Hipernefroma
Hipernefroma | |
---|---|
Gambar histopatologi terhadap kanker sel ginjal. Spesimen nefrektomi. Hematoxylin-eosin. | |
Informasi umum | |
Spesialisasi | Onkologi |
Hipernefroma (bahasa Inggris: Renal cell carcinoma, RCC, hypernephroma) adalah bentuk kanker berasal dari lapisan tubulus renal proksimal, tubulus yang berbelit belit dan berlokasi dekat glomerulus di dalam ginjal.
Jenis kanker ini adalah jenis kanker ginjal yang paling terumum dalam orang dewasa, bertanggung jawab untuk sekitar 90% - 95% kasus yang didiagnosis.[1] Perawatan awal adalah melalui nefrektomi radikal atau parsial dan didukung oleh perawatan yang membantu.[2] Ketika tumor ini terbatas pada parenkima renal dan tidak menjelar ke organ-organ lainnya, kemungkinan selamat 5 tahun adalah 60-90%, kemungkinan selamat ini sangat menurun ketika metastase sudah menyebar.
Tubuh manusia itu sangat mahir dalam menyembunyikan gejala penyakit tersebut. Karena itu, ketika ditemukan, orang-orang yang menderita penyakit ini biasanya sudah berada di stadium lanjut. Gejala awal termasuk darah dalam urin (dialami 40% pasien ketika mereke pergi ke dokter untuk pertama kali), nyeri pinggang (40%), massa atau benjolan di perut atau pinggang (25%), turun berat badan (33%), demam (20%), tekanan darah tinggi (20%), keringat malam dan merasa sakit. Ketika hipernefroma menyebar, biasanya itu menyebar ke kelenjar getah bening, paru-paru, hati, kelenjar adrenal, otak atau tulang.
Penyakit ini menahan terhadap terapi radiasi dan kemoterapi, meskipun sejumlah kasus merespon pada imunoterapi. Terapi kanker seperti sunitinib, temsirolimus, bevacizumab, interferon-alpha, dan mungkin sorafenib telah membuktikan pencegahan hipernefroma, meskipun buktinya belum didemonstrasikan.
Hipernefroma juga dikaitkan dengan sejumlah sindrom paraneoplastik, kondisi yang disebabkan oleh hormon yang diproduksi oleh tumor atau oleh tubuh yang menyerang tumor tersebut. Sindrom ini dialami oleh sekitar 20% pasien yang menderita hipernefroma dan biasanya mempengaruhi jaringan organ yang belum diserang kanker tersebut. Sindrom terumum yang dialami oleh pasien dengan hipernefroma adalah kadar kalsium darah tinggi (hiperkalsemia), kadar sel darah merah tinggi (eritrosistosis), jumlah trombosit tinggi (trombositosis) dan amiloidosis sekunder.
Lihat pula
[sunting | sunting sumber]Pranala luar
[sunting | sunting sumber]Catatan kaki
[sunting | sunting sumber]