Cerita Pendek
Cerita Pendek
Cerita Pendek
Kelompok 1
Shafarina Nidaul Aulia
Annisa Putri
Hafiz Herla
M. Kevin
Judul Cerita Pendek
I Nyoman Wirata
1 Tema : Tidak ada kata menyerah.
2 Alur : Maju.
6 Amanat : Jika merasa ada ketidakadilan dalam suatu negara, maka tuntutlah
keadilan secara baik-baik, Jangan menyimpan dendam.
7 Rangkuman : Bunga Lili di Tenda Pengungsian
Rencana untuk membakar seluruh gedung dan tenda-tenda pengungsi itu kudengar
semalam dari mulut Adonis Perseus, suamiku. Tentu saja aku heran. Aku yakin dia tidak sedang
mabuk. Karena itu, aneh jika penulis cerita yang biasanya lembut hati itu, ingin melakukan
tindakan yang mencederai kemanusiaan.
Pagi itu, selain seperti bertemu dengan satu dari mungkin 1.000 jiwa buruk suamiku, aku
terganggu oleh bau yang menguar dari tubuh Adonis. Aku mencium bangkai 100 tikus. Aku
mencium bau mayat busuk. Aku merasa ada setan-setan tengik pada masa Zeus menyusup ke
tubuh suamiku. Rasanya aku ingin berbalik arah. Tak mengikuti ke mana pun Adonis pergi. Tak
melihat apa pun yang akan dilakukan oleh pria yang saat mabuk selalu menganggap diri sebagai
Herkules, pahlawan Yunani itu. Tidak! Tidak boleh aku membiarkan penulis kisah-kisah imigran-
Yunani di Jerman ini jadi penjahat. Aku harus mengurungkan niat Adonis membakar tenda para
pengungsi.
”Kini jumlah pengungsi yang masuk ke Jerman mendekati 1.000.000, Amara. Berapa lagi
yang akan dibiarkan menjadi musuh bangsa ini pada masa depan? Angela Merkel telah
melakukan
kesalahan besar.”
Aku tidak bisa menjawab pertanyaan Adonis. Yang aku tahu, pemerintah memang
membutuhkan banyak pekerja berharga murah. Ini memungkinkan Merkel menerima
pengungsi-pengungsi dari Suriah dan Afganistan dengan tangan terbuka.
“Mengapa orang-orang keturunan Yunani di Jerman, seperti kita ini, diperlakukan semata-mata sebagai
Lanjutan pekerja atau sekadar robot. Aku dan kau jelas-jelas lahir di Jerman, menghirup udara, dan makan makanan
rangkuman Jerman tetapi mengapa kita diperlakukan sebagai orang asing, sebagai gelandangan tengik? Hanya karena
sekarang Yunani bangkrut, lantas mereka boleh menganggap kita sebagai budak?”
Bukan hanya tertekan dengan ucapan Adonis.Pada saat sama, Aku tertekan juga oleh bau busuk Adonis
yang kian menyengat.Bau itu bisa berubah dengan cepat dan tampaknya berbanding lurus dengan kemunculan
hasrat jahat Adonis.Apakah Adonis juga merasakan bau itu? Mungkin tidak. Karena ibuku pernah bilang,
”Keluarga kita dikutuk untuk mahir mengendus bau kematian pasangan hidupnya, Amara. Mati hidup
kekasihmu bisa kau ketahui dari bau tubuhnya. Kian busuk bau tubuh kekasihmu, kian dekat dia dengan
kematian. Orang yang akan hidup lama, bau tubuhnya sewangi bunga lili. Sebaliknya mereka yang akan mati,
bau tubuhnya sebusuk ribuan mayat tanpa pengawet dan pewangi.”
Tentu saja aku tidak ingin Adonis cepat mati. Tetapi Adonis tetap memaksaku untuk menjadi saksi hidup
menyaksikan ia membom tenda pengungsian, ia berjalan sambil menyeretku.Karena terus-
menerus diperlakukan sebagai binatang, aku justru memberontak. Aku melepaskan diri dari gandengan
Adonis. Aku berlari secepat mungkin menuju tenda para pengungsi yang tidak dijaga dengan
ketat itu. Adonis berusaha mengejarku, tetapi agaknya dia terhalang oleh kerumunan manusia yang kian lama
kian banyak.
Aku menerobos masuk kedalam tenda.Ada wangi bunga lili di tenda ini. Tetapi, tidak terlalu harum.
Bau-bau lain—anggur busuk, kentut, dan darah beku—juga menebar dari tubuh-tubuh para pengungsi.
Apakah bau campur aduk ini mengisyaratkan sebagian pengungsi akan segera mati?
Aku tidak tahu. Yang jelas, tak lama kemudian, Adonis mulai tampak. Bau gabungan antara pesing air
kencing, tinja lumer di pispot, koreng basah, keringat orang tak mandi 100 hari, dan mayat dikerubung lalat
menguar dengan sengit lagi.Mungkin bom Molotov akan segera dilemparkan ke tenda dan aku tidak tahu
apakah aku berbau wangi bunga lili atau tidak. Saat itu aku hanya bisa berteriak.
Kopi dan Cinta yang Tak Unsur Intrinsik
Pernah Mati
Agus Noor Tema : Pennyesalan seorang pembunuh.
1
2 Alur : Maju.