SMA Kolese Gonzaga Jakarta
Kolese Gonzaga | |
---|---|
Informasi | |
Didirikan | 3 November 1987 |
Jenis | Swasta |
Nomor Pokok Sekolah Nasional | 20107299[1] |
Maskot | Burung dan Singa |
Rektor / Ketua | R.D. Benedictus Ari Darmawan, Pr. |
Kepala Sekolah | R.P. Eduard Calistus Ratu Dopo S.J. |
Moderator | R.P. Yulius Suroso, S.J. |
Jumlah kelas | Kelas 10: 9 kelas Kelas 11: 9 kelas Kelas 12: 8 kelas[1] |
Jurusan atau peminatan | IPA dan IPS[2] |
Kurikulum | Kurikulum 2013[1] |
Jumlah siswa | 476 laki-laki dan 332 perempuan[1] |
Alamat | |
Lokasi | Jalan Pejaten Barat 10A RT 2 RW 10, Kelurahan Pejaten Barat, Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan 12550[2], DKI Jakarta |
Tel./Faks. | +62-21-780-4986[3] |
Koordinat | 6°16′39″S 106°49′22″E / 6.277441°S 106.822896°E |
Situs web | www |
Surel | [email protected][3] |
Lain-lain | |
Afiliasi | Yesuit, Keuskupan Agung Jakarta |
Lulusan | IKAGONA |
Moto | |
Moto | Untuk keagungan ALLAH yang lebih besar |
Kolese Gonzaga adalah sebuah sekolah swasta Katolik untuk siswa SMA yang terletak di Jalan Pejaten Barat nomor 10 A, Jakarta Selatan. Kolese ini berdiri pada tahun 1987, dengan nama Kolese Kanisius Unit Selatan. Pada tahun 1988 baru memakai nama Kolese Gonzaga. Nama Gonzaga diambil dari nama santo pelindung sekolah, Santo Aloysius Gonzaga. Kolese Gonzaga pun akrab disebut dengan panggilan Gonz atau GC (Gonzaga College).
Kompleks sekolah Kolese Gonzaga ini juga menyatu dengan kompleks Seminari Menengah Wacana Bhakti. Kompleks pendidikan Kolese Gonzaga ini berdiri di atas tanah seluas 2,8 hektare.
Awalnya merupakan sekolah homogen, khusus untuk laki-laki. Sejak 1990 mulai menerima siswa perempuan. Ikatan alumni Kolese Gonzaga, dikenal dengan nama Ikatan Alumni Kolese Gonzaga (Ikagona). Rektor pertama sekaligus kepala sekolah Kolese Gonzaga adalah Josephus Ignatius Gerardus Maria Drost.
Kolese Gonzaga–Seminari Wacana Bhakti boleh dikelompokkan sebagai lembaga pendidikan yang unik. Sebagai lembaga pendidikan umum (SMA), pelaksanaannya disatukan dengan pendidikan khusus untuk para calon pastor. Keunikan lain: pendidikan calon pastor disatukan pada pendidikan umum yang diikuti siswa-siswi. Wacana Bhakti merupakan satu-satunya seminari yang mendidik para seminaris bersama para siswi. Siswi di Kolese Gonzaga sendiri berjumlah sekitar 35 persen. Pada umumnya, pendidikan di seminari hanya diikuti oleh lelaki dan tidak dicampur dengan perempuan.
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Kolese Gonzaga dan Seminari Wacana Bhakti adalah dua lembaga yang terbedakan, tetapi bertalian satu sama lain. Keduanya merupakan kesatuan yang tidak terpisahkan di dalam satu yayasan, yakni Yayasan Wacana Bhakti. Seminari Wacana Bhakti menampung dan mendidik para calon imam di tingkat menengah. Karena itu, di kelas 1, 2, dan 3, mereka mengikuti pendidikan di Kolese Gonzaga.[butuh rujukan]
Pada awalnya, sebuah seminari menengah direncanakan untuk dibentuk di Keuskupan Agung Jakarta. Namun, karena terlalu mahal biaya operasionalnya, pembangunannya ditunda.[butuh rujukan] Sebuah kolese akhirnya didirikan bersamaan dan berdampingan dengan seminari di atas tanah seluas 2,8 hektare di wilayah Pejaten Barat ini. Semula tanah ini adalah tanah milik atas nama Adrianus Djajasepoetra.[butuh rujukan] Atas prakarsa Leo Soekoto, pengganti Mgr. Djajaseputra, dibentuklah sebuah panitia kecil untuk pembangunan kompleks seminari dan sekolah.[butuh rujukan] Pengajuan izin untuk mendirikan bangunan sudah dimulai sejak tahun 1978, namun baru lima tahun kemudian izin keluar.[butuh rujukan] Maka sejak saat itu panitia kecil[siapa?] yang telah ditunjuk terus bekerja keras, menghimpun dana,[sebutkan angka] dan mengadakan studi-studi untuk merencanakan pembangunannya. Tidak lebih dari 2 tahun (1986-1987), seluruh kompleks seminari yang dirancang oleh Ir. Wanda Basuki ini selesai dikerjakan.[butuh rujukan]
Tanggal 3 November 1988 merupakan hari bersejarah bagi Kolese Gonzaga.[butuh rujukan] Pada hari itu sekolah bernama Kolese Kanisius Unit Selatan[butuh rujukan] diresmikan oleh Mgr. Leo bersama dengan Mochtar Zakaria, wali kota Jakarta Selatan. Berkat kerja keras Drost S.J., kepala sekolah sekaligus rektor pertama bersama seluruh staf pengajar dan karyawan, pada tahun ajaran ke-4, tepatnya tanggal 9 Januari 1991, Kolese Gonzaga mendapatkan status disamakan dari pemerintah.[butuh rujukan]
Semenjak itu, upaya-upaya pengembangan pendidikan di Kolese Gonzaga dan Seminari Wacana Bhakti ini terus ditingkatkan. Mulai tahun ajaran 1990/1991, untuk memberikan nuansa pergaulan para remaja yang wajar baik bagi para seminaris maupun para siswa Gonzaga pada umumnya, Kolese Gonzaga mulai menerima siswa perempuan.
Di bawah kepemimpinan Murtisunu Wisnumurti (1991-1993) dan Br. Paulus Budihardjo (1993-2000), berbagai pengembangan dan penataan fisik dilaksanakan. Anak-anak mendapatkan sarana untuk latihan mendaki gunung yang sangat baik dengan didirikannya wall-climbing. Ruang-ruang laboratorium yang dirasa kurang memadai diadakan dengan menggeser kantin, sehingga tersedia ruang praktikum Fisika, Kimia, dan Biologi.
Laboratorium komputer telah menyediakan 40 unit komputer disertai koneksi internet, pemasangan fasilitas audio-visual di laboratorium fisika, hall basket yang telah diperluas dan diperbaharui, penyediaan area parkir sepeda motor, dan penataan kantin yang lebih baik.
Lambang Kolese Gonzaga
[sunting | sunting sumber]- Perisai Perak, dengan salib warna merah yang terpasang secara paten berdampingan dengan empat burung berwarna hitam yang sedang terbang rendah, semuanya sama di empat bidang; pada bagian tengah terdapat perisai kecil empat persegi yang merupakan lambang keluarga Gonzaga.
- Perisai kecil: terbagi empat persegi. Pada bagian pertama dan ketiga berwarna merah dengan gambar singa yang memiliki ekor ganda berwarna emas, bersenjata, siap menerkam, bermahkota dan berkalungkan emas; pada bagian kedua dan ketiga adalah perisai bergaris berwarna emas dan hitam.
Arti lambang
[sunting | sunting sumber]- Burung merupakan figur simbolis yang ada dalam lambang Kekaisaran Romawi, yang berarti kemuliaan dan kemenangan, kekuatan dan kekuasaan. Dengan terbang rendah melambangkan kerendahan hati, kesediaan untuk turun ke bawah, membumi, memberi perhatian pada kehidupan nyata dalam masyarakat.
- Salib merupakan lambang Kristiani, yang berarti keselamatan dari Allah pada manusia terjadi melalui Yesus Kristus yang wafat di salib dan bangkit dengan jaya. Salib merupakan lambang kemenangan dan iman.
- Singa bersenjata melambangkan kekuatan, kejujuran (prudenza), dan kemurahan hati. Singa perak dalam bidang berwarna merah melambangkan keningratan (nobility) yang bertumbuh dari perilaku dan jiwa yang berkeutamaan.
- Perak melambangkan cahaya dan udara, bulan di antara bintang, berlian di antara permata. Ini merupakan lambang kesepahaman hati (concordia), kemurnian, keagungan, kemurahan hati, dan kerendahan hati.
- Merah merupakan warna api. Ia melambangkan cinta, nilai, keberanian, kemurahan hati, keagungan, keluhuran dan kuasa.
