diperoleh dari Badan Pusat Statistik dan World Bank Hasil penelitian menujukkan bahwa secara bersama-sama PDB, FDI dan Upah Minimum berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja di Indonesia. Namun, secara parsial FDI tidak berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja. Sedangkan secara parsial, masingmasing dari PDB dan Upah Minimum memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja. Pengaruh positf PDB terhadap penyerapan tenaga kerja sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa PDB memiliki pengaruh yang positif terhadap penyerapan tenaga kerja. Sedangkan, pengaruh positif Upah Minimum bertentangan dengan teori permintaan tenaga kerja
Cadangan karbon lahan gambut memegang peran dalam menjaga keseimbangan iklim global. Lahan gambut... more Cadangan karbon lahan gambut memegang peran dalam menjaga keseimbangan iklim global. Lahan gambut menyimpan karbon yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan tanah mineral. Lahan gambut Indonesia tersebar dibeberapa pulau yaitu Sumatera, Kalimantan dan Papua. Provinsi Bengkulu merupakan salah satu Provinsi yang mempunyai lahan gambut tersempit di pulau Sumatera yaitu seluas 8.052 ha. Salah satu titik lokasi sebaran gambut di Provinsi Bengkulu yaitu desa Bukit Peninjauan II Kecamatan Sukaraja Kabupaten Seluma. Di lokasi ini lahan gambut telah banyak dialih fungsikan menjadi lahan pertanian/perkebunan dengan tanaman utaman berupa kelapa sawit dan sebagian karet. Salah satu tujuan pendugaan cadangan karbon adalah untuk mengetahui perubahan wujud karbon untuk menghitung emisi, apabila unsur kabon (C) yang tersimpan terurai ke udara dan terikat dengan O 2 dan akan menjadi CO 2 . Keberadaan gambut pada suatu bentang lahan saat ini adalah penting untuk penyimpanan karbon. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana karakteristik lahan gambut yang ditanami karet dan kelapa sawit serta potensi cadangan karbonnya pada lahan gambut yang ditanami karet dan kelapa sawit. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Juni 2017 di lahan gambut yang ditanami karet dan kelapa sawit di desa Bukit Peninjauan II. Pendugaan cadangan karbon gambut mengunakan data luas lahan, Bobot Isi, C organik dan ketebalan gambut. Berdasarkan hasil penelitian karakteristik lahan gambut yang ditanami karet mempunyai pH 5-6, kedalaman tanah 16-65 cm, ketebalan gambut 8-44 cm, tinggi muka air (-6) - (-33) cm, tingkat kematangan hemik, bobot isi 0,14-0,43 gr/cm 3 , kadar air 100600 %, kadar abu 20-60 %, bahan organik 16-60 % dan C organik 14-48 %. Karakteristik laahan gambut yang ditanami kelapa sawit pH 4-5, kedalaman tanah 76-134 cm, ketebalan gambut 56-114 cm, tinggi muka air (-4) – (-19) cm, tingkat kematangan fibrik, bobot isi 0,10-0,14 gr/cm 3, kadar abu 10-20 %, bahan organik 60-90 % dan C organik 38-58 %. Nilai potensi cadangan karbon lahan gambut tanaman karet adalah sebesar 133,23 ton/ha dengan rata-rata ketebalan gambut 0,2 m dan tingkat kematangan hemik. Potensi cadangan karbon lahan gambut tanaman kelapa sawit adalah 552,33 ton/ha dengan rata rata ketebalan gambut 0,86 m dan tingkat kematangan fibrik. Cadangan karbon tanah gambut merupakan fungsi dari luas lahan, ketebalan dan tingkat kematangan gambut, sedangkan tingkat kematangan gambut mempengaruhi nilai bobot isi dan kadar C organiknya Dari hasil yang diperoleh maka gambut memiliki potensi sebagai tempat pemendaman karbon.
