Po Skes Tren

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 28

POS KESEHATAN PESANTREN

(POSKESTREN)
Nama Kelompok

 Mega Kuwandari 1811B0052


 Mariana Ina camo 1811B0053
 Ofira Erdianita Elizabeth 1811B0061
 Ogi Aris Guntoro 1811B0062
 Rayno Buyung Imani 1811B0066
 Rina Melisa 1811B0070
 Riska Widyastuti 1811B0071
 Shifaun Nisa' Rizky 1811B0076
 Siti Dewi M 1811B0077
 Vina suci lestari 1811B0081
 Yunarti M. Barajanji 1811B0087
 Evodio de jesus soares 1911B0071
PENGERTIAN
Salah satu wujud upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat (UKBM) di
lingkungan pondok pesantren, dengan prinsif dari, oleh, dan untuk warga
pondok pesantren, yang mengutamakan pelayanan promotif (peningkatan
kesehatan) dan preventif (Pencegahan kesehatan) tanpa mengabaikan aspek
kuratif (pengobatan) dan rehabilitatif (pemulihan kesehatan), dengan binaan
puskesmas setempat.

(Sumber: Draft Pedoman Pengelolaan, Pembinaan dan Peningkatan Pos Kesehatan Pesantren. Departemen Kesehatan RI tahun 2005)
TUJUAN
Tujuan Umum:
Terwujudnya kemandirian masyarakat pondok pesantren dalam berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
dan mengatasi permasalahan kesehatan dan bencana secaa mandiri.
Tujuan Khusus:
1. Meningkatkan pengetahuan warga pondok pesantren dan masyarakat sekitarnya tentang kesehatan;
2. Meningkatkan sikap dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat bagi warga pondok pesantren dan
masyarakat sekitarnya;
3. Meningkatkan peran serta aktif warga pondok pesantren dan warga masyarakat sekitarnya dalam
penyelenggaraan upaya kesehatan; dan
4. Memenuhi layanan kesehatan dasar bagi warga pondok pesantren dan masyarakat sekitarnya.
SASARAN
Pondok pesantren
Masyarakat pondok pesantren, yang terdiri atas:
1) warga pondok pesantren: santri, kiai, pimpinan, pengelola, dan pengajar di pondok
pesantren termasuk wali santri;
2) Masyarakat di lingkungan pondok pesantren;
3) Tokoh masyarakat: tokoh agama Islam, Pimpinan Lembaga Swadaya Masyarakat
(LSM) dan pimpinan organisasi kemasyarakatan lainnya di lingkungan pondok
pesantren; dan
4) Petugas kesehatan dan stakeholders terkait lainnya.
FUNGSI POS KESEHATAN PESANTREN

Sebagai wadah pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan, dalam alih


