HALUSINASI
HALUSINASI
HALUSINASI
PERSEPSI : HALUSINASI
Adaptif
Persepsi adalah:
respons dari reseptor sensoris terhadap stimulus
eksternal juga pengenalan dan pemahaman terhadap
sensasi sehingga individu dapat mengidentifikasi
dan menginterpretasikan stimulus yang diterima.
PENDAHULUAN
BIOLOGI
Genetik
terkait dgn kromoson 6, 4,8,15,dan 22
Neurobiologi
perilaku psikotik terkait dgn lesi pada daerah frontal,
temporal, dan area limbik, serta gangguan regulasi
neurotransmitter yg bekerja di area-area tsb
Pemeriksaan diagnostik
Neurotransmitter
ketidakseimbangan antara dopamin dan serotonin
Neurodevelopment
penyimpangan pada struktur, fungsi dan kimiawi otak yg
mungkin disebabkan karena adanya masalah pada masa
prenatal dan perinatal
Virus
terpajan virus influenza pada trimester kedua
FAKTOR PREDISPOSISI
PSIKOLOGIS
Karakteristik keluarga atau karakteristik individu
Ibu dgn kecemasan, overprotektif, dingin
Orang tua yang “jauh”
Konflik keluarga dan perkawinan
Kegagalan dalam memenuhi tugas perkembangan
sebelumnya
FAKTOR PREDISPOSISI
BIOLOGIS
Prosesing informasi yang overload
Kesehatan
gangguan nutrisi, kurang tidur, gangguan irama
sirkadian, fatique, infeksi, kurang olahraga,
menggunakan obat-obatan
Lingkungan
isolasi sosial, kurangnya support, tekanan pekerjaan,
kemiskinan, kesulitan dlm hubungan interpersonal,
stigma, perubahan dalam kehidupan
Sikap/perilaku
HDR, keputusasaan, agresif, PK, kurang motivasi,
ketidakmampuan memenuhi kebutuhan spiritual
PENGERTIAN
Halusinasi :
Halusinasi merupakan suatu kondisi individu
menganggap jumlah serta pola stimulus yang datang
(baik dari dalam maupun dari luar) tidak sesuai
dengan kenyataan, disertai distorsi dan gangguan
respons terhadap stimulus tersebut baik respons
yang berlebihan maupun yang kurang memadai
(Townsend, 2010).
Halusinasi adalah satu gejala gangguan jiwa pada
individu yang ditandai dengan perubahan sensori
persepsi, merasakan sensasi palsu berupa suara,
penglihatan, pengecapan perabaan atau penghiduan.
Pasien merasakan stimulus yang sebenarnya tidak
ada (Keliat & Akemat, 2010).
JENIS-JENIS HALUSINASI
1. Pendengaran
2. Penglihatan
3. Penghidu/penciuman
4. Pengecapan
5. Perabaan
INTENSITAS DAN PROSES TERJADINYA HALUSINASI
TAHAP I
Memberi rasa nyaman. Mengalami ansietas kesepian, rasa Tersenyum/tertawa sendiri
Tingkat ansietas sedang bersalah dan ketakutan. Menggerakkan bibir tanpa suara.
Secara umum halusinasi merupakan Mencoba berfokus pada pikiran yang Penggerakan mata yang cepat
suatu kesenangan. dapat menghilangkan ansietas Respon verbal yang lambat
Pikiran dan pengalaman sensori Diam dan berkonsentrasi
masih ada dalam kontrol kesadaran
(jika kecemasan dikontrol)
TAHAP II
Menyalahkan; tingkat kecemasan Pengalaman sensori menakutkan Peningkatan SSO, tanda-tanda
berat secara umum halusinasi Mulai merasa kehilangan kontrol ansietas peningkatan denyut jantung,
menyebabkan rasa antipati Merasa dilecehkan oleh pengalaman perna-fasan, dan tekanan darah.
sensori tersebut. Rentang perhatian me-nyempit
Menarik diri dari orang lain. Konsentrasi dengan pengalaman
NON PSIKOTIK sensori
Kehilangan kemampuan
membedakan halusinasi dari realita.
INTENSITAS DAN PROSES TERJADINYA HALUSINASI
TAHAP III
Mengontrol tingkat kecemasan berat Klien menyerah dan menerima Perintah halusinasi ditaati.
pengalaman sensori tidak dapat pengalaman sensorinya. Sulit berhubungan dengan orang
ditolak lagi. Isi halusinasi menjadi atraktif lain.
Kesepian bila penga-laman sensori Rentang perhatian hanya beberapa
berakhir. detik / menit.
PSIKOTIK. Gejala fisika ansietas berat
berkeringat, tremor, tidak mampu
mengikuti perintah.
TAHAP IV
Menguasai tingkat kecemasan panik secara Pengalaman sensori menjadi ancaman. Perilaku panik.
umum diatur dan dipengaruhi oleh waham. Halusinasi dapat berlangsung selama Potensial tinggi untuk bunuh diri atau mem-
beberapa jam atau hari (jika tidak diinvensi) bunuh.
PSIKOTIK Tindakan kekerasan agi-tasi, menarik diri atau
katatun.
Tidak mampu berespon terhadap perintah
yang kompleks
Tidak mampu berespon terhadap lebih dari
satu orang.
KARAKTERISTIK
Data utama :
Halusinasi sesuai karakteristik jenis halusinasi
Konsentrasi kurang
Penyimpangan pendengaran/ penglihatan
Perubahan pola perilaku (misal: bicara atau tertawa
sendiri)
Perubahan pola komunikasi
Pohon Masalah
PRINSIP TINDAKAN KEPERAWATAN PADA KLIEN
HALUSINASI
Tujuan tindakan :
Pasien mengenali halusinasi yang dialaminya.
Pasien dapat mengontrol halusinasinya dengan cara
menghardik, mengabaikan bercakap – cakap, obat,
kegiatan terjadwal
Pasien mengikuti program pengobatan secara optimal.
Tindakan Keperawatan
1. Membantu pasien mengenali halusinasi.
Dapat melakukan dengan berdiskusi dengan pasien
tentang isi halusinasi (apa yang didengar/ dilihat),
waktu terjadi halusinasi, frekwensi terjadi
halusinasi, situasi yang menyebabkan halusinasi
muncul dan perasaan pasien saat halusinasi muncul
Menghardik / mengabaikan halusinasi
Menjelaskan cara menghardik / abaikan halusinasi,
memperagakan cara menghardik / abaikan, meminta
pasien memperagakan ulang, memantau penerapan cara
ini dan menguatkan perilaku pasien.
2. Menggunakan obat secara teratur
Untuk mampu mengontrol halusinasi pasien
juga harus dilatih untuk menggunakan obat secara
teratur sesuai dengan program. Tindakan
keperawatan agar pasien patuh menggunakan obat :
jelaskan pentingnya penggunaan obat pada gangguan
jiwa, jelaskan akibat bila putus obat, jelaskan cara
mendapat obat/ berobat, jelaskan cara menggunakan
obat dengan prinsip 5 benar (benar obat, benar
pasien, benar cara, benar waktu, benar dosis)
3. Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan
cara :
Bercakap-cakap dengan orang lain
Untuk mengontrol halusinasi dapat juga
dengan bercakap-cakap dengan orang lain. Ketika
pasien bercakap-cakap dengan orang lain maka
terjadi distraksi; fokus perhatian pasien akan
beralih dari halusinasi ke percakapan yang
dilakukan dengan orang lain tersebut.
4. Melakukan aktivitas yang terjadwal
Untuk mengurangi resiko halusinasi muncul lagi
adalah dengan menyibukkan diri dengan aktivitas yang
teratur. Dapat dilakukan dengan cara : menjelaskan
pentingnya aktivitas yang teratur untuk mengatasi
halusinasi, mendiskusikan aktivitas yang biasa dilakukan
oleh pasien, melatih pasien melakukan aktivitas,
menyusun jadwal aktivitas sehari-hari sesuai dengan
aktivitas yang telah dilatih, memantau pelaksanaan jadwal
kegiatan dan memberikan penguatan terhadap perilaku
pasien yang positif.
Tindakan Keperawatan Kepada Keluarga
b. Tindakan keperawatan :
1. Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien.
2. Berikan pendidikan kesehatan pada keluarga meliputi : pengertian
halusinasi, jenis halusinasi yang dialami oleh pasien, tanda dan gejala
halusinasi, proses terjadinya halusinasi.
3. Berikan kesempatan pada keluarga untuk memperagakan cara
merawat pasien dengan halusinasi,
4. Buat perencanaan pulang dengan keluarga.
PSIKOFARMAKA