Coffee is one of the commodities that are growing and popular today, especially with the rise of ... more Coffee is one of the commodities that are growing and popular today, especially with the rise of coffee shops and cafes along with the improvement of the tourism sector after the covid-19 pandemic subsided. This research aims to find out the competitiveness of merapi coffee agroindustry in Sleman regency. Competitiveness analysis is done quantitatively with the Policy Analysis Matrix (PAM) method approach to find out comparative advantage and competitive advantage, while qualitative analysis uses the Porter Diamond model method. Data collection is done by snow ball sampling through interviews and from secondary sources. Qualitative competitiveness analysis of Sleman coffee agroindustry is carried out on conditions, demand conditions, supporting industries and strategies, competitive structures and conditions. The results showed that coffee agroindustrials in Sleman have a comparative advantage in the absence of policies or added value generated beyond the cost (DRCR value) (Domestic Resources Cost Ratio) = 0.83. Coffee Agroindustry in Sleman also has a competitive advantage, indicated by a PCR (Private Cost Ratio) value = 0.41. The competitiveness of the merapi coffee agroindustrial industry is supported by soil fertility in the Mount Merapi area, increased demand for coffee due to the development of coffee shops and cafés, support from the Sleman tourism industry and local governments. Sleman coffee agroindustrials need to be developed from the marketing side to increase brand equity.
Various types of user interface (UI) design had been utilized in water studies to enrich insights... more Various types of user interface (UI) design had been utilized in water studies to enrich insights regarding quality of water samples and sources. Integrated IoT water sensors were successfully implemented for water quality parameter measurement, however, the visualization and interactivity are limited. The initial design was only capable in reading water quality parameter from the sensor reading while insertion and moderation activities were needed to complete a computerized water quality analysis. The research adopted the methods of CRUD concept and UML diagram to formulate the further capability in enriching the usability of an IoT-supported water quality analysis tool. A new UI design is successfully created and proposed along with activity enrichment which covers Main Menu, Data Insertion Page, and Data Moderation Page. The results show that the new UI design redefines the activity of water quality analysis by adding the capability in water quality data management for users. It is considered that further research should implement user acceptance test to find out users’ response on the proposed design.
Fresh fruit bunches (FFBs) are used as raw materials for palm oil, and their transport from a fie... more Fresh fruit bunches (FFBs) are used as raw materials for palm oil, and their transport from a field is a critical step to maintain their quality. Fruit integrity should be maintained so the mill can efficiently obtain palm oil with less than 5% free fatty acid content. Physical treatments for FFBs during loading to truck bins and transport may cause physical injuries. This research aimed to map fruit bruises. The map can be used as a basis in managing transport of FFBs. Physical injuries were assessed by bruise index (BI), which was calculated by measuring the bruise area and weight of the fruit. The experiment was conducted in a completely randomized design (CRD) with five replications. The treatments included truck type (wood bin or steel bin), truck age (more and less than 5 years), and FFB position in the truck bin (bottom, middle, top layer, front, center, or rear). Data were described by graphical method and analyzed statistically with one-way ANOVA. Results indicated loosen fruits and increased bruising of matured fruits loaded to the truck bin. BI (1.97-2.07) was not significantly different among FFBs placed in different positions in the truck bin. Nevertheless, FFB at the middle position showed higher degree of bruising than FFBs at the other positions. Fruit bruise was more prevalent when FFBs were transported by an old truck (>5years) rather than by a young truck, with BI values of 2.01 and 1.82, respectively. Abstrak Pemetaan Tingkat Memar Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit Selama Pemuatan dan Pengangkutan dari Lahan ke Pabrik. Tandan Buah Segar (TBS) adalah bahan baku minyak kelapa sawit, dan pengangkutannya dari lahan ke pabrik merupakan salah satu tahapan kritis dalam mempertahankan kualitasnya. Keutuhan buah harus dijaga agar pabrik minyak kelapa sawit (PMKS) dapat memprosesnya menjadi minyak berkadar asam lemak bebas (ALB) kurang dari 5% dengan efisien. Perlakuan fisik terhadap TBS selama pemuatan ke bak truk dan pengangkutan dapat menyebabkan kerusakan fisik. Penelitian ini bertujuan memetakan kerusakan (memar) buah selama proses muat-angkut. Peta ini dapat digunakan sebagai dasar pengelolaan transport TBS. Kerusakan fisik ini diindikasikan dengan indeks memar (IM), yang dihitung berdasarkan luas memar dan berat buah. Percobaan penelitian dilakukan mengikuti metode Rancang Acak Lengkap, dengan 5 ulangan setiap perlakuan. Perlakuan meliputi jenis bak truk (kayu dan baja), usia truk (lebih dan kurang dari 5 th), dan posisi TBS dalam bak truk (dasar, tengah, atas). Data disajikan secara grafis dan dianalisis menggunakan ANOVA satu arah. Hasil memperlihatkan bahwa terdapat kenaikan jumlah buah lepas dari tandan (membrondol) dan buah luka dengan semakin matangnya buah (fraksi semakin tinggi). Pada buah yang semakin matang, nilai titik runtuhan dan batas luluh biologis semakin rendah, dari 10 N sampai 190 N. Berdasarkan posisi TBS di bak truk, tidak tampak perbedaan kerusakan karena posisi TBS, di dasar bak, tengah, maupun di lapisan atas, yaitu IM berkisar 1.97-2,07. Buah cenderung rusak lebih berat bila diangkut dengan truk berumur tua (lebih dari 5 tahun) daripada dengan truk masih muda (< 5th), dicirikan dengan indeks memar 2,01 berbanding 1,82.
Jurnal Teknik Pertanian (J-TEP) merupakan publikasi ilmiah yang memuat hasil-hasil penelitian, pe... more Jurnal Teknik Pertanian (J-TEP) merupakan publikasi ilmiah yang memuat hasil-hasil penelitian, pengembangan, kajian atau gagasan dalam bidang keteknikan pertanian. Lingkup penulisan karya ilmiah dalam jurnal ini antara lain: rekayasa sumber daya air dan lahan, bangunan dan lingkungan pertanian, rekayasa bioproses dan penanganan pasca panen, daya dan alat mesin pertanian, energi terbarukan, dan system kendali dan kecerdasan buatan dalam bidang pertanian. Mulai tahun 2019, J-TEP terbit sebanyak 4 (empat) kali dalam setahun pada bulan Maret, Juni, September, dan Desember. Sejak tahun 2018, J-TEP mendapatkan terakreditasi SINTA 3 berdasarkan SK Dirjen Dikti No.21/E/KPT/2018. J-TEP terbuka untuk umum, peneliti, mahasiswa, praktisi, dan pemerhati dalam dunia keteknikan pertanian.
Pengangkutan tandan buah segar (TBS) kelapa sawit merupakan satu tahap penting dalam proses pasca... more Pengangkutan tandan buah segar (TBS) kelapa sawit merupakan satu tahap penting dalam proses pascapanen. Kondisi pengangkutan menentukan kuantitas dan kualitas TBS sebagai bahan baku pabrik kelapa sawit. Mengingat masih banyak jalan perkebunan yang belum ideal, penelitian ini bertujuan mempelajari hubungan tingkat kerusakan jalan dan penempatan TBS di bak truk terhadap kinerja pengangkutan. Indikator kinerja pengangkutan yang digunakan adalah buah restan (tertinggal di kebun), kadar asam lemak bebas (ALB), tingkat pelepasan buah (membrondol), dan tingkat memar (indeks memar). Penelitian dibagi menjadi dua tahap, yaitu: 1) kinerja pengangkutan dari piringan pohon ke tempat pengumpulan hasil (TPH). 2) kinerja pengangkutan dari TPH ke pabrik. Perlakuan dalam penelitian tahap dua adalah kualitas jalan pengumpulan, yaitu jalan baik, sedang, dan buruk, dan posisi TBS di bak truk, yaitu di lapisan dasar, tengah, dan atas. Hubungan panjang jalan rusak dengan tingkat restan buah dianalisis dengan analisis regresi, sedang indikator kinerja pengangkutan dianalisis dengan analisis varians (Anova), dan kemudian dilanjutkan dengan analisis satu arah pembedaan antar perlakuan dengan metode Tukey. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi atau tingkat kerusakan jalan memberikan pengaruh terhadap indikator kinerja pengangkutan tingkat buah restan, namun tidak secara nyata berpengaruh terhadap tingkat pelepasan buah sawit dari tandan (pembrondolan), tingkat kerusakan buah (indeks memar) dan kadar ALB pada saat pengangkutan menggunakan truk bak kayu. Sedang posisi TBS di dalam bak truk berpengaruh cukup nyata terhadap tingkat pelepasan buah dari tandan, dan berpengaruh nyata terhadap indeks memar buah selama pengangkutan.
Proses penanganan Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit, yaitu pemanenan, pemuatan, dan pengangkut... more Proses penanganan Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit, yaitu pemanenan, pemuatan, dan pengangkutan ke pabrik minyak kelapa sawit merupakan kegiatan saling terkait, karena masing-masing berkontribusi terhadap penurunan kualitas. Penelitian ini bertujuan mempelajari keterkaitan antar faktor-faktor yang bersama-sama secara berurutan mempengaruhi kualitas TBS. Parameter kualitas TBS yang diamati adalah kadar Asam Lemak Bebas (ALB). Metode yang digunakan adalah mengukur kadar ALB TBS pada setiap tahap proses penanganan bahan, yaitu pemanenan, pengangkutan di dalam blok kebun, pemuatan ke bak truk, dan pengangkutan ke pabrik minyak kelapa sawit. Keterkaitan antar faktor dibangun dengan model dinamis. Keluaran dari simulasi model dinamis menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kadar ALB antar kondisi penanganan TBS yang berbeda. Terdapat sedikit perbedaan kadar ALB antara TBS yang dipanen pada lahan mineral dan lahan gambut dan antara ketinggian pohon yang berbeda. Tahap penanganan TBS yang berkontribusi paling besar kepada penurunan kualitas akibat memar adalah pemuatan ke bak truk. TBS yang dimuat di dasar bak truk mengalami memar lebih banyak sehingga kadar ALB-nya lebih tinggi. Kadar ALB TBS yang dipanen di lahan mineral dan dimuat pada dasar bak truk 5,5 %, sedangkan yang di lapisan atas 4,5 %. Model menunjukkan bahwa kadar ALB meningkat pada penanganan bahan berurutan, berbeda dengan penurunan kualitas secara alami. Proporsi buah utuh dapat digunakan untuk mengendalikan kadar ALB secara keseluruhan. Bila seluruh buah memar, kadar ALB dapat mencapai 9,95 %, sedangkan campuran 20 % buah memar dan 80 % buah utuh, kadar ALB-nya 2,82 %. Peningkatan proporsi buah memar dari 10 % menjadi 20 % untuk buah yang dipanen dari lahan mineral menyebabkan penambahan kadar ALB lebih besar daripada buah yang dipanen dari lahan gambut, yaitu 0,88 % dibanding 0,80 %. Hal yang sama menyebabkan perbedaan kadar ALB 0,92 % untuk buah yang dipanen pada fraksi 3 dan 0,72 % untuk buah dipanen pada fraksi 1. Rekomendasi dari hasil penelitian ini adalah: 1) Pemuatan dengan pelemparan TBS secara manual sebaiknya dihindari; 2) Bila kondisi bak truk dan jalan buruk, sebaiknya TBS dipanen pada fraksi 1 atau 2; 3) Titik optimum kualitas TBS saat panen dan angkut adalah pada fraksi 1 di lahan gambut dan diangkut dengan truk bak kayu, dan 4) Dari sisi kualitas TBS, penundaan pengangkutan lebih menguntungkan daripada menunggu proses (mengantri) di pabrik minyak kelapa sawit (PMKS).
Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem, Mar 24, 2022
One of the crucial aspects of transporting Oil Palm Fresh Fruit Bunches (FFB) from the plantation... more One of the crucial aspects of transporting Oil Palm Fresh Fruit Bunches (FFB) from the plantation to the palm oil mill (POM) is the wholeness of the quantity, considering the long distances and various conditions passed. FFB weighing is currently carried out at the departure point and at the end point. For this reason, a weighing device (scale) is needed on the FFB transporting vehicle to monitor the weight at any time during the journey. This goal can be achieved by implementing an integrated weighing device on the vehicle. In order to lengthen the weigher life, the weight sensor must not continuously bear the load; therefore, in this study, an alternative proximity sensor was used. This study was aimed to 1) develop a mathematical equation to convert the distance to the weight that will be applied to the scale model on the FFB transporting vehicle with the proximity sensor (ATSJ), and 2) determine the accuracy of the scales. The research method was divided into three stages, namely: 1) building a scale model based on a microcontroller with a proximity sensor, 2) calibration test, 3) functional test to determine the accuracy of the scale. The statistical T-test was used to examine whether the ATSJ readings are not different from the actual weight. The results show a linear relationship between the weight change (kg) and distance (cm) of the object, and the designed scale can read this change. In the first stage of testing using the sitting scale, the equation was J = 0.9859xBd-0.1665; with R 2 = 0.9899. This evidence was used to obtain the equation for the vehicle, i.e., J =-0.004xBb + 9.9372; with R 2 = 0.9312. This equation was then written into the ATSJ microcontroller code. The test results at a 100-1000 kg load showed that ATSJ has a weighing accuracy of 92.9%.
Dusun Gumawang di desa Putat merupakan salah satu desa penghasil kakao di Provinsi Daerah Istimew... more Dusun Gumawang di desa Putat merupakan salah satu desa penghasil kakao di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Namun demikian, produktivitas kakao di Gumawang tergolong rendah, antara 200 kg-820 kg/ha/tahun. Di sisi lain, terdapat limbah kulit buah kakao (bagian eksocarp, mesocarp dan endocarp) yang melimpah dan belum dikelola dengan baik menuju zero waste. Untuk itu dilakukan pengabdian kepada masyarakat pada kelompok tani Sidodadi dalam bentuk pelatihan pembuatan vermikompos dengan memanfaatkan kulit buah kakao sebagai pakan cacing tanah. Vermikompos digunakan sebagai pupuk organik yang dapat meningkatkan kesuburan tanah Latosol. Tujuan Pengabdian kepada Masyarakat ini adalah agar kelompok tani kakao Sidodadi di Dusun Gumawang memahami manfaat vermikompos, mampu membuat vermikompos dengan bahan kulit buah kakao dan memanfaatkan hasil vermikompos di kebun kakao rakyat. Program pelatihan pembuatan vermikompos ini mampu memberikan dampak pada kelompok tani Sidodadi, 92% petani memahami pengetahuan tentang vermikompos, 92% mempunyai kemampuan membuat vermikompos dengan pakan kulit buah kakao, serta petani memanfaatkan hasil vermikompos sebagai pupuk organik. Kata Kunci: vermikompos; limbah kulit buah kakao; Gumawang.
BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian), Apr 30, 2021
Salah satu permasalahan limbah pabrik kelapa sawit adalah pengelolaan Tandan Kosong Kelapa Sawit ... more Salah satu permasalahan limbah pabrik kelapa sawit adalah pengelolaan Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS). Cara yang dapat dilakukan untuk penanganan limbah TKKS, yakni dengan konversinya secara biologis untuk menjadi green fertilizer. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode observasi dan metode analisis deskriptif pada masing-masing perlakuan dan ditentukan lamanya penelitian selama 28 hari. Alat yang digunakan adalah cangkul, ember, gembor, dan tempat vermikomposting. Peralatan pengujian antara lain timbangan, pH meter dan jangka sorong. Kemudian bahan yang digunakan adalah limbah-limbah kelapa sawit (Sludge, Solid, dan Tankos). Perlakuan yang dilakukan adalah meng-kompositkan 3 bahan-bahan limbah sawit dengan proporsi 100%, 50%, dan 25% kemudian diberikan cacing Lumbricus rubellus sebesar 500 gr setiap perlakuan. Parameter yang dilakukan adalah pengujian laju penguraian, pH, karakteristik cacing yang kemudian dilakukan pengamatan setiap 7 hari sekali sampai dengan penentuan waktu selama 28 hari. Laju dekomposisi bahan organik yang dilakukan oleh cacing mendapatkan respon paling tinggi pada perlakuan pencampuran media L6 (65 %) dan L7 (88%). Proses dekomposisi ternyata tidak mempengaruhi pH media, pH yang didapat rerata adalah 6. Dari proses laju dekomposisi dan pH media tidak mempengaruhi karakteristik cacing Lumbricus rubellus dimana pertumbuhannya justru meningkat. Hal ini diduga karena kondisi media yang cocok untuk keberlangsungan hidupnya.
JITIPARI (Jurnal Ilmiah Teknologi dan Industri Pangan UNISRI), Mar 19, 2022
The quality of coconut sap (nira) is a significant aspect in the manufacturing of palm sugar. Coc... more The quality of coconut sap (nira) is a significant aspect in the manufacturing of palm sugar. Coconut nira deteriorates quickly, and handling nira in the field is challenging due to the long duration of the tapping process, and coconut trees are high, making it tough to reach. The use of natural preservatives to nira help in the preservation of its quality prior to processing. The objectives of this study were to 1) develop a natural coconut nira preservatives formula from mangosteen yellow latex and 2) evaluate the dose of preservatives necessary to maximize nira's shelf life. The study employed a randomized complete analysis with four preservative concentrations of 0%, 1%, 1.5% and 2%. and four different storage durations: 0, 6, 12, and 12h. Chemical analysis of pH, total acid, total sugar, and reduced sugar was performed, as well as sensory evaluation. The study concluded that yellow mangosteen latex can help in the preservation of coconut nira. Preservative concentrations of 1.5% and 2% are still acceptable in 12h of storage. While a concentration of 1% is allowed for storage of up to 6h. If no preservatives are applied, nira should be processed shortly after harvesting. Nira's quality is deplorable after 24h of storage.
There are losses of production due to oil palm field's material handling. Activities that may rai... more There are losses of production due to oil palm field's material handling. Activities that may raise the losses are harvesting and transportation, which may cause bruise and damage to fruit. This research was aimed to learn the bruise of fresh fruit bunch (FFB) phenomenon in harvesting and transportation. Method used in this research was measuring the bruise area resulted by FFB falling when harvested, loading (throwing up) FFB to truck bin, and transporting using truck. These data, coupled with weight of bruised fruit, were calculated to get FFB bruise index. Each FFB bruise index is related to potential free fatty acid (FFA) value. FFA is one of important quality indicator of crude palm oil. The harvesting was conducted at mineral land and peat land, and the loading and transportation was conducted using wooden board truck and dump (iron board) truck. There was a difference between bruise index and FFA of FFB fall on mineral and on peat land. FFA of mineral land harvesting was 2.19% while of peat land was 1.27%. It was obvious that fruit quality degradation was higher when FFB positioned at the bottom of bin truck layer rather than at the top. FFA of truck bin bottom layer was 2.79% while of top layer was 0.64%. It was found that there was a cumulative bruise on FFB within material handling, start from harvesting, loading up to truck bin, and transporting from field to loading ramp. Abstrak Dampak Hubungan antara Penyalur dan Produsen terhadap Kinerja Rantai Pasokan Industri Manufaktur di Indonesia. Kajian ini bertujuan untuk menggambarkan hubungan antara komitmen, komunikasi, kepuasan, kepercayaan, serta kualitas hubungan antara penyalur dan produsen dan kinerja rantai pasokan. Populasi di dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan manufaktur di Indonesia. Responden di dalam penelitian ini adalah pejabat-pejabat eksekutif tertinggi, sekretaris-sekretaris perusahaan, atau manajer-manajer yang ditunjuk dan terlibat di dalam proses pembuatan kebijakan strategis perusahaan. Sampel diambil menggunakan teknik sampel acak wilayah proporsional. Structural equation modeling (SEM) atau pemodelan persamaan struktural digunakan di dalam analisis. Hasil dari pemeriksaan langsung atau pun tidak langsung terhadap hipotesis-hipotesis menunjukkan bahwa dua hipotesis bersifat positif dan berdampak signifikan, sedangkan sembilan hipotesis bersifat positif tetapi berdampak tidak signifikan. Dua hipotesis yang bersifat positif dan berdampak signifikan itu adalah dampak langsung dari kepercayaan terhadap kinerja alur persediaan dan dampak langsung dari kualitas hubungan antara penyalur dan produsen terhadap kinerja alur persediaan.
merupakan daerah terdampak kekeringan di musim kemarau, dan termasuk desa tertinggal sehingga men... more merupakan daerah terdampak kekeringan di musim kemarau, dan termasuk desa tertinggal sehingga menjadi prioritas ditumbuhkembagkan oleh pemerintah. Di desa ini terdapat tempat wisata pantai Klayar. Meskipun ada penyediaan air dari PDAM, namun masih sangat terbatas, masyarakat sering kekurangan air bersih, sehingga kebutuhan untuk pertanian dan kawasan wisata sering terganggu. Tanaman banyak yang mati karena cekaman kekurangan air, sehingga menimbulkan kerugian. Saat ini sudah berkembang teknologi desalinasi air laut yang bisa diaplikasikan sebagai solusi kekurangan air di kawasan tersebut. PKM ini bertujuan meningkatkan harkat masyarakat desa Sendang dengan membantu penyediaan air di saat kemarau dari air laut. Sebagai pendukung aplikasi teknologi tersebut agar berkelanjutan, diadakan pelatihan dan pendampingan, baik teknis maupun organisatoris. Teknologi yang diterapkan bersifat sederhana, serta dapat dibuat dan dirawat masyarakat setempat. Sasaran penerima manfaat program adalah masyarakat, secara khusus kelompok sadar wisata, dengan kelompok pendukung generasi muda dan lembaga pendidikan (SD). Hasil alat destilasi prisma kaca menunjukkan tingkat destilasi 100ml per hari dari ukuran kotak destilasi 50x50x30 cm dengan sudut kaca prisma 45 dan lama penyinaran 8 jam. Suhu di dalam kotak destilasi berkisar 50-60C pada siang hari. Air hasil destilasi memenuhi kualitas sebagai air bersih, yakni berkadar garam 20-40 ppm.
Lumpur hasil pengolahan limbah cair pabrik kelapa sawit di Propinsi Riau dapat dimanfaatkan sebag... more Lumpur hasil pengolahan limbah cair pabrik kelapa sawit di Propinsi Riau dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik di kebun kelapa sawit. Karena itu kesetaraan kandungan hara yang dikandung lumpur tersebut perlu dikaji potensinya sebagai penambah unsur hara untuk pemupukan pada tanaman kelapa sawit ( Elaeis gueneensis Jacq ). Metode deskriptif analisis dilakukan terhadap lumpur yang diambil dari kolam anaerob dan aerob untuk mengetahui kecukupan /ketersediaan kandungan unsur haranya. Data ini dibandingkan dengan kebutuhan pemupukan kelapa sawit berdasarkan beberapa parameter yang ditelaah, yaitu: kadar N, P, K, Ca, dan Mg. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lumpur dari kolam anaerob mengandung unsur hara 0,016 % C, 0,047 % N; 0,004 % P; 0,161 % K; 0,111 % Ca; dan 0,09 % Mg. Sedang dari kolam aerob terkandung 0,017% C; 0,041% N; 0,003% P; 0,131% K; 0,145% Ca; dan 0,083 % Mg. Setelah dilakukan penyetaraan dengan pupuk yang biasa diaplikasikan di kebun kelapa sawit dibutuhkan pemupukan dengan lumpur untuk memenuhi unsur N, P, K, dan Mg, berturut-turut sebanyak 550,9; 12.842,6; 342,7; dan 62,1 kg/pohon. Kata kunci : limbah cair, lumpur, unsur hara tambahan, perkebunan kelapa sawit
Jurnal ilmiah teknologi pertanian Agrotechno, Apr 30, 2023
The transportation of oil palm fresh fruit bunches (FFB) is a crucial stage in the palm oil produ... more The transportation of oil palm fresh fruit bunches (FFB) is a crucial stage in the palm oil production system. Productivity and efficiency due to the movement of transport trucks also affect the supply chain of FFB as a material for palm oil mills (PMKS). This paper presents the results of a study that aims to compare the productivity and efficiency of truck movement in evacuating FFB from the yield collection point (TPH) to the PMKS between direct and transit systems. The efficiency or level of truck utility will affect the supply of FFB for PMKS. In trucks and systems that are less efficient, the FFB supply chain for mills stagnates, resulting in lower volume and quality of CPO output. The research method is to measure the time of each stage of the FFB evacuation, record the data on the weight of the load, measure the distance traveled, calculate the truck cycle time, productivity level, and the efficiency of the truck movement, then analyze the statistics with the T-test. The results showed a difference in performance between the transit and direct evacuation systems to PMKS. In the transit system, truck cycle time = 3.5 hours, work efficiency = 44.3%, and productivity = 15.4 tons/day. While the direct system, the cycle time = 5.07 hours, work efficiency = 63.3%, and productivity = 12.07 tons/day. Recommendations from the research for improving the FFB supply chain are 1) doubling the supply of FFB from small transport in the transit system, 2) optimizing truck mobility by managing work locations.
bentuk plagiarisme dan penyalahgunaan hak kekayaan intelektual akibat diterbitkannya paper pengab... more bentuk plagiarisme dan penyalahgunaan hak kekayaan intelektual akibat diterbitkannya paper pengabdian masyarakat ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis.
Jurnal Altifani Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
Salah satu daerah yang menjadi sentra tanaman kakao di Kabupaten Gunungkidul adalah Dusun Gumawan... more Salah satu daerah yang menjadi sentra tanaman kakao di Kabupaten Gunungkidul adalah Dusun Gumawang yang berada di Desa Putat Kecamatan Patuk. Namun, produktivitas kakao di Gumawang tergolong rendah karena mempunyai jenis tanah Latosol yang memiliki kandungan hara dan bahan organik yang rendah. Adapun upaya untuk meningkatkan produktivitas tanaman kakao adalah melalui penambahan pupuk organik seperti PGPR. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan informasi teknologi pembuatan PGPR serta pemanfaatannya bagi pengembangan perkebunan kakao petani di Dusun Gumawang Desa Putat Kabupaten Gunungkidul secara berkelanjutan. Metode yang digunakan pada kegiatan ini adalah Participatory Rural Appraisal (PRA) yang dibagi dalam tiga tahapan, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap evaluasi. Dari hasil monitoring dan evaluasi ditemukan bahwa PGPR diaplikasi oleh petani tanaman kakao, lada, jahe, dan porang. 92% petani mendapatkan manfaat dari kegiatan ini seperti pengetahuan mengenai manf...
2021 1st International Conference on Computer Science and Artificial Intelligence (ICCSAI), 2021
The water level on peatlands is a critical factor in the production of oil palm plantations on pe... more The water level on peatlands is a critical factor in the production of oil palm plantations on peatlands because oil palm requires water but should not be inundated. The optimal water depth from the surface should be controlled from 70 to 80 cm by opening or closing the drain gate. Currently, most measurements are made with a piezometer. Then the opening and closing of the sluice gate at the end of the primary channel are done manually. In many cases, the distance between the plantation block and the floodgate is quite far and is limited by inaccessible infrastructure (roads), so opening or closing take a lot of time and money. Currently, a water level measurement system has been designed automatically using a microcontroller. This study aims to develop a design of a drainage management information system in oil palm plantations. The information system includes the water level of peatlands data in oil palm plantations taken from the water level sensor in the drainage system. The system uses the data from the water level sensor to manage the drainage system's sluice gates. This system was developed using the SDLC waterfall method. The final result of this research was a design of a water information management system that can regulates automatic and real-time peatland oil palm plantations water level.
IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, 2018
The groundwater quality is equally important as that of quantity. GIS is a powerful tool for repr... more The groundwater quality is equally important as that of quantity. GIS is a powerful tool for representation and analysis of spatial information related to water resources. To attempt this goal, samples were analyzed for various physico-chemical and bacterial parameters such as pH, Electrical Conductivity (EC), nitrate, Fe, E. coli, etc have been estimated for all the sampling locations. The spatial variation maps of these groundwater quality parameters were derived and integrated through GIS. An interpolation technique inverse distance weighting was used to obtain the spatial distribution of groundwater quality parameters. The final map classified the groundwater quality in the study area. The results of this research show that groundwater contamination are occurred and the development of the management strategies for the aquifer system is vitally necessary.
Coffee is one of the commodities that are growing and popular today, especially with the rise of ... more Coffee is one of the commodities that are growing and popular today, especially with the rise of coffee shops and cafes along with the improvement of the tourism sector after the covid-19 pandemic subsided. This research aims to find out the competitiveness of merapi coffee agroindustry in Sleman regency. Competitiveness analysis is done quantitatively with the Policy Analysis Matrix (PAM) method approach to find out comparative advantage and competitive advantage, while qualitative analysis uses the Porter Diamond model method. Data collection is done by snow ball sampling through interviews and from secondary sources. Qualitative competitiveness analysis of Sleman coffee agroindustry is carried out on conditions, demand conditions, supporting industries and strategies, competitive structures and conditions. The results showed that coffee agroindustrials in Sleman have a comparative advantage in the absence of policies or added value generated beyond the cost (DRCR value) (Domestic Resources Cost Ratio) = 0.83. Coffee Agroindustry in Sleman also has a competitive advantage, indicated by a PCR (Private Cost Ratio) value = 0.41. The competitiveness of the merapi coffee agroindustrial industry is supported by soil fertility in the Mount Merapi area, increased demand for coffee due to the development of coffee shops and cafés, support from the Sleman tourism industry and local governments. Sleman coffee agroindustrials need to be developed from the marketing side to increase brand equity.
Various types of user interface (UI) design had been utilized in water studies to enrich insights... more Various types of user interface (UI) design had been utilized in water studies to enrich insights regarding quality of water samples and sources. Integrated IoT water sensors were successfully implemented for water quality parameter measurement, however, the visualization and interactivity are limited. The initial design was only capable in reading water quality parameter from the sensor reading while insertion and moderation activities were needed to complete a computerized water quality analysis. The research adopted the methods of CRUD concept and UML diagram to formulate the further capability in enriching the usability of an IoT-supported water quality analysis tool. A new UI design is successfully created and proposed along with activity enrichment which covers Main Menu, Data Insertion Page, and Data Moderation Page. The results show that the new UI design redefines the activity of water quality analysis by adding the capability in water quality data management for users. It is considered that further research should implement user acceptance test to find out users’ response on the proposed design.
Fresh fruit bunches (FFBs) are used as raw materials for palm oil, and their transport from a fie... more Fresh fruit bunches (FFBs) are used as raw materials for palm oil, and their transport from a field is a critical step to maintain their quality. Fruit integrity should be maintained so the mill can efficiently obtain palm oil with less than 5% free fatty acid content. Physical treatments for FFBs during loading to truck bins and transport may cause physical injuries. This research aimed to map fruit bruises. The map can be used as a basis in managing transport of FFBs. Physical injuries were assessed by bruise index (BI), which was calculated by measuring the bruise area and weight of the fruit. The experiment was conducted in a completely randomized design (CRD) with five replications. The treatments included truck type (wood bin or steel bin), truck age (more and less than 5 years), and FFB position in the truck bin (bottom, middle, top layer, front, center, or rear). Data were described by graphical method and analyzed statistically with one-way ANOVA. Results indicated loosen fruits and increased bruising of matured fruits loaded to the truck bin. BI (1.97-2.07) was not significantly different among FFBs placed in different positions in the truck bin. Nevertheless, FFB at the middle position showed higher degree of bruising than FFBs at the other positions. Fruit bruise was more prevalent when FFBs were transported by an old truck (>5years) rather than by a young truck, with BI values of 2.01 and 1.82, respectively. Abstrak Pemetaan Tingkat Memar Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit Selama Pemuatan dan Pengangkutan dari Lahan ke Pabrik. Tandan Buah Segar (TBS) adalah bahan baku minyak kelapa sawit, dan pengangkutannya dari lahan ke pabrik merupakan salah satu tahapan kritis dalam mempertahankan kualitasnya. Keutuhan buah harus dijaga agar pabrik minyak kelapa sawit (PMKS) dapat memprosesnya menjadi minyak berkadar asam lemak bebas (ALB) kurang dari 5% dengan efisien. Perlakuan fisik terhadap TBS selama pemuatan ke bak truk dan pengangkutan dapat menyebabkan kerusakan fisik. Penelitian ini bertujuan memetakan kerusakan (memar) buah selama proses muat-angkut. Peta ini dapat digunakan sebagai dasar pengelolaan transport TBS. Kerusakan fisik ini diindikasikan dengan indeks memar (IM), yang dihitung berdasarkan luas memar dan berat buah. Percobaan penelitian dilakukan mengikuti metode Rancang Acak Lengkap, dengan 5 ulangan setiap perlakuan. Perlakuan meliputi jenis bak truk (kayu dan baja), usia truk (lebih dan kurang dari 5 th), dan posisi TBS dalam bak truk (dasar, tengah, atas). Data disajikan secara grafis dan dianalisis menggunakan ANOVA satu arah. Hasil memperlihatkan bahwa terdapat kenaikan jumlah buah lepas dari tandan (membrondol) dan buah luka dengan semakin matangnya buah (fraksi semakin tinggi). Pada buah yang semakin matang, nilai titik runtuhan dan batas luluh biologis semakin rendah, dari 10 N sampai 190 N. Berdasarkan posisi TBS di bak truk, tidak tampak perbedaan kerusakan karena posisi TBS, di dasar bak, tengah, maupun di lapisan atas, yaitu IM berkisar 1.97-2,07. Buah cenderung rusak lebih berat bila diangkut dengan truk berumur tua (lebih dari 5 tahun) daripada dengan truk masih muda (< 5th), dicirikan dengan indeks memar 2,01 berbanding 1,82.
Jurnal Teknik Pertanian (J-TEP) merupakan publikasi ilmiah yang memuat hasil-hasil penelitian, pe... more Jurnal Teknik Pertanian (J-TEP) merupakan publikasi ilmiah yang memuat hasil-hasil penelitian, pengembangan, kajian atau gagasan dalam bidang keteknikan pertanian. Lingkup penulisan karya ilmiah dalam jurnal ini antara lain: rekayasa sumber daya air dan lahan, bangunan dan lingkungan pertanian, rekayasa bioproses dan penanganan pasca panen, daya dan alat mesin pertanian, energi terbarukan, dan system kendali dan kecerdasan buatan dalam bidang pertanian. Mulai tahun 2019, J-TEP terbit sebanyak 4 (empat) kali dalam setahun pada bulan Maret, Juni, September, dan Desember. Sejak tahun 2018, J-TEP mendapatkan terakreditasi SINTA 3 berdasarkan SK Dirjen Dikti No.21/E/KPT/2018. J-TEP terbuka untuk umum, peneliti, mahasiswa, praktisi, dan pemerhati dalam dunia keteknikan pertanian.
Pengangkutan tandan buah segar (TBS) kelapa sawit merupakan satu tahap penting dalam proses pasca... more Pengangkutan tandan buah segar (TBS) kelapa sawit merupakan satu tahap penting dalam proses pascapanen. Kondisi pengangkutan menentukan kuantitas dan kualitas TBS sebagai bahan baku pabrik kelapa sawit. Mengingat masih banyak jalan perkebunan yang belum ideal, penelitian ini bertujuan mempelajari hubungan tingkat kerusakan jalan dan penempatan TBS di bak truk terhadap kinerja pengangkutan. Indikator kinerja pengangkutan yang digunakan adalah buah restan (tertinggal di kebun), kadar asam lemak bebas (ALB), tingkat pelepasan buah (membrondol), dan tingkat memar (indeks memar). Penelitian dibagi menjadi dua tahap, yaitu: 1) kinerja pengangkutan dari piringan pohon ke tempat pengumpulan hasil (TPH). 2) kinerja pengangkutan dari TPH ke pabrik. Perlakuan dalam penelitian tahap dua adalah kualitas jalan pengumpulan, yaitu jalan baik, sedang, dan buruk, dan posisi TBS di bak truk, yaitu di lapisan dasar, tengah, dan atas. Hubungan panjang jalan rusak dengan tingkat restan buah dianalisis dengan analisis regresi, sedang indikator kinerja pengangkutan dianalisis dengan analisis varians (Anova), dan kemudian dilanjutkan dengan analisis satu arah pembedaan antar perlakuan dengan metode Tukey. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi atau tingkat kerusakan jalan memberikan pengaruh terhadap indikator kinerja pengangkutan tingkat buah restan, namun tidak secara nyata berpengaruh terhadap tingkat pelepasan buah sawit dari tandan (pembrondolan), tingkat kerusakan buah (indeks memar) dan kadar ALB pada saat pengangkutan menggunakan truk bak kayu. Sedang posisi TBS di dalam bak truk berpengaruh cukup nyata terhadap tingkat pelepasan buah dari tandan, dan berpengaruh nyata terhadap indeks memar buah selama pengangkutan.
Proses penanganan Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit, yaitu pemanenan, pemuatan, dan pengangkut... more Proses penanganan Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit, yaitu pemanenan, pemuatan, dan pengangkutan ke pabrik minyak kelapa sawit merupakan kegiatan saling terkait, karena masing-masing berkontribusi terhadap penurunan kualitas. Penelitian ini bertujuan mempelajari keterkaitan antar faktor-faktor yang bersama-sama secara berurutan mempengaruhi kualitas TBS. Parameter kualitas TBS yang diamati adalah kadar Asam Lemak Bebas (ALB). Metode yang digunakan adalah mengukur kadar ALB TBS pada setiap tahap proses penanganan bahan, yaitu pemanenan, pengangkutan di dalam blok kebun, pemuatan ke bak truk, dan pengangkutan ke pabrik minyak kelapa sawit. Keterkaitan antar faktor dibangun dengan model dinamis. Keluaran dari simulasi model dinamis menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kadar ALB antar kondisi penanganan TBS yang berbeda. Terdapat sedikit perbedaan kadar ALB antara TBS yang dipanen pada lahan mineral dan lahan gambut dan antara ketinggian pohon yang berbeda. Tahap penanganan TBS yang berkontribusi paling besar kepada penurunan kualitas akibat memar adalah pemuatan ke bak truk. TBS yang dimuat di dasar bak truk mengalami memar lebih banyak sehingga kadar ALB-nya lebih tinggi. Kadar ALB TBS yang dipanen di lahan mineral dan dimuat pada dasar bak truk 5,5 %, sedangkan yang di lapisan atas 4,5 %. Model menunjukkan bahwa kadar ALB meningkat pada penanganan bahan berurutan, berbeda dengan penurunan kualitas secara alami. Proporsi buah utuh dapat digunakan untuk mengendalikan kadar ALB secara keseluruhan. Bila seluruh buah memar, kadar ALB dapat mencapai 9,95 %, sedangkan campuran 20 % buah memar dan 80 % buah utuh, kadar ALB-nya 2,82 %. Peningkatan proporsi buah memar dari 10 % menjadi 20 % untuk buah yang dipanen dari lahan mineral menyebabkan penambahan kadar ALB lebih besar daripada buah yang dipanen dari lahan gambut, yaitu 0,88 % dibanding 0,80 %. Hal yang sama menyebabkan perbedaan kadar ALB 0,92 % untuk buah yang dipanen pada fraksi 3 dan 0,72 % untuk buah dipanen pada fraksi 1. Rekomendasi dari hasil penelitian ini adalah: 1) Pemuatan dengan pelemparan TBS secara manual sebaiknya dihindari; 2) Bila kondisi bak truk dan jalan buruk, sebaiknya TBS dipanen pada fraksi 1 atau 2; 3) Titik optimum kualitas TBS saat panen dan angkut adalah pada fraksi 1 di lahan gambut dan diangkut dengan truk bak kayu, dan 4) Dari sisi kualitas TBS, penundaan pengangkutan lebih menguntungkan daripada menunggu proses (mengantri) di pabrik minyak kelapa sawit (PMKS).
Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem, Mar 24, 2022
One of the crucial aspects of transporting Oil Palm Fresh Fruit Bunches (FFB) from the plantation... more One of the crucial aspects of transporting Oil Palm Fresh Fruit Bunches (FFB) from the plantation to the palm oil mill (POM) is the wholeness of the quantity, considering the long distances and various conditions passed. FFB weighing is currently carried out at the departure point and at the end point. For this reason, a weighing device (scale) is needed on the FFB transporting vehicle to monitor the weight at any time during the journey. This goal can be achieved by implementing an integrated weighing device on the vehicle. In order to lengthen the weigher life, the weight sensor must not continuously bear the load; therefore, in this study, an alternative proximity sensor was used. This study was aimed to 1) develop a mathematical equation to convert the distance to the weight that will be applied to the scale model on the FFB transporting vehicle with the proximity sensor (ATSJ), and 2) determine the accuracy of the scales. The research method was divided into three stages, namely: 1) building a scale model based on a microcontroller with a proximity sensor, 2) calibration test, 3) functional test to determine the accuracy of the scale. The statistical T-test was used to examine whether the ATSJ readings are not different from the actual weight. The results show a linear relationship between the weight change (kg) and distance (cm) of the object, and the designed scale can read this change. In the first stage of testing using the sitting scale, the equation was J = 0.9859xBd-0.1665; with R 2 = 0.9899. This evidence was used to obtain the equation for the vehicle, i.e., J =-0.004xBb + 9.9372; with R 2 = 0.9312. This equation was then written into the ATSJ microcontroller code. The test results at a 100-1000 kg load showed that ATSJ has a weighing accuracy of 92.9%.
Dusun Gumawang di desa Putat merupakan salah satu desa penghasil kakao di Provinsi Daerah Istimew... more Dusun Gumawang di desa Putat merupakan salah satu desa penghasil kakao di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Namun demikian, produktivitas kakao di Gumawang tergolong rendah, antara 200 kg-820 kg/ha/tahun. Di sisi lain, terdapat limbah kulit buah kakao (bagian eksocarp, mesocarp dan endocarp) yang melimpah dan belum dikelola dengan baik menuju zero waste. Untuk itu dilakukan pengabdian kepada masyarakat pada kelompok tani Sidodadi dalam bentuk pelatihan pembuatan vermikompos dengan memanfaatkan kulit buah kakao sebagai pakan cacing tanah. Vermikompos digunakan sebagai pupuk organik yang dapat meningkatkan kesuburan tanah Latosol. Tujuan Pengabdian kepada Masyarakat ini adalah agar kelompok tani kakao Sidodadi di Dusun Gumawang memahami manfaat vermikompos, mampu membuat vermikompos dengan bahan kulit buah kakao dan memanfaatkan hasil vermikompos di kebun kakao rakyat. Program pelatihan pembuatan vermikompos ini mampu memberikan dampak pada kelompok tani Sidodadi, 92% petani memahami pengetahuan tentang vermikompos, 92% mempunyai kemampuan membuat vermikompos dengan pakan kulit buah kakao, serta petani memanfaatkan hasil vermikompos sebagai pupuk organik. Kata Kunci: vermikompos; limbah kulit buah kakao; Gumawang.
BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian), Apr 30, 2021
Salah satu permasalahan limbah pabrik kelapa sawit adalah pengelolaan Tandan Kosong Kelapa Sawit ... more Salah satu permasalahan limbah pabrik kelapa sawit adalah pengelolaan Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS). Cara yang dapat dilakukan untuk penanganan limbah TKKS, yakni dengan konversinya secara biologis untuk menjadi green fertilizer. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode observasi dan metode analisis deskriptif pada masing-masing perlakuan dan ditentukan lamanya penelitian selama 28 hari. Alat yang digunakan adalah cangkul, ember, gembor, dan tempat vermikomposting. Peralatan pengujian antara lain timbangan, pH meter dan jangka sorong. Kemudian bahan yang digunakan adalah limbah-limbah kelapa sawit (Sludge, Solid, dan Tankos). Perlakuan yang dilakukan adalah meng-kompositkan 3 bahan-bahan limbah sawit dengan proporsi 100%, 50%, dan 25% kemudian diberikan cacing Lumbricus rubellus sebesar 500 gr setiap perlakuan. Parameter yang dilakukan adalah pengujian laju penguraian, pH, karakteristik cacing yang kemudian dilakukan pengamatan setiap 7 hari sekali sampai dengan penentuan waktu selama 28 hari. Laju dekomposisi bahan organik yang dilakukan oleh cacing mendapatkan respon paling tinggi pada perlakuan pencampuran media L6 (65 %) dan L7 (88%). Proses dekomposisi ternyata tidak mempengaruhi pH media, pH yang didapat rerata adalah 6. Dari proses laju dekomposisi dan pH media tidak mempengaruhi karakteristik cacing Lumbricus rubellus dimana pertumbuhannya justru meningkat. Hal ini diduga karena kondisi media yang cocok untuk keberlangsungan hidupnya.
JITIPARI (Jurnal Ilmiah Teknologi dan Industri Pangan UNISRI), Mar 19, 2022
The quality of coconut sap (nira) is a significant aspect in the manufacturing of palm sugar. Coc... more The quality of coconut sap (nira) is a significant aspect in the manufacturing of palm sugar. Coconut nira deteriorates quickly, and handling nira in the field is challenging due to the long duration of the tapping process, and coconut trees are high, making it tough to reach. The use of natural preservatives to nira help in the preservation of its quality prior to processing. The objectives of this study were to 1) develop a natural coconut nira preservatives formula from mangosteen yellow latex and 2) evaluate the dose of preservatives necessary to maximize nira's shelf life. The study employed a randomized complete analysis with four preservative concentrations of 0%, 1%, 1.5% and 2%. and four different storage durations: 0, 6, 12, and 12h. Chemical analysis of pH, total acid, total sugar, and reduced sugar was performed, as well as sensory evaluation. The study concluded that yellow mangosteen latex can help in the preservation of coconut nira. Preservative concentrations of 1.5% and 2% are still acceptable in 12h of storage. While a concentration of 1% is allowed for storage of up to 6h. If no preservatives are applied, nira should be processed shortly after harvesting. Nira's quality is deplorable after 24h of storage.
There are losses of production due to oil palm field's material handling. Activities that may rai... more There are losses of production due to oil palm field's material handling. Activities that may raise the losses are harvesting and transportation, which may cause bruise and damage to fruit. This research was aimed to learn the bruise of fresh fruit bunch (FFB) phenomenon in harvesting and transportation. Method used in this research was measuring the bruise area resulted by FFB falling when harvested, loading (throwing up) FFB to truck bin, and transporting using truck. These data, coupled with weight of bruised fruit, were calculated to get FFB bruise index. Each FFB bruise index is related to potential free fatty acid (FFA) value. FFA is one of important quality indicator of crude palm oil. The harvesting was conducted at mineral land and peat land, and the loading and transportation was conducted using wooden board truck and dump (iron board) truck. There was a difference between bruise index and FFA of FFB fall on mineral and on peat land. FFA of mineral land harvesting was 2.19% while of peat land was 1.27%. It was obvious that fruit quality degradation was higher when FFB positioned at the bottom of bin truck layer rather than at the top. FFA of truck bin bottom layer was 2.79% while of top layer was 0.64%. It was found that there was a cumulative bruise on FFB within material handling, start from harvesting, loading up to truck bin, and transporting from field to loading ramp. Abstrak Dampak Hubungan antara Penyalur dan Produsen terhadap Kinerja Rantai Pasokan Industri Manufaktur di Indonesia. Kajian ini bertujuan untuk menggambarkan hubungan antara komitmen, komunikasi, kepuasan, kepercayaan, serta kualitas hubungan antara penyalur dan produsen dan kinerja rantai pasokan. Populasi di dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan manufaktur di Indonesia. Responden di dalam penelitian ini adalah pejabat-pejabat eksekutif tertinggi, sekretaris-sekretaris perusahaan, atau manajer-manajer yang ditunjuk dan terlibat di dalam proses pembuatan kebijakan strategis perusahaan. Sampel diambil menggunakan teknik sampel acak wilayah proporsional. Structural equation modeling (SEM) atau pemodelan persamaan struktural digunakan di dalam analisis. Hasil dari pemeriksaan langsung atau pun tidak langsung terhadap hipotesis-hipotesis menunjukkan bahwa dua hipotesis bersifat positif dan berdampak signifikan, sedangkan sembilan hipotesis bersifat positif tetapi berdampak tidak signifikan. Dua hipotesis yang bersifat positif dan berdampak signifikan itu adalah dampak langsung dari kepercayaan terhadap kinerja alur persediaan dan dampak langsung dari kualitas hubungan antara penyalur dan produsen terhadap kinerja alur persediaan.
merupakan daerah terdampak kekeringan di musim kemarau, dan termasuk desa tertinggal sehingga men... more merupakan daerah terdampak kekeringan di musim kemarau, dan termasuk desa tertinggal sehingga menjadi prioritas ditumbuhkembagkan oleh pemerintah. Di desa ini terdapat tempat wisata pantai Klayar. Meskipun ada penyediaan air dari PDAM, namun masih sangat terbatas, masyarakat sering kekurangan air bersih, sehingga kebutuhan untuk pertanian dan kawasan wisata sering terganggu. Tanaman banyak yang mati karena cekaman kekurangan air, sehingga menimbulkan kerugian. Saat ini sudah berkembang teknologi desalinasi air laut yang bisa diaplikasikan sebagai solusi kekurangan air di kawasan tersebut. PKM ini bertujuan meningkatkan harkat masyarakat desa Sendang dengan membantu penyediaan air di saat kemarau dari air laut. Sebagai pendukung aplikasi teknologi tersebut agar berkelanjutan, diadakan pelatihan dan pendampingan, baik teknis maupun organisatoris. Teknologi yang diterapkan bersifat sederhana, serta dapat dibuat dan dirawat masyarakat setempat. Sasaran penerima manfaat program adalah masyarakat, secara khusus kelompok sadar wisata, dengan kelompok pendukung generasi muda dan lembaga pendidikan (SD). Hasil alat destilasi prisma kaca menunjukkan tingkat destilasi 100ml per hari dari ukuran kotak destilasi 50x50x30 cm dengan sudut kaca prisma 45 dan lama penyinaran 8 jam. Suhu di dalam kotak destilasi berkisar 50-60C pada siang hari. Air hasil destilasi memenuhi kualitas sebagai air bersih, yakni berkadar garam 20-40 ppm.
Lumpur hasil pengolahan limbah cair pabrik kelapa sawit di Propinsi Riau dapat dimanfaatkan sebag... more Lumpur hasil pengolahan limbah cair pabrik kelapa sawit di Propinsi Riau dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik di kebun kelapa sawit. Karena itu kesetaraan kandungan hara yang dikandung lumpur tersebut perlu dikaji potensinya sebagai penambah unsur hara untuk pemupukan pada tanaman kelapa sawit ( Elaeis gueneensis Jacq ). Metode deskriptif analisis dilakukan terhadap lumpur yang diambil dari kolam anaerob dan aerob untuk mengetahui kecukupan /ketersediaan kandungan unsur haranya. Data ini dibandingkan dengan kebutuhan pemupukan kelapa sawit berdasarkan beberapa parameter yang ditelaah, yaitu: kadar N, P, K, Ca, dan Mg. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lumpur dari kolam anaerob mengandung unsur hara 0,016 % C, 0,047 % N; 0,004 % P; 0,161 % K; 0,111 % Ca; dan 0,09 % Mg. Sedang dari kolam aerob terkandung 0,017% C; 0,041% N; 0,003% P; 0,131% K; 0,145% Ca; dan 0,083 % Mg. Setelah dilakukan penyetaraan dengan pupuk yang biasa diaplikasikan di kebun kelapa sawit dibutuhkan pemupukan dengan lumpur untuk memenuhi unsur N, P, K, dan Mg, berturut-turut sebanyak 550,9; 12.842,6; 342,7; dan 62,1 kg/pohon. Kata kunci : limbah cair, lumpur, unsur hara tambahan, perkebunan kelapa sawit
Jurnal ilmiah teknologi pertanian Agrotechno, Apr 30, 2023
The transportation of oil palm fresh fruit bunches (FFB) is a crucial stage in the palm oil produ... more The transportation of oil palm fresh fruit bunches (FFB) is a crucial stage in the palm oil production system. Productivity and efficiency due to the movement of transport trucks also affect the supply chain of FFB as a material for palm oil mills (PMKS). This paper presents the results of a study that aims to compare the productivity and efficiency of truck movement in evacuating FFB from the yield collection point (TPH) to the PMKS between direct and transit systems. The efficiency or level of truck utility will affect the supply of FFB for PMKS. In trucks and systems that are less efficient, the FFB supply chain for mills stagnates, resulting in lower volume and quality of CPO output. The research method is to measure the time of each stage of the FFB evacuation, record the data on the weight of the load, measure the distance traveled, calculate the truck cycle time, productivity level, and the efficiency of the truck movement, then analyze the statistics with the T-test. The results showed a difference in performance between the transit and direct evacuation systems to PMKS. In the transit system, truck cycle time = 3.5 hours, work efficiency = 44.3%, and productivity = 15.4 tons/day. While the direct system, the cycle time = 5.07 hours, work efficiency = 63.3%, and productivity = 12.07 tons/day. Recommendations from the research for improving the FFB supply chain are 1) doubling the supply of FFB from small transport in the transit system, 2) optimizing truck mobility by managing work locations.
bentuk plagiarisme dan penyalahgunaan hak kekayaan intelektual akibat diterbitkannya paper pengab... more bentuk plagiarisme dan penyalahgunaan hak kekayaan intelektual akibat diterbitkannya paper pengabdian masyarakat ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis.
Jurnal Altifani Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
Salah satu daerah yang menjadi sentra tanaman kakao di Kabupaten Gunungkidul adalah Dusun Gumawan... more Salah satu daerah yang menjadi sentra tanaman kakao di Kabupaten Gunungkidul adalah Dusun Gumawang yang berada di Desa Putat Kecamatan Patuk. Namun, produktivitas kakao di Gumawang tergolong rendah karena mempunyai jenis tanah Latosol yang memiliki kandungan hara dan bahan organik yang rendah. Adapun upaya untuk meningkatkan produktivitas tanaman kakao adalah melalui penambahan pupuk organik seperti PGPR. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan informasi teknologi pembuatan PGPR serta pemanfaatannya bagi pengembangan perkebunan kakao petani di Dusun Gumawang Desa Putat Kabupaten Gunungkidul secara berkelanjutan. Metode yang digunakan pada kegiatan ini adalah Participatory Rural Appraisal (PRA) yang dibagi dalam tiga tahapan, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap evaluasi. Dari hasil monitoring dan evaluasi ditemukan bahwa PGPR diaplikasi oleh petani tanaman kakao, lada, jahe, dan porang. 92% petani mendapatkan manfaat dari kegiatan ini seperti pengetahuan mengenai manf...
2021 1st International Conference on Computer Science and Artificial Intelligence (ICCSAI), 2021
The water level on peatlands is a critical factor in the production of oil palm plantations on pe... more The water level on peatlands is a critical factor in the production of oil palm plantations on peatlands because oil palm requires water but should not be inundated. The optimal water depth from the surface should be controlled from 70 to 80 cm by opening or closing the drain gate. Currently, most measurements are made with a piezometer. Then the opening and closing of the sluice gate at the end of the primary channel are done manually. In many cases, the distance between the plantation block and the floodgate is quite far and is limited by inaccessible infrastructure (roads), so opening or closing take a lot of time and money. Currently, a water level measurement system has been designed automatically using a microcontroller. This study aims to develop a design of a drainage management information system in oil palm plantations. The information system includes the water level of peatlands data in oil palm plantations taken from the water level sensor in the drainage system. The system uses the data from the water level sensor to manage the drainage system's sluice gates. This system was developed using the SDLC waterfall method. The final result of this research was a design of a water information management system that can regulates automatic and real-time peatland oil palm plantations water level.
IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, 2018
The groundwater quality is equally important as that of quantity. GIS is a powerful tool for repr... more The groundwater quality is equally important as that of quantity. GIS is a powerful tool for representation and analysis of spatial information related to water resources. To attempt this goal, samples were analyzed for various physico-chemical and bacterial parameters such as pH, Electrical Conductivity (EC), nitrate, Fe, E. coli, etc have been estimated for all the sampling locations. The spatial variation maps of these groundwater quality parameters were derived and integrated through GIS. An interpolation technique inverse distance weighting was used to obtain the spatial distribution of groundwater quality parameters. The final map classified the groundwater quality in the study area. The results of this research show that groundwater contamination are occurred and the development of the management strategies for the aquifer system is vitally necessary.
Uploads
Papers by Andre Wahyu