Manajemen Farmasi KLPK 3

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 16

Manajemen Farmasi

Rumah Sakit
Kelompok 3 :
• Muh. Adnan Saputra (PO.713251181021)
• Muh. Sukri (PO.713251191017)
• Mawaddah Warahmah (PO.713251191018)
• Meylinda Zalzabila A (PO.713251191019)
• Muh. Khaidir (PO.713251191020)
• Mulpi Alpia Annisa Putri (PO.713251191021)
• Musdalipha Kartika (PO.713251191022)
• Nahdatul Aulia Arifin (PO.713251191023)
RUMAH SAKIT

Pengertian

Praktek pelayanan kefarmasian merupakan kegiatan yang terpadu dengan


tujuan untuk mengidentifikasi, mencegah dan menyelesaikan masalah obat dan
masalah yang berhubungan dengan kesehatan.
Pelayanan Kefarmasian di rumah sakit harus menjamin ketersediaan Sediaan
Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang aman, bermutu,
bermanfaat, dan terjangkau. Untuk menjamin mutu Pelayanan Kefarmasian di
Rumah Sakit, harus dilakukan Pengendalian Mutu Pelayananan Kefarmasian yang
meliputi monitoring dan evaluasi (monev).
Standar Pelayanan Kefarmasian di rumah sakit
bertujuan untuk:

Meningkatkan Mutu Pelayanan


1 Kefarmasian.

Menjamin kepastian hukum bagi


2 tenaga kefarmasian dan

Melindungi pasien dan masyarakat


dari penggunaan obat yang tidak
3 rasional dalam rangka keselamatan
pasien (patient safety).
Ruang Lingkung Pelayanan Kefarmasian

Administrasi dan Kebijakan dan


Pengelolaan Prosedur

Pimpinan dan
Pengembangan Staff dan
Staf
Program Pendidikan

Fasilitas dan Evaluasi dan


Peralatan Pengendalian Mutu
RUMAH SAKIT (IFRS)

Dalam pelayanan kefarmasian rumah sakit terdapat satu unit yang bernama
Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) yang merupakan tempat penyelenggaraan
semua kegiatan pekerjaan kefarmasian yang ditujukan untuk keperluan rumah sakit
dan pasien.

Dalam pelayanan pelayanan kefarmasian rumah sakit terdapat satu unit yang
bernama Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) yang merupakan tempat
penyelenggaraan semua kegiatan pekerjaan kefarmasian yang ditujukan untuk
keperluan rumah sakit dan pasien.
Tugas, Tanggungjawab Dan Fungsi Instalasi Farmasi Rumah Sakit

A. Tugas IFRS

IFRS berperan sangat sentral terhadap pelayanan di rumah sakit terutama pengelolaan
dan pengendalian sediaan farmasi dan pengelolaan perbekalan kesehatan.

B. Tanggung Jawab IFRS

IFRS bertanggungjawab dalam mengembangkan pelayanan farmasi yang luas


dan terkoordinasi dengan baik dan tepat untuk memenuhi kebutuhan unit pelayanan
yang bersifat diagnosis dan terapi untuk kepentingan pasien yang lebih baik.

C. Fungsi IFRS

IFRS berfungsi sebagai unit pelayanan dan unit produksi.


Struktruk Organisasi Instalasi Farmasi Rumah Sakit
Ruang Lingkup
Ruang lingkup IFRS yaitu memberikan pelayanan farmasi berupa pelayanan nonklinik dan klinik.
Pelayanan nonklinik itu sifatnya administrasi atau manajerial. Sedangkan Pelayanan klinik mencakup fungsi
IFRS yang dilakukan dalam program rumah sakit.

Ruang lingkup IFRS meliputi :


1. Pengelolaan Sediaan Farmasi dan Perbekalan Kesehatan
Tujuan:
a. Mengelola perbekalan farmasi yang efektif dan efisien.
b. Menerapkan farmakoekonomi dalam pelayanan.
c. Meningkatkan kompetensi/kemampuan tenaga farmasi.
d. Mewujudkan sistem informasi manajemen berdaya guna dan tepat guna.
e. Melaksanakan pengendalian mutu pelayanan.

2. Farmasi Klinis
Pelayanan farmasi klinik meliputi :
a. Pengkajian pelayanan dan resep f. Pemantauan terapi obat (PTO)
b. Penelusuran riwayat penggunaan obat g. Monitoring efek samping obat (MESO)
c. Pelayanan informasi obat (PIO) h. Evaluasi penggunaan obat (EPO)
d. Konseling i. Dispensing sediaan khusus
e. Visite
PERENCANAAN OBAT

A. Pemilihan Obat
Pemilihan adalah kegiatan untuk menetapkan jenis sediaan farmasi, alat
kesehatan, dan bahan medis habis pakai sesuai dengan kebutuhan. Pemilihan
Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan bahan medis habis pakai ini berdasarkan:
1. Formularium dan standar pengobatan/pedoman diagnosa dan terapi.
2. Standar sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai yang
telah ditetapkan.
3. Pola penyakit.
4. Efektivitas dan keamanan.
5. Pengobatan berbasis bukti.
6. Mutu.
7. Harga.
8. Ketersediaan di pasaran.
PERENCANAAN OBAT

B. Perencanaan Obat
Perencanaan dilakukan untuk menghindari kekosongan obat dengan
menggunakan metode yang dapat dipertanggungjawabkan dan dasar perencanaan
yang telah ditentukan antara lain konsumsi, epidemiologi, kombinasi metode
konsumsi dan epidemiologi dan disesuaikan dengan anggaran yang tersedia.
Pedoman perencanaan harus mempertimbangkan:
1. Anggaran yang tersedia.
2. Penetapan prioritas.
3. Sisa persediaan.
4. Data pemakaian periode yang lalu.
5. Waktu tunggu pemesanan.
6. Rencana pengembangan.
Lanjutan.....

