Atresia Ani
Atresia Ani
Atresia Ani
PADA ANAK
RANI KAWATI DAMANIK, S.Kep,Ners,M.Kep
LEARNING OBJECTIVE
a. Asidosis hiperkloremia.
b. Infeksi saluran kemih yang bisa berkepanjangan.
c. Kerusakan uretra (akibat prosedur bedah).
d. Komplikasi jangka panjang yaitu eversi mukosa anal,
stenosis (akibat konstriksi
jaringan perut dianastomosis).
e. Masalah atau kelambatan yang berhubungan dengan
toilet training.
f. Inkontinensia (akibat stenosis awal atau impaksi).
g. Prolaps mukosa anorektal.
h. Fistula (karena ketegangan abdomen, diare,
pembedahan dan infeksi). (Ngastiyah, 2005).
KLASIFIKASI
a. Pembuatan kolostomi
Kolostomi adalah sebuah lubang buatan yang dibuat oleh
dokter ahli bedah pada dinding abdomen untuk
mengeluarkan feses. Pembuatan lubang biasanya
sementara atau permanen dari usus besar atau colon
iliaka. Untuk anomali tinggi, dilakukan kolostom beberapa
hari setelah lahir.
b. PSARP (Posterio Sagital Ano Rectal Plasty)
Bedah definitifnya, yaitu anoplasty dan umumnya ditunda
9 sampai 12 bulan. Penundaan ini dimaksudkan untuk
memberi waktu pelvis untuk membesar dan pada otot-otot
untuk berkembang. Tindakan ini juga memungkinkan bayi
untuk menambah berat badannya dan bertambah baik
status nutrisinya.
Penatalaksanaan
c. Tutup kolostomi
Tindakan yang terakhir dari atresia ani. Biasanya
beberapa hari setelah operasi, anak akan mulai BAB
melalui anus. Pertama, BAB akan sering tetapi
seminggu setelah operasi BAB berkurang frekuensinya
dan agak padat.
Pemeriksaan
Penunjang
1. Pemeriksaan radiologis
Dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya obstruksi
intestinal.
2. Sinar X terhadap abdomen
• Dilakukan untuk menentukan kejelasan keseluruhan
bowel dan untuk mengetahui jarak pemanjangan
kantung rektum dari sfingternya.
3. Ultrasound terhadap abdomen
• Digunakan untuk melihat fungsi organ internal
terutama dalam sistem pencernaan dan mencari
adanya faktor reversible seperti obstruksi oleh karena
massa tumor.
4. CT Scan
Digunakan untuk menentukan lesi.
5. Pyelografi intra vena
Digunakan untuk menilai pelviokalises dan ureter.
6. Pemeriksaan fisik rektum
Kepatenan rektal dapat dilakukan colok dubur dengan
menggunakan selang atau jari.
7. Rontgenogram abdomen dan pelvis
Juga bisa digunakan untuk mengkonfirmasi adanya
fistula yang berhubungan dengan traktus urinarius.
DATA FOKUS
PENGKAJIAN
Pola Eliminasi
Dengan pengeluaran melalui saluran kencing, usus, kulit
dan paru maka tubuh dibersihkan dari bahan-bahan yang
melebihi kebutuhan dan dari produk buangan. Oleh karena
itu pada pasien atresia ani tidak terdapatnya lubang pada
anus, sehingga pasien akan mengalami kesulitan dalam
defekasi.
Data Subjektif Data Objektif