KORUPSI

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 18

PENDIDIKAN ANTI KORUPSI

 Pengertian korupsi : Korupsi berasal dari bahasa Latin corruptio


yang artinya hal merusak, penyuapan, keadaan dapat binasa;
kebinasaan, kerusakan, kefanaan, korupsi, kemerosotan.
Sedangkan kata corruptio berasal dari kata kerja corrumpere
yang mengandung arti menghancurkan, menewaskan,
membinasakan, merusak; memburukkan; melemahkan;
mengabaikan; memalsukan; merosotkan, mencemarkan;
menggodai, memperdayakan; dan menyuap. Korupsi diberi arti
lebih peyoratif khususnya dalam bidang susila.
 
 Syed Hussein Alatas (1982:11-12) menyatakan korupsi terkait
erat dengan kesusilaan, terdapat tiga gejala yakni penyuapan,
pemerasan, dan nepotisme. Ketiganya menunjukkan pada hal
yang sama adalah menempatkan kepentingan-kepentingan publik
di bawah tujuan-tujuan pribadi dengan pelanggaran norma-norma
tugas dan kesejahteraan, yang diiringi dengan keserbarahasiaan,
pengkhianatan, penipuan.
 Substansinya adalah korupsi merupakan suatu sikap yang
melanggar norma kesusilaan.
 Baharudin Lopa (1986:23) menyatakan bahwa korupsi yang
terjadi di Indonesia sebagai gejala adanya degradasi mental pada
sebagian oknum pejabat, juga sebagai akibat belum memadainya
administrasi pengelolaan keuangan negara, serta tidak meratanya
distribusi hasil pembangunan. Disamping adanya keterbatasan
dana karena dana yang terbatas itu jika dikorup lagi maka
langsung menghambat pembangunan yang akan menjauhkan kita
dari pencapaian kesejahteraan masyarakat.
Sumber-sumber Terjadinya
Korupsi
 Baharudin Lopa (1986:28-34) lebih rinci menyebutkan beberapa
sumber terjadinya korupsi di Indonesia. Pertama, bersumber pada
kebiasaan (tradisi). Kedua, karena ketidakberesan manajemen.
Ketiga, tekanan ekonomi. Keempat, erosi mental. Kelima,
gabungan beberapa faktor.
 John Locke: manusia lahir seperti kertas putih.
 Karl Popper: trial and error.
 Korupsi merupakan suatu tindakan yang bertentangan dengan
Pancasila. Oleh karena itu persoalan korupsi akan terselesaikan
dengan baik dan tepat ketika kita berpegang teguh kepada dasar
filosofis bangsa ini yaitu Pancasila. Di samping itu penyelesaian
persoalan korupsi di Indonesia perlu langkah-langkah menyeluruh
baik preventif maupun represif. Hal ini perlu kerjasama antar
lembaga terkait dan seluruh elemen masyarakat dengan tetap
berlandaskan kepada aturan-aturan yang berlaku. Langkah
preventif merupakan upaya mencegah dengan cara meletakkan
kembali Pancasila sebagai way of life. Sedangkan langkah represif
merupakan upaya pemberantasan dengan cara menindak dengan
tegas terhadap pelaku korupsi sesuai hukum yang berlaku. Pancasila
di sini sebagai sumber dari segala sumber hukum.
 Notonagoro memberikan konsep bahwa untuk mengendalikan
sifat yang berlebihan dengan berpijak pada empat tabiat saleh.
Empat tabiat saleh yang dimaksud ini merupakan rumusan dari
manusia Pancasilais. Empat tabiat saleh tersebut adalah
kebijaksanaan, kesederhanaan, keberanian atau keteguhan
hati, dan keadilan. Notonagoro dalam hal ini sangat dipengaruhi
pemikiran Plato (Notonagoro, 1997:97-99).
 Bertolak dari pemikiran Notonagoro ini maka korupsi termasuk
sifat manusia yang berlebihan. Oleh karena itu korupsi hanya bisa
dikendalikan dengan konsep kebijaksanaan, kesederhanaan,
keberanian atau keteguhan hati, dan keadilan.
 Kebijaksanaan adalah kesediaan diri berbuat nyata berdasarkan
putusan akal sehat, selaras dengan rasa, didorong kehendak yang
baik. Kesederhanaan adalah kemampuan purba diri untuk
membatasi diri dalam hal kenikmatan. Keberanian/keteguhan
hati adalah kemampuan purba diri untuk menghindari diri dari
penderitaan. Keadilan adalah kesediaan diri untuk merasa wajib
memberikan sesuatu yang menjadi hak orang lain.
 Empat tabiat saleh akan terlaksana ketika manusia memiliki
kemampuan untuk menyelaraskan antara akal, rasa, dan kehendak
itu dalam hubungan kesatuan. Akal adalah yang memberi
pengetahuan tentang perbuatan yang harus dilakukan. Rasa yang
menguji dengan berpedoman pada hasrat sendiri. Kehendak yang
menentukan perbuatan akan dilakukan atau tidak.
Dampak Masif Korupsi

 Bidang hukum
 Bidang Ekonomi
 Bidang Sosial dan Budaya
 Bidang Pertahanan dan Keamanan
 Bidang Pendidikan
 Dan bidang lainnya
Nilai dan prinsip Anti Korupsi

 Nilai-nilai anti korupsi


 1. Kejujuran
 2. Kepedulian
 3. Kemandirian
 4. Kedisiplinan
 5. tanggungjawab
 6. Kerja keras
 7. Kesederhanaan
 8. Keberanian
 9. Keadilan
 10. Keteguhan hati
Nilai dan Prinsip Anti Korupsi

 Prinsip-prinsip anti korupsi


 1. Akuntabilitas
 2. Transparansi
 3. Kewajaran
 4. Kebijakan
 5. Kontrol Kebijakan
Upaya Pemberantasan Korupsi

 Pemberantasan tindak pidana korupsi (menurut UU no. 30


tahun 2002) adalah serangkaian tindakan untuk mencegah dan
memberantas tindak pidana korupsi melalui upaya koordinasi,
supervisi, monitoring, penyelidikan, penyidikan, penuntutan, dan
pemeriksaan di sidang pengadilan dengan peran serta masyarakat
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Upaya Pemberantasan Korupsi

 Pemberantasan koruppsi meliputi 3 unsur :


 1. Pencegahan
 2. Penindakan
 3. Peran serta masyarakat
Upaya pemberantasan Korupsi

 Korupsi terjadi karena adanya niat, kesempatan, dan


kewenangan. Niat terkait dengan unsur setiap tindak pidana yang
terkait dengan individu (misal: perilaku dan nilai-nilai yang
dianut oleh seseorang), kesempatan terkait dengan sistem,
kewenangan akan memperkuat kesempatan yang tersedia.
Peran Mahasiswa Dalam
Pencegahan Korupsi
 Mahasiswa memiliki karakter :
 1. intelektualis
 2. Jiwa muda
 3. dan idealisme

Dengan ketiga hal tersebut, mahasiswa selalu mengambil peran di dalam


sejarah perjalanan bangsa ini.
Peran Mahasiswa Dalam
Pencegahan Korupsi
Kompetensi mahasiswa dengan modal dasar inteligensi, kemampuan
berpikir kritis, dan keberanian untuk menyatakan kebenaran maka
mahasiswa diharapkan mampu menjadi agen perubahan,
menyuarakan kepentingan rakyat, mampu mengkritisi kebijakan-
kebijakan yang koruptif.
Peran Mahasiswa Dalam
Pencegahan Korupsi
 Keterlibatan mahasiswa dalam gerakan anti korupsi pada
dasarnya dibedakan menjadi empat wilayah:
 1. Lingkungan keluarga
 2. Lingkungan kampus
 3. Masyarakat sekitar
 4. Tingkat lokal/nasional

Anda mungkin juga menyukai