Tahap perencanaan kebutuhan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan


meliputi :
a. Tahap Persiapan
b. Tahap Perencanaan
1) Tahap pemilihan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan
2) Tahap perhitungan kebutuhan perbekalan farmasi
- Metode konsumsi
- Metode ABC ( Analisis ABC (Always, Better, Control)/Pareto
Analysis)
- Metode VEN (Vital, Essensial, Non Essensial)
- Metode morbiditas (epidemiologi)
PENERIMAAN OBAT
A. Pengadaan Obat
Pengadaan merupakan kegiatan yang dimaksudkan untuk merealisasikan perencanaan kebutuhan. Hal
yang perlu diperhatikan dalam pengadaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai antara
lain:
1. Bahan baku Obat harus disertai Sertifikat Analisa.
2. Bahan berbahaya harus menyertakan Material Safety Data Sheet (MSDS).
3. Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai harus mempunyai Nomor Izin Edar dan.
4. Expired date minimal 2 (dua) tahun kecuali untuk Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis
Pakai tertentu (vaksin, reagensia, dan lain-lain).
Rumah Sakit harus memiliki mekanisme yang mencegah kekosongan stok obat yang secara normal tersedia di
Rumah Sakit dan mendapatkan Obat saat Instalasi Farmasi tutup.Pengadaan dapat dilakukan melalui:
5. Pembelian
6. Produksi Sediaan Farmasi
7. Sumbangan/Dropping/Hibah
B. Metode Pelaksanaan Pengadaan Obat
metode pengadaan perbekalan farmasi di setiap tingkatan pada sistem kesehatan dibagi menjadi 5
kategori metode pengadaan barang dan jasa, yaitu:
8. Pembelian
9. Swakelola
10. Produksi
11. Obat untuk penelitian
Lanjutan....

C. Penerimaan Obat
Penerimaan obat sebaiknya dilakukan dengan teliti hal ini disebabkan karena
pengantaran obat dapat mengakibatkan kerusakan pada sediaan farmasi dan perbekalan
kesehatan. Standar Operasional Prosedur penerimaan obat adalah:
1. Periksa keabsahan faktur meliputi nama dan alamat Pedagang Besar Farmasi (PBF) serta
tanda tangan penanggung jawab dan stempel PBF.
2. Mencocokkan faktur dengan obat yang datang meliputi jenis dan jumlah serta nomor batch
sediaan.
3. Memeriksa kondisi fisik obat meliputi kondisi wadah dan sediaan serta tanggal kadaluwarsa.
Bila rusak maka obat dikembalikan dan minta diganti.
4. Setelah selesai diperiksa, faktur ditandatangani dan diberi tanggal serta distempel. Faktur
yang asli diserahkan kepada sales sedang salinan faktur disimpan oleh apotek sebagai arsip.
PENDISTRIBUSIAN OBAT

A. Penyimpanan Obat
Metode penyimpanan dapat dilakukan berdasarkan kelas terapi, bentuk sediaan, dan jenis sediaan farmasi
dan perbekalan kesehatan dan disusun secara alfabetis dengan menerapkan prinsip First Expired First Out (FEFO), First In
First Out (FIFO) atau Last In First Out (LIFO) disertai sistem informasi manajemen. Penyimpanan sediaan Farmasi dan
perbekalan kesehatan, yang penampilan dan penamaan yang mirip (LASA, Look Alike Sound Alike/NORUM (Nama Obat
Rupa Ucapan Mirip) tidak ditempatkan berdekatan dan harus diberi penandaan khusus untuk mencegah terjadinya kesalahan
pengambilan Obat.
B. Ruang Penyimpanan Obat
Beberapa indikator penyimpanan obat dan perbekalan farmasi dapat digunakan untuk mengevaluasi
efektivitas dan efisiensi sistem penyimpanan. Indikator penyimpanan tersebut antara lain:
1. Persentase kesesuaian data stok antara barang (fisik) dengan kartu stok atau data komputer.
2. Turn Over Ratio (TOR).
3. Sistem penataan gudang.
4. Persentase nilai obat yang kadaluwarsa atau rusak.
5. Persentase stok mati (dead stock).
Penyimpanan perbekalan farmasi di gudang atau bagian logistik farmasi dapat menggunakan beberapa
sistem penyimpanan. Macam-macam sistem penyimpanan tersebut adalah :
1. Fixed Location
2. Fluid Location
3. Semi Fluid Location
Lanjutan....

C. Pendistribusian Obat
Sistem distribusi di unit pelayanan dapat dilakukan dengan cara:
1. Sistem Persediaan Lengkap di Ruangan (floor stock)
2. Sistem Resep Perorangan (Individual Prescription)
3. Sistem Unit Dosis
4. Sistem Kombinasi
5. Sistem Pelayanan Terbagi (Desentralisasi)
Thanks!

CREDITS: This presentation template was created by
Slidesgo, including icons by Flaticon, and
infographics & images by Freepik.

Anda mungkin juga menyukai