Pembicaraan Templat:Daftar kereta api di Indonesia
Bagian baruProyekWiki Perkeretaapian | (Dinilai kelas templat) | |||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
|
Templat ini sering diganti dengan informasi palsu oleh Pengguna:Tristanarga. Sebaiknya templat ini dilindungi dari pengguna untuk sementara dan pengguna itu dipantau kontribusinya. ·· Kℇℵ℟ℑℭK 05:10, 3 Agustus 2010 (UTC)
- Lebih baik diberi pendekatan kepada Tristanarga (bicara • kontrib. • kontrib. yang dihapus • pemindahan • blokir • log pemblokiran • CentralAuth) yang bersangkutan dulu. Perlindungan bukan dipakai untuk melindungi halaman dari individu tertentu melainkan apabila divandal oleh beberapa individu yang terpisah.
✒ βέννγλιν 10:07, 3 Agustus 2010 (UTC)- Sepertinya dia (Tristanarga) tidak pernah membalas pesan... ·· (bicara) 13:18, 9 Agustus 2011 (UTC)
- Kelihatannya sudah diblokir temporer. Semoga mau berkomunikasi.
✒ βέννγλιν 12:53, 3 Agustus 2010 (UTC)- Penguna yang bersangkutan kini telah diblokir selamanya, karena memberi informasi palsu, vandalisme dan kalimat penghinaan terhadap karyawan PT Kereta Api.
Aldio Yudhatrisandy (bicara) 13:18, 9 Agustus 2011 (UTC)
- Penguna yang bersangkutan kini telah diblokir selamanya, karena memberi informasi palsu, vandalisme dan kalimat penghinaan terhadap karyawan PT Kereta Api.
- Kelihatannya sudah diblokir temporer. Semoga mau berkomunikasi.
- Sepertinya dia (Tristanarga) tidak pernah membalas pesan... ·· (bicara) 13:18, 9 Agustus 2011 (UTC)
Saya mohon untuk menambahkan berberapa kereta yang baru-baru ini dioperasikan seperti Tegal Ekspress, Kelud Ekspress dll. (bicara) 20:14, 16 Agustus 2012 WIB
Kedua templat daftar kereta api ini perlu digabungkan karena keduanya berisi topik yang sama.
[sunting sumber]Mohon agar kedua templat ini: { { Daftar Kereta Api } } dan { { Daftar kereta api di Indonesia } } {{Daftar KA penumpang Indonesia}} digabungkan saja. Terima kasih -Lukmanganteng99 (bicara) 31 Oktober 2013 08.58 (UTC)
Saya mengembalikan nama KA Tumapel ke dalam daftar, sebab informasi mengenai KA Tumapel ini valid, berdasarkan Gapeka 2014 nama KA Tumapel ada dan eksis untuk perjalanan ML-SB (KA438), namun untuk perjalanan sebaliknya (KA445F) masih dibatalkan. Lebih lengkap mengenai informasi ini telah saya tuliskan di Pembicaraan:Kereta_api_Tumapel. Wibisono Sukmo Wardhono (bicara) 16 Juni 2014 05.03 (UTC)
- Kepada Pengguna Lukmanganteng99, saya mohon maaf, balikan templatnya saya balikkan lagi, saya bukan sedang mengajak perdebatan, sebab saya adalah salah satu pengguna setia KA Tumapel maupun Penataran Ekspres dan saya tinggal di Malang (Wilayah Daerah Operasi 8 PT KAI). Saya hanya ingin berbagi bahwa Kereta api Tumapel saat ini masih ada dan eksis, demikian pula Kereta api Penataran Ekspres. Silakan berkunjung dan mampir sewaktu-waktu ke ML. Seperti yang saya sampaikan di halaman Pembicaraan Kereta Api Tumapel, Data lengkap mengenai Kereta Api Lokal di Indonesia telah disusun oleh beberapa relawan railfans di https://docs.google.com/file/d/0B_v2qD4dmyyqbW9oeXJyTmhkaGc/edit, silakan menuju nomor KA 438 dan 445F, jika anda belum puas, silakan masuk ke web reservasi PT Kereta Api Indonesia (Persero), masukkan stasiun asal: Malang; Stasiun tujuan: Surabaya Gubeng. Untuk jadwal Penataran Ekspres dapat dilihat pada ebook official yang diterbitkan PT KAI di https://tiket.kereta-api.co.id/media/document/ebook_infoka_2014.pdf, silakan cek di halaman 38 (KA 180 berangkat dari ML jam 4:35). Terima kasih, salam satu rel :) Wibisono Sukmo Wardhono (bicara) 16 Juni 2014 14.55 (UTC)
- Sudah saya tambahkan pranala luarnya, di halaman Kereta api Tumapel. Terima kasih, salam KA. -Lukman Ganteng 99Bicara 17 Juni 2014 02.54 (UTC)
- Saya menyunting dua pranala templat di atas. Ada hanya satu templat sekarang. Taylor 49 (bicara) 4 Maret 2019 15.58 (UTC)
Usulan jenis KA ekonomi
[sunting sumber]KA kelas ekonomi di Indonesia ada banyak jenisnya, ada yang kursi 2-3 yang lama dan ada yang kursi 2-2 keluaran mulai tahun 2010. Tarif tempat duduk ada yang komersial dan ada yang diberi subsidi (PSO). Masalahnya, tidak semua KA ekonomi yang komersial menggunakan kereta dengan kursi 2-2, ada juga yang menggunakan kursi 2-3, misalnya KA Maharani, Kamandaka dan Tegal Ekspres. Kalau pengelompokan jenis kereta ekonomi asal berdasarkan PSO dan non-PSO kelihatannya jadi rancu. Yang berminat dalam proyek perkeretaapian ada yang punya usulan untuk pengelompokan jenis ini? Terima kasih. Aldio Yudhatrisandy (bicara) 18 Agustus 2015 13.15 (UTC)
- Selama ini saya mengikuti penataan yang dilakukan oleh Calvin Wisanto tentang pengelompokan kereta ekonomi. Calvin Wisanto, tetap mengusulkan agar KA ekonomi tetap dibagi berdasarkan ada tidaknya PSO. Padahal, pengelompokan kereta tersebut menurut PSO seharusnya sudah kedaluwarsa. Banyak kereta nonkomersial yang berubah menjadi kereta komersial (termasuk semua kereta jarak menengah dan jauh) sejak 1 April 2015, sehingga lebih baik dikelompokkan menurut jaraknya, bukan formasi tempat duduknya (2-3 atau 2-2). Menurut jaraknya, kereta ekonomi terbagi menjadi kereta api jarak jauh dan menengah serta sebagian kecil kereta lokal yang merupakan kereta api komersial serta kereta api lokal dan komuter ekonomi yang merupakan kereta api nonkomersial. Ini terjadi karena Kemenhub memutuskan mengalihkan subsidi PSO ke kereta lokal dan komuter. Jadi, itulah sebabnya mengapa kereta api Kamandaka, Tegal Ekspres, dan Maharani merupakan kereta api komersial, karena merupakan kereta api jarak menengah. Apalagi di Daop 6 Jogja saya tengarai harga tiket Joglo Ekspres 20.000 namun rutenya Jogja-Solo. Jadi, bagilah kereta api ekonomi menjadi dua subkelas yaitu kereta komersial dan kereta nonkomersial. Nuwun. Alqhaderi AliffianikoBicara 21 Agustus 2015 14.02 (UTC)
Usulan pemecahan templat
[sunting sumber]Agar templat ini tidak terlihat "gemuk", saya mengusulkan untuk membagi templat ini menjadi tiga, yaitu { { Daftar Kereta Api } } {{Daftar KA penumpang Indonesia}}, {{Kereta api barang Indonesia}}, dan {{Peralatan khusus perkeretaapian di Indonesia}}, sementara untuk layanan yang tidak beroperasi dimasukkan dalam artikel Daftar kereta api di Indonesia. Nuwun. Alqhaderi AliffianikoBicara 11 Desember 2016 05.37 (UTC)
- Setuju, termasuk layanan Komuter Jabodetabek supaya dibuat templat tersendiri juga, tapi bedasarkan rute yang ada saat ini, misalnya Blue Line, Red Line, Green Line, dll... Aldio Yudha Trisandy bicara 12 Desember 2016 11.15 (UTC)