- Warna Emas, memiliki banyak arti keutamaan, seperti iman, keadilan, cinta kasih, belas kasih (clemenza), keluhuran (nobilità ), keteguhan, keramahan, kekuatan, kebesaran jiwa. Lambang keabadian.
- Hitam melambangkan besi dan intan/berlian, menyimbolkan kekuatan, kemenangan, keteguhan, dan kejujuran. Bisa juga berarti kesabaran, kerendahan hati dan kesediaan untuk menanggung segala penderitaan dan sakit.
Fasilitas
[sunting | sunting sumber]Fasilitas pengajaran di Kolese Gonzaga antara lain papan tulis dilengkapi white screen, laboratorium (komputer, biologi, kimia, fisika, bahasa, dan audio-visual), dan perpustakaan. Fasilitas olahraga berupa lapangan sepak bola, lapangan basket (indoor dan outdoor), dinding panjat, lapangan bola voli dan jogging track. Mengingat Gonzaga adalah sekolah Katolik, terdapat sebuah kapel milik Seminari Wacana Bhakti. Tempat parkir mobil dan motor terletak dekat kantin.
Kegiatan
[sunting | sunting sumber]Kegiatan Olah Raga:
- Morester (Mountain and Forest Explorer alias penjelajah alam), Perkumpulan Bisbol-Sofbol PEJABAT, Gonzaga Dance Club (GDC), Sepak Bola (cowok/cewek), Bola Basket, bulu tangkis, voli, tenis, Gonzaga Capoeira Club, Gonzaga Shooting Club (GSC), Chi Gonz (MAHATMA/Maju Sehat Bersama), Taekwondo, Tunggal Hati Seminari/Tunggal Hati Maria (THS/THM), Phoenix Cheerleading Squad.
Kegiatan Non-Olahraga
- Paskibra, Fotografi Gonzaga [FONZA], Gonz Art, Teater Gonzaga, Sosial-Doa, Gonzaga Computer Club, Gonzaga Motorcycle Club, Gonzaga Computer Club, Gonzaga Voice, Sinezaga (Sinematografi Gonzaga), Bike To Gonz, Surga (Suara Gonzaga).
Pemimpin Kolese
[sunting | sunting sumber]Rektor
[sunting | sunting sumber]- Josephus Ignatius Gerardus Maria Drost, S.J. (1987-1993)
- R.P. Basilius Sudibya, S.J. (1993-1999)
- R.P. Albertus Sadhyoko Raharjo, S.J. (Pjs. 1999-2000)
- R.D. Adjie Prabowo, Pr. (2000-2004)
- R.P. J. Rudianto, S.J. (2004-2010)
- R.P. Thomas Salimun Sarjumunarsa, S.J. (2010-2016)
- R.D. Adrianus Andy Gunardi, Pr. (2016-2022)
- R.D. Benedictus Ari Darmawan, Pr. (Plt. 2022 - sekarang)
Kepala Sekolah
[sunting | sunting sumber]Nama kepala sekolah | Masa bakti |
---|---|
R.P. Joseph Ignatius Gerardus Maria Drost, S.J. | 1987-1991 |
R.P. Robertus Murtrisunu Wisnumurti, S.J. | 1991-1993 |
Br. Paulus Budiharjo, S.J. | 1993-2000 |
R.P. Johannes Heru Hendarto, S.J. | 2000-2009 |
R.P. Agustinus Hendro Subekti, S.J. | 2009-2010 |
R.P. Agustinus Sigit Widisana, S.J. | 2010-2011 |
R.P. Leonardus Evert Bambang Winandoko, S.J. | 2011-2018 |
R.P. Paulus Andri Astanto, S.J. | 2018-2023 |
R.P. Eduard Calistus Ratu Dopo, S.J. | 2023 - sekarang |
Rujukan
[sunting | sunting sumber]Catatan kaki
[sunting | sunting sumber]- ^ a b c d "Sekolah Kita (20107299) SMAS GONZAGA JAKARTA". Dapodik. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-04-01. Diakses tanggal 5 Januari 2022.
- ^ a b "Verifikasi Data Satuan Pendidikan SMAS GONZAGA JAKARTA". Satuan Pendidikan dan Peserta Didik. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 28 September 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-01-05. Diakses tanggal 8 Januari 2022.
- ^ a b "PROFIL SANITASI (20107299) SMAS GONZAGA JAKARTA". Dapodik. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2020. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-01-08. Diakses tanggal 8 Januari 2022.