K-5 (peluru kendali)
Artikel ini membutuhkan rujukan tambahan agar kualitasnya dapat dipastikan. |
artikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar Wikipedia. |
Rudal K-5M | |
Spesifikasi umum | |
---|---|
Kode NATO | AA-1 Alkali |
Jenis | Rudal udara ke udara |
Negara | Rusia |
Mulai dipakai | 1957 |
Spesifikasi teknis | |
Mesin | - |
Berat | 83,2 kg |
Panjang | 2,83 m |
Diameter | 200 mm |
Kecepatan | 2.880 km/jam |
Jangkauan | 2-6 km |
Hulu ledak | 13 kg |
Sistem pemandu | cahaya atau radio |
Platform peluncuran | MiG-17PFU, MiG-19P, MiG-21F, Yak-25, Yak-28 |
? |
Kaliningrad K-5 (kode NATO: AA-1 Alkali, dikenal juga dengan RS-1U atau produk ShM) adalah sebuah peluru kendali udara ke udara buatan Uni Soviet.
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Pengembangan K-5 dimulai pada 1951. Uji coba penembakan pertama dilakukan pada tahun 1955. Rudal ini pertama kali diujicobakan pada pesawat pengintai Yakovlev Yak-25 dan pertama kali memasuki masa dinas dengan nama Grushin/Tomashevitch (bahasa Rusia: Грушин/Томашевич) RS-2U (dikenal juga dengan R-5MS atau K-5MS) pada 1957. Pada versi awal, rudal kendali ini sekelas dengan RP-2U (Izumrud-2) yang digunakan MiG-17PFU, MiG-19PM. Versi yang lebih maju, K-5M atau RS-2US memasuki masa dinas pada 1959. Republik Rakyat Tiongkok telah mengembangkan dengan versi buatan mereka sendiri dengan menggunakan desain yang sama dengan kode PL-1 ini digunakan oleh pesawat tempur J-6B.
Pada tahun 1967, K-5 digantikan oleh K-55 (R-55 dalam masa dinas) yang menggantikan sistem berpandu sorot cahaya dengan pelacak radar semi-aktif atau pemandu inframerah. K-55 digunakan sampai dengan 1977.
Penelitian dan pengembangan teknologi peluru kendali memerlukan upaya yang sangat canggih. Negara-negara yang terus melakukan pengembangan dalam hal ini sering kali mampu menghasilkan kemajuan signifikan dalam bidang teknologi dan ilmu pengetahuan yang dapat diaplikasikan ke berbagai sektor lainnya. Namun, ada juga alasan terkait dengan aspek keamanan. Pengembangan peluru kendali sering kali menjadi respons dari suatu negara terhadap ancaman yang dihadapinya. Ancaman tersebut dapat berasal dari negara lain, kelompok teroris, atau bahkan ancaman lain yang mengancam kedaulatan suatu negara. Meskipun pengembangan peluru kendali dapat memberikan keuntungan strategis bagi suatu negara, penggunaannya juga dapat menimbulkan dampak negatif seperti meningkatnya ketegangan antarnegara dan meningkatnya risiko terjadinya konflik. Oleh karena itu, penggunaan peluru kendali harus dipertimbangkan secara matang, memperhatikan aspek-aspek etis dan hukum yang terkait.[1]
Lihat pula
[sunting | sunting sumber]- Peluru kendali
- Peluru kendali udara ke udara
- Pemandu inframerah
- Imaging inframerah (IIR)
- Seeker head peluru kendali
- Tembak-dan-lupakan
- Radar homing aktif
- Radar homing semi-aktif
- Lock-on after launch
- Sistem Navigasi Inersia
- Aktuator
- Sirip
- Sirip grid
- Control Actuator Systems (CAS)
- Mesin roket
- Roket propelan padat
- Bahan pendorong
- STANAG
- Fase penerbangan peluru kendali balistik
- Pemandu laser
- Panduan terminal
- Impuls spesifik
- Gaya dorong
- Hulu ledak
- Murang proksimitas
- Fragmentasi (persenjataan)
- Bom
- Bahan peledak
- Radar airborne
- Radar Intersepsi airborne
- Radar pengendali tembakan
- Sistem pengendali tembakan
- Radar pengendali taktis
- Airborne Computer System
- AN/AYK-14
- Electronic countermeasure (ECM)
- Flare
- Chaff
- Tautan data
- Tautan data taktis
Pengguna
[sunting | sunting sumber]- Angkatan Udara Rusia Rusia.
- Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat Republik Rakyat Tiongkok menggunakan PL-1.
Spesifikasi (RS-2US / K-5MS)
[sunting | sunting sumber]- Length: 2500 mm (8 ft 2 in)
- Wingspan: 654 mm (2 ft 2 in)
- Diameter: 200 mm (7⅞ in)
- Launch weight: 82.7 kg (183.3 lb)
- Speed: 800 m/s (2,880 km/h, 1,790 mph)
- Range: 2–6 km (1¼-3¾ mi)
- Guidance: beam riding
- Warhead: 13.0 kg (28.7 lb)
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]- RS-2U Diarsipkan 2006-01-08 di Wayback Machine. - Air-to-Air missile
- K-5 @ airwar.ru
- AA-1 Alkali[pranala nonaktif permanen]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Nurahman dan Pribadi, Arip dan Pandu. "Rudal Canggih dari Tiga Negara Superpower: JASSM, Kinzhal, dan DF-41" Periksa nilai
|url=
(bantuan). Bincang Sains dan Teknologi (BST). Vol. 2, No. 01, April 2023, pp. 21-29: 21–29.