Receptive Analysis Of Angkatan 2000 in Indonesian Literature ABSTRAK Angkatan 2000 sebagai bagian... more Receptive Analysis Of Angkatan 2000 in Indonesian Literature ABSTRAK Angkatan 2000 sebagai bagian dari sejarah sastra pada mulanya ditolak oleh banyak sastrawan. Melalui perjalanan waktu, Angkatan 2000 tercantum dalam beberapa tulisan ilmiah. Dengan latar belakang tersebut, tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan penerimaan Angkatan 2000 dalam Sastra Indonesia dan usia sastrawan dan karya sebagai indikator klasifikasi sejarah sastra. Pada dasarnya penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif. Data kuantitatif tersebut dideskripsikan sehingga hanya menjadi data awal saja. Sumber data utama berupa satu buku usulan Angkatan dan dua buku dan dua penelitian yang menanggapi. Metode analisis menggunakan metode analisis-deskriptif. Berdasarkan hasil analisis, dapat disimpulkan bahwa 1) Angkatan 2000 diterima sebagai bagian dari sejarah sastra indonesia dan 2) inklusi sastrawan dalam angkatan tidak mempertimbangkan usia sastrawan dan karya.Kata kunci: sejarah, sastra, Angkatan ABSTRAC...
Tulisan ini dilatarbelakangi oleh kondisi kepenyairan Bangkalan yang setelah lama tidak menghasil... more Tulisan ini dilatarbelakangi oleh kondisi kepenyairan Bangkalan yang setelah lama tidak menghasilkan penulis perempuan, pada generasi keempat muncul melalui karya lima orang penulis puisi berjenis kelamin perempuan. Hal ini menghadirkan pertanyaan masalah penelitian 1) Bagaimana sejarah kepenulisan perempuan di Bangkalan? dan 2) Bagaimana tema-tema dominan yang diangkat penulis puisi perempuan Bangkalan dalam puisi mereka? Metode penelitian menggunakan dua metode yaitu metode analisis deskriptif dan metode analisis isi. Dari hasi penelitian dapat dihasilkan dua bahasan sesuai dengan masalah penelitian. Secara kesejarahan dapat dibahas bahwa aktivis seni perempuan sudah ada sejak generasi ketiga. Mereka tidak menghasilkan tulisan yang mencukupi untuk dijadikan buku. Berdasarkan muatan tema, puisi dengan tema cinta mendominasi. Secara umum tema-tema sosial juga merupakan dominan dalam tulisan mereka.
Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan tiga hal yaitu, 1) tradisi kesusastraan pada generas... more Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan tiga hal yaitu, 1) tradisi kesusastraan pada generasi kedua sastrawan Bangkalan, 2) mendeskripsikan tokoh sastra pada generasi kedua dan kiprahnya dalam perkembangan sastra Bangkalan, dan 3) mendeskripsikan ide dan gagasan sastrawan generasi kedua yang tercermin dalam karya-karya mereka. Pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini pendekatan penelitian kualitatif interpretif. Subjek penelitian adalah tokoh seniman sastra dan seniman lain di Bangkalan. Objek berupa data primer karya sastra dan hasil-hasil penelitian. Pengumpulan data dilakukan dengan dua metode yaitu wawancara dan studi dokumen. Analisis dilakukan dengan dua metode yaitu deskriptif dan analisis isi. Dari proses diperoleh hasil penelitian yang meliputi tiga hal. Pertama, latar belakang tradisi yang melahirkan sastra generasi kedua yaitu tradisi bersastra yang dilatari kegiatan dalam komunitas seni terutama teater. Kedua, tokoh-tokoh generasi kedua dipelopori oleh Suro Wahono dengan Teater Mutiara kemudian dilanjutkan oleh M. Helmy Prasetya yang mendirikan Komunitas Masyarakat Lumpur dan R. Timur Budi Raja yang mendirikan Komunitas Bawah Arus. Ide sastrawan generasi kedua sebagaimana ditunjukkan karyanya menunjukkan bahwa generasi ini dominan menyampaikan ide mereka dengan menggunakan corak romantisme.
This study aims to interpret poetry with structural and semiotic meanings. The approach to meanin... more This study aims to interpret poetry with structural and semiotic meanings. The approach to meaning is influenced by the content aspect that talks about the history of Surabaya with an adequate historical understanding. With this background the approach used is the Neo-Historicism approach which seeks to interpret literary works from a historical perspective. The main data of this research is the poem “Siti Surabaya” by F. Aziz Manna. Secondary data is in the form of scientific writings in the form of books, research results, media articles both print and electronic as interpreting texts. From the results of the analysis, it can be described that the poem discusses Surabaya in three eras, namely the Majapahit era, the Dutch colonial era, and the independence era.
This research aims to classify the Bangkalan poets into generations and trends on the themes of e... more This research aims to classify the Bangkalan poets into generations and trends on the themes of each generation. The underlying theories are those that affect the subdiscipline of literary history, especially the theories within the deconstructive paradigm. Data were obtained through interviews and study of literary work, namely the works of Bangkalan poets. From the analysis, generation of poets of Bangkalan can be divided into four generations based on tradition and common interests as manifested in the organization or forum where those poets gather. The first generation was in the Arts Council of Bangkalan (Dewan Kesenian Bangkalan or DKB), the second generation was raised in the Tera' Bulan Community, the third generation came from the campus theater communities around Bangkalan, and the fourth generation was in Masyarakat Lumpur Community and Bawah Arus Community. Metaphysical and social were dominant themes in the early generation, libidinal love theme was a theme that ten...
Receptive Analysis Of Angkatan 2000 in Indonesian Literature ABSTRAK Angkatan 2000 sebagai bagian... more Receptive Analysis Of Angkatan 2000 in Indonesian Literature ABSTRAK Angkatan 2000 sebagai bagian dari sejarah sastra pada mulanya ditolak oleh banyak sastrawan. Melalui perjalanan waktu, Angkatan 2000 tercantum dalam beberapa tulisan ilmiah. Dengan latar belakang tersebut, tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan penerimaan Angkatan 2000 dalam Sastra Indonesia dan usia sastrawan dan karya sebagai indikator klasifikasi sejarah sastra. Pada dasarnya penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif. Data kuantitatif tersebut dideskripsikan sehingga hanya menjadi data awal saja. Sumber data utama berupa satu buku usulan Angkatan dan dua buku dan dua penelitian yang menanggapi. Metode analisis menggunakan metode analisis-deskriptif. Berdasarkan hasil analisis, dapat disimpulkan bahwa 1) Angkatan 2000 diterima sebagai bagian dari sejarah sastra indonesia dan 2) inklusi sastrawan dalam angkatan tidak mempertimbangkan usia sastrawan dan karya.Kata kunci: sejarah, sastra, Angkatan ABSTRAC...
Tulisan ini dilatarbelakangi oleh kondisi kepenyairan Bangkalan yang setelah lama tidak menghasil... more Tulisan ini dilatarbelakangi oleh kondisi kepenyairan Bangkalan yang setelah lama tidak menghasilkan penulis perempuan, pada generasi keempat muncul melalui karya lima orang penulis puisi berjenis kelamin perempuan. Hal ini menghadirkan pertanyaan masalah penelitian 1) Bagaimana sejarah kepenulisan perempuan di Bangkalan? dan 2) Bagaimana tema-tema dominan yang diangkat penulis puisi perempuan Bangkalan dalam puisi mereka? Metode penelitian menggunakan dua metode yaitu metode analisis deskriptif dan metode analisis isi. Dari hasi penelitian dapat dihasilkan dua bahasan sesuai dengan masalah penelitian. Secara kesejarahan dapat dibahas bahwa aktivis seni perempuan sudah ada sejak generasi ketiga. Mereka tidak menghasilkan tulisan yang mencukupi untuk dijadikan buku. Berdasarkan muatan tema, puisi dengan tema cinta mendominasi. Secara umum tema-tema sosial juga merupakan dominan dalam tulisan mereka.
Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan tiga hal yaitu, 1) tradisi kesusastraan pada generas... more Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan tiga hal yaitu, 1) tradisi kesusastraan pada generasi kedua sastrawan Bangkalan, 2) mendeskripsikan tokoh sastra pada generasi kedua dan kiprahnya dalam perkembangan sastra Bangkalan, dan 3) mendeskripsikan ide dan gagasan sastrawan generasi kedua yang tercermin dalam karya-karya mereka. Pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini pendekatan penelitian kualitatif interpretif. Subjek penelitian adalah tokoh seniman sastra dan seniman lain di Bangkalan. Objek berupa data primer karya sastra dan hasil-hasil penelitian. Pengumpulan data dilakukan dengan dua metode yaitu wawancara dan studi dokumen. Analisis dilakukan dengan dua metode yaitu deskriptif dan analisis isi. Dari proses diperoleh hasil penelitian yang meliputi tiga hal. Pertama, latar belakang tradisi yang melahirkan sastra generasi kedua yaitu tradisi bersastra yang dilatari kegiatan dalam komunitas seni terutama teater. Kedua, tokoh-tokoh generasi kedua dipelopori oleh Suro Wahono dengan Teater Mutiara kemudian dilanjutkan oleh M. Helmy Prasetya yang mendirikan Komunitas Masyarakat Lumpur dan R. Timur Budi Raja yang mendirikan Komunitas Bawah Arus. Ide sastrawan generasi kedua sebagaimana ditunjukkan karyanya menunjukkan bahwa generasi ini dominan menyampaikan ide mereka dengan menggunakan corak romantisme.
This study aims to interpret poetry with structural and semiotic meanings. The approach to meanin... more This study aims to interpret poetry with structural and semiotic meanings. The approach to meaning is influenced by the content aspect that talks about the history of Surabaya with an adequate historical understanding. With this background the approach used is the Neo-Historicism approach which seeks to interpret literary works from a historical perspective. The main data of this research is the poem “Siti Surabaya” by F. Aziz Manna. Secondary data is in the form of scientific writings in the form of books, research results, media articles both print and electronic as interpreting texts. From the results of the analysis, it can be described that the poem discusses Surabaya in three eras, namely the Majapahit era, the Dutch colonial era, and the independence era.
This research aims to classify the Bangkalan poets into generations and trends on the themes of e... more This research aims to classify the Bangkalan poets into generations and trends on the themes of each generation. The underlying theories are those that affect the subdiscipline of literary history, especially the theories within the deconstructive paradigm. Data were obtained through interviews and study of literary work, namely the works of Bangkalan poets. From the analysis, generation of poets of Bangkalan can be divided into four generations based on tradition and common interests as manifested in the organization or forum where those poets gather. The first generation was in the Arts Council of Bangkalan (Dewan Kesenian Bangkalan or DKB), the second generation was raised in the Tera' Bulan Community, the third generation came from the campus theater communities around Bangkalan, and the fourth generation was in Masyarakat Lumpur Community and Bawah Arus Community. Metaphysical and social were dominant themes in the early generation, libidinal love theme was a theme that ten...
Uploads
Papers by Muhri Muhri
Talks by Muhri Muhri