Kelompok 3 Askan Cholelitiasis
Kelompok 3 Askan Cholelitiasis
Kelompok 3 Askan Cholelitiasis
KELOMPOK 3
CHOLELITIASIS
Kolelitiasis adalah penyakit batu empedu yang dapat ditemukan di
dalam kandung empedu atau di dalam saluran empedu, atau pada
kedua-duanya. Sebagian besar batu empedu, terutama batu
kolesterol, terbentuk di dalam kandung empedu (Wibowo, 2010).
a. Identitas Pasien
Meliputi : nama, umur, jenis kelamin, alamat, tempat tinggal,
tempat tanggal lahir, pekerjaan dan pendidikan. Kolelitiasis
biasanya ditemukan pada 20 -50 tahun dan lebih sering terjadi anak
perempuan pada dibanding anak laki – laki (Cahyono, 2015).
b. Keluhan utama
Merupakan keluhan yang paling utama yang dirasakan oleh klien
saat pengkajian. Biasanya keluhan utama yang klien rasakan adalah
nyeri abdomen pada kuadran kanan atas, dan mual muntah
c. Riwayat Penyakit
Mengkaji ada atau tidaknya keluarga klien pernah menderita penyakit kolelitiasis. Penyakit
kolelitiasis tidak menurun, karena penyakit ini menyerang sekelompok manusia yang
memiliki pola makan dan gaya hidup yang tidak sehat. Tapi orang dengan riwayat keluarga
kolelitiasis mempunyai resiko lebih besar dibanding dengan tanpa riwayat keluarga.
d. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum :
a) Penampilan Umum
Mengkaji tentang berat badan dan tinggi badan klien.
b) Kesadaran
Kesadaran mencakup tentang kualitas dan kuantitas keadaan klien.
c) Tanda-tanda Vital
Mengkaji mengenai tekanan darah, suhu, nadi dan respirasi.
2) Sistem endokrin
Mengkaji tentang keadaan abdomen dan kantung empedu. Biasanya Pada
penyakit ini kantung empedu dapat terlihat dan teraba oleh tangan karena
terjadi pembengkakan pada kandung empedu
e. Pola aktivtas
1) Nutrisi
Dikaji tentang porsi makan, nafsu makan
2) Aktivitas
Dikaji tentang aktivitas sehari-hari, kesulitan melakukan aktivitas dan anjuran
bedrest
3) Aspek psikologis
Kaji tentang emosi, pengetahuan terhadap penyakit, dan suasana hati.
4) Aspek penunjang
a) Hasil pemeriksaan Laboratorium (bilirubin, amylase serum meningkat)
b) Obat-obatan satu terapi sesuai dengan anjuran dokter.
MASALAH KESEHATAN
Pre Anestesi
1. Nyeri
2. Ansietas
3. Risiko cedera anestesi
Intra Anestesi
1. Risiko Komplikasi Disfungsi Kardiovaskuler (Penuruan Curah Jantung)
2. Risiko Cidera Trauma Pembedahan
3. Risiko Komplikasi Disfungsi Respirasi
Post Anestesi
1. Nyeri Pasca Operasi
2. Risiko Komplikasi Disfungsi Respirasi (Risiko Aspirasi)
3. Risiko Jatuh
4. Risiko Disfungsi Termoregulasi
INTERVENSI
PRE ANESTESI
Masalah Kesehatan : Nyeri Akut
Tujuannya :
Setelah dilakukan tindakan asuhan kepenataan Rencana Tindakan
anestesi selama 15 ment masalah anestesi nyeri
akut berkurang 1. Obrservasi tanda-tanda vital
Tujuannya :
Setelah dilakukan tindakan asuhan kepenataan
anestesi selama 15 menit masalah kesehatan
kecemasan berkurang
Kriteria hasil :
Rencana Tindakan
tindakan anestesi yang akan dilakukan 2. Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi
2) Pasien tenang, tidak gelisah 3. KIE pasien terkait jenis tindakan dan anestesi
Rencana Tindakan
1. Lakukan persiapan sebelum pembedahan dan kaji ulang
Tujuan
kelengkapan informed consent
Setelah dilakukan tindakan asuhan kepenataan 2. Kaji status nutrisi pasien (menimbang BB)
anestesi diharapkan tidak terjadi cedera 3. Anjurkan pasien untuk berpuasa
anestesi 4. Anjurkan pasien untuk mengosongkan kadung kemih
Kriteria Hasil sebelum operasi
1. Pasien siap untuk dilakukan tindakan 5. Lakukan balance cairan
anestesi 6. Lepaskan aksesoris
7. Lakukan latihan pra anestesi
2. Pemilihan teknik anestesi yang tepat 8. Pantau penyulit yang akan terjadi
sesuai kondisi pasien 9. Tetapkan kriteria mallampati
10. Tentukan status fisik menurut ASA
11. Kolaborasi dalam pemberian obat pramedikasi
12. Kolaborasi penetapan teknik anestesi
INTRA ANESTESI
MASALAH KESEHATAN : Resiko Komplikasi Disfungsi Kardiovaskuler
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan asuhan kepenataan
anestesi masalah kesehatan resiko Komplikasi Rencana Tindakan
Disfungsi Kardiovaskuler (Penurunan Curah
1. Observasi TTV
Jantung) tidak terjadi.
2. Monitoring in take out put cairan dan
Kriteria Hasil
elektrolit
1. TTV dalam batas normal (TD:100-
130/60-90 mmhg, nadi : 56-100x/mnt 3. Monitoring kedalaman anestesi
RR, 14-20x/mnt SpO2: > 95% suhu: 36,0-
4. Kolaborasi dengan dokter anestesi dalam
37,4 °C)
tindakan perioperatif maintenance cairan
2. Tidak ada edema paru
intravena dan vasopresor
3. Tidak terjadi cyanosis
4. Produksi Urine 0,5-1 cc/kgBB/jam warna
kuning jernih
INTRA ANESTESI
MASALAH KESEHATAN : Risiko Komplikasi Disfungsi Respirasi
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan asuhan
kepenataan anestesi masalah kesehatan Rencana Tindakan
nyeri pasca operasi berkurang 1. Observasi TTV
Kriteria Hasil 2. Lakukan pengkajian PQRST
1. Tanda – tanda vital dalam batas normal 3. Anjurkan pasien mengatur nafas
TD: 110 – 120 / 70 – 80 mmhg Nadi : 60 4. Ajarkan teknik distraksi relaksasi
– 100 x/menit Suhu : 36-37°C RR : 16 – 5. Kolaborasi pemberian analgetik
20 x/menit
2. Skala nyeri 1-3
3. Pasien tampak tenang
PASCA ANESTESI
MASALAH KESEHATAN : Risiko Komplikasi Disfungsi Respirasi (Risiko Aspirasi)
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan asuhan
Rencana Tindakan
kepenataan anestesi resiko komplikasi
disfungsi respirasi tidak terjadi 1. Monitoring vital sign
Kriteria Hasil 2. Monitorinf saturasi oksigen pasien
1. Pernafasan spontan adekuat
3. Atur posisi pasien
2. RR normal : 16-20 x/menit
3. SaO2 normal : 95–100 % 4. Berikan Oksigen dengan masker 6 liter per
4. Kepatenan jalan nafas tetap terjaga menit
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan asuhan
kepenataan anestesi masalah kesehatan Rencana Tindakan
resiko jatuh tidak terjadi. 1. Monitoring TTV
Kriteria Hasil 2. Lakukan penilaian aldrete score
1. Tanda – tanda vital dalam batas 3. Berikan pengaman pada tempat tidur
normal TD: 110 – 120 / 70 – 80 pasien
mmhg Nadi : 60 – 100 x/menit Suhu 4. Berikan gelang resiko jatuh
: 36-37°C RR : 16 – 20 x/menit
2. Aldrete score 10
PASCA ANESTESI
MASALAH KESEHATAN : Risiko Komplikasi Disfungsi Termoregulasi
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan asuhan
Rencana Tindakan
kepenataan anestesi masalah kesehatan
resiko komplikasi disfungsi termoregulasi.
1. Observasi TTV
Kriteria Hasil
2. Monitoring cairan masuk dan cairan keluar
Tanda – tanda vital dalam batas normal 3. Monitoring suhu tubuh pasien dan ruangan
TD: 110 – 120 / 70 – 80 mmhg Nadi : 60 – 4. Kolaborasi dengan dokter anestesi dalam
100 x/menit Suhu : 36-37°C RR : 16 – 20 tindakan perioperatif maintenance cairan
intravena dan obat anti shivering
x/menit
5. Memasang selimut hangat
Pasien nampak tidak menggigil
IMPLEMENTASI