Indonesian Journal of Criminal Law and Criminology (IJCLC)
The life of customs and customary law in Acehnese society is emphasized in Law Number 11 of 2006 ... more The life of customs and customary law in Acehnese society is emphasized in Law Number 11 of 2006 concerning the Government of Aceh (UUPA), namely in Article 98 of the LoGA which regulates the duties, authorities, rights and obligations in carrying out the development of traditional life and customs by establishing a Aceh Qanun. Tuha Peut Gampong has not played a good role in resolving community disputes. ). The tuha peut institution consists of four elements, namely elements of ulama, adat, clever people, and community leaders. The authorities of tuha peut include appointing and dismissing geuchik, compiling reusam gampongs, supervising and resolving disputes that occur in the community. In Aceh, there are still many customary disputes that have not been resolved in the customary settlements in the gampong and many have been reported by the community to the police. This is also due to the lack of knowledge of the Tuha Peut Customary Institution in resolving disputes at the gampong l...
Abstrak: Artikel ini akan membahas tentang dua permasalahan utama: Pertama, siapa pembentuk undan... more Abstrak: Artikel ini akan membahas tentang dua permasalahan utama: Pertama, siapa pembentuk undang-undang di Indonesisa menurut UUD 1945 pasca putusan Mahkamah Konstitusi? Kedua, bagaimanakah kedudukan DPD dalam pelaksanaan fungsi legislasi pasca putusan Mahkamah Konstitusi? Hasil dari penelitian ini menjelaskan bahwa siapa pembentuk undang-undang di Indonesia menurut UUD 1945 pasca putusan Mahkamah Konstitusi jelas sudah terjawab oleh UUD Tahun 1945 pasca amandemen. Artinya keberadaan DPD harus equal dengan DPR dalam hal program legislasi di Indonesia. Selanjutnya kedudukan DPD dalam pelaksanaan fungsi legislasi pasca putusan Mahkamah Konstitusi juga sudah terjawab oleh putusan Mahkamah Konstitusi bahwa kehadiran DPD menjadi pengimbang legislasi di Indonesia bahkan jangan lagi Presiden dan DPR sebagai pendulum pembentuk undang-undang namun institusi DPD harus mendapatkan perhatian bahkan Kementerian juga harus menstarakan kedudukan DPD dengan DPR dalam rapat-rapat mitra kerja. : ...
Indonesian Journal of Criminal Law and Criminology (IJCLC)
The life of customs and customary law in Acehnese society is emphasized in Law Number 11 of 2006 ... more The life of customs and customary law in Acehnese society is emphasized in Law Number 11 of 2006 concerning the Government of Aceh (UUPA), namely in Article 98 of the LoGA which regulates the duties, authorities, rights and obligations in carrying out the development of traditional life and customs by establishing a Aceh Qanun. Tuha Peut Gampong has not played a good role in resolving community disputes. ). The tuha peut institution consists of four elements, namely elements of ulama, adat, clever people, and community leaders. The authorities of tuha peut include appointing and dismissing geuchik, compiling reusam gampongs, supervising and resolving disputes that occur in the community. In Aceh, there are still many customary disputes that have not been resolved in the customary settlements in the gampong and many have been reported by the community to the police. This is also due to the lack of knowledge of the Tuha Peut Customary Institution in resolving disputes at the gampong l...
Abstrak: Artikel ini akan membahas tentang dua permasalahan utama: Pertama, siapa pembentuk undan... more Abstrak: Artikel ini akan membahas tentang dua permasalahan utama: Pertama, siapa pembentuk undang-undang di Indonesisa menurut UUD 1945 pasca putusan Mahkamah Konstitusi? Kedua, bagaimanakah kedudukan DPD dalam pelaksanaan fungsi legislasi pasca putusan Mahkamah Konstitusi? Hasil dari penelitian ini menjelaskan bahwa siapa pembentuk undang-undang di Indonesia menurut UUD 1945 pasca putusan Mahkamah Konstitusi jelas sudah terjawab oleh UUD Tahun 1945 pasca amandemen. Artinya keberadaan DPD harus equal dengan DPR dalam hal program legislasi di Indonesia. Selanjutnya kedudukan DPD dalam pelaksanaan fungsi legislasi pasca putusan Mahkamah Konstitusi juga sudah terjawab oleh putusan Mahkamah Konstitusi bahwa kehadiran DPD menjadi pengimbang legislasi di Indonesia bahkan jangan lagi Presiden dan DPR sebagai pendulum pembentuk undang-undang namun institusi DPD harus mendapatkan perhatian bahkan Kementerian juga harus menstarakan kedudukan DPD dengan DPR dalam rapat-rapat mitra kerja. : ...
Uploads
Papers by fahrul reza