Aliran Jabariyah Dan Qadariyah Kelompok 2

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 9

Aliran Jabariyah dan

Qadariyah
Kelompok 2 :
 Muhammad Iqbal Abdul Jabar
 Siti Aisyah
 Rayhan Abizar Al Ghiffari
 Siti Faridatul Asroriyah
 Abdul Latif
Hasil & Pembahasan
1. Pengertian Aliran Jabariyah dan Qadariyah
2. Sejarah Munculnya Aliran Jabariyah dan
Qadariyah
3. Pokok Pemikiran Aliran Jabariyah dan
Qadariyah
4. Tokoh-tokoh Aliran Jabariyah dan Qadariyah
5. Pengaruh Aliran Jabariyah dan Qadariyah
terhadap Umat Islam
Pengertian Aliran Jabariyah dan Qadariyah
Al-Jabariyah berasal dari kata jabara, artinya memaksa atau terpaksa. Menurut al-
Syahrastani, al-jabr berarti meniadakan perbuatan manusia dalam arti yang
sesungguhnya dan menyandarkan perbuatan itu kepada Tuhan. Aliran ini
menyatakan bahwa manusia tidak kuasa atas segala sesuatu, tidak dapat diberi
sifat “mampu” (istitha’ah).
Jabariyah salah satu bentuk pemikiran yang berkembang pada masa Daulah
Umayyah, kata Jabariyah diambil dari bahasa arab jabara artinya adalah memaksa
dalam arti lain ialah diharuskan melakukan sesuatu. Secara terminologi al-Jabr
merupakan perbuatan manusia disandarkan kepada Allah, dan menghilangkan
perbuatan manusia.

Qadariyah berasal dari kata qadara maknanya ialah kekuatan atau kemampuan
dalam arti lain yaitu memutuskan. Menurut terminologi, Qadariyah adalah paham
aliran yang menganggap bahwa segala perbuatan manusia berdasarkan
kehendaknya. Qadariyah meyakini manusia memiliki kebebasan dan kekuatan
untuk menentukan perbuatan yang dikehendakinya dan sesuai kemampuannya.
Aliran atau firqah yang menganut pemikiran ini berpendapat bahwa manusia
berkuasa untuk mewujudkan perbuatan baik atau menjauhi perbuatan buruk atas
kemampuan dan kemauannya sehingga paham ini menolak anggapan bahwa
manusia berbuat dan menjalani kehidupannya hanya mengikuti takdir yaitu
takdir dan nasib manusia yang sudah ditentukan oleh Allah semenjak zaman
azali.
Sejarah Munculnya Aliran Jabariyah dan Qadariyah
Aliran Jabariyah
Masih menjadi perdebatan oleh para pemikir sejarah mengenai Sebenarnya benih-benih paham aljabar sudah muncul
kapan tepatnya muncul aliran Jabariyah ini, namun yang paling
jauh sebelum tokoh-tokoh di atas. Benih-benih itu
banyak diriwayatkan aliran ini muncul bersamaan dengan paham
Qadariyah sebagai reaksi yang timbul atas pemikiran tersebut. Bibit- terlihat dalam peristiwa sejarah berikut ini.
bibit pemikiran pada aliran Jabariyah sebenarnya telah ada sejak  Suatu ketika nabi menjumpai sahabatnya yang
zaman Rasulullah maupun sebelum peradaban Islam dimulai, sedang bertengkar dalam masalah takdir Tuhan. Nabi
dibuktikan dengan adanya salah satu pemikir islam yaitu Ahmad saw. melarang mereka memperdebatkan persoaalan
Amin mengemukakan pendapat kehidupan bangsa arab yang
tersebut, agar terhindar dari kekeliruan penefsiran
dikelilingi oleh gurun pasir membuat pengaruh terhadap cara
berpikir dalam menjalani kehidupan untuk bergantung dan tentang ayat-ayat Tuhan mengenai takdir.
menyerah pada alam.  Khalifah Umar bin Khattab pernah menangkap
seseorang yang ketahuan mencuri. Ketika diintrogasi,
Adapun tokoh yang menjadi pelopor dalam munculnya aliran pencuri itu berkata “Tuhan telah menentukan aku
Jabariyah ini adalah Al-Ja’d bin Dirham, lalu pemikiran ini mencuri.” Mendengar ucapan itu Khalifah Umar
dituangkan kepada muridnya Jahm Bin Shafwan di Khurasan, marah sekali dan menganggap orang itu telah
Jahm pula yang menyebarkan aliran ini dengan gencar dan gigih.
berdusta kepada Tuhan. Oleh karena itu, Umar
memberikan dua jenis hukuman kepada pencuri itu.
Latar belakang munculnya aliran ini dalam riwayat sejarah ada yang Pertama, huku an potong tangan karena mencuri.
berpendapat merupakan akibat dari pemikiran asing yaitu agama Kedua, hukuman dera karena menggunakan dalil
Yahudi bermazhab Qurra dan Agam Kristen bermazhab Yacobit takdir Tuhan.
Aliran Qadariyah
Qadariyah merupakan salah satu ideologi namun tergolong bid’ah Paham Qadariyah dilanjutkan oleh muridnya yaitu Ghailan
dan sesat atau batil dalam aqidah Islam. Paham ini muncul pada Ad-Dimasyqi, salah seorang penduduk Damaskus, yang
pertengahan abad pertama hijriah tepatnya 70 H/689 M di Basrah,
sudah diperingatkan oleh Khalifah Umar Bin Abdul Aziz (682-
Irak
720 M), maka paham ini berangsur surut dengan wafatnya
Dipelopori oleh Ma’bad Al-Juhani dan muridnya Ghailan Ad- Ma’bad al-Juhani dan peringatan dari Khalifah. Namun
Dimasyqi, ketika masa pemerintahan khalifah Abdul Malik ibn lambat laun ketika khalifah Umar Bin Abdul Aziz wafat,
Marwan (685-705M) Ghailan kembali meneruskan paham qadariyah ini kepada
penduduk Damaskus, sehingga beliau ditangkap dan
Latar belakang munculnya ideologi ini adalah bentuk pertentangan dijatuhi hukuman mati oleh khalifah yang memimpin ketika
pada kebijakan politik khalifah Bani Umayyah yang terkesan
itu yaitu Hasyim bin Abdul Malik (724-743 M).
memaksakan kehendaknya, pemerintahan Bani Umayyah dikenal
kejam karena tidak segan-segan memberi hukuman mati kepada
warganya yang memberontak dan melakukan pembunuhan baik
dari keturunan Rasulullah SAW sekalipun yaitu Husain bin Ali
bin Abi Thalib.
Pokok Pemikiran Aliran Jabariyah dan Qadariyah
Aliran Jabariyah Aliran Qadariyah
Pokok-pokok ajaran aliran Jabariyah bertolak belakang dengan Aliran Qadariyah dipelopori oleh Ma’bad al-Juhaini
ajaran Qadariyah. Dengan kata lain, ajaran aliran Jabariyah ini dan Ghailan al-Dimasyqi adalah lawan dari aliran
berbanding terbalik dengan ajaran Qadariyah mengenai takdir. yang dipelopori oleh Jahm ibnu Shafwan (Jabariyah).
Pokok pikiran aliran ini selalu berpedoman pada ayat
Corak pemikirannya menganggap bahwa perbuatan manusia
yang dirasa mendukung itikadnya, yaitu:
dilakukan oleh Tuhan dan manusia hanya menerima. Hal ini
‫ِب‬ ‫ِل ّٰظِلِم‬ ‫ْۚر ِا‬ ‫ِم‬ ‫ِم‬
‫َو ُقِل اْلَح ُّق ْن َّرِّبُك َفَم ْن َش ۤاَء َفْلُيْؤ ْن َّوَمْن َش ۤاَء َفْلَيْك ُف َّنٓا َاْع َتْدَنا ل ْيَن َناًر َاَح اَط ِه ْم‬
juga dengan istilah kasb yang secara literal berarti usaha. Kasb ‫ۙا‬ ‫ْۗم‬
disini berarti pelaku perbuatan manusia adalah Tuhan sendiri. ‫ُس َراِد ُقَه ۗا َوِاْن َّيْس َتِغْيُثْو ا ُيَغاُثْو ا ِبَم ۤاٍء َك اْلُم ْه ِل َيْش ِوى اْلُوُجْو َۗه ِبْئَس الَّش َراُۗب َو َس ۤاَءْت ُمْر َتَفًق ا‬

Artinya: “Katakanlah (Nabi Muhammad), “Kebenaran itu


Jabariyah menempatkan akal pada porsi yang rendah karena datangnya dari Tuhanmu. Maka, siapa yang menghendaki
semua tindakan dan ketentuan alam di bawah kekuasaan atau (beriman), hendaklah dia beriman dan siapa yang
kehendak Tuhan. Argumen yang memperkuat aliran Jabariyah menghendaki (kufur), biarlah dia kufur.” Sesungguhnya
Kami telah menyediakan neraka bagi orang-orang zalim
adalah firman Allah dalam QS. As-Shaffat ayat 96 yang
yang gejolaknya mengepung mereka. Jika mereka meminta
berbunyi: pertolongan (dengan meminta minum), mereka akan diberi
‫َوالّٰل ُه َخ َلَق ُك ْم َو َما َتْع َم ُلْو َن‬ air seperti (cairan) besi yang mendidih yang
Artinya: “Padahal Allah-lah yang menciptakanmu dan apa yang menghanguskan wajah. (Itulah) seburuk-buruk minuman
kamu perbuat itu.” (QS. As-Shaffat: 96) dan tempat istirahat yang paling jelek.” (QS. Al-Kahf: 29).
Tokoh-tokoh Aliran Jabariyah dan Qadariyah

Aliran Jabariyah Aliran Qadariyah


Pemuka ajaran Jabariyah dalam mengemukakan Paham Qadariyah pertama kali ditimbulkan oleh
pandangannya terbagi menjadi dua kelompok, yaitu Ma’bad al-Juhani dan Ghailan al-Dimasyqi.
ekstrem dan moderat. Kelompok ekstrem dipelopori oleh Keduanya mengambil paham ini dari seorang
Jahm bin Shafwan, sehingga kelompok ini disebut Kristen yang telah masuk Islam di Irak. Pada waktu
Ma’bad mati terbunuh dalam pertempuran
Jahmiyah. Menurutnya, manusia bagaikan wayang yang
melawan al-Hallaj, maka Ghailan terus
digerakkan menurut kemauan dalang (Allah).
menyebarkan paham Qadariyah tersebut di
Berbeda dengan aliran Jabariyah yang moderat, dipelopori Damaskus.
oleh Husein bin Muhammad al-Najjar, berpendapat bahwa
perbuatan manusia adalah ciptaan Allah. Abd al-Qahir bin
Thahir bin Muhammad bin Abdullah Al-Bagdadi
menyatakan bahwa tenaga atau daya dalam diri manusia,
mempunyai efek dalam mewujudkan perbuatan. Tenaga
atau daya itu disebut dengan kasab atau usaha .
Pengaruh Aliran Jabariyah dan Qadariyah terhadap
Umat Islam

Salah satu pengaruh pola pikir jabariyah kelihatannya sudah


dikenal bangsa Arab sebelum Islam. Keadaan mereka yang
bersahaja dengan alam yang gersang dan tandus menyebabkan
mereka tidak dapat melakukan perubahan-perubahan sesuai
kemauan mereka, akibatnya mereka lebih bergantung pada
kehendak alam, keadaan ini membawa mereka pada sikap
pasrah dan fatalistik.
Dua paham ini mempengaruhi tiga teologi besar dalam Islam,
bahkan pengaruh Jabariyah dan Qadariyah ada dalam teologi-
teologi lainnya, Muktazilah adalah teologi yang lebih cenderung
kepada Qodariyah, ia menyatakan bahwa manusia mempunyai
kehendak yang tidak terbatas. Ketidakterbatasan kehendak
manusia membentuk kebebasan manusia dalam berbuat, hal ini
menurut Muktazilah sebagai bentuk keadilan ketika di akhirat
kelak.
Are you asking question?

Thank you 

Anda mungkin juga menyukai