informasi, pengetahuan dan keterampilan, dari petugas kepada warga
pondok pesantren dan masyarakat sekitarnya, dan antar sesama pondok
pesantren dalam rangka meningkatkan perilaku hidup sehat.
Sebagai wadah untuk mendekatkan pelayanan kesehatan dasar kepada
warga pondok pesantren dan masyarakat sekitarnya.
Sebagai wadah pembelajaran tentang nilai dan ajaran agama Islam dalam
menghadapi permasalahan kesehatan.
MANFAAT POS KESEHATAN
PESANTEN
 Bagi pondok pesantren
1. Tersedianya layanan dan akses kesehatan dasar.
2. Penyebaran informasi kesehatan.
3. Pengembangan dan perluasan kerja sama pondok pesantren dengan instansi terkait.
4. Terpeliharanya sarana sanitasi lingkungan.
 Bagi Warga Pondok Pesantren dan Masyarakat Sekitarnya
1. Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan informasi, pengetahuan dan pelayanan kesehatan dasar.
2. Memperoleh bantuan secara profesional dalam pemecahan masalah kesehatan.
3. Mendapat infomasi awal tentang kesehatan.
4. Dapat mewujudkan kondisi kesehatan yang lebih baik bagi warga pondok pesantren dan masyarakat sekitarnya.
MANFAAT
 Bagi Kader Poskestren
1. Mendapatkan informasi lebih awal tentang kesehatan.
2. Dapat mewujudkan aktualisasi dirinya untuk membantu warga pondok pesantren dan masyarakat sekitarnya dalam menyelesaikan
masalah kesehatan yang ada di lingkungannya.
 Bagi Puskesmas
1. Dapat mengoptimalkan fungsi puskesmas sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan
masyarakat, pusat pelayanan kesehatan strata pertama.
2. Dapat memfasilitasi warga pondok pesantren dan masyarakat sekitarnya dalam pemecahan masalah kesehatan sesuai kondisi
setempat.
3. Meningkatkan efisiensi waktu, tenaga dan dana melalui pemberian pelayanan kesehatan secara terpadu.
 Bagi Sektor Lain
1. Dapat memfasilitasi warga pondok pesantren dan masyarakat sekitarnya dalam pemecahan masalah sektor terkait.
2. Meningkatkan efisiensi melalui pemberian pelayanan secara terpadu sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing sektor.
PENGORGANISASIAN
 Kedudukan dan Hubungan Kerja
1. Terhadap pondok pesantren secara teknis operasional, Poskestren dikoordinasikan oleh pengelola pondok pesantren, Kementerian Agama dan instansi
terkait lainnya.
2. Terhadap Puskesmas Secara teknis medis, Poskestren dibina oleh puskesmas.
3. Terhadap Pemerintahan Desa/kelurahan/ kecamatan Secara kelembagaan, Poskestren dibina oleh pemerintah kecamatan dan pemerintah desa/kelurahan.
4. Terhadap sesama UKBM lainya Terhadap berbagai UKBM yang ada, Poskestren sebagai mitra.
 Pengelola Poskestren
Struktur organisasi Poskestren ditetapkan melalui musyawarah warga pondok pesantren pada saat pembentukan Poskestren.
Struktur organisasi tersebut bersifat fleksibel, sehingga dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan, kondisi, permasalahan dan
kemampuan sumber daya yang ada. Struktur organisasi minimal terdiri dari:
1. a. ketua;
2. b. sekretaris;
3. c. bendahara; dan
4. d. kader Poskestren yang merangkap sebagai anggota.
PENGORGANISASIAN
Pengelola Poskestren dipilih dari dan oleh warga pondok pesantren dan masyarakat sekitarnya pada saat musyawarah
pembentukan Poskestren. Kriteria pengelola Poskestren antara lain sebagai berikut:
1. Diutamakan berasal dari warga pondok pesantren dan tokoh masyarakat setempat;
2. Memiliki semangat pengabdian berinisiatif tinggi dan mampu memotivasi masyarakat; dan
3. Bersedia bekerja secara sukarela bersama masyarakat.
 Kader Poskestren (santri husada)
Kader Poskestren dipilih oleh pengurus Poskestren dan santri pondok pesantren yang bersedia secara sukarela, mampu
dan memiliki waktu untuk menyelenggarakan kegiatan Poskestren. Kriteria kader Poskestren antara lain sebagai berikut:
1. Berasal dari santri atau alumni pondok pesantren;
2. Mempunyai jiwa pelopor, pembaharu dan penggerak masyarakat;
3. Bersedia bekerja secara sukarela; dan
4. Telah mengikuti pelatihan/orientasi kader tentang kesehatan.
KEGIATAN POSKESTREN
A. Promotif C. Kuratif
1. Konseling
1. Pengobatan terbatas
2. Penyuluhan kesehatan antara lain : PHBS,
penyehatan lingkungan, gizi, pemyalit menular, 2. Rujukan kasus
TOGA
3. Olahraga
B. Preventif D. Rehabilitatif
4. Pemeriksaan kesehatan berkala Membantu petugas puskesmas untuk
5. Penjaringan kesehatan santri mengunjungi dan menindak lanjuti
6. Kesehatan lingkungan dan keberihan diri perawatan pasien pasca di puskesmas atau
7. Pemberantasaan nyamuk di rumah sakit
WAKTU DAN TEMPAT
PENYELENGGARAAN POSKESTREN
A. waktu dan tempat penyelenggara
• Rutin atau ditetapkan sesuai kesepakatan bersama
• Pelayanan kesehatan dapat dilaksanakan diruang tersendiri,baik menggukanan salah satu
ruangan pondok pesantren atau tempat khusus yang dibangun secara swadaya oleh warga
pondok pesantren dan masyarakat sekitar
B. Tempat penyelenggaraan sekurang-kurangnya dilengkapi dengan :
1. Tempat pemeriksaan
2. Tempat konsultasi (gizi, sanitasi, dll)
3. Tempat penyimpanan obat
STRATEGI PROMOSI KESEHATAN
• 1. ADVOKASI
• 2. PERMBERDAYAAN
• 3. KEMITRAAN
• 4. BINA USAHA
Pembinaan dan pengembangan
Pembinaan poskestren di laksanakan secara terpadu oleh puskesmas dan
stakeholders terkait lainnya yang di lakukan secara berkala, baik langsung
maupun tidak langsung yang di tujukan untuk memelihara kelangsungan
hidup ( sustainability) dari poskestren.
Komponen terpenting dalam pengelolaan poskestren adalah sumber daya
manusia (SDM) dan pendanaan, maka dalam proses pembinaan lebih di
fokuskan pada 2 komponen tersebut.
langkah langkah pembinaan poskestren :
1. Menugaskan tenaga puskesmas tertentu yang bertanggung jawab dalam hal
supervisi dan pemberian bantuan teknis bagi poskestren
2. Menyediakan dana puskesmas yang memadai untuk pelaksanaan supervisi dan
pemberian bantuan teknis, sekurang kurang nya sekali dalam sebulan
3. Supervisi, bimbingan dan bantuan, teknis dari puskesmas kepada puskesmas,
sekurang kurang nya sekali dalam sebulan
4. Bersama kader poskestren mengembangkan dan melaksanakan pencatatan kegiatan
poskestren dalam rangka memantau perkembangan poskestren
5. Rapat kondisi berkala, sekurang kurang nya sekali dalam enam bulan, untuk
mengevaluasi perkembangan poskestren dan memecahkan masalah yang di hadapi
6. Mengembangkan sistem asuransi kesehatan
7. Bersama pengelola pondok pesantren dan kader poskestren
mengembangkan usaha untuk menambah dana tambahan bagi
pembiayaan kesehatan
8. Menyelenggarakan temu kader poskestren dari seluruh wilayah kerja,
puskesmas sekurang kurang nya sekali dalam setahun untuk saling
tukar informasi
9. Menyelenggarakan lomba poskestren minimal sekali dalam setahun
10. Memberikan penghargaan kepada pengelola pesantren dan poskestren
maju, kader poskestren giat dan lain lain
11. Mengembangkan jejaring kerjasama atau kemitraan.
Pengorganisasian pembinaan
1. Dasar pemikiran pengorganisasian
2. Kedudukan
3. Kelompok kerja (Pokja)
4. Prinsip Prinsip pengorganisasian
Prinsip Prinsip pengorganisasian
• Struktur nya tidak kaku
• Tidak mempertengtangkan unsur mana atau siapa yang duduk sebagai pimpinan dalam pengorganisasian
pokja poskestren
• Keanggotaanya fungsional
• Menggunakan prinsip koordinasi dan konsultasi
• Operasional kegiatan berdasarkan kebutuhan pemecahan masalah melalui mekanisme advokasi dan
fasilitasi
• Pembinaan di lakukan oleh puskesmas terhadap pengelola poskestren minimal 2 kali dalam setahun
• Dibentuk atas dasar kesepakatan bersama.
Peran Petugas dan Stakeholders
1. Puskesmas:
 Mengkoordinasikan instansi pembina
 Poskestren.
 Memberikan dukungan dalam upaya
 Meningkatkan kinerja Poskestren.
 Melakukan pembinaan untuk terselenggaranya kegiatan Poskestren secara
teratur.
2. Penanggung jawab wilayah setempat:
 Memberikan dukungan kebijakan, sarana dan dana penyelenggaraan
Poskestren.
 Mengkoordinasikan penggerakan masyarakat untuk dapat memanfaatkan
Poskestren.
 Mengkoordinasikan peran kader Poskestren, pengurus Poskestren dan tokoh
masyarakat untuk berperan aktif dalam penyelenggaraan Poskestren.
 Menindaklanjuti hasil kegiatan Poskestren atau sebutan lainnya.
 Melakukan pembinaan untuk terselenggaranya kegiatan Poskestren secara
teratur.
3. Instansi/Lembaga Terkait:
 Memberikan dukungan teknis kegiatan poskestren sesuai dengan
bidangnya.
 Mengusahakan bantuan lain untuk kelancaran penyelenggaraan
Poskestren sesuai dengan kebutuhan.
4. Tokoh Masyarakat/Konsil Kesehatan Kecamatan atau Badan Penyantun
Puskesmas (apabila telah terbentuk):
 Menggali sumber daya untuk kelangsungan penyelenggara Poskestren.
 Menaungi dan membina kegiatan Poskestren.
 Menggerakan Masyarakat untuk dapat hadir dalam berperan aktif dalam
kegiatan Poskestren.
5. Organisasi Kemasyarakatan/LSM:
 Bersama petugas Puskesmas berperan
 Aktif dalam kegiatan Poskestren
 Memberikan dukungan sarana dan dana untuk pelaksanaan kegiatan Poskestren.
6. Kantor Kementerian Agama cq Kasi Pendidikan
Keagamaan dan Pondok Pesantren Kabupaten/ Kota/Tingkat Organisasi Sejenis
(TOS):
 Koordinasi dengan petugas kesehatan.
 Membina bersama petugas kesehatan.
7. Swasta/Dunia Usaha:
 Memberikan dukungan sarana dan dana untuk pelaksanaan kegiatan Poskestren
 Berperan aktif sebagai sukarelawan dalam pelaksanaan kegiatan Poskestren
PENGEMBANGAN
• Poskestren yang sudah berjalan dengan baik (sustain), seyogyanya segera
diarahkan untuk meningkatkan pelayanannya, terutama jika sumber daya
manusia dan dana yang ada cukup atau memadai untuk meningkatkan
pelayanan Poskestren. Peningkatan pelayanan ini harus dilandasi oleh
kebutuhan kesehatan dari warga pondok pesantren. Setelah itu, baru
didukung oleh ketersediaan dan keterampilan sumber dayanya. Oleh
karena itu, upaya peningkatan pelayanan Poskestren ini harus mencakup
langkah-langkah berikut:
• 1. Bersama kader Poskestren mengidentifikasi kebutuhan tambahan bagi
kesehatan warga pondok pesantren
• 2. Bersama kader Poskestren menetapkan pilihan pelayanan tambahan dan
menyusun prioritas sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan dana serta
tenaga yang ada
• 3. Menyediakan dana dan tenaga puskesmas untuk dapat memberikan
tambahan bantuan teknis kepada Poskestren.
• 4. Melatih kader Poskestren dalam pengetahuan dan keterampilan yang
diperlukan untuk menyelenggarakan pelayanan tambahan.
• 5. Bersama kader Poskestren menyempurnakan sistem pencatatan dan
pelaporan sehingga mencakup pelayanan kesehatan tambahan.
Indikator Keberhasilan
• Pada prinsipnya keberhasilan Poskestren dapat diukur melalui indikator
masukan, proses dan luaran, sebagai berikut:
• A. . Indikator Masukan
• 1. Adanya kader
• 2. Adanya sarana Poskestren
• 3. Adanya dukungan pendanaan
• 4. Adanya data dasar personal hygiene
• 5. Adanya media informasi kesehatan
• 6. Adanya kebijakan yang mendukung kegiatan Poskestren
• B. Indikator Proses
• 1. Terlaksananya SMD
• 2. Terlaksanannya musyawarah masyarakat pondok pesantren
• 3. Terlaksananya pelayanan kesehatan dasar
• 4. Terlaksananya peningkatan kapasitas kader dan pengelola
• 5. Terlaksananya penyuluhan yang dilaksanakan
• 6. Terlaksananya pembinaan dari petugas
• C. Indikator Luaran
• 1. Jumlah kader yang terlatih
• 2. Adanya dana sehat
• 3. Adanya peningkatan personal hygiene
• 4. Adanya peningkatan kesehatan lingkungan
• 5. Adanya peningkatan pengetahuan tentang kesehatan
• 6. Adanya peningkatan gerakan hidup bersih dan sehat warga
pondok pesantren
SEKIAN DAN TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai