Akidah Perilaku Tercela

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 16

NAMA

KELOMPOK :
1.AHMAD DIMYATI
2.FIFI AIDILIA R
3.NURFAIZAH
4.SILFINA
5.SITI FAHTIA RACHMA
MAN 22 JAKARTA
RAGAM SIKAP TERCELA
A. Fitnah
1. Pengertian Fitnah
Dalam KBBI, fitnah berarti perkataan bohong atau tanpa
berdasarkan kebenaran yang disebarkan dengan maksud
menjelekkan orang, seperti menodai nama baik atau
merugikan kehormatan orang lain.
Kata fitnah berasal dari bahasa Arab, asal katanya adalah
fatana dalam bentuk fi‘il, yang artinya adalah cobaan dan
ujian.
Adapun pendapat dari beberapa ulama :
• Ibn Manẓūr menjelaskan bahwa fitnah adalah al-ibtilā’
(bala), al-imtiḥān (ujian), dan al-ikhtibār (cobaan).
• Ibrāhīm al-Abyārī menjelaskan bahwa fitnah berarti menguji
dengan api, cobaan, kegelisahan dan kekacauan pikiran,
azab, dan kesesatan.
• Mahmud Muhammad al Khazandar, fitnah adalah sesuatu
yang menimpa, individu atau golongan berupa kebinasaan
atau kemunduran tingkatan iman atau kekacauan dalam
barisan Islam.
Kata fitnah dengan berbagai macam derivasinya,
ditemukan sebanyak 60 kali dalam al-Qur`an dan menyebar di
32 Surah. Salah satu ayat yang menjelaskan tentang fitnah
adalah pada Surah al-Baqarah. Allah Swt. berfirman:

‫َو ْال ِف ْتنَةُ اَ َش ُّد ِم َن ْالقَ ْت ِل‬


Artinya :
“Dan fitnah itu lebih besar bahayanya dari pembunuhan”. (QS.
al-Baqarah [2]: 191)
Dalam al-Quran, kata fitnah dapat dipahami dengan tiga kata
lain yaitu alibtilā`u, al-imtiḥānu dan al-‘aẓāb. Penjelasanya
adalah sebagai berikut : a. Al-Ibtilā` (Cobaan).
Secara bahasa, al-ibtilā`berarti bencana. Menurut ad-
Dhamgāni (ujian) berorientasi pada dua makna, yaitu bencana
dalam konsep nikmat dan bencana dalam konsep cobaan.
b. Al-Imtiḥān (Ujian)
Secara bahasa, al-imtiḥān berarti ujian. Ibnu ‘Abbās
menjelaskan bahwa ujian dimaksud untuk mensucikan
hati dengan ketakwaan agar terhindar dari maksiat. Ibnu
Jarīr menjelaskan bahwa ujian akan menyucikan dan
mebersihkan hatinya dan ia akan bertakwa.
c. Al-‘Aẓāb
Secara bahasa, al-‘aẓāb berarti siksa. Siksa adalah
penderitaan atau kesengsaraan sebagai hukuman atas
perilaku yang telah diperbuat. Allah Swt. berfirman:
ِ ‫• ُذ ْوقُ ْوا ِف ْتنَتَ ُك ۗ ْم ٰه َذا الَّ ِذيْ ُك ْنتُ ْم بِ ٖه تَ ْستَع‬
‫ْجلُ ْو َن‬
Artinya : ““Rasakanlah siksaanmu itu. Inilah siksa yang
dulu kamu minta untuk disegerakan." (QS. aẓ-Ẓariyāt
[51]: 14)
2. Fitnah Dalam Islam
Fitnah dalam Islam memiliki dampak negatif yaitu :
a. Merusak hubungan dengan orang lain
b. Merusak karakter dan nama baik individu lain
c. Menimbulkan ketidakamanan dan saling bermusuhan
Dengan adanya berbagai fitnah yang menimpa umat dan negeri ini,
sebagai umat Islam hendaknya mempunyai cara tertentu untuk
menyikapinya, yaitu :
d. Sabar menghadapi fitnah yang ditimpakan dan berdoa agar selamat dari
buruknya dampak fitnah.
e. Memohon ampunan dan bertaubat kepada Allah. Karena sebagai korban
fitnah, kita perlu introspeksi diri.
f. Menjaga persatuan dan kesatuan umat.
B. Hoaks
1. Pengertian Hoaks
Hoaks adalah berita bohong. Menyebarkan hoaks merupakan sikap tercela
yang sering terjadi di zaman modern ini. Seringkali hoaks dibuat untuk
menggiring pikiran manusia pada pandangan tertentu.
Orang yang menyebarkan hoaks ialah orang yang lemah imannya karena ia
tetap menyebarkan hoaks meskipun mengetahui bahwa hoaks akan
menimbulkan kekacauan atau karena ia tetap menyebarkan berita tanpa
diklarifikasi kebenarannya dahulu.
Penyebarnya akan dijuluki sebagai pendusta, sasarannya akan buruk
namanya, dan orang yang percaya dengan hoaks akan memiliki prasangka buruk
pada sasaran hoaks. Oleh karena itu sebagai manusia yang dengan dibekali akal,
sangat penting untuk kita berhati-hati dalam berbicara, tulus beribadah kepada
Allah, dan tidak mudah percaya dan menyebarkan berita yang belum terbukti
kebenarannya.
Allah Swt. berfirman:
• ‫لَ ِٕٕٮِ• ۡن لَّمۡ يَ ۡنتَ ِه ۡال ُم ٰنفِقُ ۡو َن َو الَّ ِذ ۡي َن فِى قُلُ ۡوبِ ِهمۡ َّم َرضٌ َّو ۡال ُم ۡر ِجفُ ۡو َن فِى‬
‫اور ُۡونَ َك فِ ۡيهَ ۤا اِاَّل قَلِ ۡياًل‬ َ َّ‫ۡال َم ِد ۡينَ ِة لَـنُ ۡغ ِريَـن‬
ِ ‫ك بِ ِهمۡ ثُ َّم اَل ي َُج‬
Artinya :
“Sesungguhnya jika tidak berhenti orang-orang
munafik, orang-orang yang berpenyakit dalam
hatinya dan orang-orang yang menyebarkan kabar
bohong di Madinah (dari menyakitimu), niscaya
Kami perintahkan kamu (untuk memerangi)
mereka, kemudian mereka tidak menjadi
tetanggamu (di Madinah) melainkan dalam waktu
yang sebentar, (QS. al-Aḥzāb [33]:60)”
2. Hoaks Dalam Islam
Berikut ini merupakan bahaya hoaks yaitu :
a. Menyebabkan kepanikan masyarakat
b. Meretaknya hubungan masyarakat
c. Membuang waktu dan harta dengan sia-sia
d. Dibenci oleh Allah Swt.
Dalam banyaknya bahaya hoaks ini, kita
memerlukan cara untuk menghidari perilaku
menyebarkan hoaks. Beberapa caranya di antaranya :
e. Meningkatkan ketaatan kepada Allah
f. Menyaring Informasi
g. Menyibukkan dengan hal positif
C. Adu Domba
1. Pengertian Adu Domba
Adu domba juga disebut dengan namīmah. Dalam KBBI,
adu domba adalah menjadikan berselisih di antara pihak yang
sepaham. Menurut al-Baghawi, adu domba adalah mengutip
suatu perkataan dengan tujuan untuk mengadu antara seseorang
dengan si pembicara.
Menurut Imam al-Ghazali, adu domba adalah
mengungkapkan sesuatu yang tidak suka untuk diungkap baik
oleh orang yang mengungkapkan, orang yang diungkap, atau
pun orang yang mendengar ungkapan tersebut, baik yang berupa
perkataan maupun perbuatan, baik berupa aib atau pun pujian.
2. Adu Domba dalam Islam
Adu domba akan memberikan beberapa dampak negatif
lainnya, yaitu :
a. Mendapatkan siksa dan dosa
b. Merupakan hamba yang buruk
c. Menimbulkan sikap saling membenci
D. Mencari-cari Kesalahan Orang Lain
1. Pengertian Mencari-cari Kesalahan Orang Lain
Mencari-cari kesalahan orang lain dalam bahasa Arab disebut dengan
tajassus. Kata Lisan al-‘Arab, tajassus berarti mencari berita dan
menyelidikinya. Secara istilah, kata tajassus berarti mencari-cari kesalahan
orang lain dengan cara menyelidiki dan mematainya.
Perbuatan tajassus merupakan perbuatan yang dilarang oleh agama Islam.
Perbuatan ini sama dengan memakan daging saudaranya sendiri yang sudah
mati. Allah Swt. berfirman:
• َ‫ضا‌ ؕ ا‬ ُ ‫ض•الظَّ ِّ•ن اِ ۡ ۖث ٌم‌ َّواَل تَ َج َّس•س ُۡوا َواَل يَ ۡغتَ ْب• ب َّۡع‬
ً ‫ض ُكمۡ بَ ۡع‬ ۡ ‫ٰۤيـاَيُّهَا الَّ ِذ ۡي َن ٰ•ا َمنُوا‬
َ ‫اجتَنِب ُۡو•ا َكثِ ۡيرًا ِّم َن• الظَّ ِّ•ن اِ َّ•ن بَ ۡع‬
‫هّٰللا‬ ‫هّٰللا‬
ِ ‫ي ُِحبُّ اَ َح ُد ُكمۡ اَ ۡن ي َّۡا ُك َل لَ ۡح َم اَ ِخ ۡي ِه َم ۡيتًا فَ َك ِر ۡهتُ ُم ۡوه‌ُ ؕ َواتَّقُوا ‌َ ؕ اِ َّن َ تَ َّوابٌ ر‬
‫َّح ۡي ٌم‬
Artinya :
“Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka,
sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa dan janganlah kamu mencari-cari
kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing
sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging
saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada
Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang.” (QS. Al
Hujurat ayat 12)
2. Mencari-cari Kesalahan Orang Lain Dalam Islam
Perbuatan mencari-cari kesalahan orang lain menimbulkan
berbagai dampak negatif untuk pelaku dan korbannya, yaitu :
a. Dilaknat oleh Allah Swt.
b. Hubungan harmonis akan menjadi hancur
c. Telinganya kan dituangkan cairan tembaga di hari Kiamat kelak
Untuk menghindari perbuatan mencari-cari kesalahan orang
lain, kita dapat melakukan beberapa upaya berikut ini :
a. Belajar berprasangka baik
b. Lebih mementingkan introspeksi diri daripada mengurusi
urusan orang
lain
c. Boleh curiga dengan adanya bukti, tapi tidak patu berlebihan.
E. Gosip (Ghibah)
1. Pengertian Gosip (Ghibah)
Menurut bahasa, gosip (ghibah) berarti membicarakan
keburukan orang lain. Ghibah berasal dari bahasa Arab dengan
akar kata ghaaba berarti sesuatu yang tersembunyi dari mata.
Secara istilah, ghibah adalah sesuatu pembicaraan dengan
ketiadaan orang yang dibicarakan dan obyek pembicaraan
tentang kekurangan atau aib seseorang dan orang tersebut tidak
rela dengan pembicaraan itu.
2. Gosip dalam Islam
Perilaku gosip akan memberikan beberapa dampak negatif
lainnya, yaitu :
a. Mendapat dosa yang lebih berat dari zina
b. Merendahkan derajat manusia
Batas dikatakan gosip atau ghibah adalah membicarakan sesuatu yang
terdapat pada orang lain yang tidak akan menyukai pembicaraan
tentangnya. Pembicaraan itu misalnya :
a. Pembicaraan yang berkenaan dengan kekurangan tubuhnya, misalnya
menyebutkan bahwa orang itu penglihatannya rabun, kepalanya
juling, kepalanya botak atau sifat-sifat lain yang sekiranya tidak
disukai untuk dibicarakan.
b. Pembicaraan yang berkenaan dengan keturunan, misalnya
menyebutkan ayahnya bahwa seorang yang fasik, seorang yang
struktur sosialnya rendah atau sebutansebutan lainnya yang tidak
disukai jika dibicarakan.
c. Pembicaraan yang berkenaan dengan akhlak, misalnya menyebutkan
orang itu kikir, congkak, sombong, atau sifat lain yang tidak disukai
jika dibicarakan.
d. Pembicaraan yang berkenaan dengan masalah agama, misalnya
menyebutkan bahwa orang itu pencuri, pendusta, peminum alkohol
atau sebutan-sebutan lain yang tidak suka dibicarakan.
e. Pembicaraan yang berkenaan dengan urusan dunia, misalnya
menyebutkan bahwa orang itu berbudi pekerti rendah, menganggap
remeh orang lain, tidak pernah menganggap hak orang lain pada

Anda mungkin juga menyukai