Tari Rejang Dewa Kelompok V (Lima)

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 17

Tari Rejang Dewa

OLEH KELOMPOK V (LIMA)


KELAS A PGSD
MATA KULIAH : SENI SAKRA
L
ANGGOTA KELOMPOK :

1.DEBI SELIANG (2020051)


2.NOPIE (2020039)
3.SINDI APRILIA (2020008)
4.SINTANI HORIVITA LOKA (2020011)
5.TATA SILVIA (2020026)
Sejarah Tari Rejang Dewa
 Menurut beberapa sumber sejarah yang a
da, Tari Rejang diperkirakan sudah ada se
jak jaman pra-Hindu. Tarian ini dilakuka
n sebagai persembahan suci untuk menya
mbut kedatangan para dewa yang turun k
e Bumi. Di kalangan masyarakat Hindu Ba
li, Tari Rejang ini selalu ditampilkan pada
berbagai upacara adat dan keagamaan ya
ng diselenggarakan di pura seperti upacar
a Odalan. Selain itu di beberapa tempat di
Bali, tarian ini juga tampilkan setiap tahu
nnya, sebagai bagian dari upacara pering
atan tertentu di lingkungan desa mereka.
Fungsi Tari Rejang De
wa

Seperti yang diungkapkan di a


tas, Tari Rejang ini merupaka
n tarian persembahan suci dal
am menyambut kedatangan p
ara dewa yang datang dari kh
ayangan dan turun ke Bumi. T
arian ini berfungsi sebagai un
gkapan rasa syukur dan pengh
ormatan mereka kepada dewa
atas berkenannya turun ke Bu
mi.
Konsep Tari Rejang Dewa
 Tari Rejang adalah tarian tradisional masy
rakat Bali dalam menyambut kedatangan s
erta menghibur para dewa yang datang dar
i Khayangan dan turun ke Bumi. Tarian rej
ang ini secara khusus ditampilkan pada wa
ktu berlangsungnya suatu upacara adat ata
u keagamaan masyarakat Hindu di Bali. Sel
ain sebagai salah satu warisan budaya, tari
an ini juga dipercaya memiliki nilai-nilai p
enting di dalamnya khususnya makna spiri
tual, sehingga juga dipercaya sebagai taria
n yang suci dan dilakukan dengan penuh ra
sa pengabdian
Unsur Dasar Tari Rejang Dewa
 Gerak dasar : Secara umum gerakan Tari Rejang ini sangat
sederhana. Hal ini disebabkan karena dalam tarian ini lebih
berfokus pada nilai spiritual di dalamnya. Gerakan Tari Rejang ini
biasanya didominasi dengan gerakan ngembat dan ngelikas.
Ngembat dan ngelikas ini dimaksudkan sebagai gerakan kiri dan
kanan yang dilakukan sambil melangkah kedepan secara
perlahan.
Tari rejang dewa, sebuah tarian sakral untuk kelengkapan kegiatan ritual umat
Hindu di Bali, ditampilkan secara berkelompok oleh wanita yang belum pernah
mengalami datang bulan."Tari rejang dewa tidak boleh ditarikan di sembarang
tempat, namun khusus di tempat suci," dengan mengenakan busana adat Bali
nominasi warna putih dan kuning dengan perhiasan kepala yang dibuat
sedemikian rupa dari bahan janur.Mereka tampil lincah dan menarik dengan
gerakan tubuh mengikuti alunan suara gamelan, musik tradisional Bali, yang
mengiringinya.

Pada umumnya mereka bukanlah para penari profesional, sehingga dapat


dilakukan oleh siapa saja, baik wanita tua, setengah baya, maupun muda yang
sudah didaulat atau disucikan sebelum menarikan tarian ini. Walaupun begitu,
dalam pertunjukan tari ini, biasanya juga terdapat beberapa orang penuntun
yang disebut Pamaret, yaitu seorang yang sudah berpengalaman melakukannya.
“Pemaret ini biasanya berada di barisan paling depan agar para penari pemula
bisa mengikuti gerakannya, ”

mereka menari untuk melengkapi upacara keagamaan, baik yang digelar di


tempat suci milik keluarga (merajan) maupun di pura dalam lingkungan desa adat
(pekraman).
Makna tari rejang dewa Seperti yang diungkapkan di atas, Tari Rejang ini merupakan
tarian persembahan suci dalam menyambut kedatangan para dewa yang datang dari
khayangan dan turun ke Bumi. Tarian ini berfungsi sebagai ungkapan rasa syukur dan
penghormatan mereka. kepada dewa atas berkenannya turun ke Bumi.

Tari rejang dewa di anggap sakral karena Tari rejang dewa, adalah sebuah tarian sakral
untuk kelengkapan kegiatan ritual umat Hindu di Bali ditampilkan secara berkelompok
oleh wanita yang belum pernah mengalami datang bulan.
Ada beberapa jenis tari Rejang, yaitu : Rejang Renteng, Rejang Bengkel, Rejang Ayodpadi,
Rejang Galuh, Rejang Pelak, Rejang Membingin, Rejang Makitut, Rejang Haja, Rejang Negara
dan Rejang Dewa. Untuk yang terakhir, yaitu tari Rejang Dewa mempunyai keistimewaan
dibanding yang lain.

Karena tarian ini tidak boleh dipentaskan di sembarang tempat, tetapi hanya boleh
dipentaskan di tempat-tempat yang dianggap suci oleh umat Hindu. Yaitu di halaman jero
(dalam) atau jabe (luar) tengah dari sebuah pura dan pada saat upacara keagamaan. Misalnya
pada saat upacara puncak Ngenteg Linggih. Ngenteg dalam bahasa Bali artinya mengukuhkan
dan Linggih adalah kedudukan.

Jadi upacara Ngenteg Linggih adalah upacara telah selesainya pembuatan bangunan untuk
pemujaan atau pada waktu melasti (upacara tiga hari sebelum hari raya Nyepi). Tetapi jika
suatu ketika tari Rejang Dewa ini dipentaskan di jabe (luar) sisi pura, yang penting
pementasannya selalu berdekatan dengan tempat suci atau sesaji.
Musik Pengiring : Dalam pertunjukan Tari Rejang ini biasanya dii

ringi dengan musik gamelan khas Bali. Musik gamelan tersebut p


ada umumnya adalah gong kebyar, namun ada beberapa yang me
makan gamelan lain seperti gamelan selonding atau gamelan gam
bang. Selain itu dalam pertunjukan Tari Rejang ada pula yang diir
ingi vokal seperti tembang atau kidung.

https://youtu.be/C8aVW0LK070

THANK
THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai