6 & 7 Kalimat Efektif Dan Tidak Efektif

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 20

Kalimat Efektif dan Tidak

Efektif

PENYAJI : EDI NYOTO SETYO MARSUSIADI


Kalimat Efektif

kalimat atau bentuk kalimat yang dengan sadar dan sengaja disusun untuk mencapai daya informasi yang

tepat dan baik. Kalimat efektif memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada

pikiran pendengar atau pembaca seperti yang ada dalam pikiran pembaca atau penulis. Kalimat efektif lebih

mengutamakan keefektifan kalimat itu sehingga kejelasan kalimat itu lebih terjamin .
Lanjutan.....

Sebuah kalimat efektif mempunyai ciri-ciri yang khas, yaitu :


a. kesepadanan struktur;
b. keparalelan;
c. Ketegasan;
d. kehematan;
e. Kecermatan;
f. kepaduan; dan
g. kelogisan.
a. Kesepadanan Struktur

► kesepadanan atau keseimbangan antara pikiran (gagasan) dan struktur bahasa


yang dipakai. Kesepadanan kalimat ini diperlihatkan oleh kesatuan yang kompak
dan kepaduan pikiran yang baik
Ciri-ciri Kesepadanan kalimat

1. Kalimat itu mempunyai subjek dan predikat dengan jelas. Ketidakjelasan subjek
atau predikat suatu kalimat, tentu saja membuat kalimat itu tidak efektif.
Kejelasan subjek dan predikat suatu kalimat dapat dilakukan dengan
menghindarkan pemakaian kata depan di, dalam, bagi, untuk, pada dan
sebagainya di depan subjek. Contoh:
► Bagi semua taruna/i PPI ini harus menyelesaikan Tugas Akhir. (Salah)
► Semua taruna/i PPI ini harus menyelesaikan Tugas Akhir. (Benar)
Lanjutan.....

2. Tidak terdapat subjek ganda.


Contoh:
► Penyusunan laporan itu saya dibantu oleh para dosen.
► Soal itu saya kurang jelas.
Kalimat-kalimat itu diperbaiki dengan cara:
► Dalam menyusun laporan itu, saya dibantu oleh para dosen.
► Soal itu kurang jelas bagi saya .
Lanjutan.....

3. Kata penghubung intrakalimat tidak dipakai pada kalimat tunggal.


Contoh:
► Kami datang agak terlambat. Sehingga kami tidak dapat mengikuti
perkuliahan jam pertama.
Perbaikan kalimat-kalimat ini dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama, dengan
menjadikan kalimat itu kalimat majemuk dan kedua mengganti ungkapan
penghubung intrakalimat menjadi ungkapan penghubung antarkalimat, sebagai
berikut :
► Kami datang agak terlambat sehingga kami tidak dapat mengikuti
perkuliahan jam pertama.
► atau Kami datang agak terlambat. Oleh karena itu, kami tidak dapat
mengikuti perkuliahan jam pertama.
Lanjutan.....

3. Kata penghubung intrakalimat tidak dipakai pada kalimat tunggal.


Contoh:
► Kami datang agak terlambat. Sehingga kami tidak dapat mengikuti
perkuliahan jam pertama.
Perbaikan kalimat-kalimat ini dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama, dengan
menjadikan kalimat itu kalimat majemuk dan kedua mengganti ungkapan
penghubung intrakalimat menjadi ungkapan penghubung antarkalimat, sebagai
berikut :
► Kami datang agak terlambat sehingga kami tidak dapat mengikuti
perkuliahan jam pertama.
► atau Kami datang agak terlambat. Oleh karena itu, kami tidak dapat
mengikuti perkuliahan jam pertama.
Lanjutan.....

4. Predikat kalimat tidak didahului kata yang.


Contoh:
► Bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Melayu.
Perbaikannya adalah:
► Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu.
b. Keparalelan
kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam kalimat itu. Artinya, kalau bentuk
pertama menggunakan nomina, bentuk kedua dan seterusnya juga harus
menggunakan nomina. Kalau bentuk kedua menggunakan verba, bentuk kedua
juga menggunakan verba. Contoh:
► Harga minyak dibekukan atau kenaikan secara luwes.
► Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan tembok,
memasang penerangan, pengujian sistem pembagian air, dan pengawasan tata
ruang.
Kalimat a)
tidak ada kesejajaran karena dua bentuk kata yang mewakili predikat terjadi dari
bentuk yang berbeda, yaitu dibekukan dan kenaikan. Kalimat itu dapat diperbaiki
dengan cara menyejajarjan kedua bentuk itu.
Perbaikan : Harga minyak dibekukan atau dinaikan secara luwes. √
Kalimat b) tidak memiliki kesejajaran karena kata yang menduduki predikat tidak
sama bentuknya, yaitu kata pengecatan, memasang, pengujian, dan pengaturan.
Kalimat itu akan baik kalau diubah menjadi predikat yang nominal.
Perbaikan : Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan
tembok, pemasangan penerangan, pengujian sistem pembagian air, dan
pengawasan tata ruang. √
c. Ketegasan
ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan pada ide pokok
kalimat. Dalam sebuah kalimat ada ide yang perlu ditonjolkan. Kalimat itu
memberi penekanan atau ketegasan pada pnonjolan itu. Ada berbagai cara untuk
membentuk penekanan pada kalimat.
1) Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat).
Contoh:
Rakyat mengharapkan agar pandemik covid 19 ini segera berakhir dengan
adanya suntikan vaksin.
Penekanannya: Harapan rakyat.
Jadi, penekanan kalimat dapat dilakukan dengan mengubah posisi kalimat.
2) Membuat urutan kata yang bertahap.
Bukan puluhan ribu, atau ratusan ribu, tetapi jutaan rupiah telah ia keluarkan
untuk membuat prototip lokomotif.
3) Melakukan pengulangan kata (repetisi).
Saya suka semangat mereka, saya suka keberanian mereka.
4) Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan.
Dia itu tidak malas dan curang, tetapi rajin dan jujur.
5) Mempergunakan partikel penekanan (penegasan).
Saudaralah yang bertanggung jawab.
d. Kehematan
kehematan dalam kalimat efektif ialah hemat mempergunakan kata, frasa, atau
bentuk lain yang dianggap perlu. Kehematan tidak berarti harus
menghilangkan kata-kata yang dapat menambah kejelasan kalimat.
Penghematan di sini mempunyai arti penghematan terhadap kata yang memang
tidak diperlukan, sejauh tidak menyalahi kaidah tata bahasa.
Ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan:
1) Penghematan dapat dilakukan dengan cara penghilangan subjek.
Contoh: Karena ia tidak berhasil melakukan eksperimen, dia tidak
mempublikasikan hasilnya ke masyarakat.
Perbaikannya : Karena tidak berhasil melakukan eksperimen, dia tidak
mempublikasikan hasilnya ke masyarakat.
2) Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghindarkan pemakaian
superordinat pada hiponimi kata.
Contoh : Semboyan 21 ditandai dengan plat besi warna merah disamping
kanan kiri akhiran rangkaian kereta api.
Perbaikan : Semboyan 21 ditandai plat besi merah disamping kanan kiri
akhiran rangkaian kereta api.
3) Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghindarkan kesinoniman
dalam satu kalimat.
Contoh: Dia hanya membawa perlengkapannya saja.
Perbaikannya : Dia hanya membawa perlengkapannya.
4) Penghematan dapat dilakukan dengan cara tidak menjamakkan kata-kata yang
berbentuk jamak.
Contoh:
Bentuk Tidak Baku Bentuk Baku
para tamu-tamu para tamu, tamu-tamu
beberapa orang –orang Beberapa orang, Orang-orang
e. Kecermatan

cermat adalah kalimat itu tidak menimbulkan tafsiran ganda, dan tepat dalam pilihan
kata.
Contoh :
► Taruna/i sekolah kedinasan yang terkenal itu menerima penghargaan.
► Yang diceritakan menceritakan tentang transportasi, sumber daya
manusia, dan pemangku kepentingan.
f. Kepaduan

kepaduan pernyataan dalam kalimat itu sehingga informasi yang disampaikan tidak terpecah-pecah.
Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara berpikir yang tidak sistematis.
Contoh:
► Proposal itu saya sudah baca.
► Saran yang dikemukakannya kami akan pertimbangkan.
► Mereka akan membicarakan daripada tanggapan isu yang beredar.
► Makalah ini akan membahas tentang desain interior pada kereta penumpang.
Perbaikannya adalah:
► Proposal itu sudah saya baca.
► Saran yang dikemukakannya akan kami pertimbangkan.
► Mereka akan membicarakan tanggapan isu yang beredar.
► Makalah ini akan membahas desain interior pada kereta penumpang.
g. Kelogisan

Ide kalimat itu dapat diterima oleh akal dan sesuai dengan ejaan yang berlaku.
Contoh:
► Waktu dan tempat kami persilahkan.
► Untuk mempersingkat waktu, kita teruskan acara ini.
Perbaikannya adalah:
► Bapak Menteri kami persilahkan.
► Untuk menghemat waktu, kita teruskan acara ini.

Anda mungkin juga menyukai