Fisheries : Jurnal Perikanan dan Ilmu Kelautan, Oct 26, 2022
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan lama perendaman jaring insang dasar ... more Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan lama perendaman jaring insang dasar (bottom gillnet) terhadap jumlah hasil tangkapan ikan demersal. Metode yang digunakan adalah metode experimental fishing kemudian di analisa menggunakan uji normalitas, uji homogenitas dan uji T-test. Penelitian ini dilakukan pada bulan April sampai Mei 2022. Pengambilan data dilakukan 16 kali sebagai ulangan dan 2 perlakuan berupa lama perendaman 1 jam dan 3 jam sehingga diperoleh 32 data. Hasil penelitian menunjukan hasil tangkapan jaring insang dasar pada lama perendaman 1 jam sebanyak 47% dan lama perendaman 3 jam sebanyak 53%. Jumlah hasil tangkapan pada lama perendaman 3 jam lebih besar dari pada lama perendaman 1 jam. Namun berdasarkan anilisis uji t di simpulkan tidak ada pengaruh lama perendaman 1 jam atau 3 jam terhadap hasil tangkapan jaring insang dasar. Perbedaan jumlah hasil tangkapan ikan demersal di antara kedua ukuran mata jaring tersebut kemungkinan di sebabkan oleh beberapa factor lingkungan yakni arus, suhu, dan salinitas.
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan luas wilayah laut yang dapat dikelo... more Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan luas wilayah laut yang dapat dikelola sebesar 5,8 juta km2 yang memiliki keanekaragaman sumberdaya kelautan dan perikanan yang sangat besar. Di kota Surabaya, jumlah nelayan yang mewakili perikanan tangkap memiliki jumlah jauh diatas angka 2000. Hal tersebut menunjukkan bahwa perikanan tangkap memiliki potensi yang besar sebagai sumber mata pencaharian penduduk Kota Surabaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas alat pemanggil ikan berbasis gelombang bunyi pada jaring insang permukaan yang dioperasikan pada waktu berbeda. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kunatitatif dengan menggunakan metode eksperimen yang terdiri dari 2 perlakuan dan 16 ulangan. Analisa data dilakukan dengan uji normalitas dan uji homogenitas kemudian dilanjut uji T. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa efektivitas alat pemanggil ikan berbasis gelombang bunyi pada jaring insang permukaan yang diope...
Pantai Prigi merupakan salah satu pantai yang terletak di Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggale... more Pantai Prigi merupakan salah satu pantai yang terletak di Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur. Masyarakat sekitar Pantai prigi umumnya berprofesi sebagai nelayan penangkapan benih bening lobster menggunakan alat tangkap pocong. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan kajian pengaruh kedalaman alat tangkap pocong terhadap hasil tangkapan dan komposisi benih bening lobster bedasarkan jenisnya di perairan Prigi. Metode penelitian menggunakan metode eksperimen. Penelitian dilakukan pada saat malam hari, penelitan menggunakan 1 rakit menetap, terpasang 2 alat tangkap pocong benih bening lobster sesuai dengan perlakuan. Posisi alat tangkap pocong 5 m dari permukaan perairan (A1) dan posisi alat tangkap pocong 5 m dari dasar perairan. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi secara langsung dengan mengikuti kegiatan penangkapan benih bening lobster. Data pendukung tentang suhu permukaan laut, salinitas, kecerahan, arus, dan pH perairan. Berdasarkan data hasil pene...
Fisheries : Jurnal Perikanan dan Ilmu Kelautan, Apr 10, 2022
Penangkapan rajungan (Portunus pelagicus) di perairan Paciran pada umumnya dilakukan oleh masyara... more Penangkapan rajungan (Portunus pelagicus) di perairan Paciran pada umumnya dilakukan oleh masyarakat pesisir Paciran, yang menggunakan alat tangkap bubu lipat. Bubu merupakan alat tangkap yang cukup dikenal di kalangan nelayan. Alat tangkap ini berupa jebakan dan bersifat pasif dan tergolong sebagai alat tangkap jenis traps (perangkap). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis bubu lipat dan jenis umpan yang berbeda terhadap hasil tangkapan rajungan (Portunus pelagicus). Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode ekserimental, dengan menggunakan 2 faktor perlakuan yaitu jenis alat tangkap yang berbeda dan jenis umpan yang berbeda. Adapun jenis alat tangkap yang digunakan yaitu bubu lipat persegi dan bubu lipat kubah, serta jenis umpan yang digunakan yaitu ikan peperek (Leiognatrhidae) dan ikan mujair (Oreochromis mossambicus). Analisis data yang digunakan yaitu dengan menggunakan Two-way Anova dilanjut dengan uji BNT. Berdasarkan hasil uji analisis Two-way ANOVA diperoleh nilai signifikansi untuk faktor A sebesar 0,916 dengan nilai signifikansi > 0,05. Nilai signifikansi untuk faktor B sebesar 0,000 dengan nilai signifikansi < 0,05 maka maka dapat disimpulkan bahwa pengoperasian alat tangkap bubu lipat kubah dan bubu lipat persegi tidak berpengaruh terhadap hasil tangkapan rajungan (Portunus pelagicus).
Kegiatan penangkapan ikan merupakan mata pencarian bagi warga Desa Paciran dan usaha tersebut sud... more Kegiatan penangkapan ikan merupakan mata pencarian bagi warga Desa Paciran dan usaha tersebut sudah lama berlangsung, alat tangkap yang biasanya digunakan oleh nelayan Desa Paciran yaitu alat tangkap bubu lipat. Bubu merupakan alat penangkap ikan yang tergolong ke dalam kelompok perangkap (traps). Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh jenis ikan umpan yang berbeda dalam pengoperasian alat tangkap bubu lipat terhadap jumlah hasil tangkapan rajungan (Portunus pelagicus). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental, dengan menggunakan 3 perlakuan jenis ikan umpan yang berbeda, yaitu : A : ikan swanggi (Priacanthus tayenus), B : ikan tembang (Sardinella fimbriata) dan C : ikan buntal (Tetraodontidae). Analisis data yang digunakan yaitu dengan menggunakan uji F. Berdasarkan hasil uji F terhadap hasil tangkapan dalam satuan ekor diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,597, dengan nilai signifikansi > 0,05, dapat disimpulkan bahwa p...
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan lama perendaman jaring insang dasar ... more Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan lama perendaman jaring insang dasar (bottom gillnet) terhadap jumlah hasil tangkapan ikan demersal. Metode yang digunakan adalah metode experimental fishing kemudian di analisa menggunakan uji normalitas, uji homogenitas dan uji T-test. Penelitian ini dilakukan pada bulan April sampai Mei 2022. Pengambilan data dilakukan 16 kali sebagai ulangan dan 2 perlakuan berupa lama perendaman 1 jam dan 3 jam sehingga diperoleh 32 data. Hasil penelitian menunjukan hasil tangkapan jaring insang dasar pada lama perendaman 1 jam sebanyak 47% dan lama perendaman 3 jam sebanyak 53%. Jumlah hasil tangkapan pada lama perendaman 3 jam lebih besar dari pada lama perendaman 1 jam. Namun berdasarkan anilisis uji t di simpulkan tidak ada pengaruh lama perendaman 1 jam atau 3 jam terhadap hasil tangkapan jaring insang dasar. Perbedaan jumlah hasil tangkapan ikan demersal di antara kedua ukuran mata jaring tersebut kemungkinan di sebabkan oleh beb...
Kegiatan penangkapan ikan merupakan mata pencarian bagi warga Desa Bulu dan usaha tersebut sudah ... more Kegiatan penangkapan ikan merupakan mata pencarian bagi warga Desa Bulu dan usaha tersebut sudah lama berlangsung, alat tangkap yang biasanya digunakan oleh nelayan Desa Bulu yaitu alat tangkap jaring insang permukaan dengan ukuran mata jaring 5 cm. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui rata-rata panjang (cm), berat (gram), jenis kelamin, dan tingkat kematangan gonad (TKG) hasil tangkapan ikan barakuda (Sphyraena barracuda) pada alat tangkap jaring insang permukaan dengan ukuran mata jaring 5 cm. Metode yang digunakan adalah metode survei, kemudian hasil di analisa menggunakan analisis statistik deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan rata-rata panjang (L) cagak ikan barakuda yaitu 36 ± 4,1 cm; rata-rata panjang lingkar tutup insang ikan barakuda 12,2 ± 1,2 cm dan rata-rata berat ikan barakuda 341,8 ± 100,7 gram. Jumlah hasil tangkapan ikan jantan sebanyak 14 ekor dan betina sebanyak 30 ekor. Ikan barakuda terjerat dengan cara Gilled sebanyak 20 ekor, Wedged sebanya...
Udang werus ditangkap dengan alat tangkap prayang yang menggunakan lampu karena udang tertarik pa... more Udang werus ditangkap dengan alat tangkap prayang yang menggunakan lampu karena udang tertarik pada cahaya. Prayang termasuk jenis perangkap dengan cara udang dipikat melalui cahaya lampu, masuk secara sukarela dan tidak bisa keluar lagi. Penelitain ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan jumlah dan komposisi hasil tangkapan prayang yang menggunakan lampu dibandingkan dengan prayang yang menggunakan leader tanpa lampu. Penelitian dilakukan pada bulan Januari 2020 di tambak tradisional Surabaya Timur. Manfaat penelitian adalah mengetahui cara operasi prayang ber-leader di tambak tradisional Kota Surabaya dan prayang yang menggunakan lampu LED recharge. Penelitian menggunakan metode experimental fishing dengan RAL 3 perlakuan dan 10 kali ulangan. Perlakuan A adalah prayang sebagai kontrol (dengan leader tanpa lampu); Perlakuan B (prayang tanpa leader, dengan lampu); Perlakuan C (prayang tanpa leader, tanpa lampu). Hasil penelitian menunjukkan perlakuan A mendapatkan jumlah hasil tang...
Fisheries : Jurnal Perikanan dan Ilmu Kelautan, 2020
It was shown by A. Connes and J. Woods that every ITPFI factor of type III o is characterized to ... more It was shown by A. Connes and J. Woods that every ITPFI factor of type III o is characterized to be an AFD factor whose flow of weights is conservative, aperiodic, and approximately transitive (AT). In this paper, a measure theoretical proof of their result will be shown from the side of ergodic theory, without using modular theory.
International Journal of Applied Pharmaceutics, Mar 7, 2024
Objective: The purpose of this study was to isolate and characterize of chitosan nanoparticles de... more Objective: The purpose of this study was to isolate and characterize of chitosan nanoparticles derived from Portunus pelagicus shell waste. Methods: Chitosan was isolated by deproteination, demineralization, and deacetylation methods. Furthermore, nanoparticles (NPs) were made by the ionic gelation method by dissolving chitosan in a mixture of acetic acid and sodium tripolyphosphate. The particle size analyzer and Fourier Transform Infrared Spectroscopy were used to measure the particle size of NPs and determine the functional group and degree of deacetylation. Results: The yield percentage of chitosan was 90.7%. The size of chitosan nanoparticles based on the highest intensity is 15.05 nm with a polydispersity index (PDI) value of 0.1140 at a concentration of 1%. Based on the degree of deacetylation of chitosan nanoparticles, it was found to be 84.98% at 1% concentration. Conclusion: The conclusion of this study is the formation of chitosan nanoparticles (1-100 nm) isolated from Portunus pelagicus shell waste. Based on the degree of deacetylation, chitosan nanoparticles with high chitosan content (>75%) were obtained.
Nelayan pesisir Kota Surabaya menggunakan alat tangkap jaring insang dasar (bottom gillnet) dalam... more Nelayan pesisir Kota Surabaya menggunakan alat tangkap jaring insang dasar (bottom gillnet) dalam menangkap ikan kakap putih. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh ukuran mata jaring yang berbeda pada jaring insang dasar. Penelitian ini di lakukan bulan Maret hingga Mei 2019 di perairan pesisir kota Surabaya dengan metode observasi untuk mengetahui hasil tangkapan ikan kakap putih (Lates calcarifer) dan pengaruh ukuran mata jaring yang berbeda. Pengambilan data dilakukan 15 kali sebagai ulangan dan 2 perlakuan berupa ukuran mata jaring 6 inchi dan 7 inchi sehingga diperoleh 30 data. Hasil penelitian menunjukan hasil tangkapan utama ikan kakap (Lates calcarifer) sebanyak 65% dan hasil tangkapan sampingan sebanyak 35% diantaranya ikan laosan (Eleutheronema Tetradactylum), rajungan (Portanus pelagicus), dan dukang (Hexanematichthys). Jumlah hasil tangkapan pada mata jaring 6 inchi lebih besar dari pada ukuran 7 inch. Namun berdasarkan anilisis uji t di simpulkan tidak ada pengaruh penggunaan ukuran mata jaring 6 inchi atau 7 inchi terhadap hasil tangkapan ikan kakap putih. Perbedaan jumlah hasil tangkapan ikan kakap putih di antara kedua ukuran mata jaring tersebut kemungkinan di sebabkan oleh beberapa factor lingkungan yakni arus, suhu, dansalinitas. Kata kunci :Ukuran mata jaring, ikan kakap putih, jaring insang dasar.
Highlight ResearchThe mortality of lobster seeds by predators in the first year is 96.0-99.4%It t... more Highlight ResearchThe mortality of lobster seeds by predators in the first year is 96.0-99.4%It takes technology to catch seeds before being eaten by predatorsApplication of sound wave-based attractor technology to lobstersDo lobsters have the ability to hear sound waves?The lobster's sense of hearing begins to function from the puerulus stage Indonesia is a country that produces abundant lobster seeds (puerulus), however, there is a paradox, where natural mortality in the first year since entering the settlement phase can reach 96.0-99.4%. The use of lobster resources, especially in the puerulus stage, for cultivation, is very strategic. Therefore, it is necessary to improve puerulus fishing technology. In the capture fisheries sector, the use of the sense of hearing in fish resources has been carried out to increase catch productivity, by utilizing sound wave-based attractors’ technology. For lobster resources, to what extent is this technology applicable? Underwater sound wav...
Salah satu jenis alat tangkap yang banyak digunakan oleh nelayan Kota Surabaya adalah alat tangka... more Salah satu jenis alat tangkap yang banyak digunakan oleh nelayan Kota Surabaya adalah alat tangkap jaring insang dasar (bottom gil net). Tujuan penelitian adalah untuk mendiskripsikan rancang bangun serta pola ketertangkapan ikan pada jaring insang dasar untuk ikan kakap putih yang dioperasikan oleh nelayan di perairan pantai timur Kota Surabaya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, data dikumpulkan dengan cara survei. Responden penelitian adalah nelayan yang mengoperasikan alat tangkap jaring insang dasar untuk menangkap ikan kakap putih (Lates calcarifer). Pengukuran terhadap bagian alat, dimensi dan jumlah satuan dari bagian alat tangkap, serta pola ketertangkapan ikan hasil tangkapan langsung dilakukan di lapangan, dengan mengikuti kegiatan penangkapan sebanyak enam belas kali operasi. Hasil penelitian sebagai berikut, nalayan menggunakan tiga macam jaring insang dasar, yaitu jaring dengan ukuran mata 5 inci, 6 inci dan 7 inci, setiap ukuran mata jaring terdiri dari 9 tinting. Nilai extra buoyancy secara berturut-turut pada ukuran mata jarring 5 inci sebesar-68,70%, ukuran mata jarring 6 inci sebesar-68,31%, dan ukuran mata jarring 7 inci sebesar-61,09%. Hasil tangkapan terbanyak pada berbagai jenis pola ketertangkapan ikan, adalah sebagai berikut: secara snagged pada jaring ukuran mata 6 inci, secara gilled pada ukuran mata jaring 5 inci, secara wedged pada jaring ukuran mata 6 inci, dan secara entangled pada jaring ukuran mata 5 inci.
Fisheries : Jurnal Perikanan dan Ilmu Kelautan, Oct 26, 2022
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan lama perendaman jaring insang dasar ... more Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan lama perendaman jaring insang dasar (bottom gillnet) terhadap jumlah hasil tangkapan ikan demersal. Metode yang digunakan adalah metode experimental fishing kemudian di analisa menggunakan uji normalitas, uji homogenitas dan uji T-test. Penelitian ini dilakukan pada bulan April sampai Mei 2022. Pengambilan data dilakukan 16 kali sebagai ulangan dan 2 perlakuan berupa lama perendaman 1 jam dan 3 jam sehingga diperoleh 32 data. Hasil penelitian menunjukan hasil tangkapan jaring insang dasar pada lama perendaman 1 jam sebanyak 47% dan lama perendaman 3 jam sebanyak 53%. Jumlah hasil tangkapan pada lama perendaman 3 jam lebih besar dari pada lama perendaman 1 jam. Namun berdasarkan anilisis uji t di simpulkan tidak ada pengaruh lama perendaman 1 jam atau 3 jam terhadap hasil tangkapan jaring insang dasar. Perbedaan jumlah hasil tangkapan ikan demersal di antara kedua ukuran mata jaring tersebut kemungkinan di sebabkan oleh beberapa factor lingkungan yakni arus, suhu, dan salinitas.
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan luas wilayah laut yang dapat dikelo... more Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan luas wilayah laut yang dapat dikelola sebesar 5,8 juta km2 yang memiliki keanekaragaman sumberdaya kelautan dan perikanan yang sangat besar. Di kota Surabaya, jumlah nelayan yang mewakili perikanan tangkap memiliki jumlah jauh diatas angka 2000. Hal tersebut menunjukkan bahwa perikanan tangkap memiliki potensi yang besar sebagai sumber mata pencaharian penduduk Kota Surabaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas alat pemanggil ikan berbasis gelombang bunyi pada jaring insang permukaan yang dioperasikan pada waktu berbeda. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kunatitatif dengan menggunakan metode eksperimen yang terdiri dari 2 perlakuan dan 16 ulangan. Analisa data dilakukan dengan uji normalitas dan uji homogenitas kemudian dilanjut uji T. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa efektivitas alat pemanggil ikan berbasis gelombang bunyi pada jaring insang permukaan yang diope...
Pantai Prigi merupakan salah satu pantai yang terletak di Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggale... more Pantai Prigi merupakan salah satu pantai yang terletak di Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur. Masyarakat sekitar Pantai prigi umumnya berprofesi sebagai nelayan penangkapan benih bening lobster menggunakan alat tangkap pocong. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan kajian pengaruh kedalaman alat tangkap pocong terhadap hasil tangkapan dan komposisi benih bening lobster bedasarkan jenisnya di perairan Prigi. Metode penelitian menggunakan metode eksperimen. Penelitian dilakukan pada saat malam hari, penelitan menggunakan 1 rakit menetap, terpasang 2 alat tangkap pocong benih bening lobster sesuai dengan perlakuan. Posisi alat tangkap pocong 5 m dari permukaan perairan (A1) dan posisi alat tangkap pocong 5 m dari dasar perairan. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi secara langsung dengan mengikuti kegiatan penangkapan benih bening lobster. Data pendukung tentang suhu permukaan laut, salinitas, kecerahan, arus, dan pH perairan. Berdasarkan data hasil pene...
Fisheries : Jurnal Perikanan dan Ilmu Kelautan, Apr 10, 2022
Penangkapan rajungan (Portunus pelagicus) di perairan Paciran pada umumnya dilakukan oleh masyara... more Penangkapan rajungan (Portunus pelagicus) di perairan Paciran pada umumnya dilakukan oleh masyarakat pesisir Paciran, yang menggunakan alat tangkap bubu lipat. Bubu merupakan alat tangkap yang cukup dikenal di kalangan nelayan. Alat tangkap ini berupa jebakan dan bersifat pasif dan tergolong sebagai alat tangkap jenis traps (perangkap). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis bubu lipat dan jenis umpan yang berbeda terhadap hasil tangkapan rajungan (Portunus pelagicus). Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode ekserimental, dengan menggunakan 2 faktor perlakuan yaitu jenis alat tangkap yang berbeda dan jenis umpan yang berbeda. Adapun jenis alat tangkap yang digunakan yaitu bubu lipat persegi dan bubu lipat kubah, serta jenis umpan yang digunakan yaitu ikan peperek (Leiognatrhidae) dan ikan mujair (Oreochromis mossambicus). Analisis data yang digunakan yaitu dengan menggunakan Two-way Anova dilanjut dengan uji BNT. Berdasarkan hasil uji analisis Two-way ANOVA diperoleh nilai signifikansi untuk faktor A sebesar 0,916 dengan nilai signifikansi > 0,05. Nilai signifikansi untuk faktor B sebesar 0,000 dengan nilai signifikansi < 0,05 maka maka dapat disimpulkan bahwa pengoperasian alat tangkap bubu lipat kubah dan bubu lipat persegi tidak berpengaruh terhadap hasil tangkapan rajungan (Portunus pelagicus).
Kegiatan penangkapan ikan merupakan mata pencarian bagi warga Desa Paciran dan usaha tersebut sud... more Kegiatan penangkapan ikan merupakan mata pencarian bagi warga Desa Paciran dan usaha tersebut sudah lama berlangsung, alat tangkap yang biasanya digunakan oleh nelayan Desa Paciran yaitu alat tangkap bubu lipat. Bubu merupakan alat penangkap ikan yang tergolong ke dalam kelompok perangkap (traps). Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh jenis ikan umpan yang berbeda dalam pengoperasian alat tangkap bubu lipat terhadap jumlah hasil tangkapan rajungan (Portunus pelagicus). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental, dengan menggunakan 3 perlakuan jenis ikan umpan yang berbeda, yaitu : A : ikan swanggi (Priacanthus tayenus), B : ikan tembang (Sardinella fimbriata) dan C : ikan buntal (Tetraodontidae). Analisis data yang digunakan yaitu dengan menggunakan uji F. Berdasarkan hasil uji F terhadap hasil tangkapan dalam satuan ekor diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,597, dengan nilai signifikansi > 0,05, dapat disimpulkan bahwa p...
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan lama perendaman jaring insang dasar ... more Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan lama perendaman jaring insang dasar (bottom gillnet) terhadap jumlah hasil tangkapan ikan demersal. Metode yang digunakan adalah metode experimental fishing kemudian di analisa menggunakan uji normalitas, uji homogenitas dan uji T-test. Penelitian ini dilakukan pada bulan April sampai Mei 2022. Pengambilan data dilakukan 16 kali sebagai ulangan dan 2 perlakuan berupa lama perendaman 1 jam dan 3 jam sehingga diperoleh 32 data. Hasil penelitian menunjukan hasil tangkapan jaring insang dasar pada lama perendaman 1 jam sebanyak 47% dan lama perendaman 3 jam sebanyak 53%. Jumlah hasil tangkapan pada lama perendaman 3 jam lebih besar dari pada lama perendaman 1 jam. Namun berdasarkan anilisis uji t di simpulkan tidak ada pengaruh lama perendaman 1 jam atau 3 jam terhadap hasil tangkapan jaring insang dasar. Perbedaan jumlah hasil tangkapan ikan demersal di antara kedua ukuran mata jaring tersebut kemungkinan di sebabkan oleh beb...
Kegiatan penangkapan ikan merupakan mata pencarian bagi warga Desa Bulu dan usaha tersebut sudah ... more Kegiatan penangkapan ikan merupakan mata pencarian bagi warga Desa Bulu dan usaha tersebut sudah lama berlangsung, alat tangkap yang biasanya digunakan oleh nelayan Desa Bulu yaitu alat tangkap jaring insang permukaan dengan ukuran mata jaring 5 cm. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui rata-rata panjang (cm), berat (gram), jenis kelamin, dan tingkat kematangan gonad (TKG) hasil tangkapan ikan barakuda (Sphyraena barracuda) pada alat tangkap jaring insang permukaan dengan ukuran mata jaring 5 cm. Metode yang digunakan adalah metode survei, kemudian hasil di analisa menggunakan analisis statistik deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan rata-rata panjang (L) cagak ikan barakuda yaitu 36 ± 4,1 cm; rata-rata panjang lingkar tutup insang ikan barakuda 12,2 ± 1,2 cm dan rata-rata berat ikan barakuda 341,8 ± 100,7 gram. Jumlah hasil tangkapan ikan jantan sebanyak 14 ekor dan betina sebanyak 30 ekor. Ikan barakuda terjerat dengan cara Gilled sebanyak 20 ekor, Wedged sebanya...
Udang werus ditangkap dengan alat tangkap prayang yang menggunakan lampu karena udang tertarik pa... more Udang werus ditangkap dengan alat tangkap prayang yang menggunakan lampu karena udang tertarik pada cahaya. Prayang termasuk jenis perangkap dengan cara udang dipikat melalui cahaya lampu, masuk secara sukarela dan tidak bisa keluar lagi. Penelitain ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan jumlah dan komposisi hasil tangkapan prayang yang menggunakan lampu dibandingkan dengan prayang yang menggunakan leader tanpa lampu. Penelitian dilakukan pada bulan Januari 2020 di tambak tradisional Surabaya Timur. Manfaat penelitian adalah mengetahui cara operasi prayang ber-leader di tambak tradisional Kota Surabaya dan prayang yang menggunakan lampu LED recharge. Penelitian menggunakan metode experimental fishing dengan RAL 3 perlakuan dan 10 kali ulangan. Perlakuan A adalah prayang sebagai kontrol (dengan leader tanpa lampu); Perlakuan B (prayang tanpa leader, dengan lampu); Perlakuan C (prayang tanpa leader, tanpa lampu). Hasil penelitian menunjukkan perlakuan A mendapatkan jumlah hasil tang...
Fisheries : Jurnal Perikanan dan Ilmu Kelautan, 2020
It was shown by A. Connes and J. Woods that every ITPFI factor of type III o is characterized to ... more It was shown by A. Connes and J. Woods that every ITPFI factor of type III o is characterized to be an AFD factor whose flow of weights is conservative, aperiodic, and approximately transitive (AT). In this paper, a measure theoretical proof of their result will be shown from the side of ergodic theory, without using modular theory.
International Journal of Applied Pharmaceutics, Mar 7, 2024
Objective: The purpose of this study was to isolate and characterize of chitosan nanoparticles de... more Objective: The purpose of this study was to isolate and characterize of chitosan nanoparticles derived from Portunus pelagicus shell waste. Methods: Chitosan was isolated by deproteination, demineralization, and deacetylation methods. Furthermore, nanoparticles (NPs) were made by the ionic gelation method by dissolving chitosan in a mixture of acetic acid and sodium tripolyphosphate. The particle size analyzer and Fourier Transform Infrared Spectroscopy were used to measure the particle size of NPs and determine the functional group and degree of deacetylation. Results: The yield percentage of chitosan was 90.7%. The size of chitosan nanoparticles based on the highest intensity is 15.05 nm with a polydispersity index (PDI) value of 0.1140 at a concentration of 1%. Based on the degree of deacetylation of chitosan nanoparticles, it was found to be 84.98% at 1% concentration. Conclusion: The conclusion of this study is the formation of chitosan nanoparticles (1-100 nm) isolated from Portunus pelagicus shell waste. Based on the degree of deacetylation, chitosan nanoparticles with high chitosan content (>75%) were obtained.
Nelayan pesisir Kota Surabaya menggunakan alat tangkap jaring insang dasar (bottom gillnet) dalam... more Nelayan pesisir Kota Surabaya menggunakan alat tangkap jaring insang dasar (bottom gillnet) dalam menangkap ikan kakap putih. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh ukuran mata jaring yang berbeda pada jaring insang dasar. Penelitian ini di lakukan bulan Maret hingga Mei 2019 di perairan pesisir kota Surabaya dengan metode observasi untuk mengetahui hasil tangkapan ikan kakap putih (Lates calcarifer) dan pengaruh ukuran mata jaring yang berbeda. Pengambilan data dilakukan 15 kali sebagai ulangan dan 2 perlakuan berupa ukuran mata jaring 6 inchi dan 7 inchi sehingga diperoleh 30 data. Hasil penelitian menunjukan hasil tangkapan utama ikan kakap (Lates calcarifer) sebanyak 65% dan hasil tangkapan sampingan sebanyak 35% diantaranya ikan laosan (Eleutheronema Tetradactylum), rajungan (Portanus pelagicus), dan dukang (Hexanematichthys). Jumlah hasil tangkapan pada mata jaring 6 inchi lebih besar dari pada ukuran 7 inch. Namun berdasarkan anilisis uji t di simpulkan tidak ada pengaruh penggunaan ukuran mata jaring 6 inchi atau 7 inchi terhadap hasil tangkapan ikan kakap putih. Perbedaan jumlah hasil tangkapan ikan kakap putih di antara kedua ukuran mata jaring tersebut kemungkinan di sebabkan oleh beberapa factor lingkungan yakni arus, suhu, dansalinitas. Kata kunci :Ukuran mata jaring, ikan kakap putih, jaring insang dasar.
Highlight ResearchThe mortality of lobster seeds by predators in the first year is 96.0-99.4%It t... more Highlight ResearchThe mortality of lobster seeds by predators in the first year is 96.0-99.4%It takes technology to catch seeds before being eaten by predatorsApplication of sound wave-based attractor technology to lobstersDo lobsters have the ability to hear sound waves?The lobster's sense of hearing begins to function from the puerulus stage Indonesia is a country that produces abundant lobster seeds (puerulus), however, there is a paradox, where natural mortality in the first year since entering the settlement phase can reach 96.0-99.4%. The use of lobster resources, especially in the puerulus stage, for cultivation, is very strategic. Therefore, it is necessary to improve puerulus fishing technology. In the capture fisheries sector, the use of the sense of hearing in fish resources has been carried out to increase catch productivity, by utilizing sound wave-based attractors’ technology. For lobster resources, to what extent is this technology applicable? Underwater sound wav...
Salah satu jenis alat tangkap yang banyak digunakan oleh nelayan Kota Surabaya adalah alat tangka... more Salah satu jenis alat tangkap yang banyak digunakan oleh nelayan Kota Surabaya adalah alat tangkap jaring insang dasar (bottom gil net). Tujuan penelitian adalah untuk mendiskripsikan rancang bangun serta pola ketertangkapan ikan pada jaring insang dasar untuk ikan kakap putih yang dioperasikan oleh nelayan di perairan pantai timur Kota Surabaya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, data dikumpulkan dengan cara survei. Responden penelitian adalah nelayan yang mengoperasikan alat tangkap jaring insang dasar untuk menangkap ikan kakap putih (Lates calcarifer). Pengukuran terhadap bagian alat, dimensi dan jumlah satuan dari bagian alat tangkap, serta pola ketertangkapan ikan hasil tangkapan langsung dilakukan di lapangan, dengan mengikuti kegiatan penangkapan sebanyak enam belas kali operasi. Hasil penelitian sebagai berikut, nalayan menggunakan tiga macam jaring insang dasar, yaitu jaring dengan ukuran mata 5 inci, 6 inci dan 7 inci, setiap ukuran mata jaring terdiri dari 9 tinting. Nilai extra buoyancy secara berturut-turut pada ukuran mata jarring 5 inci sebesar-68,70%, ukuran mata jarring 6 inci sebesar-68,31%, dan ukuran mata jarring 7 inci sebesar-61,09%. Hasil tangkapan terbanyak pada berbagai jenis pola ketertangkapan ikan, adalah sebagai berikut: secara snagged pada jaring ukuran mata 6 inci, secara gilled pada ukuran mata jaring 5 inci, secara wedged pada jaring ukuran mata 6 inci, dan secara entangled pada jaring ukuran mata 5 inci.
Uploads
Papers by hari subagio