Sambirenteng, Tejakula, Buleleng
8°08′39″S 115°23′52″E / 8.144111°S 115.397683°E
Sambirenteng | |||||
---|---|---|---|---|---|
Negara | Indonesia | ||||
Provinsi | Bali | ||||
Kabupaten | Buleleng | ||||
Kecamatan | Tejakula | ||||
Kode pos | 81173 | ||||
Kode Kemendagri | 51.08.09.2009 | ||||
Luas | 9,40 km²[1] | ||||
Jumlah penduduk | 3.864 jiwa (2010)[2] | ||||
Kepadatan | 411 jiwa/km²(2010) | ||||
Jumlah RT | 2 Desa Adat[1] | ||||
Jumlah RW | 4 Banjar/Dusun[1] | ||||
|
Sambirenteng adalah sebuah desa di kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng, Bali, Indonesia. Desa ini memiliki ketinggian 300 meter dari permukaan laut.[3][4]
Pemerintahan
[sunting | sunting sumber]Desa Sambirenteng terdiri dari 4 banjar di antaranya:
- Banjar Geretek
- Banjar Benben
- Banjar Sambirenteng
- Banjar Silagading
Demografi
[sunting | sunting sumber]Berdasarkan sensus penduduk tahun 2010, penduduk desa Sambirenteng berjumlah 3.864 jiwa terdiri dari 1.983 laki-laki dan 1.881 perempuan.[1]
Sebagian besar penduduk di Desa Sambirenteng adalah petani kebun. Meskipun tidak ada perkebunan yang berskala besar, tetapi pertanian skala rumah tangga seperti jagung, ketela pohon,mangga, pisang, gula merah dari pohon aren, peternak sapi Bali, kebun kelapa dan nelayan.
Semenjak Pariwisata semakin berkembang, di Desa Sambirenteng mulai dibangun beberapa penginapan dimana investor asing terlibat di dalamnya dan ini memberikan harapan baru untuk lapangan kerja baru di desa Sambirenteng. Saat ini sudah ada Alamanda Resort, Kura-Kura Resort di Banjar Geretek yang cukup banyak memberdayakan masyarakat lokal.
Sebagai salah satu desa di wilayah Kecamatan Tejakula, pertanian jeruk pernah menjadi primadona di desa ini. Namun karena penyakit CVPD yang menyerang tanaman jeruk di seluruh desa kecamatan Tejakula, maka sebagian besar penduduk terutama generasi muda hijrah ke Denpasar atau kota-kota lain untuk mencari nafkah ataupun melanjutkan sekolah.[butuh rujukan]
Seni dan Budaya
[sunting | sunting sumber]Seperti kebanyakan desa yang berada di bali, warga desa Sambirenteng mayoritas beragama Hindu. Agama hindu di setiap desa memiliki budaya dan adat yang berbeda. Sama seperti desa Sambirenteng.
Desa Sambirenteng berbatasan dengan laut di bagian utara dan berbatasan dengan perbukitan di bagian selatan. Dengan tanah yang tandus yang dulunya hanya mengahrapkan air dari curah hujan, tetapi dengan adanya bantuan dari pemerintah untuk mengembangkan sumur bor air tanah, saat ini kondisi kekeringan bisa teratasi.
Di wilayah Desa Sambirenteng tepatnya di Banjar Geretek, ada sebuah pura yaitu Pura Pegonjongan yang letaknya di pinggir pantai. Pura ini bisa terlihat jelas dari jalan raya Singaraja - Amlapura. Pura ini menjadi pusat persembahyangan bagi desa-desa tetangga dan jika ada piodalan besar, bisa datang dari beberapa desa di bangli seperti Pinggan, Siyakin, Sukawana, dan sebagainya.[butuh rujukan]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ a b c d "Kecamatan Tejakula dalam Angka 2017". Badan Pusat Statistik Indonesia. 2017. Diakses tanggal 16-12-2018.
- ^ "Penduduk Indonesia Menurut Desa 2010" (PDF). Badan Pusat Statistik. 2010. hlm. 132. Diakses tanggal 14 Juni 2019.
- ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Desember 2018. Diakses tanggal 3 Oktober 2019.
- ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 25 Oktober 2019. Diakses tanggal 15 Januari 2020.