Deteksi Dini Komplikasi Kehamilan

Unduh sebagai ppt, pdf, atau txt
Unduh sebagai ppt, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 32

BY, FARIDAH HANUM

1. Pengertian
Deteksi dini terhadap komplikasi kehamilan
adalah :
Upaya penjaringan yang dilakukan untuk
menemukan penyimpangan -penyimpangan yang
terjadi selama kehamilan ibu secara dini.
2. Tujuan
Untuk mengetahui penyimpangan -
penyimpangan yang terjadi pada
kehamilan ibu secara dini.

3. Deteksi Dini dalam Kehamilan


Lebih di tujukan dalam pelayanan antenatal
dan mengarah pada penemuan ibu hamil
beresiko agar dapat ditangani secara
memadai sehingga kesakitan atau kematian
dapat dicegah melalui:
a. pengenalan tanda-tanda kehamilan yang
memiliki tanda bahaya dan komplikasi
kehamilan melalui poster -poster dan
leaflet disebarkan kepada masyarakat
khususnya ibu-ibu hamil yang berkunjung
dalam pelayanana antenatal maupun pada
kegiatan kunjungan rumah dalam
pemantauan kesehatan masyarakat.
b. Selain itu digunakan juga suatu alat bantu
yang lebih memungkinkan ibu hamil
untuk secara aktif mengamati sendiri
kehamilannya.
c. Alat bantu tersebut juga bermanfaat bagi
petugas kesehatan
dalam mengidentifikasi faktor resiko dan
komplikasi kehamilan sehingga dapat
memberikan informasi dan saran yang
tepat.
d. Alat bantu tersebut dikenal dengan
Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA).
4. Pengetahuan dan persiapan yang dapat
dilakukan ibu menurut MNH
(Maternal and Neonatal Health Program) :

a. Memilih tenaga kesehatan dan tempat


melahirkan pada waktu periksa hamil.
b. Mengenali persalinan yang normal dan
memahami persiapan menghadapi
persalinan.
c. Mengenali tanda-tanda bahaya dan
melaksanakan persiapan menghadapi
komplikasi.
d. Mengetahui sistem transportasi, tahu ke
mana harus pergi bila terjadi keadaan
darurat, serta siapa yang akan tinggal untuk
menjaga keluarga.
e. Memiliki tabungan pribadi dan dapat
mengaksesnya bila diperlukan.
5. Upaya yang dapat dilakukan ibu dalam
deteksi dini terhadap komplikasi
kehamilan :

a. Dengan memeriksakan kehamilan sedini mungkin


dan teratur ke Posyandu, Puskesmas, Rumah Sakit
paling sedikit 4 kali selama masa kehamilan.
b. Dengan mendapat imunisasi TT 2x.

c. Bila ditemukan kelainan-kelainan risiko tinggi


pemeriksaan harus lebih sering dan lebih intensif.
d. Makan makanan yang bergizi yaitu memenuhi 4
sehat 5 sempurna.
6. Hal-hal yang dapat dilakukan seorang ibu
untuk menghindari terjadinya
komplikasi kehamilan:

a. Dengan mengenal tanda-tanda bahaya


kehamilan secara dini.
b. Segera ke Posyandu, Puskesmas, atau Rumah
Sakit terdekat bila ditemukan
tanda-tanda bahaya kehamilan tersebut
(Soenardi, 2006).
7. Faktor-faktor yang mempengaruhi upaya
deteksi dini seseorang terha dap komplikasi
kehamilan :
a. Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan merupakan faktor yang
mendukung perilaku ibu dalam
upaya deteksi dini komplikasi kehamilan. Ibu
dengan tingkat pendidikan tinggi lebih mudah
memperoleh informasi tentang kesehatan.
b. Informasi
informasi tentang kesehatan
mempengaruhi seseorang dalam hal upaya
deteksi dini komplikasi kehamilan. Upaya deteksi
dini seseorang yang rendah disebabkan karena
tidak atau kurangnya memperoleh informasi
yang kuat.
c. Budaya
Menurut WHO (Notoatmodjo, 2003) upaya
deteksi dini seseorang juga
dipengaruhi oleh faktor budaya. Kebudayaan ini
terbentuk dalam waktu yang lama sebagai akibat
dari kehidupan suatu masyarakat bersama.
d. Sosial Ekonomi
Menurut WHO (Notoatmodjo, 2003) faktor
ekonomi juga berpengaruh
terhadap seseorang dalam upaya deteksi dini
komplikasi kehamilan. Status ekonomi keluarga
juga berperan bagi seseorang dalam
mengambil keputusan bertindak termasuk
tindakan yang berhubungan dengan
kesehatan.
8. Akibat yang akan terjadi

a. Pengenalan kemungkinan terjadinya


komplikasi kehamilan harus secara
dini dan ditangani dengan benar.
b. Tiap tanda bahaya kehamilan bisa
mengakibatkan komplikasi (Rochjati, 2003).

c. Akibat yang dapat terjadi bila ibu tidak


dapat mengenali tanda bahaya kehamilan
secara dini dan upaya deteksi dini yang
dilakukan ibu kurang, maka akan terjadi
komplikasi yang lebih lanjut yang akan
mengakibatkan kematian ibu dan bayi.
d. Kematian tersebut merupakan dampak
komplikasi kehamilan utama
yang sama yaitu perdarahan, infeksi,
hipertensi dan abortus.
e. Banyak kematian neonatal
merupakan akibat langsung penatalaksanaan
kehamilan dan kelahiran yang buruk (WHO,
2004).
1. Pengertian
Komplikasi kehamilan adalah keadaan patologis
yang erat kaitannya dengan kematian ibu atau janin.

2. Macam-macam komplikasi kehamilan


Menurut Dep Kes RI (1997), jika tidak melaksanakan
ANC sesuai aturan dikhawatirkan akan terjadi
komplikasi -komplikasi yang terbagi menjadi 3
kelompok :
a. Komplikasi Obstetrik Langsung, meliputi :

1. Perdarahan
Perdarahan antepartum adalah perdarahan
yang terjadi setelah kehamilan 28 minggu.
Biasanya lebih banyak dan lebih berbahaya
daripada perdarahan kehamilan sebelum 28
minggu (Mochtar, 1998).
 Jika perdarahan terjadi di tempat yang jauh
dari fasilitas pelayanan kesehatan atau fasilitas
pelayanan kesehatan tersebut tidak mampu
melakukan tindakan yang diperlukan, maka
umumnya kematian maternal akan terjadi
(Rochjati, 2003).
2. Pre-eklampsia/eklampsia
Kondisi ibu yang disebabkan oleh
kehamilan disebut dengan keracunan
kehamilan, dengan tanda -tanda oedeme
(pembengkakan)
terutama tampak pada tungkai dan muka.,
tekanan darah tinggi, dan dalam air seni
terdapat zat putih telur pada pemeriksaan
urine dari laboratorium (Rochjati, 2003).
Kematian karena eklampsia meningkat
dengan tajam dibandingkan pada tingkat
pre-eklampsia berat (Manuaba, 1998).
3. Kelainan Letak (Letak
Lintang/LetakSungsang)

a. Letak Lintang
Merupakan kelainan letak janin di dalam
rahim pada kehamilan tua (8-9 bulan):
kepala ada di samping kanan atau kiri dalam
rahim ibu. Bayi letak lintang tidak dapat lahir
melalui jalan lahir biasa, karena sumbu
tubuh janin melintang terhadap sumbu
tubuh ibu. Bayi membutuhkan pertolongan
operasi sesar (Rochjati, 2003).
b. Letak Sungsang
Letak sungsang merupakan kelainan letak
janin di dalam rahim pada kehamilan tua
(hamil 8-9 bulan), dengan kepala di atas dan
bokong atau kaki di bawah. Bayi letak
sungsang lebih sukar lahir,karena kepala
lahir terakhir (Rochjati, 2003).
Menurut Manuaba (1998) penyebab letak
sungsang dapat berasal dari pihak ibu
(keadaan rahim, keadaan plasenta, keadaan
jalan lahir) dan dari janin (tali pusat pendek,
hidrosefalus, kehamilan kembar,hidramnion,
prematuritas).
4. Hidramnion
Yaitu kehamilan dengan jumlah air ketuban lebih
dari 2 liter. Keadaan ini mulai tampak pada
trimester III, dapat terjadi secara perlahan-lahan
atau sangat cepat. Pada kehamilan normal, jumlah
airketuban ½ -1 liter.
Karena rahim sangat besar akan menekan pada
organ tubuh sekitarnya, yang menyebabkan
keluhan -keluhan sebagai berikut:

a. Sesak napas, karena sekat rongga dada terdorong


ke atas.
b. Perut membesar, nyeri perut karena rahim berisi air
ketuban ? 2 liter.

c. Pembengkakan pada kedua bibir kemaluan dan


tungkai.
5. Ketuban Pecah Dini
Ketuban Pecah Dini yaitu keluarnya cairan
berup a air dari vagina
setelah kehamilan berusia 22 minggu.
Ketuban dinyatakan pecah dini jika
terjadi sebelum proses persalinan
berlangsung. Pecahnya selaput
ketuban dapat terjadi pada kehamilan
preterm sebelum kehamilan 37 minggu
maupun kehamilan aterm
(Saifuddin, 2002)
b. Komplikasi Obstetrik Tidak Langsung :
1. Penyakit Jantung
Keluhan yang dirasakan oleh ibu hamil
antara lain sesak napas, jantung berdebar,
dada terasa berat (kadang -kadang nyeri),
nadi cepat,
kaki bengkak Keluhan tersebut timbul di
waktu kerja be rat. Sedangkan pada payah
jantung yang berat dirasa pada saat kerja
ringan atau sedang beristirahat/berbaring.
Pada saat kehamilan, penyakit jantung ini
akan
menjadi lebih berat (Rochjati, 2003).
 Pengaruh penyakit jantung terhadap kehamilan
adalah dapat menyebabkan gangguan pada
pertumbuhan janin dengan berat badan lahir
rendah, prematuritas, kematian janin dalam rahim
dan juga dapat
terjadi abortus (Mochtar, 1998).
2. Tuberkulosis
Keluhan-keluhan yang dirasakan oleh ibu hamil
antara lain batuk lama tak sembuh-sembuh, tidak
suka makan, badan lemah dan semakin
kurus, batuk darah.
Penyakit ini tidak berpengaruh secara langsung
terhadap janin dan tidak memberikan penularan
selama kehamilannya.
Janin baru akan tertular setelah dilahirkan. Bila
tuberkulosa/TBC sudah berat dapat menurunkan
kondisi tubuh ibu hamil, tenaga dan termasuk
ASI ikut berkurang, bahkan ibu dianjurkan untuk
tidak memberi ASI kepada bayinya secara
langsung (Rochjati, 2003).
3. Anemi
Wanita tidak hamil mempunyai nilai normal
hemoglobin 12 -15 gr%.
Angka tersebut juga berlaku untuk wanita
hamil, terutama wanita yang mendapat
pengawasan selama hamil. Oleh karena itu,
pemeriksaan hemoglobin harus menjadi
pemeriksaan darah rutin selama
pengawasan antenatal, yaitu dilakukan
setiap 3 bulan atau paling sedikit 1 kali
pada pemeriksaan pertama atau pada
triwulan pertama dan sekali lagi pada
triwulan terakhir (Mochtar, 1998).
 Keluhan yang dirasakan ibu hamil adalah:
lemas badan, lesu, lekas
lelah, mata berkunang-kunang, jantung
berdebar. Pengaruh anemia
terhadap kehamilan antara lain: dapat
menurunkan daya tahan ibu hamil
sehingga ibu mudah sakit, menghambat
pertumbuhan janin sehingga bayi
lahir dengan berat badan rendah dan
persalinan prematur (Rochjati,2003).
4. Malaria
Keluhan yang dirasakan oleh ibu hamil antara
lain panas tinggi,menggigil sampai keluar
keringat, sakit kepala, muntah -muntah. Bila
penyebab malaria ini disertai dengan panas
yang tinggi dan anemia, maka akan
mengganggu ibu hamil dan kehamilannya.
Bahaya yang mungkin terjadi antara lain
abortus/keguguran, kematian janin dalam
kandungan,dan persalinan prematur
(Rochjati, 2003).
5. Diabetes Mellitus
Dugaan adanya kencing manis pada ibu
hamil apabila :

a. Ibu pernah mengalami beberapa kali


kelahiran bayi yang besar dengan berat
badan lahir bayi lebih dari 4000 gram.
b. Pernah mengalami kematian bayi dalam
rahim pada kehamilan minggu-minggu
terakhir.

c. Ditemukan glukosa dalam air seni


(pemeriksaan laboratorium), yang disebut
glikosuria.
d. Pengaruh diabetes mellitus terhadap
kehamilan tergantung pada berat
ringannya penyakit, pengobatan dan
perawatannya.

e. Pengobatan diabetes mellitus menjadi


lebih sulit karena pengaruh kehamilan.
f. Kehamilan akan memperberat diabetes
mellitus dan memperbesar kemungkinan
timbulnya komplikasi seperti koma
(Rochjati, 2003).
d. Komplikasi yang Tidak Berhubungan
Dengan Obstetrik seperti cidera akibat
kecelakaan
(kendaraan, keracunan dan kebakaran).
TRIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai