Askep Anak Autism

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 31

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK

AUTISME

KELOMPOK 4

Alya Gracia Putri Romba


(2002009)
Enjelina Sagen (2002029)
Hatma Wahyu Baskoro
(2002038)
A. KONSEP MEDIS
1. DEFINISI
Autisme atau autism spectrum disorder (ASD) merupakan
gangguan perkembangan pada anak yang menyebabkan
kemampuan komunikasi dan sosialisasi anak terganggu.
Menurut Isaac, A autisme merupakan gangguan
perkembangan pervasive dengan masalah awal tiga area
perkembangan utama yaitu perilaku, interaksi sosial dan
komunikasi. Gangguan ini dicirikan dengan gangguan
yang nyata dalam interaksi sosial dankomunikasi, serta
aktivitas dan minat yang terbatas
2. ANATOMI FISIOLOGIS

Sel saraf otak (neuron) terdiri atas badan sel dan serabut untuk mengalirkan
impuls listrik (akson) serta serabut untuk menerima impulslistrik (dendrit). Sel
saraf terdapat di lapisan luar otak yang berwarna kelabu (korteks). Akson
dibungkus selaput bernama mielin, terletak di bagian otak berwarna putih. Sel
saraf berhubungan satu sama lain lewat sinaps

Sel saraf terbentuk saat usia kandungan tiga sampai tujuh bulan

Pertumbuhan abnormal bagian otak tertentu menekan pertumbuhan sel saraf


lain. Hampir semua peneliti melaporkan berkurangnya sel Purkinye(sel saraf
tempat keluar hasil pemrosesan indera dan impuls saraf) di otakkecil pada
autisme.
Berkurangnya sel Purkinye diduga merangsang pertumbuhan akson, glia
(jaringan penunjang pada sistem saraf pusat), dan mielin sehingga terjadi
pertumbuhan otak secara abnormal atau sebaliknya, pertumbuhan akson
secara abnormal mematikan sel Purkinye. Yang jelas, peningkatan brain
derived neurotrophic factor dan neurotrophin-4menyebabkan kematian sel
Purkinye.

Gangguan pada sel Purkinye dapat terjadi secara primer atausekunder. Bila
autisme disebabkan faktor genetik, gangguan sel Purkinyemerupakan
gangguan primer yang terjadi sejak awal masa kehamilan.
3. EPIDEMIOLOGI

Jumlah penyandang autisme di seluruh dunia semakin tahun


semakin meningkat. Dari kepustakaan pada awal tahun 90-an,
jumlah penyandang autisme diperkirakan sekitar 4-6 per 10.000
kelahiran. Tetapi mendekati tahun 2000 angka ini mencapai 15-20
per 10.000 kelahiran. Data pada tahun 2000, angka ini meningkat
drastis yaitu sekitar 60 per 10.000 kelahiran atau 1 : 250 anak.
Bahkan di beberapa kota di Amerika bisa mencapai 1 : 100 anak
Jumlah penduduk di Indonesia lebih dari 237,5 juta (BPS, 2010) dengan
laju pertumbuhan penduduk sebesar 1,14%. Sehingga diperkirakan
jumlah penyandang autisme di Indonesia sekitar 2,4 juta orang, dan
bertambah sekitar 500 orang penyandang baru tiap tahunnya.
4. ETIOLOGI

Sepuluh tahun yang lalu penyebab autisme belum banyak diketahui


dan hanya terbatas pada faktor psikologis saja. Tetapi sekarang ini
penelitian mengenai autisme semakin maju dan menunjukkan
bahwa autismemempunyai penyebab neurobiologist yang sangat
kompleks. Gangguan neurobiologist ini dapat disebabkan oleh
interaksi faktor genetik dan lingkungan seperti pengaruh negatif
selama masa perkembangan otak
gangguan perkembangan pervasive autisme dapat disebabkan karena
beberapa hal antara lain:

1. Genetis, abnormalitas genetik dapat menyebabkan abnormalitas


pertumbuhan sel-sel saraf dan sel otak.

2. Keracunan logam berat seperti mercury yang banyak terdapat


dalamvaksin imunisasi atau pada makanan yang dikonsumsi ibu
yangsedang hamil

3. Terjadi kegagalan pertumbuhan otak karena nutrisi yang diperlukan


dalam pertumbuhan otak tidak dapat diserap oleh tubuh

4. Terjadi autoimun pada tubuh penderita yang merugikan


perkembangan tubuhnya sendiri karena zat-zat yang bermanfaat justru
dihancurkan oleh tubuhnya sendiri.
5. PATHWAY
6. TANDA DAN GEJALA
Penyebab autisme menurut banyak pakar telah disepakati bahwa
pada otak anak dijumpai suatu kelainan pada otaknya. Penyebab
autis pada anak yaitu :

a. Kekurangan nutrisi dan oksigen

b. Akibat polusi udara

c. Kekurangan air dan makanan


7. KLASIFIKASI

Pengklasifikasiannya sebagai berikut:

a.Ringan

- Menunjukkan adanya kontak mata walaupun tidak berlangsung


lama.