- Setuju, namun untuk sementara kereta api yang tak beroperasi saya buatkan sub-templat terlebih dahulu agar terlihat tak terlalu gemuk. Alzena2nd (bicara) 3 April 2018 01.08 (UTC)
- Saya menyunting pranala templat di atas. Taylor 49 (bicara) 4 Maret 2019 15.46 (UTC)
Usulan perluasan lingkup daftar KA
[sunting sumber]Saya mengusulkan tempLat ini lingkupnya diperluas untuk mengantisipasi layanan perkeretaapian penumpang umum yang dioperasikan operator non KAI, seperti MRT Jakarta dan LRT Jabodebek (bagian Adhi Karya). Tujuan diperluasnya lingkup daftar ini ialah untuk memudahkan pencarian daftar KA penumpang yang beroperasi di Indonesia tanpa memandang operator. `Alzena2nd (bicara) 3 April 2018 01.12 (UTC)
Usulan Bagian KRL Era Divisi Jabotabek (KRL Jabotabek)
[sunting sumber]Di Layanan Yang Sudah Tidak Beroperasi Seharusnya Ditambah Lagi Bagian Layanan KRL Jabotabek, Seperti Bekasi Ekspres, Depok Ekspres, Bojonggede Ekspres, Ciujung, Prajayana, Tangerang Ekspres, Serpong Ekspres & Pakuan Ekspres Di Dalamnya. raihan (Bicara) 3 Januari 2019 05.58 (UTC)
Kereta api perintis dan aglomerasi
[sunting sumber]Saran untuk KA lokal dibagi lagi jadi KA lokal, perintis, dan aglomerasi, karena KA-KA macam Joglosemarkerto sama Nusa Tembini itu masuknya aglomerasi -Muhammad Pascal Fajrin (bicara) 16 Agustus 2021 06.26 (UTC)
- Saya kurang setuju karena pada dasarnya KA aglomerasi itu kebanyakan (atau mungkin semua) merupakan KA jarak jauh. Naufal Farrasbicara 16 Agustus 2021 07.36 (UTC)
- Tetep berbeda perlakuan, persyaratan selama pandemi aja dibedakan. Sebelum PPKM, KA Aglomerasi ga perlu PCR segala macem, tapi disamakan dengan KA Lokal alias yang penting prokes. Jadi pemecahan kelasnya bukan berdasarkan jarak. Silahkan baca pranala berikut. Selain itu KA-KA di daftar tsb semacam Probowangi sebelumnya juga pemesanan tiketnya H-7 bukan H-30 seperti KAJJ biasa. -Muhammad Pascal Fajrin (bicara) 19 Agustus 2021 05.12 (UTC)
- Betul. Namun KA tersebut tidak dianggap sebagai KA lokal, baik di KAI Access, Gapeka 2021, maupun channel pembelian tiket lainnya. Lagipula KA aglomerasi sudah diberi simbol. Naufal Farrasbicara 19 Agustus 2021 05.20 (UTC)
- Supaya ngga bingung tetep perlu menurut saya, apalagi KA Aglomerasi juga diberlakukan kode lin dan simbol lin seperti pada KA lokal biasa oleh KAI, sedangkan KAJJ yang benar-benar KAJJ tidak demikian. -Muhammad Pascal Fajrin (bicara) 20 Agustus 2021 06.17 (UTC)
- @Muhammad Pascal Fajrin: Begini, pembagian pertama di kotak navigasi ini berdasarkan pada pembagian yang dilakukan oleh KAI di KAI Access dan Gapeka. KA antarkota dibagi lagi menjadi beberapa bagian menurut kelasnya, sementara KA Lokal dibagi berdasarkan sarananya. Pada dasarnya KA Aglomerasi juga KA antarkota, tetapi hanya berjalan di salah satu wilayah yang cakupannya tidak begitu luas.
- Jika KA aglomerasi dipisahkan setara dengan KA lokal dan antarkota, rasanya hal itu tidak bisa dilakukan karena KAI Access dan Gapeka tidak membedakannya menjadi tiga. KA aglomerasi juga tidak bisa dibuat bagian tersendiri di KA antarkota karena bukan kelas kereta. Lagipula yang menjadikan aglomerasi berbeda hanya masalah pembatasan saat pandemi saja dan garis bawah pada namanya sudah cukup.
- Satu hal lagi, fungsi ikon di sini adalah untuk memudahkan pembaca memahami artikel. Salah satu contoh penggunaannya adalah dengan menaruhnya di samping nama stasiun pada peta rute atau tabel antarmoda di artikel stasiun. Penggunaan ikon ini di tengah-tengah paragraf atau daftar kotak navigasi seperti ini tidak disarankan karena akan membingungkan pembaca. Saya rasa simbol ini bisa digunakan kalau satu layanan punya beberapa lin/rute (seperti LRT Jabodebek). Saya hapus dulu ikonnya. Naufal Farrasbicara 6 September 2021 14.11 (UTC)
- Pertama, mending ente ngerti dulu apa itu kawasan aglomerasi. Kedua, ente mending liat dulu itu KAI udah bikin ikon di mana aja. Saya rasa sekarang semua KA lokal dan KA aglomerasi udah punya ikon, dan ga hanya itu aja, bus kota pun udah punya ikon di mana-mana sekarang sejak berdirinya forum-forum diskusi transportasi di kota-kota besar. Lagipula, bukannya bisa dibikin daftar vertikal? Kalo dibikin vertikal ga akan bikin bingung kayak kalo ente yang baca toh? Muhammad Pascal Fajrin (bicara) 6 September 2021 16.28 (UTC)
- Nah itu dia, kawasan aglomerasi bukanlah kelas kereta antarkota sehingga belum perlu dijadikan bagian tersendiri. Kedua, yang saya permasalahkan bukanlah keabsahan simbol tersebut, melainkan bagaimana simbol tersebut membuat daftar menjadi lebih sulit untuk dibaca. Ketiga, daftar vertikal seharusnya ditulis di artikel, bukan kotak navigasi. Itulah kenapa ikon di tiap awal nama kereta tidak cocok diletakkan di kotak navigasi. Naufal Farrasbicara 6 September 2021 16.38 (UTC)
- Pertama, mending ente ngerti dulu apa itu kawasan aglomerasi. Kedua, ente mending liat dulu itu KAI udah bikin ikon di mana aja. Saya rasa sekarang semua KA lokal dan KA aglomerasi udah punya ikon, dan ga hanya itu aja, bus kota pun udah punya ikon di mana-mana sekarang sejak berdirinya forum-forum diskusi transportasi di kota-kota besar. Lagipula, bukannya bisa dibikin daftar vertikal? Kalo dibikin vertikal ga akan bikin bingung kayak kalo ente yang baca toh? Muhammad Pascal Fajrin (bicara) 6 September 2021 16.28 (UTC)
- Supaya ngga bingung tetep perlu menurut saya, apalagi KA Aglomerasi juga diberlakukan kode lin dan simbol lin seperti pada KA lokal biasa oleh KAI, sedangkan KAJJ yang benar-benar KAJJ tidak demikian. -Muhammad Pascal Fajrin (bicara) 20 Agustus 2021 06.17 (UTC)
- Betul. Namun KA tersebut tidak dianggap sebagai KA lokal, baik di KAI Access, Gapeka 2021, maupun channel pembelian tiket lainnya. Lagipula KA aglomerasi sudah diberi simbol. Naufal Farrasbicara 19 Agustus 2021 05.20 (UTC)
- Tetep berbeda perlakuan, persyaratan selama pandemi aja dibedakan. Sebelum PPKM, KA Aglomerasi ga perlu PCR segala macem, tapi disamakan dengan KA Lokal alias yang penting prokes. Jadi pemecahan kelasnya bukan berdasarkan jarak. Silahkan baca pranala berikut. Selain itu KA-KA di daftar tsb semacam Probowangi sebelumnya juga pemesanan tiketnya H-7 bukan H-30 seperti KAJJ biasa. -Muhammad Pascal Fajrin (bicara) 19 Agustus 2021 05.12 (UTC)
┌──────────────┘
@Muhammad Pascal Fajrin dan NFarras: Tunggu. Saya beri penjelasan ya. Pembagian templat ini dilakukan sebelum munculnya surat-surat edaran dari Menteri Perhubungan. Yang terbaru sekarang adalah Surat Edaran Menhub No. 50 Tahun 2021. Semoga saja ini pertimbangan baru. KAI Access sampai sekarang masih belum ganti tampilan, karena saya yakin pengembangan dengan tampilan baru pasti akan menghamburkan banyak biaya. Saya awalnya berharap ada kejelasan yang lebih daripada hanya surat-surat Menhub ini. Ya, saya tahu di masa Covid-19 ini banyak FDT daerah bermunculan dan bekerja sama dengan stakeholders transportasi umum untuk membuatkan peta dan ikonografi baku. Anda mungkin perlu berasumsi, apakah setelah pandemi, akankah ikon yang menjadi identitas dari KA aglomerasi menghilang begitu saja? Mungkin tak akan bisa, kecuali sudah disepakati. Gapeka 2021 telah dibuat setelah konsep aglomerasi lahir, tetapi buklet yang NFarras (bicara) bagikan, itu menurut asal keberangkatan, dan tak ada pembagian jenis kereta. Maafkan saya kalau saya juga tak bisa lama-lama. Saya sekarang sedang sibuk di dunia nyata. Kalau ingin ada kejelasan lebih lanjut, sore nanti saya usahakan. Nuwun, RaFaDa (arep ngopi lurr?) 7 September 2021 00.31 (UTC)