AUTOPSI

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 53

Oleh :

DR. ABDUL GAFAR PARINDURI. Mked(For). SpF

Bag. Ilmu Kedokteran Forensik


&
Medikolegal
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
 “oto” = sendiri, “opsi” = melihat.
 Otopsi ialah suatu pemeriksaan terhadap
tubuh jenazah untuk kepentingan
tertentu, meliputi pemeriksaan bagian
luar dan bagian dalam dengan
menggunakan cara-cara yang dapat
dipertanggung jawabkan secara ilmiah
oleh ahli yang berkompeten (tenaga
kesehatan).
Otopsi
Forensik

Otopsi
Klinik

Otopsi
anatomik
Peraturan Pemerintah
untuk kepentingan
No. 18 Th. 1982
pendidikan
tentang bedah jenazah
Otopsi Klinik
dilakukan pada jenazah dari
penderita penyakit yang
dirawat dan kemudian
meninggal di RS

Menegakkan diagnosis,
Proses perjalanan penyakit,
Kelainan-kelainan patologik
yang timbul, Menilai
efektifitas terapi
Otopsi Forensik
Yang dilakukan untuk kepentingan peradilan,
membantu penegak hukum dalam rangka
menemukan kebenaran materiil.

bagian luar maupun bagian dalam


Kegunaan otopsi forensik:

Membantu menentukan cara kematian (manner of


death = made of dying)

Membantu dalam penentuan identitas mayat

Membantu mengungkapkan proses terjadinya


tindak pidana yang menyebabkan kematian.

Membantu mengungkapkan pelaku kejahatan


SIAPA YANG DAPAT MEMINTA OTOPSI ?
KEWAJIBAN PENYIDIK
 Mengajukan permintaan otopsi secara TERTULIS.
 Mencari dan menghubungi keluarga korban untuk
MEMBERITAHUKAN rencana penyidik meminta otopsi.
 Menjelaskan sekali lagi kepada keluarga korban yang
merasa berkeberatan atas rencana otopsi, termasuk
menjelaskan adanya sanksi pidana bagi siapapun yang
menghalang-halangi pelaksanaan otopsi.
 Hadir saat otopsi untuk memberikan tambahan informasi
kepada dokter ataupun untuk menerima informasi penting
dari dokter serta memberikan rasa aman.
 Menyita barangbukti (misalnya anak peluru) yang
ditemukan waktu otopsi.
 Menerima jaringan yang perlu dimintakan pemeriksaan
penunjang ke tempat lain.
 Menjelaskan tentang sanksi pidana Psl 224 KUHP bagi
dokter yang tanpa alasan hukum menolak melakukan otopsi.
ASPEK MEDIKOLEGAL OTOPSI

KUHAP Instruksi
UU RI
Pasal Kapolri
KUHP no. 23
120, No.Pol Agama
Pasal 222 tahun Ins/E/20/I
133,
1992 X/75
dan 134
Pasal 120 KUHAP berbunyi :
a. Dalam hal penyidik menganggap perlu, ia
dapat minta pendapat orang ahli atau orang
yang memiliki keahlian khusus
b. Ahli tersebut mengangkat sumpah atau
mengucapkan janji di muka penyidik bahwa ia
akan memberi keterangan menurut
pengetahuannya yang sebaik-baiknya kecuali
disebabkan karena harkat serta martabat,
pekerjaan atau jabatannya yang mewajibkan
ia menyimpan rahasia yang dapat menolak
untuk memberikan keterangan yang diminta.
Pasal 133 KUHAP menegaskan :
1. Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan
mengenai seseorang korban baik luka, karena
keracunan ataupun mati yang diduga karena peristiwa
yang merupakan tindak pidana, ia berwenang
mengajukan permintaan keterangan ahli kepada ahli
kedokteran kehakiman atau ahli lainnya.
2. Permintaan keterangan ahli sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) dilakukan secara tertulis, yang dalam
surat itu disebutkan dengan tegas untuk pemeriksaan
luka, atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan
bedah mayat.
3. Mayat yang dikirim kepada ahli kedokteran
kehakiman atau dokter pada rumah sakit harus
dilakukan secara baik dengan penuh penghormatan
terhadap mayat tersebut dan diberi label yang
memuat identitas mayat, dilaksanakan dengan diberi
cap jabatan yang diletakkan pada ibu jari kaki atau
bagian badan mayat.
Pasal 134 KUHAP menegaskan :
1. Dalam hal sangat diperlukan dimana untuk
keperluan pembuktian bedah mayat tidak mungkin
lagi dihindari, penyidik wajib memberitahukan
terlebih dahulu kepada keluarga korban.
2. Dalam hal keluarga keberatan, penyidik wajib
menerangkan dengan sejelas-jelasnya tentang
maksud dan tujuan perlu dilakukannya
pembedahan mayat.
3. Apabila dalam waktu dua hari tidak ada tanggapan
apapun dari keluarga atau pihak yang perlu
diberitahu tidak diketemukan, penyidik segera
melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 133 ayat (3) undang-undang ini.
KUHAP pasal 134: otopsi baru boleh
dilakukan jika:
surat permintaan tertulis dari penyidik

