Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keanekaragaman fenotip dan genotipe antara pop... more Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keanekaragaman fenotip dan genotipe antara populasi kayu hitam di hutan Tnks Kabupaten Kerinci. Penelitian dilakukan dari mei hingga juni 2020, ekstraksi DNA telah dilakukan di laboratorium Bioteknologi, fakultas tarbiyah dan Ilmu Pengetahuan keguruan, IAIN Kerinci dan analisis DNA di Kyoto Perfectural University, Jepang. Teknik PCR-RAPD digunakan dalam penelitian ini dengan 4 primer RAPD. Sampel dari 9 populasi di hutan alam dan hutan tanaman di Sulawesi Tengah dan Sulawesi Barat dan semua sampel daun yang diambil menunjukkan perbedaan. Ada 2 primer yang menghasilkan kualitas penguatan terbaik dalam analisis keragaman genotipe yaitu TCH05 dan AS9870. Ada pita unik pada fragmen DNA dari daerah Lende, memiliki ukuran pita 2500-3000 bp sedangkan dari sampel individu hitam dari lokus daerah lain tidak dapat ditemukan. Berdasarkan analisis dendogram pada matriks jarak terungkap 10 genotipe dikelompokkan menjadi dua kelompok utama. Populasi kelompok pertama dari Lende. Kelompok kedua selanjutnya dibagi menjadi dua sub kelompok (2A dan 2B). Subkelompok 2A terdiri dari Diospyros kaki. Subkelompok 2B termasuk populasi dari Ako, Tibo, Bale, Tompe, Maleali, dan Kasimbar. Kata Kunci: Variasi Diospyros celebica Bakh, RAPD, Phenotyp dan Genotype PENDAHULUAN Evolusi adalah perubahan ciri-ciri populasi yang berlangsung seiring waktu (Mayr, 2010). Penemuan fosil merupakan salah satu sumber yang dijadikan bukti-bukti evolusi.Penemuan fosil ditemukan di beberapa tempat di berbagai negara. Manusia pertama kali berevolusi di Afrika timur sekitar 2,5 juta tahun yang lalu dari satu genus kera yang lebih awal yang dinamakan Autralopithecus yang berarti kera selatan (Harari, 2017). Penemuan bukti fosil juga ditemukan di Indonesia, tepat di pulau Jawa ditemukan bukti fosil Homo Soloensis atau manusia dari lembah Solo.Penemuan juga terjadi di Flores, yakni ditemukan spesies manusia yang bernama Homo florensis yang mempunyai tinggi 1 meter dan mempunyai berat kurang lebih 25 kilogram. Homo florensis ini sudah mampu menghasilkan peralatan dari batu dan bahkan kadang-kadang mereka berhasil berburu gajah-gajah di pulau tersebut (Ferry 2019). Eboni (Diospyros celebica Bakh) sebagai spesies asli Indonesia banyak tumbuh di Kabupaten Kerinci sehingga menjadikan flora ini sebagai tanaman endemik dengan daerah penyebaran di Sumatra Selatan (Alrasyid, 2001). Tingginya harga jual eboni (Diospyros celebica Bakh) baik di dalam maupun di luar negeri mengakibatkan semakin maraknya ilegal logging dan penyelundupan keluar negeri akibatnya populasi eboni (Diospyros celebica Bakh) semakin berkurang. Saat ini statusnya dikategorikan sebagai tumbuhan yang mulai langka (SK Mentan No.54/kpts/Um/2/1972),sehingga dikhawatirkan akan punah. Hal ini selain disebabkan karena eksploitasi yang berlebihan, juga karena kurangnya upaya pelestarian dan konservasinya. Plasma
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keanekaragaman fenotip dan genotipe antara pop... more Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keanekaragaman fenotip dan genotipe antara populasi kayu hitam di hutan Tnks Kabupaten Kerinci. Penelitian dilakukan dari mei hingga juni 2020, ekstraksi DNA telah dilakukan di laboratorium Bioteknologi, fakultas tarbiyah dan Ilmu Pengetahuan keguruan, IAIN Kerinci dan analisis DNA di Kyoto Perfectural University, Jepang. Teknik PCR-RAPD digunakan dalam penelitian ini dengan 4 primer RAPD. Sampel dari 9 populasi di hutan alam dan hutan tanaman di Sulawesi Tengah dan Sulawesi Barat dan semua sampel daun yang diambil menunjukkan perbedaan. Ada 2 primer yang menghasilkan kualitas penguatan terbaik dalam analisis keragaman genotipe yaitu TCH05 dan AS9870. Ada pita unik pada fragmen DNA dari daerah Lende, memiliki ukuran pita 2500-3000 bp sedangkan dari sampel individu hitam dari lokus daerah lain tidak dapat ditemukan. Berdasarkan analisis dendogram pada matriks jarak terungkap 10 genotipe dikelompokkan menjadi dua kelompok utama. Populasi kelompok pertama dari Lende. Kelompok kedua selanjutnya dibagi menjadi dua sub kelompok (2A dan 2B). Subkelompok 2A terdiri dari Diospyros kaki. Subkelompok 2B termasuk populasi dari Ako, Tibo, Bale, Tompe, Maleali, dan Kasimbar.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keanekaragaman fenotip dan genotipe antara pop... more Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keanekaragaman fenotip dan genotipe antara populasi kayu hitam di hutan Tnks Kabupaten Kerinci. Penelitian dilakukan dari mei hingga juni 2020, ekstraksi DNA telah dilakukan di laboratorium Bioteknologi, fakultas tarbiyah dan Ilmu Pengetahuan keguruan, IAIN Kerinci dan analisis DNA di Kyoto Perfectural University, Jepang. Teknik PCR-RAPD digunakan dalam penelitian ini dengan 4 primer RAPD. Sampel dari 9 populasi di hutan alam dan hutan tanaman di Sulawesi Tengah dan Sulawesi Barat dan semua sampel daun yang diambil menunjukkan perbedaan. Ada 2 primer yang menghasilkan kualitas penguatan terbaik dalam analisis keragaman genotipe yaitu TCH05 dan AS9870. Ada pita unik pada fragmen DNA dari daerah Lende, memiliki ukuran pita 2500-3000 bp sedangkan dari sampel individu hitam dari lokus daerah lain tidak dapat ditemukan. Berdasarkan analisis dendogram pada matriks jarak terungkap 10 genotipe dikelompokkan menjadi dua kelompok utama. Populasi kelompok pertama dari Lende. Kelompok kedua selanjutnya dibagi menjadi dua sub kelompok (2A dan 2B). Subkelompok 2A terdiri dari Diospyros kaki. Subkelompok 2B termasuk populasi dari Ako, Tibo, Bale, Tompe, Maleali, dan Kasimbar. Kata Kunci: Variasi Diospyros celebica Bakh, RAPD, Phenotyp dan Genotype PENDAHULUAN Evolusi adalah perubahan ciri-ciri populasi yang berlangsung seiring waktu (Mayr, 2010). Penemuan fosil merupakan salah satu sumber yang dijadikan bukti-bukti evolusi.Penemuan fosil ditemukan di beberapa tempat di berbagai negara. Manusia pertama kali berevolusi di Afrika timur sekitar 2,5 juta tahun yang lalu dari satu genus kera yang lebih awal yang dinamakan Autralopithecus yang berarti kera selatan (Harari, 2017). Penemuan bukti fosil juga ditemukan di Indonesia, tepat di pulau Jawa ditemukan bukti fosil Homo Soloensis atau manusia dari lembah Solo.Penemuan juga terjadi di Flores, yakni ditemukan spesies manusia yang bernama Homo florensis yang mempunyai tinggi 1 meter dan mempunyai berat kurang lebih 25 kilogram. Homo florensis ini sudah mampu menghasilkan peralatan dari batu dan bahkan kadang-kadang mereka berhasil berburu gajah-gajah di pulau tersebut (Ferry 2019). Eboni (Diospyros celebica Bakh) sebagai spesies asli Indonesia banyak tumbuh di Kabupaten Kerinci sehingga menjadikan flora ini sebagai tanaman endemik dengan daerah penyebaran di Sumatra Selatan (Alrasyid, 2001). Tingginya harga jual eboni (Diospyros celebica Bakh) baik di dalam maupun di luar negeri mengakibatkan semakin maraknya ilegal logging dan penyelundupan keluar negeri akibatnya populasi eboni (Diospyros celebica Bakh) semakin berkurang. Saat ini statusnya dikategorikan sebagai tumbuhan yang mulai langka (SK Mentan No.54/kpts/Um/2/1972),sehingga dikhawatirkan akan punah. Hal ini selain disebabkan karena eksploitasi yang berlebihan, juga karena kurangnya upaya pelestarian dan konservasinya. Plasma
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keanekaragaman fenotip dan genotipe antara pop... more Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keanekaragaman fenotip dan genotipe antara populasi kayu hitam di hutan Tnks Kabupaten Kerinci. Penelitian dilakukan dari mei hingga juni 2020, ekstraksi DNA telah dilakukan di laboratorium Bioteknologi, fakultas tarbiyah dan Ilmu Pengetahuan keguruan, IAIN Kerinci dan analisis DNA di Kyoto Perfectural University, Jepang. Teknik PCR-RAPD digunakan dalam penelitian ini dengan 4 primer RAPD. Sampel dari 9 populasi di hutan alam dan hutan tanaman di Sulawesi Tengah dan Sulawesi Barat dan semua sampel daun yang diambil menunjukkan perbedaan. Ada 2 primer yang menghasilkan kualitas penguatan terbaik dalam analisis keragaman genotipe yaitu TCH05 dan AS9870. Ada pita unik pada fragmen DNA dari daerah Lende, memiliki ukuran pita 2500-3000 bp sedangkan dari sampel individu hitam dari lokus daerah lain tidak dapat ditemukan. Berdasarkan analisis dendogram pada matriks jarak terungkap 10 genotipe dikelompokkan menjadi dua kelompok utama. Populasi kelompok pertama dari Lende. Kelompok kedua selanjutnya dibagi menjadi dua sub kelompok (2A dan 2B). Subkelompok 2A terdiri dari Diospyros kaki. Subkelompok 2B termasuk populasi dari Ako, Tibo, Bale, Tompe, Maleali, dan Kasimbar.
Uploads
Papers by Nesi Fania