- Dapat memberikan sedikit respon ketika dipanggil namanya

- Menunjukkan ekspresi-ekspresi muka

- Komunikasi dua arah terjadi sesekali


b. Sedang

- Menunjukkan sedikit kontak mata namun tidak memberikan respon


ketika namanya dipanggil

- TIndakan agresif, menyakiti diri, acuh, dan gangguan motorik yang


stereopik cenderung agak sulit untuk dikendalikan tetapi masih bisa
dikendaikan
c. Berat

- Menunjukkan tindakan-tindakan yang sangat tidak terkendali

- Memukul-mukulkan kepalanya ke tembok secara berulang-ulang dan


terus menerus tanpa henti

- Anak tidak bisa memberi respon dan tetap melakukan tindakan yang
tidak seharusnya dilakukan

- Anak baru berhenti setelah merasa kelelahan kemudian langsung


tertidur

- (Mujiyanti, 2011)
8. PEMERIKSAN DIAGNOSTIK
Pemeriksaan diagnostik meliputi:

a. CARS

Skala peringkat autisme masa kanak-kanak berdasarkan pada


pengamatan perilaku. Alat menggunakan skala hingga 15.

b. CHAT

Berupa daftar pemeriksaan autis pada masa balita yang digunakan


untuk mendeteksi anak berumur 18 bulan.
c. The autis Screening Questionare

Untuk anak diatas 4 tahun, daftar pertanyaan yang terdiri dari 40 skala
item.

d. The Screening Test for Autism in Two-Year Old

Test screening autis pada anak berusia 2 tahun


9. PENATALAKSANAAN MEDIS
meliputi:

a. Terapi fisik atau fisioterapi

Salah satu tanda yang dapat ditemukan pada anak dengan autisme
adalah gangguan motorik. Untuk mengatasinya, dapat dilakukan
terapi dalam bentuk terapi fisik atau fisioterapi

b. Terapi Bermain

Anak autis perlu pertolongan ketika akan bermain. Dengan terapi


bermain, anak dapat melatih kemampuan bersosialisasi serta
berkomunikasi
c. Terapi Visual

Banyak anak autis adalah pemikir visual. Itu sebabnya, metode pembelajaran
berkomunikasi melalui gambar dapat dilakukan.

d. Terapi Wicara

Salah satu kemampuan motorik yang dapat dialami penyandang autisme


adalah gangguan bicara sehingga sulit untuk berbahasa. Dengan terapi
wicara, mereka dapat terbantu agar bisa berkomunikasi dengan lebih baik

e. Terapi Okupasi

Terapi ini berkaitan dengan pembentukan kemampuan hidup sehari-hari.


f. Terapi Biomedis

Terapi biomedis termasuk juga penggunaan obat-obatan dalam penanganan autisme

g. Terapi tingkah laku

h. Applied Behavior Analysis (ABA)

Terapi autis Applied Behavior Analysis (ABA) bertujuan untuk meningkatkan atau
mengembangkan perilaku positif pada anak

i. Terapi Kemampuan Sosial

Anak dengan autisme akan mengalami kesulitan dalam bersosialisasi dan


berkomunikasi. Mereka membutuhkan bantuan untuk mengasah kemampuan untuk
mempertahankan percakapan, berhubungan dengan orang baru, dan mengenal tempat
bermain.
j. Terapi perkembangan

diupayakan untuk melatih perkembangan anak dengan membangun minat,


kekuatan, dan perkembangan anak.

k. Terapi Sensori

Selain gangguan motorik, anak dengan autisme juga bisa mengalami gangguan
sensori Banyak upaya yang dapat dilakukan selama menjalani terapi
sensori, seperti terapi vibrasi atau getaran, aerobik, dan lainnya

Sangat penting untuk menegakkan diagnosis terlebih dahulu sebelum


menentukan terapi autis yang tepat untuk anak.
10. PENCEGAHAN

Pencegahan autism pada anak dilakukan sejak kehamilan:

a. Mencegah autisme pada anak sejak program kehamilan

- Inilah fase perencanaan, di mana pasangan sedang mengupayakan kehamilan.


Lakukan pencegahan autisme pada janin dengan cara berikut:

- Mengonsumsi suplemen yang mengandung asam folat untuk menjaga sistem saraf.

- Terapkan gaya hidup sehat, mulai dari makan yang sehat dan bernutrisi dan
istirahat yang cukup. Hindari begadang dulu ya Ma saat program kehamilan

- Jika kamu mengonsumsi alkohol sebelumnya, stop minum alkohol saat program
kehamilan.

- Tidak merokok dan bebas dari obat-obatan tanpa resep dokter kandungan.
b. Mencegah bayi lahir autisme sejak masa kehamilan

- Lakukan kontrol kehamilan atau pemeriksaan prenatal selama kehamilan.


Konsisten memeriksakan kesehatan mama dan kandungan secara rutin.

- Lakukan pemeriksaan atau cek darah untuk mengetahui Ibu hamil pernah
atau tidak atau sedang terpapar infeksi virus TORCH(Toxoplasma,
Rubela, Citomegalovirus, Herpes atau Hepatitis).

- Mengonsumsi makanan bernutrisi dan gizi seimbang, seperti sayuran hijau,


buah, daging, ikan, telur, biji-bijian, susu ibu hamil, dan lainnya.
c. Mencegah bayi lahir autisme pada saat persalinan

- Memastikan bahwa aliran darah ke oksigen dan ke seluruh tubuh bayi


sekaligus otak tidak terganggu.

- Perhatikan gangguan saluran cerna pada bayi baru lahir


11. KOMPLIKASI

Anak dengan autisme kemungkinan akan mengalami komplikasi jika


tidak menjalani pengobatan. Akibatnya, aktivitas sehari hari pada
anak dapat terganggu. Beberapa komplikasi yang dapat muncul akibat
autisme adalah:

a. Gangguan sensorik, seperti merasa sensitive dan marah pada lampu


yang terang dan suara berisik, atau tidak dapat merespon sensasi
sensorik seperti panas, dingin, atau nyeri
b. Kejang pada penderita autism dengan epilepsi, yang dapat memicu
penurunan kemampuan dalam aktivitas sehari hari dan peningkatan
perasaan marah dan sensitive

c. Masalah pencernaan

d. Gangguan tidur.
12. PROGNOSIS

Hasil dari survei menunjukkan bahwa 49% orang dewasa dengan autisme
masih hidup dengan orang tua dan hanya sekitar 12% memiliki pekerjaan
penuh waktu.

Prognosis juga tergantung pada retardasi mental yang ada. 25% hingga
70% penderita ASD mungkin memiliki berbagai tingkat keterbelakangan
mental. Untuk ASD selain autisme, hubungan dengan keterbelakangan
mental jauh lebih lemah.

Dengan meningkatnya kesadaran tentang autisme, semakin banyak


orangtua yang dapat menerima skrining dini, terutama anak-anak berisiko
tinggi
13. DISCHARGE PLANNING
Salah satu metode intervensi dini yang banyak ditetapkan di Indonesia
adalah Modofikasi perilaku atau lebih dikenal sebagai metoda Applied
Behavioral Analysis (ABA).

Penatalaksanaannya dilakukan 4-8 jam sehari. Di Indonesia metode


modifikasi ini lebih dikenal sebagai metode Lovaas (nama orang yang
mengembangkannya) oleh Yayasan Autisma Indonesia (YAI) terus
disebar luaskan.

program terapi ini bisa selesai dalam 1-2 tahun


A. KONSEP KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
a. Riwayat gangguan psikiatri/jiwa pada
keluarga.
b. Riwayat keluarga yang terkena autisme.
c. Riwayat kesehatan ketika anak dalam
kandungan.
d. Sering terpapar zat toksik, seperti timbal.
e. Cedera otak
f. Status perkembangan anak.

- Anak kurang merespon orang lain

- Anak sulit fokus pada objek dan sulit mengenali bagian tubuh.

- Anak mengalami kesulitan dalam belajar.

- Anak sulit menggunakan ekspresi non verbal.

g. Keterbatasan Kongnitif.
h. Pemeriksaan fisik

- Tidak ada kontak mata pada anak.

- Anak tertarik pada sentuhan (menyentuh/disentuh).

- Terdapat Ekolalia.

- Tidak ada ekspresi non verbal.

- Sulit fokus pada objek semula bila anak berpaling ke objek lain.

- Anak tertarik pada suara tapi bukan pada makna benda tersebut.

- Peka terhadap bau


2. DIAGNOSA KEPERAWATAN

a. Gangguan komunikasi verbal b.d hambatan psikologis, ganggguan psikotik


d.d menunjukkan respon tidak sesuai, tidak ada kontak mata, sulit
memahami komunikasi, sulit mempertahankan komunikasi, sulit
menyusun kalimat, sulit mengungkapkan kata kata, verbalisasi tidak tepat.

b. Gangguan interaksi sosial b.d Keengganan berpisah dengan orang terdekat


d.d kurang responsive atau tertarik pada orang lain, kontak mata kurang,
perilaku tidak sesuai usia.

c. Gangguan persepsi sensori b.d gangguan pendengaran d.d distorsi sensori,


konsentrasi buruk.
SEKIAN DAN TERIMAKASIHH..

Anda mungkin juga menyukai