Mirah kuning
Olivine ini perlu diterjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia. |
Mirah kuning | |
---|---|
Umum | |
Kategori | Nesosilikat kelompok Olivin seri Olivin |
Rumus (unit berulang) | (Mg, Fe)2SiO4 |
Sistem kristal | Ortorombik |
Identifikasi | |
Warna | kuning sampai kuning kehijauan |
Perawakan | masif sampai granular |
Belahan | rendah |
Fraktur | Conchoidal – rapuh |
Kekerasan dalam skala Mohs | 6.5–7 |
Kilau | seperti kaca |
Gores | putih |
Diafaneitas | tembus pandang sampai tembus cahaya |
Berat jenis | 3.27–4.5[1][2][3][4] |
Sifat optik | poros ganda (+) |
Indeks bias | nα = 1.630–1.650 nβ = 1.650–1.670 nγ = 1.670–1.690 |
Bias ganda | δ = 0.040 |
Referensi | [5][6] [7] |
Olivin atau Mirah kuning[8] (sebagai batu mulia disebut juga peridot atau krisolit), adalah mineral magnesium besi silikat dengan rumus (Mg,Fe)2SiO4. Banyak ditemukan di bawah permukaan bumi namun lapuk dengan cepat di permukaan bumi.
Rasio magnesium dan besi bervariasi: forsterit (bila Mg dominan) ataupun fayalit (bila Fe dominan). Komposisi olivin umumnya dinyatakan sebagai persentase molar forsterit (Fo) dan fayalit (Fa) (contoh: Fo70Fa30). Forsterit memiliki titik lebur yang sangat tinggi dalam tekanan atmosfer, yaitu mencapai 1900 °C, tetapi fayalit memiliki titik lebur yang lebih rendah (kira-kira 1200 °C). Titik lebur bervariasi antara kedua pembentuknya, sebagaimana sifat-sifat lainnya. Olivin bisa menggabungkan unsur selain oksigen, silikon, magnesium, dan besi; hanya dalam jumlah sedikit. Umumnya mangan dan nikel merupakan unsur tambahan dengan konsentrasi tertinggi.
Olivin menamai sebuah kelompok mineral dengan struktur terkait (kelompok olivin)yang meliputi teproit ((Mn2SiO4)), montiselit (CaMgSiO4) and kirschsteinit (CaFeSiO4).
Identifikasi dan paragenesis
[sunting | sunting sumber]Olivin dinamai berdasarkan warnanya yang hijau seperti zaitun (dianggap sebagai hasil dari bekas nikel), meskipun bisa juga berubah menjadi kemerahan sebagai hasil dari perkaratan besi.
Olivin dengan sifat tembus cahaya kadang-kadang juga digunakan sebagai batu mulia yang disebut peridot (péridot, kata bahasa Prancis untuk olivin), juga disebut krisolit (dari kata bahasa Yunani χρυσός, "emas" dan λίθος, "batu"). Beberapa batu olivin berkualitas terbaik didapatkan dari lapisan mantel pada bebatuan di pulau Zabargad di Laut Merah.
Olivin terdapat pada batuan beku mafik dan ultramafik dan sebagai mineral dasar dari beberapa batuan metamorf. Olivin yang kaya akan magnesium mengkristal dari magma yang kaya akan magnesium dan rendah silika. Magma itu mengkristal menjadi batuan mafik seperti gabbro dan basalt. Batuan ultramafik seperti peridotit dan dunit bisa jadi merupakan sisa yang tertinggal setelah proses ekstrasi magma, dan secara khas mereka lebih diperkaya pada olivin setelah ekstraksi peleburan parsial. Olivin dan varian struktral bertekanan tinggi lainnya meliputi lebih dari 50% dari mantel atas bumi, dan olivin adalah salah satu mineral yang paling sering dijumpai di Bumi menurut volumenya. Proses metamorfisme dari batuan dolomit tidak murni atau batuan sedimen lain yang kaya magnesium dan kurang silikat juga menghasilkan olivin kaya-Mg atau forsterit.
Olivin kaya-Fe relatif jauh lebih sedikit tetapi terdapat pada batuan beku dalam jumlah kecil pada granit dan riolit langka, dan olivin sangat-kaya Fe bisa berada dengan stabil dalam kuarsa dan tridymite. Sebaliknya, olivin kaya-Mg tidak dapat berada dengan stabil pada mineral silikat karena akan bereaksi membentuk orthopiroksin ((Mg,Fe)2Si2O6).
Olivin kaya-Mg bersifat stabil pada tekanan yang ekuivalen terhadap kedalaman 410 km di dalam tanah. Karena dianggap sebagai mineral paling berlimpah di bagian atas mantel bumi pada kedalaman yang dangkal, sifat-sifat olivin banyak berpengaruh secara dominan pada ilmu reologi pada bagian tersebut dan juga pada aliran padatan yang mengalirkan lempeng tektonik.
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Mick R. Smith (1999). Stone: Building Stone, Rock Fill and Armourstone in Construction. Geological Society of London. hlm. 62–. ISBN 978-1-86239-029-4.
Specific Gravity 3.5-4.5
- ^ Jessica Elzea Kogel (2006). Industrial Minerals & Rocks: Commodities, Markets, and Uses. SME. hlm. 679–. ISBN 978-0-87335-233-8.
The specific gravity is approximately 3.2 when pure rises with increasing iron content.
- ^ "Olivine". Science.smith.edu. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-01-20. Diakses tanggal 2013-11-14.
G = 3.22 to 4.39. Specific gravity increases and hardness decreases with increasing Fe.
- ^ "University of Minnesota's Mineral Pages: Olivine". Geo.umn.edu. Diakses tanggal 2013-11-14.
Specific Gravity: 3.2 (Mg-rich variety) to 4.3 (Iron-rich variety) (average weight)
- ^ Olivine. Webmineral.com Retrieved on 2012-06-16.
- ^ Olivine. Mindat.org Retrieved on 2012-06-16.
- ^ Klein, Cornelis (1985). Manual of Mineralogy (edisi ke-21st). New York: John Wiley & Sons. ISBN 0-471-80580-7.
- ^ "BATU MIRAH KUNING (PERIDOT, OLIVIN, ATAU CHRISOLITE)". RAHASIA BATU MULIA. Diakses tanggal 2024-02-02.
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]- Pretty Green Mineral – Pretty Dry Mars? by Linda M.V. Martel, Planetary Science Research Discoveries, Hawai'i Institute of Geophysics and Planetology
- Olivine Page Diarsipkan 2008-12-23 di Wayback Machine. Farlang library: Historic sources + modern articles on Olivine and Peridot
- Geological information and several microscopic images University of North Dakota