Analisis Analgetika, Antipiretika

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 22

Analisis Analgetika,

Antipiretika

Wardiah Ahmad, S.Si, M.AP, Apt.


Analgetik adalah obat-obat yang dapat
mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri.
Analgetik pada umumnya diartikan sebagai suatu
obat yang efektif untuk menghilangkan sakit
kepala, sakit gigi, nyeri otot, nyeri sendi dan
nyeri lain seperti nyeri pasca bedah dan pasca
bersalin.
Obat analgetik digolongkan menjadi 2 golongan
yaitu analgetik non-narkotik (non-opioid
analgesics) dan analgetik narkotik (opioid
analgesics).
Analgetik non narkotik berasal dari golongan
anti inflamasi non steroid (AINS) bekerja
mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri
ringan sampai sedang tanpa menghilangkan
kesadaran.
Disebut AINS selain efek analgetik, juga
berefek antiinflamasi dan antipiretik dan
secara kimiawi bukan steroid.
Contoh analgetik non narkotik parasetamol,
asetosal, metampiron, asam mefenamat,
Piroksikam, Salisilamid, Indometasin,
Fenilbutazon, Ibuprofen, Ketoprofen, dll
Analgetik narkotik merupakan turunan opium yang berasal
dari tumbuhan Papaver Somniferum atau dari senyawa
sintetik. Analgetik ini mengurangi atau menghilangkan
rasa nyeri sedang sampai berat dengan menghilangkan
kesadaran. Contoh semua opiat dan derivatnya.
Minimal ada 4 perbedaan antara Analgetik AINS dan
Analgetik Narkotik, yaitu :
1. Struktur kimianya tidak mirip morfin, bahkan masing-
masing gol AINS juga tidak mirip
2. Tidak efektif untuk nyeri hebat, nyeri viseral dan nyeri
terpotong
3. Bekerja secara sentral (SSP) dan atau perifer
4. Tidak menimbulkan toleransi (adanya penurunan efek
sehingga untuk berefek lagi harus ditambahkan dosis)
atau adiksi (ketergantungan)
Pembahasan kali ini menitikberatkan
pada analisis kualitatif obat analgetik
golongan non-narkotik.
Analisis Kualitatif dan Kuatitatif
Analisis kualitatif biasanya digunakan
untuk identifikasi organoleptik,
sedangkan analisa kuantitatif digunakan
untuk menentukan kadar suatu senyawa.
Sampel : Parasetamol dan Asetosal
 
Parasetamol atau asetaminofen adalah obat analgesik dan
antipiretik yang populer dan digunakan untuk melegakan sakit
kepala, sengal-sengal dan sakit ringan, serta demam.
Digunakan dalam sebagian besar resep obat analgesik selesma
dan flu.
Rumus : C8H9NO2
Nama dagang : Tylenol, Panadol, lain-lain
Waktu paruh : 1–4 jam
Massa mol.: 151.163 g/mol
Ekskresi : Urin (85–90%)
Rute :  By mouth, through the
cheek, rectal, intravenous (IV)
Nama IUPAC : N-(4-hydroxyphenyl)ethanamide, N-(4-
hydroxyphenyl)acetamide

Parasetamol
Pemerian : hablur atau serbuk hablur putih,
tidak berbau, rasa pahit.
Kelarutan : larut dalam 70 bagian air, dalam 7
bagian etanol 95 % pekat, dalam bagian aseton
pekat, dalam 40 bagian gliserol pekat, dan
dalam 9 bagian propilenglikol pekat, larut
dalam larutan alkali hidroksida.

Analisa kualitatif
Parasetamol
Identifikasi :
larutkan 100 mg dalam 10 ml air, tambahkan 0,05 ml
larutan besi (III) klorida pekat, maka akan terbentuk
warna biru violet.

Reaksi warna dengan FeCl3

Ar-OH (Fenol) + Fe3+ (logam besi3)  Fe3+ [Ar-OH]


(kompleks Fenol-Fe3+) biru violet

Analisa kualitatif
Parasetamol
1. Metode Diazotasi (Nitrimetri)
Diazotasi merupakan analisis kuantitatif yang berdasar pada
reaksi antara amin aromatis primer dengan asam nitrit sebagai
penitrannya yang berlangsung dalam suasana asam dan
membentuk garam diazonium.
Cara Kerja :
Serbuk sampel parasetamol ditimbang seksama sebanyak 250
mg, dimasukkan ke dalam erlenmeyer 250 ml, ditambahkan 30
ml HCl 4 M, lalu direfluks selama 35 menit. Kemudian
didinginkan dan ditambahkan 10 ml aqua dan 10 ml HCl pekat,
dikocok dan didinginkan sampai suhu kurang dari 15°C,
dititrasi dengan natrium nitrit 0,1 M. Titik akhir titrasi
ditetapkan dengan  menggunakan pasta kanji iodida yeng telah
dioleskan pada porselen. Titik akhir tercapai apabila terbentuk
warna biru seketika ketika pertama kali digoreskan dan
didiamkan selama 2 menit, dan digoreskan lagi akan
memberikan warna biru.
Analisa kuantitatif Parasetamol
- Pembakuan NaNO2 dengan asam sulfanilat
- Reaksi tidak stabil pada suhu kamar, garam diazoium
akan terdegradasi menjadi senyawa fenol dan gas
Nitrogen
- Penetapan Kadar Parasetamol
NaNO2 + HCl → NaCl + HNO2
Ar- NH2 + HNO2 + HCl → Ar-N2Cl + H2O 
KI +HCl → KCl + HI
2 HI + 2 HONO → I2 + 2 NO + H2O
I2 + Kanji → yod (biru) 

Analisa kuantitatif
Parasetamol
2. Spektrofotometri Visibel
Spektra UV-Vis dapat digunakan untuk informasi kualitatif
dan sekaligus dapat digunakan untuk analisis kuantitatif.
Data yang diperoleh dari spektroskopi UV dan Vis adalah
panjang gelombang maksimal, intensitas, efek pH, dan
pelarut, yang kesemuanya itu dapat diperbandingkan dengan
data yang sudah dipublikasikan.
Cara Kerja : Digerus dan ditimbang 0,1 gram tablet
parasetamol, ditambahkan alkohol 5 ml dan ditambahkan
aquadest hingga 100 ml. Diaduk dan dipipet, kemudian
dimasukkan dalam kuvet dan diukur absorbansinya dengan
menggunakan spektrofotometer visibel dengan panjang
gelombang maksimum untuk parasetamol 310 nm
Aspirin atau asam asetilsalisilat adalah sejenis obat turunan dari salisilat
yang sering digunakan sebagai senyawa analgesik, antipiretik, dan anti-
inflamasi. Aspirin juga memiliki efek antikoagulan dan dapat digunakan
dalam dosis rendah dalam tempo lama untuk mencegah serangan jantung.
Rumus : C₉H₈O₄
Nama IUPAC : 2-Acetoxybenzoic acid
Waktu paruh : 300–650 mg dose: 3.1–3.2 h; 1 g dose:
5 h; 2 g dose: 9 h
Massa mol. : 180.157 g/mol
Kelarutan dalam air : 3 mg/mL (20 °C)
Rute : Most commonly oral, also rectal.
Lysine acetylsalicylate may be given IV or IM
Ekskresi : Renal

Asetosal
Pemerian : hablur putih, seperti jarum atau serbuk
hablur putih, tidak berbau atau berbau lemah.
Stabil di udara kering.
Kelarutan : sukar larut dalam air, mudah larut
dalam etanol, larut dalam kloroform, dan dalam
eter.
Identifikasi :
1. Reaksi Warna FeCl3
2. Reaksi Warna Mc Nally

Uji Kualitatif Asetosal


1. Reaksi Warna FeCl3
Sampel dipanaskan dengan air selama beberapa
menit, dinginkan dan tambahkan 1 sampai 2 tetes
besi (III) klorida maka akan terjadi merah keunguan.
2. Reaksi Warna Mc Nally
Sejumlah asetosal dilarutkan dalam aseton lalu
ditambahkan 1-2 mL air. Kemudian ditambahkan
0,5% larutan CuSO4 dalam 10% asam asetat.
Campuran ditambahkan NaNO2, dikocok, dan
dipanaskan. Positif jika larutan berwarna merah.

