PENANGANAN_KEJANG_DEMAM

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 22

PENANGANAN KEJANG

DEMAM
DEFINISI

Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada


kenaikan suhu tubuh (suhu rektal lebih dari 38° C) yang
disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium. (Arif Mansjoer.
2000)

Kejang demam adalah kejang yang terjadi pada saat seorang


bayi atau anak mengalami demam tanpa infeksi sistem saraf
pusat (1,2). Hal ini dapat terjadi pada 2-5 % populasi anak.
Umumnya kejang demam ini terjadi pada usia 6 bulan – 5
tahun dan jarang sekali terjadi untuk pertama kalinya pada
usia <> 3 tahun. (Nurul Itqiyah, 2008)
DEFINISI

 Kejang demam : bangkitan kejang yang terjadi pada


kenaikan suhu tubuh (suhu rektal ≥380C) yang
disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium .
 terjadi pada 2-4% anak berumur 6 bulan – 5 tahun.
 Dibagi menjadi 2 yaitu :
kejang demam sederhana
kejang demam kompleks
Klasifikasi kejang
 Kejang Parsial (fokal, lokal)
1. Kejang fokal sederhana
2. Kejang parsial kompleks
3. Kejang parsial yang menjadi umum
 Kejang Umum
1. Absens
2. Mioklonik
3. Klonik
4. Tonik
5. Tonik-Klonik
6. Atonik
PENYEBAB
 Belum diketahui dengan pasti, namun disebutkan penyebab utama kejang
demam ialah demam yag tinggi. Demam yang terjadi sering disebabkan
oleh :
1. Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA)
2. Gangguan metabolik
3. Penyakit infeksi diluar susunan saraf misalnya tonsilitis, otitis media,
bronchitis.
4. Keracunan obat
5. Faktor herediter
6. Idiopatik (ArifMansjoer.2000)

 Infeksi ekstrakanial misalny OMA dan infeksi respiratorius bagian atas.


KLASIFIKASI DEMAM
• Umur 6 bulan sampai 4 tahun.
Kejang • Lama kejang tidak lebih 15 menit.
demam • Kejang umum tonik-klonik
sederhana ( dapat berhenti sendiri )
• Kejang tidak berulang

• Kejang terjadi 16 jam pertama setelah timbulnya


demam.
Kejang • pemeriksaan saraf sebelum dan sesudah kejang
normal.
demam • EEG normal 1 minggu setelah kejang.

kompleks • Frekwensi bangkitan kejang dalam 1 tahun tidak


melebihi 1 kali
• Epilepsi yang diprofokasi oleh demam.
DEFINISI

Kejang demam sederhana Kejang demam kompleks


• berlangsung singkat, kurang • Kejang lama > 15 menit
dari 15 menit, dan umumnya • Kejang fokal atau parsial satu
akan berhenti sendiri sisi, atau kejang umum
• Kejang umum tonik dan atau didahului kejang parsial
klonik, tanpa gerakan fokal. • Berulang atau lebih dari 1
• Kejang tidak berulang dalam kali dalam 24 jam
waktu 24 jam.
• Merupakan 80% di antara
seluruh kejang demam.
MANIFESTASI KLINIS

1. Suhu anak tinggi.


2. Anak pucat / diam saja
3. Mata terbelalak ke atas disertai kekakuan dan
kelemahan
4. Umumnya kejang demam berlangsung singkat.
5. Gerakan sentakan berulang tanpa didahului
kekauan atau hanya sentakan atau kekakuan fokal.
6. Serangan tonik klonik ( dapat berhenti sendiri )
7. Kejang dapat diikuti sementara berlangsung
beberapa menit
8. Seringkali kejang berhenti sendiri.
EPIDEMIOLOGI

The American Academy of Pediatrics


Usia termuda bangkitan kejang demam 6 bulan
2-5 % anak dibawah usia 5 tahun pernah kejang demam
90% terjadi pada anak dibawah 5 tahun
FAKTOR RESIKO
1. Faktor DEMAM
 Perubahan kenaikan temperatur tubuh
berpengaruh thd nilai ambang kejang
dan eksitabilitas neural
 Demam tinggi akan menyebabkan
hipoksia jaringan termasuk jaringan
otak.

2. Faktor Usia
 Tahap perkembangan otak : neurulasi,
perkembangan prosensefali, proliferasi
neuron, migrasi seural, organisasi, dan
mielinisasi
 CRH Corticotropin releasing hormon
berfungsi untuk prokonvulsan
FAKTOR RESIKO
3. Faktor Genetik
 Jika salah satu orangtua ada riwayat
kejang demam ke anak beresiko 20-22
%
 Jika kedua orangtua ada riwayat
beresiko menjadi 59-64%

4.Usia kehamilan ibu


 Usia < 20 th atau > 35 th akan
menyebabkan berbagai komplikasi
dalam kehamilan diantaranya :
prematuritas, BBLR,
 Keadaan tsb memicu janin asfiksia :
hipoksia dan iskemi memicu
peningkatan nueron eksitasi. Mudah
tjd kejang jika ada rangsangan
PATOFISIOLOGI

Mekanisme terjadinya kejang ada beberapa teori:


1. Gangguan pembentukan ATP akibat kegagalan pompa Na – K,
misalnya pada hipoksemia, iskemia, dan hipoglikemia. Sedangkan
pada kejang sendiri dapat terjadi pengurangan ATP dan terjadi
hipoksemia.
2. Perubahan permeabilitas membrane sel saraf, misalnya
hipokalsemia dan hipomagnesemia.
3. Perubahan relatif neurotransmitter yang bersifat eksitasi
dibandingkan dengan neurotransmitter inhibisi dapat
menyebabkan depolarisasi yang berlebihan. Misalnya
ketidakseimbangan antara GABA atau glutamate akan
menimbulkan kejang.
Kemungkinan berulangnya kejang demam
 Kejang demam akan berulang kembali pada sebagian kasus. Faktor
risiko berulangnya kejang demam adalah :
1. Riwayat kejang demam dalam keluarga
2. Usia kurang dari 12 bulan
3. Temperatur yang rendah saat kejang
4. Cepatnya kejang setelah demam

 Bila seluruh faktor di atas ada, kemungkinan berulangnya kejang


demam adalah 80%, sedangkan bila tidak terdapat faktor tersebut
kemungkinan berulangnya kejang demam hanya 10%-15%.

 Kemungkinan berulangnya kejang demam paling besar pada tahun


pertama.
Faktor risiko

 Faktor risiko menjadi epilepsi adalah :


1. Kelainan neurologis atau perkembangan yang jelas
sebelum kejang demam pertama.
2. Kejang demam kompleks
3. Riwayat epilepsi pada orang tua atau saudara kandung
 Masing-masing faktor risiko -> 4%-6%, kombinasi dari
faktor risiko ->10%-49%
 Kemungkinan menjadi epilepsi tidak dapat dicegah
dengan pemberian obat rumat pada kejang demam
KOMPLIKASI
1. Kerusakan sel otak
2. Penurunan IQ pada kejang demam yang berlangsung
lama lebih dari 15 menit dan bersifat unilateral
3. Kelumpuhan
4. Lidah terluka/tergigit.
5. Apnea.
6. Depresi pusat pernafasan.
7. Retardasi mental.
8. Pneumonia aspirasi.
9. Status epileptikus.
PENATALAKSANAAN

Prinsip penatalaksanaan bila


anak kejang
Segera hentikan kejang
Mencari penyebab
Cegah kejang berulang
 Tindakan :
• Baringkan klien di tempat yang rata
• Semua pakaian ketat dibuka
• Kepala dimiringkan untuk mencegah aspirasi isi lambung
dan pasang sudip lidah yang telah dibungkus kasa.
• Singkirkan benda-benda yang ada di sekitar klien,
lepaskan pakaian yang mengganggu pernafasan,
misalnya : ikat pinggang, gurita.
• Monitor suhu tubuh, cara paling akurat adalah dengan
suhu rectal
• Obat untuk penurun demam
• Berikan kompres hangat
• Menaikan asupan cairan anak
• Istirahatkan anak saat demam
Tatalaksana saat kejang
Pengobatan rumatan

 Indikasi pemberian obat rumat


Pengobatan rumat hanya diberikan bila kejang demam menunjukkan ciri
sebagai berikut (salah satu):
1. Kejang lama > 15 menit
2. Adanya kelainan neurologis yang nyata sebelum atau sesudah kejang,
misalnya hemiparesis, paresis Todd, cerebral palsy, retardasi mental,
hidrosefalus.
3. Kejang fokal
4. Pengobatan rumat dipertimbangkan bila:
• Kejang berulang dua kali atau lebih dalam 24 jam.
• Kejang demam terjadi pada bayi kurang dari 12 bulan.
• kejang demam > 4 kali per tahun
Pengobatan rumatan

 Jenis antikonvulsan untuk rumatan


 pemberian obat fenobarbital atau asam valproat setiap hari
efektif dalam menurunkan risiko berulangnya kejang.
 Pemakaian fenobarbital setiap hari dapat menimbulkan
gangguan perilaku dan kesulitan belajar pada 40-50% kasus.
 Obat pilihan saat ini adalah asam valproat. Pada sebagian kecil
kasus, terutama yang berumur kurang dari 2 tahun asam
valproat dapat menyebabkan gangguan fungsi hati.
 Dosis asam valproat 15-40 mg/kg/hari dalam 2-3 dosis, dan
fenobarbital 3-4 mg/kg per hari dalam 1-2 dosis.
Pengobatan rumatan

 Lama terapi rumatan


 Pengobatan diberikan selama 1 tahun bebas kejang,
kemudian dihentikan secara bertahap selama 1-2 bulan
Thank you..

Anda mungkin juga menyukai