Dokumen tersebut membahas tentang pemeliharaan instalasi listrik, termasuk pemeliharaan penghantar, identifikasi kabel dengan warna, pembebanan penghantar, pemasangan kabel di dalam dan luar ruangan, serta pemasangan kabel tanah. Hal-hal penting yang perlu diperhatikan dalam pemeliharaan instalasi listrik adalah standar dan ketentuan yang berlaku, serta menghindari potensi bahaya kebakaran dan keselamatan.
0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
47 tayangan64 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang pemeliharaan instalasi listrik, termasuk pemeliharaan penghantar, identifikasi kabel dengan warna, pembebanan penghantar, pemasangan kabel di dalam dan luar ruangan, serta pemasangan kabel tanah. Hal-hal penting yang perlu diperhatikan dalam pemeliharaan instalasi listrik adalah standar dan ketentuan yang berlaku, serta menghindari potensi bahaya kebakaran dan keselamatan.
Dokumen tersebut membahas tentang pemeliharaan instalasi listrik, termasuk pemeliharaan penghantar, identifikasi kabel dengan warna, pembebanan penghantar, pemasangan kabel di dalam dan luar ruangan, serta pemasangan kabel tanah. Hal-hal penting yang perlu diperhatikan dalam pemeliharaan instalasi listrik adalah standar dan ketentuan yang berlaku, serta menghindari potensi bahaya kebakaran dan keselamatan.
Dokumen tersebut membahas tentang pemeliharaan instalasi listrik, termasuk pemeliharaan penghantar, identifikasi kabel dengan warna, pembebanan penghantar, pemasangan kabel di dalam dan luar ruangan, serta pemasangan kabel tanah. Hal-hal penting yang perlu diperhatikan dalam pemeliharaan instalasi listrik adalah standar dan ketentuan yang berlaku, serta menghindari potensi bahaya kebakaran dan keselamatan.
Unduh sebagai PPT, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
Unduh sebagai ppt, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 64
Persyaratan K3 Pemasangan Dan
Pemeliharaan Instalasi Pemanfaat
Pemeliharaan Instalasi Listrik Tujuan : • Memahami dasar-dasar pemeliharaan instalasi listrik. • Melakukan pemeliharaan dan perawatan terhadap perlatan instalasi listrik sesuai dengan ketentuan dan standar yang telah ditetapkan. • Mampu memelihara dan merawat peralatan dan komponen komponen instalasi listrik yang telah terpasang sesuai dengan ketentuan dan standar yang telah ditetapkan. • Pemeliharaan instalasi listrik merupakan bagian yang mempunyai penting dalam teknik • instalasi listrik. beberapa hal yang berkaitan dengan pemeliharaan instalasi listrik ini meliputi : konstruksi kabel instalasi dan pemasangannya, identifikasi kabel dengan warna, penentuan beban sebuah penghantar, dan metode-metode yang digunakandalam pemasangan kabel instalasi listrik. Pemeliharaan Penghantar • Semua penghantar yang digunakan harus dibuat dari bahan yang memenuhi syarat, sesuai dengan tujuan penggunaannya, serta telah diperiksa dan diuji menurut standar penghantar yang dikeluarkan atau diakui oleh instansi yang berwenang. • Ukuran penghantar dinyatakan dalam ukuran luas penampang penghantar intinya dan satuaanya dinyatakan dalam mm2. • Selain ukuran luas penampang maka jenis isolasi kabel juga perlu mendapat perhatian dalam hal pemasangan atau penggnatian kabel. Penggunaan kabel harus sesuai dengan jenis konstruksi dan isolasi kabel baik untuk kabel instalasi dan kabel fleksibel. • Tegangan pengenal kabel dibedakan dalam tingkatan sebagai berikut : (i) Kabel Tegangan Rendah : 230/400 (300) V, 300/500 (400) V, 400/690 (600) V, 450/750 (690) V, 0,6/1 kV (1,2 kV) (ii) Kabel Tegangan Tinggi : 3,6/6 kV (7,2 kV), 6/10 kV (12 kV), 8,7/15 kV (17,5 kV), 12 / 20 kV (24 kV) dan 18/30 kV (36 kV) • Nilai tegangan pengenal dalam tanda kurung adalah nilai tegangan kerja tertinggi untuk perlengkapan yang diperbolehkan untuk kabel. • Lapisan pelindung elektris kabel tidak boleh digunakan sebagai penghantar netral, akan tetapi boleh d ihubungkan dengan penghantar netral atau dibumikan. • Untuk mencegah bahaya korosi haruslan digunakan kabel tanah yang mempunyail lapisan selubung luar yang terbuat dari bahan thermoplastic, atau bahan lain yang setaraf. Lapisan ini juga berfungsi sebagai pelindung pada saat pemasanagan. • Kabel berisolasi yang dipasang di sekitar bangunan direntangkan di antara tiang-tiang khusus tanpa isolator atau pada alat pemegang khusus. Identifikasi Kabel Dengan Warna • Peraturan warna selubung penghantar dan warna isolasi inti penghantar harus diperhatikan pada saat pemasangan. • Hal tersebut di atas diperlukan untuk mendapatkan kesatuan pengertian mengenai penggunaan sesuatu warna • Penggunaan warna digunakan untuk mengenal penghantar guna keseragaman dan mempertingi keamanan. Maksud Penggunaan Warna (i) Penggunaan warna loreng Hijau – kuning Warna hijau-kuning hanya boleh digunakan untuk menandai penghantar pembumian, pengaman dan penghantar yang menghubungkan ikatan pengaman tegangan ke bumi. ii) Pengunaan warna biru • Warna biru digunakan untuk menandai penghantar netral atau kawat tengah, pada instalasi listrik dengan penghantar netral. Untuk menghindarkan kesalahan, warna biru tersebut tidak boleh digunakan untuk menandai penghantar lainnya. Warna biru hanya dapat digunakan untuk maksud lain, jika pad ainstalasi tersebut tidak terdapat penghantar netral atau kawat tengah. Warna biru tidak untuk kabel pentanahan. (iii) Penggunaan warna kabel berinti tunggal • Untuk pengawatan di dalam perlengkapan listrik disarankan hanya mengunakankabel dengan satu warna., khususnya warna hitam. Jika diperlukan warna lainuntuk penandaan disarankan mengunakan warna cokelat. (iv) Pengenal untuk inti atau rel • Untuk kabel dengan isolasi dari bahan polyethylene disingkat dengan PE,polyvinyl chloride disingkat denga PVC, cross linked polyethylene disingkatdengan XLPE. (v) Warna untuk kabel berselubung berinti tunggal. Kabel berselubung berinti tunggal boleh digunakan untuk fase, netral, kawat tengah atau penghantar pembumian asalkan isolasi kedua ujung kabel yang terlihat • (bagian yang dikupas selubungnya) dibalut isolasi khusus yang berwarnaUntuk instalasi listrik - Fasa R merah - Fasa S kuning - Fasa T hitam - Netral biru Pembebanan Penghantar Kabel berinti Tunggal • Kabel instalasi inti tunggal berisolasi (PVC, PE) tidak boleh dibebani arus melebihi • Kuat Hantar Arus (KHA) yang telah ditetapkan oleh pabrikannya. • Untuk suhu keliling yang lebih tinggi dari 30 derajat C harus pula dikoreksi sesuai standar pabrikanya. • Untuk suhu keliling yang lebih tinggi dari 50 derajat C haruslah digunakan kabel instalasi tahan panas yang khusus dibuat untuk maksud itu misalnya kabel N2GAU Kabel berinti Banyak • Kabel instalasi berinti banyak dengan isolasi dan selubung PVC tidak boleh dibebani arus melebihi Kuat Hantar Arus (KHA) sesuai standar pabrikannya. Nilai-nilai KHA • tersebut berlaku untuk sistem satu sampai tiga kawat dan sistem empat kawat. • Dapat pula digunakan untuk sistem lima kawat asalkan satu kawatnya merupakan penghantar proteksi. • Untuk suhu keliling yang lebih tinggi dari 30 derajat C harus pula dikoreksi sesuai standar pabrikanya. • Untuk suhu keliling yang lebih tinggi dari 50 derajat C haruslah digunakan kabel instalasi tahan panas yang khusus dibuat untuk maksud itu misalnya kabel NSLFou lain, maka jarak minimum adalah 30 sm. Kabel Tanah • Kabel tanah dengan isolasi dan selubung PVC tidak boleh dibebani arus melebihi KuatHantar Arus (KHA) sesuai standar pabrikannya • KHA yang tercantum dalam kabel tersebut dihitung atas dsar kondisi berikut (i) Suhu penghatar maksimum untuk isolasi PVC : 70 derajat C (ii) Untuk pemasangan di dalam tanah dengan siklus harian, bebean penuh terusmenerus selama 10 jam dan selanjytnya beban maksimum 60% dai KHA (iii) Kabel tanah terpasang di udara dengan syarat sebagai berikut : a. Jarak minimum antara permukaan kabel tanah dan benda tetap, dinding, landasan atau tutup : 2 cm b. Untuk kabel tanah yang berdekatan, jarak antara permukaan kedua kabel tanah tersebut minimum 2 kali diameter luar kabel. c. Bilamana kabel tanah dipasang di atas yang maka jarak minimum adalah 30 sm. Pemasangan kabel di dalam PHB Kanal Kabel (Cable Duct) • Kanal kabel atau cable duct terbuat dari bahan isolasi PVC keras kualitas tinggi. Tidak mudah terbakar dan mampu memadamkan api sendiri. Tahan tmperatur tinggi hingga 80 derajat C. Tersedia beberapa ukuran, dengan panjang 2 meter. • Kanal kabel ini didesain khusus untuk digunakan pada pemasangan kabel kontrol dan • kabel power (wiring) di dalam papan hubung bagi PHB. (panel utama dan panel distribusi). Pada dinding samping kanal dibuat lubang- lubang untuk memudahkanmengeluarkan kabel. Cara pemasangannya dapat dikuatkan dengan menggunakan paku atau paku sekerup ke papan distribusinya (mounting plate). • Keuntungan pemasangan instalasi listrik dengan kanal kabel adalah pengkabelan danpemeliharaan atau modifikasi dapat dilakukan dengan cepat dan rapi. Pemasangan Kabel Instalasi Listrik di dalam Ruang • Pemasangan kabel instalasi listrik di dalam suatu ruang kerja atau ruang tempat tinggal harus mengikuti peraturan yang berlaku. Tujuannya adalah untuk menghindarkan kerusakan pada kabel instalasi dan kemanan personal. • Pemasangan kabel untuk keperluan instalasi daya dan instalasi penerangan dapat dilakukan dalam beberapa cara, yaitu : - Instalasi terbuka - Instalasi di dalam kanal kabel - Instalasi di bawah plesteran (in bouw) a. Instalasi terbuka • Dalam instalasi terbuka ini, kabel instalasi atau pipa kabel diletakan atau dipasang diatas permukaan plesteran tembok atau dinding ruang dengan menggunakan klem klem kabel. Cara ini biasanya digunakan di dalam ruang yang lembab b. Instalasi di dalam Kanal kabel • Kanal kabel untuk meletakkan kabel instalasi listrik ( Instalasi penerangan atau Instalasi daya di dalam ruang kerja atau tepat tinggal. Terbuat dari bahan isolasi berkualitas tinggi dan tahan panas. Pada kedua sisi dinding kanal tertutup rapat (tidak berlubang). • Kanal kabel instalasi ini dapat digunakan secara horizontal dipasang di sekeliling dinding ruang atau di atas plafon, dipasang secara vertikal di dinding dan digantung di atap atau langit-langit ruang. Pemasangan dan pemeliharaan serta modifikasi, instalasi listrik dengan menggunakan kanal kabel seperti ini dapat dilakukan dengan cepat tanpa merusak tembok dinding. Pemasangan Kabel di dalam tembok • Bila memasang kabel di bawah plesteran, maka baik pipa maupun kabelnya harus • masuk ke dalam susunan bata. Oleh karena itu perlu pekerjaan pembuatan alur pada • susunan bata sepanjang lintasan kabel atau pipa. • Pemasangan kabel dapat pula dilakukan tanpa membuat alur pada susunan bata tetapi langsung dipasang di atas permukaan bata di bawah plesteran. Pemasangan Kabel Tanah • Kedalaman peletakan kabel tanah biasanya 60 sm sampai 80 cm di bawah permukaan tanah. Khusus untuk kabel tegangan tinggi kedalaman minimal 80 cm hingg 1,2 meter. • Saluran kabel bawah tanah harus diisi sampai kedalaman 10 cm dengan bahan lapisan lunak atau pasir yang berfungsi sebagai pegas manakala terjadi perubahan panjang kabel akibat panas atau pergerakan lempeng bumi. Di atas pasir baru diletakkan kabeltanah. Di atas kabel diletakkan bata dan kemudian Penyambungan Kabel Tanah • Tidak seperti kabel instalasi untuk pasangan di atas permukaan, maka penyambungan kabel tanah disamping harus kokoh dan kuat juga memerlukan persyaratan tambahan, yaitu harus tahan terhadap adanya rembesan air yang dapat masuk ke dalam titik sambungan. Untuk itu maka persambugan kabel tanah harus diletakkan di dalam suatucetakan yang kemudian dapat diisikan bahan isolasi jenis resin ke dalam cetakan tersebut.. Kriteria Pemilihan PHB • PHB harus ditata dan dipasang sedemikian rupa sehingga terlihat rapi dan teratur danharus ditempatkan dalam ruang yang cukup leluasa. • PHB harus ditata dan dipasang sedemikian rupa sehingga pemeliharaannya, dan pelayannya mudah. • Semua komponen dan instrumen yang ada dan memerlukan pelayanan pada saat kerjaharus terjangkau oleh tangan tanpa bantuan tangga atau alat Bantu lainnya. • Penyambungan saluran masuk (feeder) dan saluran keluar pada PHB harusmenggunakan terminal sehingga penyambunganya dengan komponen dapat dilakukan dengan mudah, teratur dan aman. • Terminal kabel kontrol harus diletakkan terpisah dengan kabel power atau saluran daya. • Komponen PHB harus diatur dan ditata letaknya sesuai anjuran pabrikanya. Kriteria pemilihan PHB dapat dikelompokkan dalam empat kategori, 1. Arus - Besar arus pada busbar - Besar arus ingoing feeder - Besar arus outgoing feeder - Kapasitas short circuit pada busbar 2. Sifat Proteksi dan instalasi - Tingkat proteksi sesuai DIN 40 050 - Cara menginstalasi (wall mouted atau free standing) - Jumlah bukaan / pintu - Ukuran proteksi - Bahan Panel 3. Komponen yang terpasang - Non-withdrawable - Removable (sub-assembly) - Withdrawable 4. Aplikasi • Dalam kasus ini panel utama menerima suplai langsung dari suatu transformator daya kemudian didistribusikan untuk masing- masing sub bagian mencakup Panel daya untuk motor (motor distribution board), control system, panel distribusi untuk penerangan (distribution board for lighting), untuk Air conditioning untuk bengkel dan lain-lain. Macam-Macam Perlengkapan Hubung Bagi a. Konstruksi Panel • Kontruksi jenis Panel sudah dilengkapi dengan perlindungan terhadap adanya kontak dengan bagian-bagian aktif pada sisi pengoperasian panel (sisi bagian depan). Tetapi pada bagian panel lainya tidak diberitutup ( bagian sisi samping dan belakang). Panel jenis ini juiga hanya boleh digunakan untuk area kerja tertutup. Oleh karena itu panel jenis ini juga jarang digunakan. b. Konstruksi Cubicle • Seluruh sisi-sisi PHB telah diberi penutup, sehingga kontak dengan bagian aftif selama bekerja dapat dihindarkan. • Instalasi PHB jenis ini dapat digunakan untuk semua area kerja yang lebih umum didalam ataupun di luar. Dalam banyak kasus maka tingi cubiclenya biasnya lebih besardari 1 meter (tinggi standar cubicle adalah 2,2 meter). Cubicle dibuat dengan sejumlah seksi (panel). • Konstruksi cubicle ini seringkali dilengkapi dengan pintu-pintu yang dilengkapi dengan pelapis (seal) yang gampang dibuka tutup. Pada setiap pintu –pintu compartement individual, terdapat item-item komponen yang terpasang secara withdrawable atau non- withdrawable. c. Unit Withdrawable • Unit withdrawable biasanya digunakan untuk item-item komponen yang mempunyai kapasitas dan tegangan tinggi. Susunan unit withdrawable mengimplikasikan suatu sistem yang dapat ditarik (pull-out) atau diputar (Swing out).Di mana didalamnya terdapat sejumlah grup komponen yang saling interkoneksi untuk membentuk suatu fungsi tertentu. d. Konstruksi Box-type • PHB dengan konstruksi Box-type terbuat dari bahan isolasi (PVC), pelat baja (sheet steel) dan Besi tuang (grey cast iron). PHB ini terdiri dari beberapa box (kotak) yang disusun dan digandeng menjadi satu susunan yang rapi sesuai urutan dan fungsi PHB. Pada setiap kotak terdapat item-item komponen PHB seperti busbar, fuses, switch dan kontaktor. Kontak dengan bagian-bagian aktif selama operasi dapat dicegah. • sehingga mendapat perlindungan secara e. Tingkat Proteksi • Tergantung pada lokasi instalasi dan kondisi lingkungannya, maka desain PHB (Switchboard & distribution board) harus dipilih untuk mendapatkan suatu perlindungan (proteksi) yang memadai terhadap kemungkinan adanya kontak dan masuknya benda-benda asing yang tidak diinginkan misalnya serangga dan air (DIN 40050 dan IEC). • Menurut aturan VDE 0100, switchboard dan distribution board yang mempunyai tingkat proteksi IP 10 hanya boleh digunakan pada area listrik (electrical operatingarea) dan untuk IP 00 hanya boleh digunakan pada area listrik yang tertutup. • Pada ruang kerja di mana semua orang dapat masuk ke dalamnya, maka switchboard dan distribution boardnya harus didesain agar proteksi dapat diberikan terhadap bahaya kecelakaan kontak dan kontak dengan bagian lainnya yang bekerja selama beroperasi. • Untuk memenuhi persyaratan tersebut maka PHBnya harus mempunyai tingkat proteksi IP20. Persyaratan ini berlaku untuk seluruh konstruksi PHB. • Menurut VDE 0660 500 istilah “enclosure” mengacu pada aplikasi PHB yang tertutup rapat pada keseluruhan bagian sisi-sisinya Jenis Instalasi PHB • Terpasang di lantai atau di dinding • Terpasang berdiri di lantai • Terpasang tetap pada dinding atau pada tangga • Tergantung pada langit-langit • Terpasang pada rak Standar Desain PHB • Panel utama di install di dekat sisi daya masuk dari trafo tenaga, sehingga kabel feeder atau busbar ke trafo menjadi pendek • Pemutus tenaga (breaker) pada sisi infeed, ingoing feeder dan busbar coupling dibatasi pada konstruksi bentuk tunggal pada 4 harga arus maksimum : 1000 A hingga 3150/4000 A) • Dalam hal ini pemutusnya menggunakan sistem withdrawable jadi lebih menghemat karena tidak setiap breaker perlu diberi pemisah. Cable Trays
• Biasanya kabel feeder diletakkan pada cable
tray (kanal kabel) yang tergantung pada langit- langit atau menempel pada dinding. Pada area lantai pabrik, dimana tidak ada gudang di bawah tanah, dapat dibuatkan lantai palsu atau parit setinggi setengan meter untuk mempermudah meletakkan kabel. Pelayanan dan Pemeliharaan Switchboard
• Untuk keperluan service dan pemeliharaan
(maintancence) maka switchboard yangmenggunakan unit withdrawable harus mempunyai ruang gerak yang cukup pada sisipengoperasiannya yaitu antara switchboard dengan permukaan dinding di depannya (dinding atau switcboard lainnya). Pemeliharaan peralatan listrik panel
• Kegiatan untuk mempertahankan kondisi dan
meyakinkan bahwa peralatan panel dapat berfungsi sebagaimana mestinya sehingga dapat dicegah terjadinya gangguan yang menyebabkan kerusakan pada panel listrik. • Hal yang penting dalam pemeliharaan peralatan panel adalah kondisi isolasi. • Semakin tinggi daya sekat/isolasi suatu peralatan panel listrik semakin baik. Fasilitas isolasi
• Bila ada beberapa transformator dimasukkan
ke dalam satu busbar yang sama atau ke dalam sejumlah busbar yang interkoneksi melalui suatu Tie Breker, perlu disediakan suatu tambahan isolasi antara infeed switch dan busbas, sehingga bila diperlukan modifikasi atau dalam hal terjadi gangguan maka infeed breaker dapat diisolasi JENIS-JENIS PEMELIHARAAN PANEL LISTRIK a. Predective Maintenance (Conditional Maintenance) pemeliharaan yang dilakukan dengan cara mempredeksi kondisi suatu perlatan listrik. Apakah dan kapan kemungkinan peralatan listrik tersebut menuju kegagalan. Dengan mempredeksi tersebut dapt diketahui gejala kerusakan secara dini. Cara ini biasa dipakai adalah monitor kondisi secara online baik dalam peralatan beroperasi maupun tidak beroperasi. Untuk ini diperlukan peralatan dan personil untuk analisa. • Pemeliharaan ini disebut juga pemeliharaan berdasarkan kondisi (Conditional Base Maintenance). b. Preventive Maintenance (Time Base Maintenance) Pemeliharaan yang dilakukan untuk mencegah terjadinya peralatan secara tiba-tiba dan untuk memepertahankan unjuk kerja peralatan yang optimum sesuai umur teknis peralatannya. Kegiatan ini dilakukan secara berkala dengan berpedoman kepada: Instructional Manual dari pabrik, Standar-standar yang ada dan pengalaman operasi dilapangan. Pemeliharaan ini disebut juga pemeliharaan berdasarkan waktu (Time Base Maintenance). c. Corrective Maintenance Pemeliharaan yang dilakukan secara berencana pada waktu-waktu tertentu, ketika peralatan listrik mengalami kelainan atau unjuk kerja rendah pada saat menjalankan fungsinya dengan tujuan untuk mengembalikan pada kondisi semula disertai perbaikan dan penyempurnaan instalasi. Pemeliharaan ini disebut juga Currative Maintenance, yang berupa Trouble Shooting atau penggantian part/bagian yang rusak atau kurang berfungsi yang dilaksanakan secara terencana. d. Breakdown Maintenance Pemeliharaan yang dilaksanakan setelah terjadi kerusakan mendadak yang waktunya tidak tertentu dan sifatnya darurat. • Pelaksanaan pemeliharaan peralatan dilakukan menjadi 2 macam: 1) Pemeliharaan yang berupa monitoring, yang dilakukan oleh petugasoperator pada panel- panel listrik 2) Pemeliharaan yang berupa pembersihan dan pengukuran yangdilakukan oleh petugas pemeliharaan peralatan listrik. Meningkatkan perawatan
• Hampir semua inti motor dibuat dari baja
silikon atau baja gulung dingin yang dihilangkan karbonnya, sifat-sifat listriknya tidak berubah dengan usia. Walau begitu, perawatan yang buruk dapat memperburuk efisiensi motor karena umur motor dan operasi yang tidak handal. • Sebagai contoh, pelumasan yang tidak benar dapat menyebabkan meningkatnya gesekan pada motor dan penggerak transmisi peralatan. Kehilangan resistansi pada motor, yang meningkat dengan kenaikan suhu. • Kondisi ambien dapat juga memiliki pengaruh yang merusak pada kinerja motor. Sebagai contoh, suhu ekstrim, kadar debu yang tinggi, atmosfir yang korosif, dan kelembaban dapat merusak sifat-sifat bahan isolasi; tekanan mekanis karena siklus pembebanan dapat mengakibatkan kesalahan penggabungan. • Perawatan yang tepat diperlukan untuk menjaga kinerja motor. Sebuah daftar periksa praktek perawatan yang baik akan meliputi: - Pemeriksaan motor secara teratur untuk pemakaian bearings dan rumahnya (untukmengurangi kehilangan karena gesekan) dan untuk kotoran/debu pada saluran ventilasi motor (untuk menjamin pendinginan motor) Pemeriksaan kondisi beban untuk meyakinkan bahwa motor tidak kelebihan atau kekurangan beban. Perubahan pada beban motor dari pengujian terakhir mengindikasikan suatu perubahan pada beban yang digerakkan, penyebabnya yang harus diketahui. - Pemberian pelumas secara teratur. Fihak pembuat biasanya memberi rekomendasi untuk cara dan waktu pelumasan motor. Pelumasan yang tidak cukup dapat menimbulkan masalah, seperti yang telah diterangkan diatas. Pelumasan yang berlebihan dapat juga menimbulkan masalah, misalnya minyak atau gemuk yang berlebihan dari bearing motor dapat masuk ke motor dan menjenuhkan bahan isolasi motor menyebabkan kegagalan dini atau mengakibatkan resiko kebakaran. - Pemeriksaan secara berkala untuk sambungan motor yang benar dan peralatan yang digerakkan. Sambungan yang tidak benar dapat mengakibatkan sumbu as dan bearings lebih cepat aus, mengakibatkan kerusakan terhadap motor dan peralatan yang digerakkan. - Dipastikan bahwa kawat pemasok dan ukuran kotak terminal dan pemasangannya benar. • Sambungan-sambungan pada motor dan starter harus diperiksa untuk meyakinkan kebersihan dan kekencangnya. - Penyediaan ventilasi yang cukup dan menjaga agar saluran pendingin motor bersih untuk membantu penghilangan panas untuk mengurangi kehilangan yang berlebihan. Umur isolasi pada motor akan lebih lama: untuk setiap kenaikan suhu operasi motor 10 derajat C diatas suhu puncak yang direkomendasikan,