Uji Kualitatif Asetosal


Sampel dididihkan sebanyak 500 mg dengan 10 mL
larutan NaOH P selama 2 sampai 3 menit, didinginkan,
ditambahkan asam sulfat encer P hingga berlebih,
terbentuk endapan hablur dan bau cuka. Pada endapan
tambahkan larutan FeCl3 P, terbentuk warna violet tua.
Jika pada sampel yang telah terbentuk violet tua tadi
ditambahkan asam nitrat maka warna violet akan
hilang.
Serbuk sampel ditambahkan 2 ml etanol dan 2 ml asam
sulfat pekat, dilakukan pemanasan, maka akan tercium
bau etil asetat. Jika sampel ditambahkan dengan
Zwikker B, maka terbentuk biru muda, dan jika diamati
dengan mikroskop akan terlihat bentuk seperti balok.

Uji Kuantitatif Asetosal


Metode penetapan kadar asetosal :
- Titrasi asam basa
- Spektrofotometri sinar ultraviolet
- Metode otomatisasi metode spektrofotometri
sinar
tampak dengan menggunakan metode flow injection
analysis pada tahap hidrolisisnya
- Metode spektrofluorometri
- Inframerah
- Kromatografi utamanya HPLC dan GC
- Spektrofotometri Serapan Atom
- Metode immunoassay
- Spektrofotometri NMR
Uji Kualitatif Asetosal
1. Metode Asidi-Alkalimetri
Ditimbang seksama sampel tablet yang setara dengan 500 mg
asetosal. Dilarutkan dalam 20 ml alkohol
netral,ditambahkan indikator PP dan titrasi segera
dengan larutan baku NaOH 0,1 N sampai titik akhir.
Ditambahkan sejumlah volume larutan baku NaOH 0,1 N yang
sama banyak dengan yang digunakan pada titrasi. Ditambahkan
lagi secara seksama sebanyak 15 mL larutan baku NaOH 0,1 N.
Lalu dipanaskan larutan selama 15 menit sambil diaduk.
Dinginkan cepat-cepat sampai suhu kamar, ditambahkan
indikator PP dan titrasi kelebihan baku NaOH 0,1 N dengan baku
H2SO4 0,1 N sampai titik akhit titrasi. Lakukan titrasi blanko.
Sejumlah asetosal sama dengan jumlah baku NaOH 0, N yang
kedua dikurangi volume baku H2SO4 0,1 N dikalikan dengan
18,02 mg.

Uji Kuantitatif Asetosal


2. Metode HPLC
Ditimbang sejumlah tertentu setara dengan 200 mg asam
salisilat kemudian dihidrolisis dengan 15 mL NaOH 0,5M
menggunakan pemanasan perlahan sehingga reaksi
sempurna dan pH larutan dibuat hingga 5 – 6 dengan
asam nitrat 0,1M. Larutan ini diencerkan dengan air
hingga 1 L dan jika perlu dilakukan penyaringan dimana
50 mL filtrat yang pertama dibuang. Secara kuantitatif
ambil sejumlah 25 mL dan dimasukkan dalam labu takar
100 mL, tambahkan 5 mL besi(III) nitrat 1%. Larutan
kemudian diencerkan dengan air hingga tanda dan diukur
dengan spectrometer pada 525 nm, kemudian hasil yang
diperoleh diplotkan pada kurva baku sehingga diperoleh
kadar yang sebenarnya dari sampel

Uji Kuantitatif Asetosal


3. Metode Kolorimetri
Metode kolorimetri memiliki sensitivitas tinggi,
cepat dan memiliki batas deteksi (LOD) yang rendah
(Idowu et al., 2002). Kolorimetri menawarkan
keuntungan cepat, sederhana dan selektif, bahkan
metode kolorimetri mudah terjangkau dan tersedia
(Adegoke et al., 2007).
Prinsip metode kolorimetri pada penetapan kadar
asam asetilsalisilat adalah pembentukan kompleks
antara besi nitrat dengan gugus fenolik asam
salisilat pada asam asetil salisilat menjadi kompleks
besi salisilat yang berwarna ungu (Higuchi et al.,
1961).

Uji Kuantitatif Asetosal


Berikut adalah beberapa efek samping aspirin (acetosal) yang
mungkin terjadi :
* Sepertiobat-obat golongan NSAID lainnya, aspirin (acetosal)
menyebabkan gangguan pada saluran pencernaan
misalnya : perdarahan, ulserasi, dan perforasi lambung atau usus
yang bisa berakibat fatal. Gejala yang muncul sering dalam
bentuk mual dan muntah. Jika pemakaian dalam dosis tinggi
atau untuk waktu yang lama, merokok, atau minum alkohol,
meski digunakan bersama makanan tidak akan mengurangi efek
samping ini.
* Obat ini diketahui bisa menyebabkan anemia hemolitik pada
orang yang secara genetik memiliki penyakit defisiensi glukosa-
6-fosfat dehidrogenase, terutama dalam dosis besar dan
tergantung pada beratnya penyakit.
* Penggunaan dosis besar bisa menyebabkan tinnitus (telinga
berdenging). urin berwarna gelap, mata atau kulit berwarna
kuning. Efek ini hanya sementara.
*Efek samping aspirin (acetosal) yang paling serius adalah
sindrom reye. Meskipun kejadiannya jarang, namun
sangat fatal. Sindrom Reye adalah sebuah penyakit yang
jarang namun parah yang ditandai
dengan ensefalopati akut dan hati berlemak. Penyakit
ini dapat terjadi bila anak-anak atau remaja diberikan
aspirin (acetosal) untuk demam atau penyakit lain atau
infeksi.
*Untuk beberapa orang yang sensitif, obat ini dapat
mengakibatkan gejala seperti alergi, termasuk gatal-
gatal, bengkak, dan sakit kepala. Reaksi ini disebabkan
oleh intoleransi salisilat.
*Aspirin dan NSAID lainnya, seperti ibuprofen, dapat
menunda penyembuhan luka kulit.
Hal-hal yang perlu diperhatikan pasien selama menggunakan obat ini adalah sebagai
berikut :
*Aspirin (acetosal) harus digunakan setelah makan atau bersama makanan.
*Karena NSAID dapat menyebabkan retensi cairan dan edema, perhatian harus
diberikan pada pasien dengan gagal jantung atau yang sudah pernah mengalami
retensi cairan.
*Pasien harus cukup terhidrasi (cukup cairan) sebelum menggunakan aspirin (acetosal).
*Aspirin (acetosal) dapat menyebabkan pusing atau mengantuk, yang akan lebih buruk
jika pasien juga mengkonsumsi alkohol. Jangan mengemudi atau menyalakan mesin
selama pemakaian obat ini.
*Penggunaan pada pasien lanjut usia harus lebih hati-hati karena mereka
lebih sensitif terhadap efek obat ini, terutama perdarahan perut dan masalah ginjal.
*Aspirin (acetosal) ditemukan dalam ASI. Jangan menyusui saat menggunakan obat ini.
*Hati-hati jika menggunakan aspirin bersamaan dengan suplemen yang memiliki sifat
menghambat COX-2, seperti ekstrak bawang putih, kurkumin, bilberry, kulit kayu
pinus, ginkgo, minyak ikan, resveratrol, genistein, quercetin, resorsinol, dan lain-lain
karena bisa meningkatkan erosi mukosa lambung.
*Hati-hati menggunakan obat ini pada pasien dengan insufisiensi ginjal kronis, karena
dapat menyebabkan penurunan sementara dalam fungsi ginjal.
*Laporkan kepada dokter atau dokter gigi Anda terutama jika Anda direncanakan
untuk dilakukan prosedur bedah.

Anda mungkin juga menyukai