Murid ketiga terpilih menjadi guru baru setelah memberikan jawaban bijak bahwa kekayaan hanyalah alat, bukan tujuan. Manusia harus mengetahui tujuan utamanya yaitu mendekatkan diri kepada Tuhan, sehingga kekayaan dapat digunakan sebagai sarana untuk itu.
0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
23 tayangan11 halaman
Murid ketiga terpilih menjadi guru baru setelah memberikan jawaban bijak bahwa kekayaan hanyalah alat, bukan tujuan. Manusia harus mengetahui tujuan utamanya yaitu mendekatkan diri kepada Tuhan, sehingga kekayaan dapat digunakan sebagai sarana untuk itu.
Murid ketiga terpilih menjadi guru baru setelah memberikan jawaban bijak bahwa kekayaan hanyalah alat, bukan tujuan. Manusia harus mengetahui tujuan utamanya yaitu mendekatkan diri kepada Tuhan, sehingga kekayaan dapat digunakan sebagai sarana untuk itu.
Murid ketiga terpilih menjadi guru baru setelah memberikan jawaban bijak bahwa kekayaan hanyalah alat, bukan tujuan. Manusia harus mengetahui tujuan utamanya yaitu mendekatkan diri kepada Tuhan, sehingga kekayaan dapat digunakan sebagai sarana untuk itu.
Unduh sebagai PPTX, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 11
• Disebuah desa, tinggal seorang guru bijak yang sudah tua, Dia
mencari seseorang yang dapat menggantikannya untuk dapat
meneruskan menjadi seorang guru untuk mengajari kebaikan bagi murid muridnya. Ada 3 murid terbaik yang dipilih untuk menjadi calon penggantinya. • Dalam memilih siapa yang pantas untuk menggantikan guru bijak tersebut, Ke 3 murid tersebut di beri tantangan oleh sang guru untuk menjawab sebuah pertanyaan. Pertanyaan tersebut ialah “Apakah makna kekayaan bagi manusia?” • Untuk menjawab pertanyaan itu, sang guru kemudian mempersilahkan ke 3 muridnya tersebut untuk pergi berkelana mencari jawaban dari pertanyaan tersebut. Murid 1 • “Wahai guruku, setelah 3 tahun muridmu ini merantau, • Menurutku jawaban dari makna kekayaan bagi manusia adalah akar dari kejahatan. • Dalam perjalanan, saya banyak menjumpai banyak manusia yang rela melakukan berbagai hal untuk memperoleh kekayaan. • Dari pengamatan saya tidak ada kebaikan sedikitpun dari kekayaan”. Lalu bagaimana menurutmu apa yang seharusnya kita lakukan?” • “Menurut pendapatku manusia harus menjauhkan diri dari kekayaan karena kekayaan adalah sumber dari kejahatan. Agar diri kita dapat selalu dekat dan juga ingat kepada Tuhan Yang Maha Esa, kita harus hidup jauh dari kekayaan.” • Sang Guru tersenyum dan kemudian berkata: “Engkau sungguh memiliki kemuliaan wahai muridku. Aku bangga padamu.” Murid 2 • Saya memiliki pendapat berbeda dengan yang disampaikan murid pertama. • Selama perjalananku, Saya telah banyak berjumpa dengan raja dan juga saudagar kaya mereka sungguh dermawan guru. Mereka menggunakan kekayaan mereka untuk membangun tempat ibadah, menyantuni anak yatim, mereka memberi makanan serta membangun tempat tinggal untuk orang miskin dan mereka juga menolong orang orang yang sedang kesusahan. • Mereka telah mencari kekayaan yang sangat banyak, kemudian kekayaan tersebut digunakan untuk melakukan kebaikkan kebanyak orang. Jadi menurut kesimpulan saya, bahwa kekayaan merupakan sumber dari kebaikan, karena dengan kekayaan dapat membuat manusia membawa kebaikan untuk dapat memberi serta membantu orang orang yang sedang mengalami kesusahan.” Sungguh pengamatan yang luar biasa muridku. Lalu menurutmu apa yang seharusnya dapat kita lakukan?” • “Menurutku mencari kekayaan itu penting untuk manusia. Karena ketika kekayaan sudah didapat oleh manusia, maka tentu manusia bisa menjalani kehidupan yang lebih baik, dengan kekayaan tersebut dia dapat melakukan hal hal yang baik..” • Sang Guru tersenyum dan berkata: “Engkau merupakan samudera kebijaksanaan wahai muridku. Aku sungguh bangga kepadamu!” Murid 3 • “Guru, selama merantau diperjalanan aku telah berjumpa dengan banyak orang kaya yang baik hati, akan tetapi banyak juga orang kaya yang jahat. Murid juga bertemu dengan orang miskin yang baik hati, akan tetapi banyak juga orang miskin yang jahat. Murid juga berjumpa dengan orang kaya yang taat beribadah dan juga selalu ingat pada Tuhan nya, akan tetapi ada juga orang kaya yang lupa dengan Tuhan. Seperti halnya orang kaya, murid juga banyak bertemu orang miskin yang selalu ingat pada Tuhan, tetapi ada juga orang miskin yang melupakan Tuhan nya. Sang Guru tersenyum: “Jadi apa maksudmu muridku, apa makna kekayaan bagi manusia?”
• Menurut pendapatku, ternyata kekayaan hanyalah
sekedar alat. Karena pada dasarnya semuanya akan kembali kepada manusia itu sendiri. Manusia yang memiliki tujuan hidup yang baik, tentu akan menggunakan kekayaan tersebut sebagai alat untuk ia mewujudkan kebaikan. Dan sebaliknya, ketika manusia tidak memiliki tujuan yang tidak baik, maka kekayaannya akan digunakan untuk hal hal yang tidak baik juga. Demikian maksud murid, Guru.” Sang Guru: “Lalu menurutmu apa yang seharusnya dilakukan?” • Manusia haruslah mengetahui kemana ia akan menuju. Dengan mengetahui kemana ia akan menuju, maka apapun yang dimilikinya di dunia ini merupakan sebuah alat, bukan tujuan. Termasuk kekayaan.” Sang Guru: “Lalu hendak kemanakah manusia menuju?” • “Manusia merupakan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Oleh karena itu seharusnya kesanalah semua manusia menuju. Jika manusia sudah menyadari tujuannya, maka kekayaan yang dimiliki dapat menjadi kendaraannya untuk mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa. • Sang Guru tersenyum kemudian berkata: “Wahai Muridku, sungguh engkau merupakan sumber kebijaksanaan dan juga samudera pengetahuan. Sekarang engkau adalah Guru baru di perguruan ini.”