HALUSINASI

Unduh sebagai ppt, pdf, atau txt
Unduh sebagai ppt, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 30

GANGGUAN SENSORI

PERSEPSI : HALUSINASI

NS. AULYA AKBAR M.KEP SP.KEP J


PENDAHULUAN

Adaptif
Persepsi adalah:
respons dari reseptor sensoris terhadap stimulus
eksternal juga pengenalan dan pemahaman terhadap
sensasi sehingga individu dapat mengidentifikasi
dan menginterpretasikan stimulus yang diterima.
PENDAHULUAN

Ilusi : Ada stimulus, persepsi yang salah.

Halusinasi : Tidak ada stimulus, ada persepsi


FAKTOR PREDISPOSISI

BIOLOGI
 Genetik
terkait dgn kromoson 6, 4,8,15,dan 22

 Neurobiologi
perilaku psikotik terkait dgn lesi pada daerah frontal,
temporal, dan area limbik, serta gangguan regulasi
neurotransmitter yg bekerja di area-area tsb
Pemeriksaan diagnostik

Melalui CT dan MRI menunjukkan adanya


penurunan volume otak, melebarnya ventrikel
lateral dan ventrikel ketiga, atropi lobus frontal,
serebelum, struktur limbik, serta peningkatan
ukuran sulkus pada permukaan otak. Menggunakan
PET terlihat terjadinya penurunan aliran darah ke
lobus frontal
FAKTOR PREDISPOSISI

 Neurotransmitter
ketidakseimbangan antara dopamin dan serotonin
 Neurodevelopment
penyimpangan pada struktur, fungsi dan kimiawi otak yg
mungkin disebabkan karena adanya masalah pada masa
prenatal dan perinatal
 Virus
terpajan virus influenza pada trimester kedua
FAKTOR PREDISPOSISI

PSIKOLOGIS
 Karakteristik keluarga atau karakteristik individu
 Ibu dgn kecemasan, overprotektif, dingin
 Orang tua yang “jauh”
 Konflik keluarga dan perkawinan
 Kegagalan dalam memenuhi tugas perkembangan
sebelumnya
FAKTOR PREDISPOSISI

SOSIOKULTURAL DAN LINGKUNGAN


 Kemiskinan
 Kondisi masyarakat
 Ketidakseimbangan dengan budaya
 Tinggal menyendiri (isolasi)
FAKTOR PRESIPITASI

BIOLOGIS
 Prosesing informasi yang overload

Tanda-tanda yg stres berkaitan dgn :


 Kesehatan
 Lingkungan
 Sikap atau perilaku
FAKTOR PRESIPITASI

 Kesehatan
gangguan nutrisi, kurang tidur, gangguan irama
sirkadian, fatique, infeksi, kurang olahraga,
menggunakan obat-obatan
 Lingkungan
isolasi sosial, kurangnya support, tekanan pekerjaan,
kemiskinan, kesulitan dlm hubungan interpersonal,
stigma, perubahan dalam kehidupan
 Sikap/perilaku
HDR, keputusasaan, agresif, PK, kurang motivasi,
ketidakmampuan memenuhi kebutuhan spiritual
PENGERTIAN

Halusinasi :
Halusinasi merupakan suatu kondisi individu
menganggap jumlah serta pola stimulus yang datang
(baik dari dalam maupun dari luar) tidak sesuai
dengan kenyataan, disertai distorsi dan gangguan
respons terhadap stimulus tersebut baik respons
yang berlebihan maupun yang kurang memadai
(Townsend, 2010).
Halusinasi adalah satu gejala gangguan jiwa pada
individu yang ditandai dengan perubahan sensori
persepsi, merasakan sensasi palsu berupa suara,
penglihatan, pengecapan perabaan atau penghiduan.
Pasien merasakan stimulus yang sebenarnya tidak
ada (Keliat & Akemat, 2010).
JENIS-JENIS HALUSINASI

1. Pendengaran
2. Penglihatan
3. Penghidu/penciuman
4. Pengecapan
5. Perabaan
INTENSITAS DAN PROSES TERJADINYA HALUSINASI

Level Karakteristik Perilaku Klien

TAHAP I
Memberi rasa nyaman. Mengalami ansietas kesepian, rasa Tersenyum/tertawa sendiri
Tingkat ansietas sedang bersalah dan ketakutan. Menggerakkan bibir tanpa suara.
 Secara umum halusinasi merupakan Mencoba berfokus pada pikiran yang Penggerakan mata yang cepat
suatu kesenangan. dapat menghilangkan ansietas Respon verbal yang lambat
Pikiran dan pengalaman sensori Diam dan berkonsentrasi
masih ada dalam kontrol kesadaran
(jika kecemasan dikontrol)

TAHAP II
Menyalahkan; tingkat kecemasan Pengalaman sensori menakutkan Peningkatan SSO, tanda-tanda
berat secara umum halusinasi Mulai merasa kehilangan kontrol ansietas peningkatan denyut jantung,
menyebabkan rasa antipati Merasa dilecehkan oleh pengalaman perna-fasan, dan tekanan darah.
sensori tersebut. Rentang perhatian me-nyempit
Menarik diri dari orang lain. Konsentrasi dengan pengalaman
NON PSIKOTIK sensori
Kehilangan kemampuan
membedakan halusinasi dari realita.
INTENSITAS DAN PROSES TERJADINYA HALUSINASI

TAHAP III
Mengontrol tingkat kecemasan berat Klien menyerah dan menerima Perintah halusinasi ditaati.
pengalaman sensori tidak dapat pengalaman sensorinya. Sulit berhubungan dengan orang
ditolak lagi. Isi halusinasi menjadi atraktif lain.
Kesepian bila penga-laman sensori Rentang perhatian hanya beberapa
berakhir. detik / menit.
PSIKOTIK. Gejala fisika ansietas berat
berkeringat, tremor, tidak mampu
mengikuti perintah.

TAHAP IV
Menguasai tingkat kecemasan panik secara Pengalaman sensori menjadi ancaman. Perilaku panik.
umum diatur dan dipengaruhi oleh waham. Halusinasi dapat berlangsung selama Potensial tinggi untuk bunuh diri atau mem-
beberapa jam atau hari (jika tidak diinvensi) bunuh.
PSIKOTIK Tindakan kekerasan agi-tasi, menarik diri atau
katatun.
Tidak mampu berespon terhadap perintah
yang kompleks
Tidak mampu berespon terhadap lebih dari
satu orang.
KARAKTERISTIK

 Kognitif : tidak dapat memfokuskan pikiran, mudah lupa,


tidak mampu mengambil keputusan, tidak mampu
memecahkan masalah, tidak dapat berfikir logis,
inkoheren, disorientasi, blocking, daya tilik diri jelek,
mendengar suara-suara, melihat bayangan atau sinar,
mendengar suara hati, menghidu bau-bauan, merasakan
rasa pahit, asam, asin di lidah, merasakan sensasi tidak
nyaman dikulit, sirkumstansial, flight of idea, tidak mampu
mengontrol PK, punya pikiran negatif terhadap stressor,
mendominasi pembicaraan
Afektif : senang, sedih, merasa terganggu, marah,
ketakutan, khawatir, merasa terbelenggu, afek
datar/ tumpul, afek labil, marah, kecewa, kesal,
curiga, mudah tersinggung

Fisiologis : sulit tidur, kewaspadaan meningkat,


tekanan darah meningkat, denyut nadi meningkat,
frekuensi pernafasan meningkat, muka tegang,
keringat dingin, pusing, kelelahan/keletihan
Perilaku : Berbicara dan tertawa sendiri, Berperilaku
aneh sesuai dengan isi halusinasi, menggerakkan
bibir/komat kamit, menyeringai, diam sambil
menikmati halusinasinya, perilaku menyerang, kurang
mampu merawat diri, memalingkan muka ke arah suara,
menarik diri

Sosial : tidak tertarik dengan kegiatan sehari-hari,


tidak mampu komunikasi secara spontan, acuh terhadap
lingkungan, tidak dapat memulai pembicaraan, tidak
dapat mempertahankan kontak mata, menarik diri
MASALAH KEPERAWATAN

Gangguan sensori persepsi : Halusinasi

Data utama :
Halusinasi sesuai karakteristik jenis halusinasi
Konsentrasi kurang
Penyimpangan pendengaran/ penglihatan
Perubahan pola perilaku (misal: bicara atau tertawa
sendiri)
Perubahan pola komunikasi
Pohon Masalah
PRINSIP TINDAKAN KEPERAWATAN PADA KLIEN
HALUSINASI

 Tetapkan hubungan saling percaya


 Kaji gejala halusinasi.
 Fokus pada gejala dan minta klien menjelaskan apa yang terjadi.
 Identifikasi apakah klien sebelumnya telah minum obat dan atau
alkohol.
 Jika klien bertanya, nyatakan sederhana bahwa anda tidak
mengalami stimulus yang sama.
 Bantu klien mengobservasi dan menjelaskan pikiran, perasaan
dan tindakan yang berhubungan dengan halusinasi (saat ini
maupun yang lalu).
 Bantu klien identifikasi hubungan antara halusinasi dan
kebutuhan yang direfleksikannya.
 Sarankan dan kuatkan penggunaan hubungan interpersonal
dalam memenuhi kebutuhan.
 Identifikasi cara gejala-gejala psikosis lainnya.
INTERVENSI GENERALIS

Tujuan tindakan :
Pasien mengenali halusinasi yang dialaminya.
Pasien dapat mengontrol halusinasinya dengan cara
menghardik, mengabaikan bercakap – cakap, obat,
kegiatan terjadwal
Pasien mengikuti program pengobatan secara optimal.
Tindakan Keperawatan
1. Membantu pasien mengenali halusinasi.
Dapat melakukan dengan berdiskusi dengan pasien
tentang isi halusinasi (apa yang didengar/ dilihat),
waktu terjadi halusinasi, frekwensi terjadi
halusinasi, situasi yang menyebabkan halusinasi
muncul dan perasaan pasien saat halusinasi muncul
 Menghardik / mengabaikan halusinasi
Menjelaskan cara menghardik / abaikan halusinasi,
memperagakan cara menghardik / abaikan, meminta
pasien memperagakan ulang, memantau penerapan cara
ini dan menguatkan perilaku pasien.
2. Menggunakan obat secara teratur
Untuk mampu mengontrol halusinasi pasien
juga harus dilatih untuk menggunakan obat secara
teratur sesuai dengan program. Tindakan
keperawatan agar pasien patuh menggunakan obat :
jelaskan pentingnya penggunaan obat pada gangguan
jiwa, jelaskan akibat bila putus obat, jelaskan cara
mendapat obat/ berobat, jelaskan cara menggunakan
obat dengan prinsip 5 benar (benar obat, benar
pasien, benar cara, benar waktu, benar dosis)
3. Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan
cara :
Bercakap-cakap dengan orang lain
Untuk mengontrol halusinasi dapat juga
dengan bercakap-cakap dengan orang lain. Ketika
pasien bercakap-cakap dengan orang lain maka
terjadi distraksi; fokus perhatian pasien akan
beralih dari halusinasi ke percakapan yang
dilakukan dengan orang lain tersebut.
4. Melakukan aktivitas yang terjadwal
Untuk mengurangi resiko halusinasi muncul lagi
adalah dengan menyibukkan diri dengan aktivitas yang
teratur. Dapat dilakukan dengan cara : menjelaskan
pentingnya aktivitas yang teratur untuk mengatasi
halusinasi, mendiskusikan aktivitas yang biasa dilakukan
oleh pasien, melatih pasien melakukan aktivitas,
menyusun jadwal aktivitas sehari-hari sesuai dengan
aktivitas yang telah dilatih, memantau pelaksanaan jadwal
kegiatan dan memberikan penguatan terhadap perilaku
pasien yang positif.
Tindakan Keperawatan Kepada Keluarga

Tujuan untuk keluarga :


 Keluarga dapat merawat pasien di rumah dan menjadi sistem
pendukung yang efektif untuk pasien.

b. Tindakan keperawatan :
1. Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien.
2. Berikan pendidikan kesehatan pada keluarga meliputi : pengertian
halusinasi, jenis halusinasi yang dialami oleh pasien, tanda dan gejala
halusinasi, proses terjadinya halusinasi.
3. Berikan kesempatan pada keluarga untuk memperagakan cara
merawat pasien dengan halusinasi,
4. Buat perencanaan pulang dengan keluarga.
PSIKOFARMAKA

 Atipikal antipsikotik  Tipikal antipsikotik


- Clozapine (Clozaril) - Thiothixene (Navane)
- Risperidone - Haloperidol (Haldol)
(Risperidal) - Loxapine (Loxatine)
- Olanzapine (Zyprexa) - Molindone (Moban)
- Quetiapine (Seroquel) - Pimozide (Orap)
- Ziprasidone (Geodon)
- Aripiprazole (abilify)
EVALUASI

Untuk mengevaluasi intervensi keperawatan, ada bbrp


pertanyaan yg harus dijawab :
 Apakah klien mampu menjelaskan karakteristik perilaku
jika masalah muncul kembali?
 Apakah klien mampu menjelaskan obat yang diterima,
frekuensi, dan efeknya?
 Apakah klien sudah menjalin hubungan interpersonal
 Apakah keluarga waspada terhadap gejala yang
dimunculkan klien?
 Apakah klien dan keluarga mengetahui adanya support
yang bisa diperoleh di lingkungannya

Anda mungkin juga menyukai