Fungsi Pengendalian
Fungsi Pengendalian
Fungsi Pengendalian
Planning
Controlling Organizing
Actuating Staffing
Controling/Pengawasan
Proses pengamatan pelaksanaan seluruh segala usaha atau kegiatan untuk
kegiatan organisasi untuk menjamin agar mengetahui dan menilai kenyataan
semua pekerjaan yang sedang yang sebenarnya mengenai
dilaksanakan berjalan sesuai dengan pelaksanaan tugas atau kegiatan,
rencana yang telah ditentukan (Sondang apakah sesuai dengan yang
P.Siagian) semestinya atau tidak (Suyamto)
Controling/Pengawasan dalam Keperawatan
Pengawasan dan Pengendalian merupakan pengawasan dan pengendalian dalam
proses akhir dari proses manajemen prosesnya mencakup penilaian kinerja staf
keperawatan, dimana dalam keperawatan, supervisi, manajemen mutu
pelaksanaannya proses pengawasan dan dan manajemen resiko. Dimana untuk
pengendalian saling keterkaitan dengan mencapai kualitas pelayanan yang baik,
proses-proses yang lain terutama dalam perlu diupayakan peningkatan kualitas yang
terus menerus dan mempertahankan segala
perencanaan.
sesuatu yang baik berjalan dengan baik.
Fungsi pengawasan dan pengendalian
1. Dapat mengetahui sejauh mana kegiatan program sudah dilaksanakan oleh staf, apakah sesuai dengan
standar atau rencana kerja
2. Dapat mengetahui adanya penyimpangan pada pemahaman staf melaksanakan tugasnya
3. Dapat mengetahui apakah waktu dan sumber daya lainnya mencukupi kebutuhan dan telah
dimanfaatkan secara efesien
4. Dapat mengetahui penyebab terjadinya penyimpangan
5. Dapat mengetahui staf yang perlu diberikan penghargaan, dipromosikan atau diberikan pelatihan
lanjutan.
Kegiatan yang dilakukan pada fungsi pengawasan
dan pengendalian
Mengevaluasi keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan target bisnis sesuai dengan
indikator yang telah ditetapkan
Mengambil langkah klarifikasi dan koreksi atas penyimpangan yang mungkin ditemukan
Melakukan berbagai alternatif solusi atas berbagai masalah yang terkait dengan pencapaian
tujuan dan target bisnis
Prinsip pengawasan dan Pengendalian
1. Pengawasan yang akan dilakukan oleh pemimpin harus dimengerti staf dan hasilnya mudah diukur
2. Fungsi pengawasan merupakan kegiatan yang sangat penting dalam upaya mencapai tujuan organisasi
3. Standar untuk kerja harus dijelaskan kepada semua staf karena kinerja staf akan terus dinilai oleh pimpinan
sebagai bahan pertimbangan untuk memberikan reward kepada mereka yang dianggap bekerja
Kedisiplinan
Disiplin didefiniasikan sebagai suatu pelatihan atau pembentukan pikiran atau karakter untuk memperoleh
prilaku yang diinginkan. Disiplin sebagai alat yang diperlukan untuk mengendalikan tenaga kerja yang
tidak termotivasi dan egois.
Disiplin dalam manajemen dibagi dua, yakni;
Disiplin destruktif: disiplin ini berfokus pada menghilangkan semua prilaku yang dianggap
bertentangan dengan tujuan organisasi, individu melaksanakan kedisiplinan untuk terhindar dari
hukuman
Disiplin konstruktif: disiplin sebagai alat untuk membantu pertumbuhan pegawai, bukan sebagai alat
hukuman, seperti memberikan pelatihan, pendidikan atau pembentukan.
Peran kepemimpinan dan fungsi manajemen dalam menciptakan
lingkungan kerja yang menghasilkan pertumbuhan melalui disiplin
Peran kepemimpinan:
1. Mendrong pegawai untuk mendisiplinkan diri sesuai dengan parturan dan regulasi yang
telah ditetapkan
2. Membantu pegwai untuk mengidentifikasi tujuan organisasi sehingga meningkatkan
kemungkinan bahwa standar prilaku yang dipertimbangan oleh organisasi akan diterima
oleh pegawainya
3. Secara manusiawi menggunakan disiplun sebagai alat meningkatkan pertumbuhan pegawai
4. Mendemostrasikan sensivitas terhadap lingkungan tempat disiplin dilaksanakan
5. Berperan sebagai pemandu dalam memandu defesiensi kerja
Lanjutan...
Fungsi manajemen:
1. Pastikan bahwa peraturan dan regulasi ditulis dan dikomunikasikan dengan jelas pada
bawahan
2. Diskusikan peraturan dan kebijakan dengan bawahan, jelaskan rasional dari dibuatnya
aturan
3. Tegakkan peraturan dengan adil dan konsisten
4. Menggunakan keterampilan komunikasi
Evaluasi kinerja
Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya
Faktor yang mempengaruhi kinerja adalah faktor kemampuan dan faktor motivasi
Menurut Robbins, Kinerja karyawan dapat dilihat dalam tiga kriteria:
1. Hasil tugas individu. Menilai hasil tugas perawat dapat dilakukan dengan melihat kegiatan yang
dilakukannya sesuai dengan aturan organisasi tempat perawat bekerja yang sudah menetapkan standar
kinerja sesuai dengan pekerjaannya
2. Prilaku. Institusi pelayanan kesehatan tentunya terdiri dari banyak perawat baik bawahan maupun atasan
dan dapat dikatakan sebagai suatu kelompok kerja yang mempunyai prilaku masing masing berbeda
3. Ciri atau sifat, ini merupakan bagian terlemah dari kriteria kinerja yang ada. Ciri atau sifat pada umumnya
berlangsung lama dan tetap sepenjang waktu. Tetapi ada perubahan dan campur tangan pihak luar, misalnya
dilakukan pelatihan
Manfaat yang dapat dicapai dalam penilaian kinerja
1. Meningkatkan prestasi kerja staf, dengan memberikan kesempatan pada mereka untuk memenuhi
kebutuhan aktualisasi diri
2. Memengaruhi atau mendorong sumber daya manusia secara keseluruhannya
3. Merangsang minat dalam pengembangan pribadi dengan tujuan meningkatkan hasil karya dan prestasi
dengan cara memberi umpan balik kepada mereka tentang prestasinya
4. Membantu Rumah sakit untuk dapat menyusun program pengembangan dan pelatihan staf yang lebih
tepat guna
5. Menyediakan alat dan sarana untuk membandingkan prestasi kerja dengan meningkatkan pendapatannya
atau sistem imbalan yang baik
6. Memberi kesempatan kepada pegawai atau staf untuk mengeluarkan perasaannya tentang pekerjaannya.
Kendali mutu
1. Kendali mutu
suatu jenis pengendalian spesifik, mengacu pada aktivitas yang digunakan untuk mengevaluasi, memantau
atau mengatur layanan yang diberikan kepada konsumen
Tujuan dari kendali mutu adalah untuk mendayagunakan selutuh aset instansi terutama sumber daya
manusianya secara lebih baik, guna meningkatkan mutu dan produktivitas, nilai tambah serta meningkatkan
keuntungan semua pihak dalam hubungannya dalam kegiatan keperawatan.
Kendali mutu dapat berjalan efektif Jika:
1. Partisipasi aktif dari semua pihak, baik pimpinan maupun perawat pelaksana
2. Berorientasi pada kualitas berdasarkan kepuasan pengguna
3. Dinamika manajemen, top down dan bottom top
4. Menanamkan budaya “team work” dengan baik
5. Menanamkan budaya problem solving
Supervisi
Selain itu Swansburg (1999) juga mendefinisikan supervisi sebagai segala usaha untuk mengetahui
dan menilai kenyataan yang sebenarnya mengenai pelaksanaan tugas, dimana dalam pelaksanaannya
ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu menghargai potensi tiap individu, mengembangkan
potensi tiap individu, dan menerima tiap perbedaan.
supervisi keperawatan dapat dilakukan oleh pemangku jabatan dalam berbagai
level seperti ketua tim, kepala ruangan, pengawas, kepala seksi, kepala bidang
perawatan atau pun wakil direktur keperawatan. Namun pada dasarnya seorang
supervisor harus memiliki kemampuan sebagai berikut : 1) membuat perencanaan
kerja, 2) Kontrol terhadap pekerjaan, 3) Memecahkan masalah, 4) Memberikan umpan
balik terhadap kinerja, 5) Melatih (coaching) bawahan, 6) Membuat dan memelihara atmosfir kerja
yang motivatif, 7) Mengelola waktu, 8) Berkomunikasi secara informal,
9) Mengelola diri sendiri, 10) Mengetahui sistem manajemen perusahaan, 11)
Konseling karir, 12) Komunikasi dalam pertemuan resmi.
Prinsip Supervisi
Prinsip supervisi
1. Sesuai dengan struktur organisasi
2. Dilandasi pengetahuan manajemen, HAM, klinis/keperawatan, dan kepemimpinan
3. Fungsi supervisi diuraikan dengan jelas dan terorganisir
4. Merupakan suatu kerjasama yang demokratis
5. Menggunakan proses manajemen menerapkan visi, misi, tujuan yang harus
direncanakan dengan baik
6. Harus mendukung/menciptakan lingkungan yang mendukung komunikasi efektif
7. Yang menjadi fokus dalam supervise adalah kepuasan klien, perawat dan manajer
Tehnik Supervisi
1. Langsung
Teknik supervisi dimana supervisor berpartisipasi langsung dalam melakukan
supervisi. Kelebihan dari teknik ini pengarahan dan petunjuk dari supervisortidak
dirasakan sebagai suatu perintah, selain itu umpan balik dan perbaikan dapat
dilakukan langsung saat ditemukan adanya penyimpangan.
2. Tidak langsung
Teknik supervisi yang dilakukan melalui laporan baik tertulis maupun lisan
sehingga supervisor tidak melihat langsung apa yang terjadi di lapangan.
Elemen Supervisi
Standar praktek keperawatan yang digunakan sebagai acuan dalam menilai dan
mengarahkan penyimpangan yang terjadi.
Fakta empirik di lapangan, sebagai pembanding untuk pencapaian tujuan dan
menetapkan kesenjangan
Adanya tindak lanjut sebagai upaya mempertahankan kualitas maupun upaya
memperbaiki
Peran kepemimpinan dan fungsi manajemen
terkait dengan fungsi pengendalian
Peran kepemimpinan
1. Mendorong bawahan untuk secara aktif terlibat dalam proses kendali mutu
2. Mengomunikasikan dengan jelas kepada bawahan mengenai standar yang
diharapkan
3. Mengimplementasikan kendali mutu secara proaktif bukan secara reaktif
4. Menggunakan kendali sebagai metode untuk menentukan mengapa tujuan tidak
terpenuhi
Fungsi Manajemen
1. Mendapatkan akses ke sumber informasi yang tepat untuk mengukur jika standar
2. Memilih dan menggunakan proses, kriteria hasil, audit struktur dengan tepat
sebagai alat kendali mutut
3. Menentukan ketidaksesuaian antara asuhan yang diberikan dengan standar diunit
dan mencari informasi lebih lanjut mengapa standar tidak terpenuhi
4. Tetap mengikuti pemerintahan yang sekarang, mengakreditasi diri dan melisensi
peraturan yang mempengaruhi kendali mutu
5. Secara aktif berpartisipasi dalam pengukuran standar negara dan nasional dan
inisiatif “praktik terbaik”
Terima Kasih
Tugas!!!
1. Pengertian fungsi pengendalian
2. Peran dan manfaat dari proses pengendalian
3. Cakupan dari fungsi pengendalian
4. Pengertian kepemimpinan
5. Tipe gaya kepemimpinan
6. Indikator keberhasilan kepemimpinan