Kelompok 1 - Referat Anestesi Pada Geriatri
Kelompok 1 - Referat Anestesi Pada Geriatri
Kelompok 1 - Referat Anestesi Pada Geriatri
Pembimbing:
dr. Dino Irawan, SpAn
Menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-
lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki
diri/mengganti diri dan mempertahankan struktur dan fungsi
normalnya sehingga tidak dapat betahan terhadap jejas
(termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang
diderita.
• Amerika : Setelah usia 70 tahun, mortalitas akibat
tindakan bedah menjadi 3 kali lipat (dibandingkan
dengan usia 18-40 tahun) dan 2% dari mortalitas ini
disebabkan oleh anestesia
• Presentase orang yang berumur >50 tahun di Indonesia
adalah 9,64% dari jumlah penduduk
Tujuan dari pembuatan referat ini adalah agar
mahasiswa kedokteran memahami mengenai pemilihan
obat dan dosis obat anestesi pada geriatri
Geriatri atau Lanjut Usia adalah ilmu yang mempelajari tentang
aspek-aspek klinis dan penyakit yang berakitan dengan orang
tua.
Dikatakan pasien geriatri apabila :
• Keterbatasan fungsi tubuh yang berhubungan dengan makin
meningkatnya usia
• Adanya akumulasi dari penyakit-penyakit degeneratif
• Lanjut usia secara psikososial yang dinyatakan krisis bila : a)
Ketergantungan pada orang lain b) Mengisolasi diri atau
menarik diri dari kegiatan kemasyarakatan karena berbagai
sebab
• Hal-hal yang dapat menimbulkan gangguan keseimbangan
(homeostasis) yang progresif
Sistem kardiovaskular
• Elastisitas pembuluh darah berkurang -> Compliance arteri
menurun & menyebabkan tekanan darah sistolik meningkat.
Tekanan darah diastolik tidak mengalami perubahan bahkan bisa
menurun
• CO menurun
• Tonus vagal meningkat
Sistem respirasi
• Pada paru dan sistem pernafasan elastisitas jaringan paru
berkurang, kontraktilitas dinding dada menurun, meningkatnya
ketidakserasian antara ventilasi dan perfusi, sehingga
mengganggu mekanisme ventilasi, dengan akibat menurunnya
kapasitas vital dan cadangan paru, meningkatnya
pernafasan diafragma, jalan nafas menyempit dan terjadilah
hipoksemia.
Sistem metabolik dan endokrin
• Konsumsi oksigen basal dan maksimal menurun.
• Produksi panas menurun, kehilangan panas meningkat, dan pusat
pengatur temperatur hipotalamik mungkin kembali ke tingkat yang
lebih rendah.
• Peningkatan resistensi insulin menyebabkan penurunan progresif
terhadap kemampuan menangani asupan glukosa.
Sistem renalis
• GFR dan creatinin clerance menurun 1% mulai umur 40 th
• BUN meningkat 0,2 mg/ tahun
• Serum kreatinin tidak berubah karena massa otot juga ikut berkurang
• homeostasis terhadap cairan menurun
Sistem hepatobilier dan gastrointestinal
• Berkurangnya massa hati berhubungan dengan penurunan aliran darah hepatik,
menyebabkan Fungsi hepatik juga menurun sebanding dengan penu-runan
massa hati.
• Biotransformasi dan produksi albumin menurun.
• Kadar kolinesterase plasma berkurang.
• Ph lambung cenderung meningkat, sementara pengosongan lambung
memanjang.
Sistem saraf pusat
• Aliran darah serebral dan massa otak menurun sebanding dengan kehilangan
jaringan saraf. Autoregulasi aliran darah serebral tetap terjaga.
• Degenerasi sel saraf perifer menyebabkan kecepatan konduksi memanjang dan
atrofi otot skelet.
• Penuaan dihubungkan dengan peningkatan ambang rangsang hampir semua
rangsang sensoris misalnya, raba, sensasi suhu, proprioseptif, pende-ngaran dan
penglihatan
Sistem muskuloskeletal
• Massa otot berkurang. Pada tingkat mikroskopik, neuromuskuler
junction menebal.
• Sendi yang mengalami arthritis dapat mengganggu pemberian
posisi (misalnya, litotomi) atau anestesi regional (misalnya, blok
subarakhnoid).
Faktor – faktor yang mempengaruhi respon
farmakologi:
• Ikatan protein plasma
• Perubahan komposisi tubuh
• Metaolisme obat
• Farmakodinamik
• Konsentrasi alveolar minimum ( minimum alveolar concentration
= MAC) mengalami penurunan kurang lebih 4% per
dekade pada mayoritas anestesi inhalasi.
• Konsentrasi minimum alveolar (MAC) dari semua obat-obatan
inhalasi berkurang sekitar 4-5% per dekade di atas usia 40
tahun.
• Pasien usia lanjut membutuhkan volume anestesi inhalasi yang lebih
rendah untuk mencapai efek yang sama dengan pasien yang
lebih muda.
• Isoflurane adalah mungkin yang paling sesuai, karena relatif
stabil dalam sistem kardiovaskuler, memiliki onset dan durasi kerja
yang singkat dan hanya 0,2% dari dosis diberikan yang
dimetabolisme.
• Dosis tiopental yang diperlukan untuk mencapai anestesia
menurun sejalan dengan pertambahan usia. Penurunan dosis tiopental
sehubungan dengan usia disebabkan karena penurunan volume
distribusi inisial obat tersebut.
• Otak menjadi lebih sensitif terhadap efek propofol, pada usia
lanjut. Selain itu, klirens propofol juga mengalami penurunan. Efek
penambahan ini berhubungan dengan peningkatan sensitivitas
terhadap propofol sebesar 30-50% pada pasien dengan usia
lanjut.
• Dosis yang diperlukan midazolam untuk menghasilkan efek
sedasi selama endoskopi gastrointestinal atas mengalami penur
unan sebesar 75% pada pasien berusia lanjut. Perubahan ini
berhubungan dengan peningkatan sensitivitas otak dan penurunan
klirens obat.
• Sufentanil, alfentanil, dan fentanil kurang lebih dua kali lebih
poten pada pasien berusia lanjut.
• Penambahan usia berhubungan dengan perubahan
farmakokinetik dan farmakodinamik dari remifentanil. Pada
usia lanjut terjadi peningkatan sensitivitas otak terhadap
remifentanil. Remifentanil kurang lebih dua kali lebih poten
pada pasien usia lanjut, dan dosis yang diperlukan adalah
satu setengah kali bolus.
• Diperkirakan terjadi penurunan pancuronium pada pasien
berusia lanjut, karena ketergantungan pancuronium terhadap
eksresi ginjal.
• Atracurium bergantung pada sebagian kecil metabolisme hati
dan ekskresi, dan waktu paruh eliminasinya akan memanjang
pada pasien usia lanjut.
• Klirens vecuronium plasma lebih rendah pada pasien
berusia lanjut. Durasi memanjang yang berhubungan
dengan usia terhadap kerja vecuronium menggambarkan
penurunan reversi ginjal atau hepar.
• Persentase obat anestesia tidak berdampak terhadap
durasi blokade motorik dengan pemberian anestesi
bupivacaine.
• Dampak usia terhadap durasi anestesia epidural tidak
terlihat pada pemberian bupivacaine 0,5% .
• Terlihat klirens plasma lokal anestesi yang menurun pada
pasien berusia lanjut. Hal ini dapat menjadi faktor yang
mengurangi penambahan dosis dan jumlah infus selama
pemberian dosis berulang dan teknik infus berkesinambungan.
Dua prinsip pada saat melakukan evaluasi pre-operatif
pasien geriatri :
1. Pasien harus selalu dianggap mempunyai risiko tinggi
menderita penyakit yang berhubungan dengan
penuaan.
2. Harus dilakukan pemeriksaan derajat fungsional sistem
organ yang spesifik dan pasien secara keseluruhan
sebelum pembedahan
• Informed Consent
Pasien, anggota keluarga atau wali pasien harus diberitahu
tentang intervensi bedah dan kemungkinan komplikasi yang
dapat timbul
• Riwayat Penyakit dan Status Gizi
Riwayat kondisi medis lengkap dan operasi sebelumnya harus
dicatat karena pasien usia lanjut biasanya sedang menjalani
banyak terapi obat-obatan. Defisiensi nutrisi yang sering dialami
oleh pada usia lanjut harus dinilai secara akurat
• Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik harus mencakup informasi yang mendetail tentang
status hidrasi, gizi, tekanan darah, nadi dan kondisi sistemik
• Pemeriksaan Penunjang Pra operasi
Hitung darah lengkap: Hb, jumlah limfosit
Urem, kreatinin dan elektrolit
Gula darah dan kolesterol
Kadar albumin dan fungsi pembekuan darah
Pemeriksaa elektrokardiogram (EKG) harus dilakukan pada semua
pasien yang berusia di atas 60 tahun, terlepas dari ada riwayat
penyakit jantung atau tidak.
Rontgen dada dan tes fungsi paru pada pasien dengan penyakit
paru obstruktif kronis.
Penyakit pada pasien geriatri memiliki dampak yang signifikan
terhadap tindakan anestesi dan memerlukan perawatan khusus,
sehingga Penting untuk menentukan status fisik pasien dan
memperkirakan cadangan fisiologis dalam evaluasi preanestesi.
Jika kondisi dapat dioptimalkan sebelum operasi, maka operasi
dapat dilakukan tanpa penundaan. Penundaan operasi yang
lama dapat meningkatkan morbiditas Masalah yang yang harus
selalu dipikirkan pada pasien geriatri adalah kemungkinan
terjadinya depresi, malnutrisi, imobilitas dan dehidrasi
Manajemen Intraoperatif
Induksi Anestesi
Pada pasien usia lanjut, preoksigenasi
agresif yang setara untuk anestesi inhalasi
menurun secara linear dengan
pertambahan usia, oleh karena itu dosis
obat yang mempengaruhi SSP perlu
dikurangi untuk mengantisipasi efek sinergi
obat
Anestesi Umum atau Regional
Anestesi dengan blok tungkai dan pleksus ideal untuk operasi
perifer. Hernia dan katarak umumnya dilakukan dengan anestesi
lokal. Hipotensi lebih sering ditemukan pada pasien usia lanjut
yang menjalani anestesi spinal / epidural karena terjadi
gangguan fungsi otonom dan penurunan penyesuaian arteri.
Hipotermia
dapat menyebabkan hipotermia karena faktor lingkungan dan
tindakan anestesi yang menginduksi inhibisi mekanisme
termoregulator normal. Pasien usia lanjut lebih beresiko untuk
mengalami hipotermia karena anestesi yang mengubah
mekanisme termoregulator dan tingkat metabolisme basal yang
rendah
Manajemen Cairan
Mengelola volume intravaskular yang tepat
sangat penting dengan menghindari kelebihan
dan kekurangan pemberian cairan. Karena
adanya peningkatan afterload, penurunan
respon inotropik atau chronotoropic serta
gangguan respon vasokonstriksi menyebabkan
pasien usia lanjut sangat tergantung pada
preload yang memadai
• Anestesi prinsipnya adalah menurunkan baik nyeri,
kesadaran, dan refleks
• Saat operasi airway ( jalan napas ) sangatlah penting
terutama pada pasien usia lanjut / geriatri
• Insidensi aspirasi pasca operasi merupakan hal yang
sangat sering terjadi
• Hal ini dapat di minimalisir dengan cara :
• Pemberian antidotum dari pemblokan neuromaskuler
• Penggunaan pipa nasogastrik
• Pengembalian motilitas gastrointestinal
• Ambulasi yang adekuat
• Terapi oksigen sangat dianjurkan pasca operasi, terutama
pada :
• Pasca operasi abdomen atau thorax
• Kondisi kehilangan darah yang signifikan
• Pasca pemberian analgesik opiod
• Nasal canul 3-5 liter merupakan pilihan utama
• Perawatan intensif diberikan pada pasien yang tergantung
pada perawatan yang ketat
• Hal ini dapat meningkatkan outcome jangka panjang dari
pasien usia lanjut atau geriatri khususnya operasi cyto
• Hal ini sangatlah penting terutama pada pasien geriatri
• Kontrol nyeri yang kurang optimal akan :
• Meningkatkan mortalitas pasca operasi
• Meningkatkan morbiditas pasca operasi