Telah dilaksanakan penelitian tentang Laju Akumulasi Seresah Cemara Laut (Casuarina equisetifolia... more Telah dilaksanakan penelitian tentang Laju Akumulasi Seresah Cemara Laut (Casuarina equisetifolia. L) pada Tingkat Pohon dan Tiang di Kawasan Pantai Sungai Hitam Kota Bengkulu dari bulan Oktober 2016 sampai Januari 2017. Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui kemampuan Cemara Laut (Casuarina equisetifolia. L) dalam menghasilkan seresah pada masing-masing umur tegakan yang berbeda dan mengetahui pada tegakan umur yang mana jatuhan seresah paling tinggi. Penelitian dilakukan dengan dua tahap yaitu tahap pra penelitian dan tahap penelitian. Tahap pra penelitian merupakan tahap survey menentukan lokasi dan membuat petak ukur dalam penelitian sedangkan tahap penelitian utama merupakan tahap pengambilan seresah dengan membuat litter-trap berupa jaring berupa jaring penampung yang ber ukuran 1m x 1m, yang terbuat dari karung yang di jahit dengan bentuk persegi. Trap dipasang tepat diatas lantai hutan. Pada masing-masing tegakan dengan tingkat yang berbeda dibuat sebanyak 20 trap. Pada penentuan lokasi penelitian dilakukan secara systematic sampling. Hasil penelitian yang dilakukan selama 3 bulan pada tegakan tingkat pohon dan tegakan tingkat tiang memiliki jumlah tegakan yang berbeda. Pada tegakan tingkat pohon terdapat 54 jumlah dengan rata-rata diameter 29,15 cm dan rata-rata tinggi 20.06 m. sedangkan jumlah tegakan tingkat tiang 35 dengan rata-rata diameter 16,84 cm dan ratarata tinggi 15,99 m. Laju akumulasi serasah selama pengamatan dimulai bulan Oktober 2016 sampai Januari 2017 untuk tingkat pohon sebesar 7,89 gr/m 2 /minggu sedangkan laju akumulasi seresah tingkat tiang sebesar 6,28 gr/m 2 /minggu. Jatuhan seresah selama tiga bulan dari bulan Oktober 2016 sampai Januari 2017 tertinggi pada tegakan tingkat pohon yaitu daun 86,92%, ranting 12,02%, dan buah 1,06%, sedangkan pada tegakan tingkat untuk fraksi daun 86,53%, fraksi ranting 13.05% dan fraksi buah 0,41%.
Naturalis: Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui perubahan tutupan lahan pada Izin Usaha Pemanfaatan ... more Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui perubahan tutupan lahan pada Izin Usaha Pemanfaatan hutan kemasyarakatan (IUPHKm) Gapoktan Dendan Sejahtera, Gapoktan Dendan Sejati dan Dendan Lestari Kepahiang pada tahun 2008 yaitu sebelum keluarnya IUPHKm dan tahun 2018 setelah keluarnya IUPHKm serta Mengetahui karakteristik sosial ekonomi peserta pengelola hutan kemasyarakatan di Hutan Lindung Bukit Daun pada saat ini. Metode pengambilan data berupa mapping, observasi lapangan, wawancara dan studi pustaka. Penentuan responden dilakukan dengan metode non prabality sampling dengan jumlah responden sebanyak 56 responden Data dianalisis dengan deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Tutupan lahan pada areal izin HKm Gapoktan Dendan Sejahtera, Gapoktan Dendan Sejati dan Dendan Lestari dengan luasan 476 Ha dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu hutan sekunder dan pertanian lahan kering campur. Laju perubahan tutupan lahan yang mengalami peningkatan luas wilayah dalam jumlah yang...
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui variasi suhu bunga A.variabillis ungu, A.variabillis ku... more Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui variasi suhu bunga A.variabillis ungu, A.variabillis kuning dan A.gigas saat mekar dan untuk mengetahui jenis dan jumlah kunjungan polinator. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2016 di konservasi exsitu bunga bangkai keluarga bapak Dalam penelitian ini didapatkan 4 Jenis serangga yang mengunjungi spesies Amorphophallus sp yaitu lebah tanpa sengat (trigona sp) dari suku Apidae, lalat hijau Lucilia sericata dari suku Calliphoridae, kumbang kubah dari suku Coccinelidae dan semut suku Formicidae. Jumlah kunjungan serangga saat mekar pada bunga A.variabillis ungu, A.variabillis kuning dan A.gigas sebanyak 291 kunjungan, dimana diantaranya terdapat 11 kunjungan untuk jenis lalat hijau, 143 jenis kumbang, 90 lebah dan 47 kunjungan untuk serangga semut. Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara suhu bunga A.variabillis ungu dan A.variabillis kuning dengan kunjungan serangga polinator. Holidin. Metode yang digunakan adalah Observasi dan Acidental sampling yang mana pengamatan dilakukan dengan melibatkan alat indera secara langsung. Pada penelitian ini penglihatan merupakan salah satu teknik yang penting dalam pengambilan data dengan melihat jenis dan jumlah kunjungan polinator pada bunga A.variabillis ungu, A.variabillis kuning dan A.gigas. Data variasi suhu bunga dianalisis secara kuantitatif dan disajikan dalam bentuk tabel dan grafik. Dengan metode ini pengamatan dapat dilaksanakan dengan terperinci untuk mengetahui tingkat variasi suhu bunga Amorphophallus dan intensitas kunjungan polinator pada bunga tersebut. Berdasarkan hasil penelitian, bahwa suhu bunga A.variabillis ungu, A.variabillis kuning dan A.gigas bervariasi. Dimulai dari suhu terendah pada A.variabillis ungu 15,40 o C (spatha), 16,12 o C (osmofor) sampai suhu tertinggi 38,31 o C (spatha), 36,08 C (osmofor). Pada A.variabillis kuning suhu tertinggi sebesar 35,12 o C (spatha) 35,77 C (osmofor) dan, suhu terendah 15,45 o C (spatha) 16,25 o C (osmofor). A.gigas suhu bunga memiliki pola pada hari ke-3 sampai ke-7 dengan spatha lebih dominan tinggi dibandingkan dengan suhu osmofor, puncak suhu osmofor tertinggi pada bunga A.gigas teramati pada hari ke-2 sebesar 32,91 o C sedangkan spatha pada hari ke-4 dengan suhu rata-rata 36,85 o C. Peningkatan suhu dimulai pada pukul 06:00 hingga siang hari pukul 12:00, kemudian suhu menurun mulai pukul 15:00 sampai pukul 18:00. Hal ini menunjukan suhu lingkungan berpengaruh terhadap keadaan suhu pada bunga. Suhu ratarata tertinggi pada semua bunga terjadi pada pukul 12:00 dan suhu terendah berada di pagi hari pukul 06:00. o o
Menurut data Central Intelligency Agency dalam publikasi World Factbook 2016, Indonesia menempati... more Menurut data Central Intelligency Agency dalam publikasi World Factbook 2016, Indonesia menempati peringkat 4 jumlah penduduk terbesar didunia dengan total populasi sebanyak 258 juta jiwa. Dengan jumlah penduduk yang begitu besar, penyerapan tenaga kerja menjadi permasalahan penting yang dihadapi bangsa Indonesia, karena tidak hanya berkaitan dengan permasasalahan ekonominamun juga akan mempengaruhi keadaan sosial masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh PDB, FDI, dan Upah Minimum terhadap Penyerapan tenaga kerja di Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linear berganda. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder diperoleh dari Badan Pusat Statistik dan World Bank Hasil penelitian menujukkan bahwa secara bersama-sama PDB, FDI dan Upah Minimum berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja di Indonesia. Namun, secara parsial FDI tidak berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja. Sedangkan secara parsial, masingmasing dari PDB dan Upah Minimum memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja. Pengaruh positf PDB terhadap penyerapan tenaga kerja sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa PDB memiliki pengaruh yang positif terhadap penyerapan tenaga kerja. Sedangkan, pengaruh positif Upah Minimum bertentangan dengan teori permintaan tenaga kerja
Cadangan karbon lahan gambut memegang peran dalam menjaga keseimbangan iklim global. Lahan gambut... more Cadangan karbon lahan gambut memegang peran dalam menjaga keseimbangan iklim global. Lahan gambut menyimpan karbon yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan tanah mineral. Lahan gambut Indonesia tersebar dibeberapa pulau yaitu Sumatera, Kalimantan dan Papua. Provinsi Bengkulu merupakan salah satu Provinsi yang mempunyai lahan gambut tersempit di pulau Sumatera yaitu seluas 8.052 ha. Salah satu titik lokasi sebaran gambut di Provinsi Bengkulu yaitu desa Bukit Peninjauan II Kecamatan Sukaraja Kabupaten Seluma. Di lokasi ini lahan gambut telah banyak dialih fungsikan menjadi lahan pertanian/perkebunan dengan tanaman utaman berupa kelapa sawit dan sebagian karet. Salah satu tujuan pendugaan cadangan karbon adalah untuk mengetahui perubahan wujud karbon untuk menghitung emisi, apabila unsur kabon (C) yang tersimpan terurai ke udara dan terikat dengan O 2 dan akan menjadi CO 2 . Keberadaan gambut pada suatu bentang lahan saat ini adalah penting untuk penyimpanan karbon. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana karakteristik lahan gambut yang ditanami karet dan kelapa sawit serta potensi cadangan karbonnya pada lahan gambut yang ditanami karet dan kelapa sawit. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Juni 2017 di lahan gambut yang ditanami karet dan kelapa sawit di desa Bukit Peninjauan II. Pendugaan cadangan karbon gambut mengunakan data luas lahan, Bobot Isi, C organik dan ketebalan gambut. Berdasarkan hasil penelitian karakteristik lahan gambut yang ditanami karet mempunyai pH 5-6, kedalaman tanah 16-65 cm, ketebalan gambut 8-44 cm, tinggi muka air (-6) - (-33) cm, tingkat kematangan hemik, bobot isi 0,14-0,43 gr/cm 3 , kadar air 100600 %, kadar abu 20-60 %, bahan organik 16-60 % dan C organik 14-48 %. Karakteristik laahan gambut yang ditanami kelapa sawit pH 4-5, kedalaman tanah 76-134 cm, ketebalan gambut 56-114 cm, tinggi muka air (-4) – (-19) cm, tingkat kematangan fibrik, bobot isi 0,10-0,14 gr/cm 3, kadar abu 10-20 %, bahan organik 60-90 % dan C organik 38-58 %. Nilai potensi cadangan karbon lahan gambut tanaman karet adalah sebesar 133,23 ton/ha dengan rata-rata ketebalan gambut 0,2 m dan tingkat kematangan hemik. Potensi cadangan karbon lahan gambut tanaman kelapa sawit adalah 552,33 ton/ha dengan rata rata ketebalan gambut 0,86 m dan tingkat kematangan fibrik. Cadangan karbon tanah gambut merupakan fungsi dari luas lahan, ketebalan dan tingkat kematangan gambut, sedangkan tingkat kematangan gambut mempengaruhi nilai bobot isi dan kadar C organiknya Dari hasil yang diperoleh maka gambut memiliki potensi sebagai tempat pemendaman karbon.
Telah dilaksanakan penelitian tentang Laju Akumulasi Seresah Cemara Laut (Casuarina equisetifolia... more Telah dilaksanakan penelitian tentang Laju Akumulasi Seresah Cemara Laut (Casuarina equisetifolia. L) pada Tingkat Pohon dan Tiang di Kawasan Pantai Sungai Hitam Kota Bengkulu dari bulan Oktober 2016 sampai Januari 2017. Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui kemampuan Cemara Laut (Casuarina equisetifolia. L) dalam menghasilkan seresah pada masing-masing umur tegakan yang berbeda dan mengetahui pada tegakan umur yang mana jatuhan seresah paling tinggi. Penelitian dilakukan dengan dua tahap yaitu tahap pra penelitian dan tahap penelitian. Tahap pra penelitian merupakan tahap survey menentukan lokasi dan membuat petak ukur dalam penelitian sedangkan tahap penelitian utama merupakan tahap pengambilan seresah dengan membuat litter-trap berupa jaring berupa jaring penampung yang ber ukuran 1m x 1m, yang terbuat dari karung yang di jahit dengan bentuk persegi. Trap dipasang tepat diatas lantai hutan. Pada masing-masing tegakan dengan tingkat yang berbeda dibuat sebanyak 20 trap. Pada penentuan lokasi penelitian dilakukan secara systematic sampling. Hasil penelitian yang dilakukan selama 3 bulan pada tegakan tingkat pohon dan tegakan tingkat tiang memiliki jumlah tegakan yang berbeda. Pada tegakan tingkat pohon terdapat 54 jumlah dengan rata-rata diameter 29,15 cm dan rata-rata tinggi 20.06 m. sedangkan jumlah tegakan tingkat tiang 35 dengan rata-rata diameter 16,84 cm dan ratarata tinggi 15,99 m. Laju akumulasi serasah selama pengamatan dimulai bulan Oktober 2016 sampai Januari 2017 untuk tingkat pohon sebesar 7,89 gr/m 2 /minggu sedangkan laju akumulasi seresah tingkat tiang sebesar 6,28 gr/m 2 /minggu. Jatuhan seresah selama tiga bulan dari bulan Oktober 2016 sampai Januari 2017 tertinggi pada tegakan tingkat pohon yaitu daun 86,92%, ranting 12,02%, dan buah 1,06%, sedangkan pada tegakan tingkat untuk fraksi daun 86,53%, fraksi ranting 13.05% dan fraksi buah 0,41%.
Naturalis: Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui perubahan tutupan lahan pada Izin Usaha Pemanfaatan ... more Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui perubahan tutupan lahan pada Izin Usaha Pemanfaatan hutan kemasyarakatan (IUPHKm) Gapoktan Dendan Sejahtera, Gapoktan Dendan Sejati dan Dendan Lestari Kepahiang pada tahun 2008 yaitu sebelum keluarnya IUPHKm dan tahun 2018 setelah keluarnya IUPHKm serta Mengetahui karakteristik sosial ekonomi peserta pengelola hutan kemasyarakatan di Hutan Lindung Bukit Daun pada saat ini. Metode pengambilan data berupa mapping, observasi lapangan, wawancara dan studi pustaka. Penentuan responden dilakukan dengan metode non prabality sampling dengan jumlah responden sebanyak 56 responden Data dianalisis dengan deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Tutupan lahan pada areal izin HKm Gapoktan Dendan Sejahtera, Gapoktan Dendan Sejati dan Dendan Lestari dengan luasan 476 Ha dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu hutan sekunder dan pertanian lahan kering campur. Laju perubahan tutupan lahan yang mengalami peningkatan luas wilayah dalam jumlah yang...
Uploads
Papers by yansen yansen