Uas Aisi 1045
Uas Aisi 1045
Uas Aisi 1045
Alat uji Impak dengan metode charpy digunakan untuk mengetahui ketangguhan spesimen yang diuji
Material yang digunakan adalah baja karbon sedang baja AISI 1045.
Amplas, ukuran 800 hingga 1000, digunakan sebagai bahan penghalus permukaan spesimen pada proses
polishing
Air sebagai media pendingin quenching (media pendingin), dengan memvariasikan temperatur air yang
digunakan sebagai media pendingin, variasi temperaturnya yaitu 0-5 °C, 27-30 °C, dan dengan cara
Normalizing
PROSEDUR PENGUJIAN
Memotong baja AISI 1045 menggunakan cutting tool sesuai dengan dimensi standar yang digunakan
Menyiapkan media pendingin air dengan variasi temperatur yang berbeda untuk proses quenching dengan
variasi temperatur 0-5 °C, 27-30 °C
Pengujian impak dilakukan dengan mengatur jarum nilai alat uji impak pada posisi 0 dan selanjutnya
menaruh spesimen dengan posisi takik spesimen ditengah-tengah celah tempat bandul dilalui kemudian
mengangkat bandul hingga tertahan pada penyangga selanjutnya bandul dilepaskan hingga menghantam
spesimen uji dan dapat melihat hasil yang tertera pada jarum nilai alat ujia impak.
Spesimen uji yang digunakan untuk pengujian impak, yaitu baja AISI 1045 berbentuk batang dengan
dimensi standar ASTM E-23 yaitu panjang 55 mm, lebar 10 mm, dan tebal 10 mm serta diberi takik pada
bagian tengah spesimen dengan kedalaman 2 mm dan sudut 45º.
Pengujian kekerasan rockwell dilakukan dengan cara memasang indentor pada alat uji rockwell kemudian
menaruh spesimen diatas beban mayor dan selanjutnya dilakukan pengujian dengan lima titik pengujian
yang berbeda tempat.
PROSEDUR PENGUJIAN
Spesimen uji pengujian kekerasan rockwell yaitu baja karbon sedang AISI 1045 dengan panjang spesimen 25
mm, lebar 20 mm, dan tinggi 10 mm.
Spesimen uji pengujian struktur mikro yaitu baja karbon sedang AISI 1045 dengan dimensi spesimen uji
yaitu, Diameter 70 dengan Panjang 200 mm.
Memasang kertas amplas pada mesin penghalus amplas dengan kekasaran 200, bertahap sesuai keinginan
tingkat kehalusan bahan hingga sampai 1500 kekasaran amplas
DIAGRAM ALUR PENELITIAN
Untuk bisa mengetahui hasil dari penelitian ini maka akan dibahas mengenai metode penelitian yaitu proses
pelaksanaan dan tahapan dalam penelitian yang akan dilakukan pada pengujian spesimen baja karbon sedang
AISI 1045, sampai dengan proses pengujian material yang akan dilakukan.
Adapun beberapa tahapan pada pengujian ini yaitu : pengujian heat treatmen dengan pemanasan spesimen,
pengujian metode quenching, media pendingin yang dipakai sebagai Media pendinginan pada proses
quenching menggunakan air dengan variasi temperatur air yang berbeda-beda Kemudian pengujian
kekerasan menggunakan metode Rockwell, dan pengujian impak untuk dapat mengetahui ketangguhan
spesimen yang akan diuji, selanjutnya akan dilanjutkan pengujian struktur mikro dan sebelum di heat
treatmen maupun pengujian kekerasan. Prosedur pengujian ini dapat dilihat pada diagram alur penelitian
pada gambar.
Mulai
Studi literatur
Persiapan
Pengujian
Data Tidak
Ya
Hasil dan Pembahasan
Kesimpulan
Selesai
AISI 1045 adalah baja karbon yang mempunyai kandungan karbon sekitar 0,43 - 0,50 dan termasuk golongan
baja karbon menengah [Glyn.et.al, 2001]. Baja spesifikasi ini banyak digunakan sebagai komponen automotif
misalnya untuk komponen roda gigi pada kendaraan bermotor. Komposisi kimia dari baja AISI 1045 dapat
dilihat pada Tabel.
Tabel. Komposisi Kimia Baja AISI 1045
[http//www.strindustries.com, 2006]
Kode C% Si Mn % Mo % P % S%
%
AISI 0,4- 0,1- 0,60- 0,025 0,04 0,05
1045 0,45 0,3 0,90 max max
Prosedur penelitian awal yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi beberapa tahapan diantaranya:
Memotong baja AISI 1045 terdiri dari 4 buah sampel.
Melakukan pengujian awal terhadap komposisi kimia, kekerasan dan pengamatan metalografi baja AISI
1045 sebelum dilakukan proses hardening.
Menyiapkan air dan alat uji quenching agitasi.
Proses pemanasan pada baja AISI 1045 dalam muffle furnace. Pada proses ini baja AISI 1045 dipanaskan
hingga temperatur austenisasi (untuk baja AISI 1045 temperatur austenisasinya berkisar 840 0C), kemudian
ditahan dengan waktu penahanan yang disesuaikan ketebalan masing-masing spesimen. Setelah ditahan
sampel tersebut kemudian didinginkan ke dalam media pendinginan yang teragitasi dengan variasi volume
air 10 liter, 15 liter, 20 liter dan 25 liter. Dengan kecepatan agitasi 600 rpm. Gambaran mengenai proses
pemanasan dan pendinginan dapat dilihat pada Gambar berikut ini.
Gambar Skema proses laku panas yang digunakan [Blackwood.et.al, 2008].
Keterangan :