Formasi Rohani Pemimpin
Formasi Rohani Pemimpin
Formasi Rohani Pemimpin
PEMIMPIN
#1
PENDAHULUAN
Kebiasaan #6
Kebiasaan #2
Bertekun
M enyangkal
dalam doa
diri
Kebiasaan #5
Memanfaatkan
seluruh aspek Kebiasaan
kehidupan #3 M emikul
bagi salib
kemuliaan
Allah
Kebiasaan
#4
M emfokuska
n diri pada
kekekalan
B. HAKIKAT FORMASI ROHANI KEPEMIMPINAN
• Hakikat formasi kehidupan rohani seorang
pemimpin-pelayan TUHAN dapat dilihat
dalam beberapa aspek penting berikut ini:
1. Pertobatan
• Syarat pertama yang harus ada pada diri
seorang
pelayan Kristen adalah bahwa ia telah
sungguh- sungguh bertobat, yang ditandai
oleh adanya komitmen tinggi untuk hidup
memuliakan Allah.
• Pertobatan pada dasarnya berarti
meninggalkan atau berbalik dari dosa, dan
berpaling kepada Kristus Juruselamat satu-
satunya, dengan penuh percaya dan
kepatuhan mutlak.
• Dalam kaitan ini, pertobatan menjadi dasar
untuk memampukan seseorang untuk
menghayati arti ketundukan pada Kristus hari
demi hari, berpegang teguh pada Alkitab,
mengesampingkan ide-ide sendiri dan
membiarkan dirinya dipimpin oleh Roh Allah.
• Pengalaman pertobatan adalah prasyarat
mutlak dan utama, yang akan memberikan
kesadaran akan ketergantungan mutlak pada
anugerah Allah, dan sekaligus memotivasinya
untuk mengasihi Allah dan sesama.
2. Pembaruan Budi
• Syarat lainnya yang juga harus nampak adalah
mengalami pembaharuan budi yang
berlangsung secara terus menerus dalam diri
pemimpin- pelayan Kristen.
• Pekerjaan pembaharuan ini hanya dapat
dilakukan oleh campurtangan Allah semata
(bnd. Efesus 4:17-24).
• Pembaruan akal budi tidak terjadi secara
otomatis. Akal budi adalah pemberian
yang sangat berharga dari Allah bagi
semua orang.
• Allah mengaruniakan kepada setiap orang
percaya “akal budi Kristus” yang merasuki
pikiran dan tindakan mereka dengan suatu
dimensi rohani.
• Allah menghendaki agar kita menggunakan
akal budi secara bertanggungjawab.
Dengan demikian, pembaruan budi yang
dikerjakan Allah akan memampukan kita
menghasilkan perilaku hidup yang
mencerminkan sifat-sifat khas Allah, yaitu
kebenaran (keinginan untuk memiliki hubungan
yang harmonis dengan Allah dan sesama),
dan kekudusan hidup.
3. Ketaatan
• Syarat penting yang harus ada dan dimiliki
oleh
setiap pelayan TUHAN adalah c ara hidup
yang dikuasai oleh ketaatan kepada Tuhan.
• Tuhan Yesus menuntut para murid agar
melayani dengan ketaatan mutlak. Melayani
• Ketaatan seorang pelayanan TUHAN juga
harus nampak dalam keteladanan dalam
sikap penyesalan dan pengakuan dosa.
• Keteladanan sikap tersebut merupakan
tanda sebuah proses pertumbuhan dan
kedewasaan rohani.
4. Kerendahan Hati
• Kerendahan hati bagi dunia merupakan
“barang
langka”, dan bahkan dianggap sesuatu
kebodohan.
• Dalam dunia pelayanan Kristen, kerendahan hati
merupakan bagian penting yang harus
mewarnai kehidupan setiap pelayan Tuhan.
• Prinsip ajaran Yesus: “siapa yang meninggikan
diri
• Kerendahan hati seorang pemimpin-
pelayan Tuhan, sama seperti
kerohaniannya, harus menjadi sifat yang
terus bertumbuh.
5. Pertumbuhan Rohani
• Setiap pelayan Tuhan haruslah
memastikan
mengalami pertumbuhan rohani.
• Kerohanian seorang pelayan Tuhan
dianalogikan seperti benih yang memiliki hidup
dan kekuatan untuk bertumbuh menjadi pohon
besar yang akan menghasilkan buah.
• Untuk dapat mengalami pertumbuhan rohani,
maka kita harus memiliki hubungan integral
dengan Dia, Sumber Kehidupan itu sendiri
(Bnd. Mzr. 1:1-3; Yer. 17:7-8).
• Dalam Matius 5:1-12, Tuhan Yesus
menunjukkan sifat atau karakteristik hidup
Pelayanan Tuhan yang sesuai dengan
standar Kerajaan Allah:
2) Doa
• Kesungguhan kita dalam berdoa
mendemonstrasikan kebergantungan kita
kepada Allah dan kekuatan-Nya untuk bekerja
di dalam serta melalui kita.
• Kita perlu mengembangkan pola doa yang
strategis (bagi pertumbuhan dan
pengembangan karakter rohani kita). Kita
mungkin sering berdoa hanya merupakan
respons terhadap situasi yang kita hadapi.
• Berdoa meminta agar Roh Kudus menjadikan
kita peka terhadap berbagai kesempatan
untuk bertumbuh dan mengaplikasikan
kebenaran dalam kehidupan dan pelayanan.
A. Transformasi Karakter Pelayan Tuhan
4) Mentor Rohani
• Pengajaran dan teladan dari seorang mentor
rohani adalah unsur penting lainnya dalam
membentuk dan membangun karakter dan
nilai- nilai Kristus di dalam hidup seorang
pelayan Tuhan.
• Paulus memilih Timotius untuk menjadi partner
kerja, dan selama itu ia menanamkan nilai-
nilai Kerajaan Allah ke dalam kehidupan
Timotius (2 Tim. 3:10-14).
• Mintalah agar mereka memonitor dan
membantu pengembangan kerohanian Anda.
Adakanlah pertemuan secara berkala untuk
mendiskusikan hal-hal yang dapat menolong
Anda bertumbuh secara rohani.
#4 – STRATEGI PENGEMBANGAN FORMASI
KEHIDUPAN
ROHANI
2) Disiplin perilaku
• Disiplin perilaku merupakan pendisiplinan
yang
akan menghasilkan pola hidup yang
bertanggung jawab.
• Disiplin perilaku dapat berupa kehidupan tulus
dan sederhana.
• Disiplin perilaku juga dapat berupa
ketundukan guna memahami diri (tunduk
kepada Allah, firman, keluarga, hubungan
3) Disiplin Pelayanan
• Disiplin pelayanan bertujuan untuk
mengembangkan kesadaran akan tanggung
jawab dalam melayani.
• Disiplin pelayanan dapat berupa:
> mengoreksi motivasi pelayanan
> mempersiapkan pelayanan
> meningkatkan keterampilan melayani
> meningkatkan kemampuan bekerja dalam
tim
> dll.
• Perhatikan nasihat Rasul Paulus kepada
Timotius agar tetap setia, terfokus, dan
bertanggung jawab dalam melaksanakan
tugas pelayanan yang dipercayakan (1 Tim.
4:1-16; 2 Tim. 2: 1-26).
B. Langkah-langkah pengembangan spiritualitas
• Terdapat beberapa tahapan penting yang perlu
diperhatikan dalam mengembangkan
spiritualitas:
1) Tahap penyelidikan diri
• Menyelidiki keberadaan diri guna mengenal diri
secara objektif (melihat kekuatan dan
kelemahan diri).
2) Tahap mengerti diri
• Tahap untuk mengakui dan menerima diri
apa adanya sebagai anugerah Tuhan.
3) Tahap melangkah
• Tahap untuk mulai melangkah secara
sistematis guna pengembangan kepribadian
dalam mengembangkan kekuatan diri, dan
mengatasi kelemahan diri kearah perubahan
• Dibutuhkan lima (5) sikap untuk
pengembangan kepribadian:
a) Sikap emphatic – kesanggupan untuk
merasakan dan mengerti dengan tepat kondisi
apa dan bagaimana yang dialami.
b) Sikap otentik – sikap jujur dan terbuka
untuk mengungkapkan yang
sebenarnya.
c) Sikap respek – sikap hormat dan
menghargai diri
apa adanya dengan penuh tanggung
jawab.
d) Sikap konfrontir – sikap keterbukaan dan
berani menghadapi dan menerima kekuatan
dan kelemahan diri.
e) Sikap pewujudan diri – sikap pemenuhan diri
untuk memastikan potensi diri yang ada untuk
• Beberapa hambatan pendewasaan rohani yang
bersifat internal:
3. Penerapan
• Penerapan adalah maksud dari bagian yang
direnungkan untuk pribadi saya lakukan hari
ini.
• Kepentingan penerapan:
> kita belum sungguh-sungguh mengerti
firman
Tuhan apabila belum menerapkannya.
> mempelajari firman Tuhan tanpa
melakukan adalah hal menipu diri sendiri
(Matius 7:24-27; Yakobus 1:22)
> menerapkan firman Allah perjuangan
melawan
Iblis, kedagingan, dan dunia.
> kita tidak dapat menerapkan segala
• Beberapa petunjuk tentang penerapan:
1. penerapan perlu bersifat pribadi (aku/saya)
2. penerapan perlu bersifat praktis
3. penerapan perlu bersifat spesifik
* apakah yang akan dilakukan?
* kapan itu akan dilakukan?
* dimana itu dilakukan?
* dengan siapa itu dilakukan?
4. Berdoa
• Uc apan syukur atas apa yang Tuhan berikan
• Mengakui dosa dan mohon Tuhan menyucikan
hati kita
• Mendoakan penerapan dari bagian yang
dibaca
• Mendoakan orang lain dan pelayanan
pekerjaan Tuhan
KESIMPULAN