Analisis Analgetika, Antipiretika
Analisis Analgetika, Antipiretika
Analisis Analgetika, Antipiretika
Antipiretika
Parasetamol
Pemerian : hablur atau serbuk hablur putih,
tidak berbau, rasa pahit.
Kelarutan : larut dalam 70 bagian air, dalam 7
bagian etanol 95 % pekat, dalam bagian aseton
pekat, dalam 40 bagian gliserol pekat, dan
dalam 9 bagian propilenglikol pekat, larut
dalam larutan alkali hidroksida.
Analisa kualitatif
Parasetamol
Identifikasi :
larutkan 100 mg dalam 10 ml air, tambahkan 0,05 ml
larutan besi (III) klorida pekat, maka akan terbentuk
warna biru violet.
Analisa kualitatif
Parasetamol
1. Metode Diazotasi (Nitrimetri)
Diazotasi merupakan analisis kuantitatif yang berdasar pada
reaksi antara amin aromatis primer dengan asam nitrit sebagai
penitrannya yang berlangsung dalam suasana asam dan
membentuk garam diazonium.
Cara Kerja :
Serbuk sampel parasetamol ditimbang seksama sebanyak 250
mg, dimasukkan ke dalam erlenmeyer 250 ml, ditambahkan 30
ml HCl 4 M, lalu direfluks selama 35 menit. Kemudian
didinginkan dan ditambahkan 10 ml aqua dan 10 ml HCl pekat,
dikocok dan didinginkan sampai suhu kurang dari 15°C,
dititrasi dengan natrium nitrit 0,1 M. Titik akhir titrasi
ditetapkan dengan menggunakan pasta kanji iodida yeng telah
dioleskan pada porselen. Titik akhir tercapai apabila terbentuk
warna biru seketika ketika pertama kali digoreskan dan
didiamkan selama 2 menit, dan digoreskan lagi akan
memberikan warna biru.
Analisa kuantitatif Parasetamol
- Pembakuan NaNO2 dengan asam sulfanilat
- Reaksi tidak stabil pada suhu kamar, garam diazoium
akan terdegradasi menjadi senyawa fenol dan gas
Nitrogen
- Penetapan Kadar Parasetamol
NaNO2 + HCl → NaCl + HNO2
Ar- NH2 + HNO2 + HCl → Ar-N2Cl + H2O
KI +HCl → KCl + HI
2 HI + 2 HONO → I2 + 2 NO + H2O
I2 + Kanji → yod (biru)
Analisa kuantitatif
Parasetamol
2. Spektrofotometri Visibel
Spektra UV-Vis dapat digunakan untuk informasi kualitatif
dan sekaligus dapat digunakan untuk analisis kuantitatif.
Data yang diperoleh dari spektroskopi UV dan Vis adalah
panjang gelombang maksimal, intensitas, efek pH, dan
pelarut, yang kesemuanya itu dapat diperbandingkan dengan
data yang sudah dipublikasikan.
Cara Kerja : Digerus dan ditimbang 0,1 gram tablet
parasetamol, ditambahkan alkohol 5 ml dan ditambahkan
aquadest hingga 100 ml. Diaduk dan dipipet, kemudian
dimasukkan dalam kuvet dan diukur absorbansinya dengan
menggunakan spektrofotometer visibel dengan panjang
gelombang maksimum untuk parasetamol 310 nm
Aspirin atau asam asetilsalisilat adalah sejenis obat turunan dari salisilat
yang sering digunakan sebagai senyawa analgesik, antipiretik, dan anti-
inflamasi. Aspirin juga memiliki efek antikoagulan dan dapat digunakan
dalam dosis rendah dalam tempo lama untuk mencegah serangan jantung.
Rumus : C₉H₈O₄
Nama IUPAC : 2-Acetoxybenzoic acid
Waktu paruh : 300–650 mg dose: 3.1–3.2 h; 1 g dose:
5 h; 2 g dose: 9 h
Massa mol. : 180.157 g/mol
Kelarutan dalam air : 3 mg/mL (20 °C)
Rute : Most commonly oral, also rectal.
Lysine acetylsalicylate may be given IV or IM
Ekskresi : Renal
Asetosal
Pemerian : hablur putih, seperti jarum atau serbuk
hablur putih, tidak berbau atau berbau lemah.
Stabil di udara kering.
Kelarutan : sukar larut dalam air, mudah larut
dalam etanol, larut dalam kloroform, dan dalam
eter.
Identifikasi :
1. Reaksi Warna FeCl3
2. Reaksi Warna Mc Nally