Nabella Prathiwi Bab 10.akuntansi Salam

Unduh sebagai ppt, pdf, atau txt
Unduh sebagai ppt, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 13

ASSALAMMUALAIKUM

NAMA : Nabella Prathiwi


NPM : 1962201117
MATA KULIAH : Akuntansi Syariah
PRODI : Akuntansi (Reguler 2)
Akuntansi Salam

PENDAHULUAN
1. Akad Salam merupakan salah satu akan Jual beli di mana dalam kondisi tertentu pembeli
membayar terlebih dahulu (Uang Muka) atas barang yang akan dibeli.
2. Sehingga membantu penjual (produsen) untuk penyediaan modal dan pembeli mendapatkan
jaminan mendapatkan barang yang diinginkan. Contoh: Pembelian produk hasil pertanian.
PENGERTIAN DASAR AKUNTANSI SALAM
PENGERTIAN SALAM
Salam berasal dari kata “As salaf” yang artinya pendahuluan karena pemesan barang
menyerahkan uangnya di muka.
Para ahli menamainya al mahawi’ij (barang barang mendesak). Akad Salam adalah sejenis jual beli yang
dilakukan dalam waktu mendesak walaupun barang yang diperjualbelikan tidak ada ditempat. Dilihat dari
sisi pembeli ia sangat membutuhkan barang tersebut di kemudian hari sementara si penjual sangat
membutuhkan uang tersebut.

DEFINISI AKAD SALAM (PSAK 103)


Salam adalah akad jual beli barang pesanan (muslam fiih) dengan pengiriman di kemudian hari oleh penjual
(muslam illaihi) dan pelunasannya dilakukan oleh pembeli (al muslam) pada saat akad disepakati sesuai dengan
syarat-syarat tertentu.
JENIS SALAM

Salam Salam, merupakan transaksi jual beli dimana barang yang


diperjualbelikan belum ada ketika transaksi dilakukan, pembeli
melakukan pembayaran dimuka sedangkan penyerahan
barang baru dilakukan di kemudian hari.

Salam Parallel
a.Jadi Salam paralel, artinya melaksanakan dua transaksi bai’
salam yaitu antara pemesan dan penjual dan antara penjual
dengan pemasok (supplier) atau pihak ketiga lainnya secara
simultan.
SKEMA SALAM

Barang yang diperjualbelikan belum ada ketika transaksi. Tetapi penjual


akan menyerahkannya dikemudian hari setelah pembeli melakukan
pembayaran di muka.

Keterangan:
1.Pembeli dan penjual menyepakati akad salam.
2.Pembeli membayar kepada penjual.
3.Penjual menyerahkan barang.
SKEMA SALAM PARALLEL

Syarat:
a.Salam Parallel terjadi karena penjual tidak memiliki barang sehingga
harus membeli dari suplier.
b.Akad salam pertama (a) terpisah atau tidak tergantung dengan akad
salam pertama.

Keterangan:
1.Pembeli dan penjual menyepakati akad salam.
2.Pembeli membayar kepada penjual.
3.Penjual menyerahkan barang.
DASAR SYARIAH – Al Qur’an
“hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu’amalah tidak secara tunai
untuk waktu yang ditentukan, hendaknya kamu menuliskannya dengan
benar ....” (QS:al-Baqarah:282).
”Hai orang orang yang beriman penuhilah akad akad itu...” (QS. Al-Ma’idah:1)

DASAR SYARIAH – As Sunnah


Tiga hal yang didalamnya terdapat keberkahan: jual beli secara tangguh
muqaradhah (mudharabah), dan mencampur gandum dengan tepung untuk
keperluan rumah, bukan untuk dijual.” (HR. Ibnu Majah)
“Barang siapa melakukan salam, hendaknya ia melakukannya dengan takaran
yang jelas dan timbangan yang jelas pula, untuk jangka waktu yang diketahui.”
(HR.Bukhari Muslim).
RUKUN SALAM
1. PELAKU Pembeli dan penjual

2. OBJEK AKAD barang yang akan diserahkan dan modal salam


yang berbentuk harga

3. IJAB KABUL
KETENTUAN SALAM
1. PELAKU 2. OBYEK AKAD
a. Ada penjual dan pembeli. A. Modal
b. Cakap hukum (Berakal
dan dapat membedakan).
a) Jenis dan Jumlah Modal harus
diketahui.
b) Berbentuk tunai. Para ulama berbeda
3. IJAB KABUL
pendapat soal pembayaran berbentuk
a. Ijab kabul dapat dilakukan aset perdagangan. Beberapa ulama
secara lisan atau tertulis. menganggapnya boleh.
b. Komunikasi bisa dengan c) Modal salam diserahkan ketika akad
cara modern. berlangsung, tidak boleh utang atau
sebagai pelunasan utang. Hal ini untuk
mencegah praktek riba melalui
mekanisme salam.

B. Barang (lihat keterangan berikutnya)


BARANG SALAM (1)

 Barang harus dapat dibedakan/  Apabila barang yang dipesan tidak


diidentifikasi punya spesifikasi dan ada pada waktu yang ditentukan,
karakteristik yang jelas, seperti; akad menjadi fasakh/rusak dan
kualitas, jenis, ukuran dll., sehingga pembeli dapat memilih apakah
tidak ada gharar. menunggu sampai dengan barang
 Barang bisa yang dipesan tersedia atau
dikuantifikasi/ditakar/ditimbang. membatalkan akad sehingga
 Waktu penyerahan barang harus penjual harus mengembalikan dana
jelas, tidak harus tanggal tertentu yang telah diterima
boleh juga dalam kurun waktu  Apabila barang yang dikirim cacat
tertentu. Hal ini diperlukan untuk atau tidak sesuai dengan yang
mencegah gharar (ketidakpastihan) disepakati dalam akad, maka
yaitu harus ada pada waktu yang pembeli boleh melakukan khiar
ditentukan. atau memilih untuk menerima atau
 Barang tidak harus ada ditangan menolak. Kalau pilihannya menolak
penjual tetapi harus ada pada maka si penjual memiliki
waktu yang ditentukan. (utang yang dapat ......)
BARANG SALAM (2)

utang yang dapat diselesaikan  Barang boleh dikirim sebelum jatuh


dengan pengembalian dana atau tempo asalkan disetujui oleh kedua
menyerahkan produk yang sesuai pihak dan dengan syarat kualitas
dengan akad. dan jumlah barang sesuai dengan
 Apabila barang yang dikirim kesepakatan, dan tidak boleh
memiliki kualitas yang lebih baik, menuntut penambahan harga.
maka penjual tidak boleh meminta  Penjualan kembali barang yang
tambahan pembayaran dan hal ini dipesan sebelum barang tersebut
dianggap sebagai pelayanan diterima tidak dibolehkan secara
kepuasan pelanggan. syari’ah.
 Apabila barang yang dikirim  Penggantian barang yang dipesan
kualitasnya lebih rendah, pembeli dengan barang lain. Para ulama
boleh memilih menolaknya atau melarang penggantian barang yang
menerima. Apabila pembeli dipesan dengan barang lainnya.
menerima maka pembeli tidak Bila barang tersebut diganti dengan
boleh meminta kembali sebagian barang yang memiliki spesifikasi
uangnya atau (diskon). (dan kualitas yang ......)
BARANG SALAM (3)

dan kualitas yang sama, meskipun sumbernya berbeda, para ulama


membolehkannya,
 Apabila tempat penyerahan barang tidak disebutkan, akad tetap sah. Namun
sebaiknya dijelaskan dalam akad, apabila tidak disebutkan maka harus dikirim
ke tempat yang menjadi kebiasaan.

HAL YANG BISA MEMBATALKAN KONTRAK


1. Barang yang dipesan tidak ada pada waktu yang ditentukan,
2. Barang yang dikirim cacat atau tidak sesuai dengan yang disepakati dalam
akad,
3. Barang yang dikirim kualitasnya lebih rendah dan pembeli membatalkan.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai