Pada hakikatnya, drama merupakan salah satu bagian dari karya sastra. Oleh karena itu, dalam memp... more Pada hakikatnya, drama merupakan salah satu bagian dari karya sastra. Oleh karena itu, dalam mempelajari drama kita tidak dapat sepenuhnya lepas dari pembelajaran sastra secara umum, sehingga sebelum mempelajari mengenai pembelajaran apresiasi drama, ada baiknya apabila kita mempelajari terlebih dahulu mengenai pembelajaran apresiasi sastra. Sebelum belajar tentang drama, siswa harus memiliki kemampuan dalam menganalisis materi tentang drama, baik dalam kaitannya dengan naskah, penokohan, dan sebagainya. Pada akhirnya, siswa diharapkan dapat memerankan drama melalui pementasan, karena tanpa adanya pementasan, drama dianggap tidak sempurna. Untuk itu, diperlukan suatu pengajaran drama di kelas oleh guru atau pelatih yang benar-benar memiliki kemampuan dalam mengajar drama. Begitu juga, sekolah juga harus sanggup menyediakan berbagai sarana penunjang, seperti media pembelajaran yang berupa buku maupun berbagai peralatan dalam bermain drama. Pembelajaran drama di sekolah juga akan semakin memperkuat eksistensi drama sebagai suatu karya sastra. Sudah menjadi kewajiban bangsa untuk mempertahankan dan melestarikan suatu budaya, termasuk budaya dalam bentuk karya sastra drama sebagai salah satu kekayaan bangsa. Model pembelajaran drama seperti ini, tidak hanya akan menghasilkan peserta didik yang memahami betul konsep- konsep drama, tetapi sekaligus mencintai drama dan sekaligus trampil berperan dalam pentasan drama. Mengingat pembelajaran sastra sangat terkait dengan pembelajaran bahasa, maka menguasai dan mengapresiasi drama dengan baik juga berdampak terhadap kemampuan dan keterampilan berbahasa pembelajar. Kata Kunci: Drama, Pembelajaran, Bahasa dan Sastra
Pada hakikatnya, drama merupakan salah satu bagian dari karya sastra. Oleh karena itu, dalam memp... more Pada hakikatnya, drama merupakan salah satu bagian dari karya sastra. Oleh karena itu, dalam mempelajari drama kita tidak dapat sepenuhnya lepas dari pembelajaran sastra secara umum, sehingga sebelum mempelajari mengenai pembelajaran apresiasi drama, ada baiknya apabila kita mempelajari terlebih dahulu mengenai pembelajaran apresiasi sastra. Sebelum belajar tentang drama, siswa harus memiliki kemampuan dalam menganalisis materi tentang drama, baik dalam kaitannya dengan naskah, penokohan, dan sebagainya. Pada akhirnya, siswa diharapkan dapat memerankan drama melalui pementasan, karena tanpa adanya pementasan, drama dianggap tidak sempurna. Untuk itu, diperlukan suatu pengajaran drama di kelas oleh guru atau pelatih yang benar-benar memiliki kemampuan dalam mengajar drama. Begitu juga, sekolah juga harus sanggup menyediakan berbagai sarana penunjang, seperti media pembelajaran yang berupa buku maupun berbagai peralatan dalam bermain drama. Pembelajaran drama di sekolah juga akan semakin memperkuat eksistensi drama sebagai suatu karya sastra. Sudah menjadi kewajiban bangsa untuk mempertahankan dan melestarikan suatu budaya, termasuk budaya dalam bentuk karya sastra drama sebagai salah satu kekayaan bangsa. Model pembelajaran drama seperti ini, tidak hanya akan menghasilkan peserta didik yang memahami betul konsep- konsep drama, tetapi sekaligus mencintai drama dan sekaligus trampil berperan dalam pentasan drama. Mengingat pembelajaran sastra sangat terkait dengan pembelajaran bahasa, maka menguasai dan mengapresiasi drama dengan baik juga berdampak terhadap kemampuan dan keterampilan berbahasa pembelajar. Kata Kunci: Drama, Pembelajaran, Bahasa dan Sastra
Uploads
Papers by PARNI SUPARNI
Kata Kunci: Drama, Pembelajaran, Bahasa dan Sastra
Kata Kunci: Drama, Pembelajaran, Bahasa dan Sastra