Penyidik memberitahu kepada keluarga

tidak diperlukan izin keluarga

sesegera mungkin

Barang bukti (jenazah) disertakan


PASAL 222 KUHP

Barang siapa dengan


sengaja mencegah,
menghalang-halangi atau
menggagalkan
pemeriksaan mayat untuk
peradilan, dipidana
dengan pidana penjara
selama-lama sembilan
bulan atau denda
sebanyak-banyaknya
empat ribu lima ratus
rupiah.
Undang-Undang RI no. 23 tahun 1992
Kewenangan dari penyidik adalah:
a. melakukan pemeriksaan atas kebenaran laporan serta
keterangan tentang tindak pidana dibidang kesehatan;
b. melakukan pemeriksaan terhadap orang yang diduga
melakukan tindak pidana di bidang kesehatan;
c. meminta keterangan dan bahan bukti dari orang atau badan
hukum sehubungan dengan tindak pidana di bidang
kesehatan;
d. melakukan pemeriksaan atas surat dan atau dokumen lain
tentang tindak pidana di bidang kesehatan;
e. melakukan pemeriksaan atau penyitaan barang atau barang
bukti dalam perkara tindak pidana di bidang kesehatan;
f. meminta bantuan ahli dalam rangka pelaksanaan tugas
penyidikan tindak pidana di bidang kesehatan;
g. menghentikan penyidikan apabila tidak cukup bukti yang
membuktikan tentang adanya tindak pidana di bidang
kesehatan.
•untuk setiap permintaan visum et
repertum jenazah harus dilakukan
Instruksi otopsi. (memperkuat pasal 222
Kapolri No. Pol KUHP).
: Ins/E/20/IX/75

•fatwa No. 4/1955 dari Majelis


Pertimbangan Kesehatan dan Syara
Departemen Kesehatan, otopsi demi
‘penegakkan keadilan’ berstatus
Agama ‘mubah’ atau boleh.
Kedudukan Keluarga dalam otopsi
forensik
• Tidak diperlukan izin keluarga.
• Keluarga hanya berhak untuk diberitahu dan
tanggung jawab memberitahu berada di
pundak penyidik.
• Dalam menjelaskan kepada keluarga perlu
diingatkan adanya sanksi pidana bagi siapa
saja yang menghalang-halangi pelaksanaan
otopsi.
• Jika tetap saja keluarga berkeberatan, otopsi
paksa tetap dilaksanakan setelah 2 hari.
Peralatan Otopsi
4.Peralatan 5. Peralatan
2. Meja
3. Peralatan pemeriksaan tulis menulis
• 1. Kamar otopsi tambahan dan fotografi
Kamar • Adanya • Pisau • Toples
otopsi
otopsi • Formulir
penampung • Gunting • pengawet
khusus. an darah isian
• Pinset
• Kamar • Air • kamera
jenazah • Gergaji
• Benang
• Jarum
• Air yang
cukup.
• Alat ukur
(penggaris
dan
timbanga
n).
Sebab • Penyakit atau luka/cedera yang
bertanggungjawab atas terjadinya
Kematian kematian

Cara • Macam kejadian yang menimbulkan


penyebab kematian.
kematian • Wajar dan tidak wajar

• Gangguan fisiologik dan atau biokimiawi


Mekanisme yang ditimbulkan oleh penyebab
kematian sehingga seseorang tidak
kematian dapat meneruskan hidup
PERSIAPAN SEBELUM OTOPSI
• Apakah surat-surat sudah lengkap
• Apakah mayat yang akan diotopsi sudah
sesuai
• Kumpulkan keterangan yang berhubungan
dengan terjadinya kematian selengkap
mungkin.
• Periksalah apakah alat-alat yang diperlukan
sudah tersedia.
LANGKAH OTOPSI
• Identitas Umum
Pemeriksaan • Tanda pasti kematian
Luar •

Tanda-tanda kekerasan
Tanda-tanda penyakit

• Irisan
• Pembukaan rongga-rongga tubuh
Pemeriksaan • Pengeluaran organ-organ tubuh

Dalam • Pemeriksaan organ-organ tubuh


• Pengembalian organ-organ tubuh ke tempat semula
• Penutupan dan jahit

• Patologi Anatomi
Pemeriksaan • Toksikologi
Penunjang • Serologi
• Biologi Molekuler
Teknik Insisi
• Incisi model huruf I
• Incisi model huruf Y
Virchow

Ghon
Teknik Rokitansky

Otopsi

Letulle
TEKNIK VIRCHOW
 Tertua
 1 /1 organ dikeluarkan  langsung diperiksa.
 Kelainan masing2 organ langsung terlihat
 Hub. Anatomik antar organ dalam 1 sistem hilang.
  kurang baik pd otopsi kasus penembakan dgn senjata
api & penusukan dgn senjata tajam, (perlu menentukan
saluran luka, arah serta dalamnya penetrasi yang terjadi).

TEKNIK ROKITANSKY
 Setelah rongga tubuh dibuka , organ-organ dilihat dan
diperiksa dengan melakukan beberapa irisan in situ.
 En bloc
 jarang dipakai .
 Tidak menunjukkan keunggulan
 Tidak baik digunakan untuk otopsi forensik.
TEKNIK LETULLE
• Pengeluaran organ secara sekaligus (en masse).
• Hubungan antar organ-organ tetap dipertahankan
setelah seluruh organ dikeluarkan dari tubuh.
• Sukar dilakukan tanpa pembantu, agak sulit dalam
penanganan karena ”panjang”nya kumpulan organ-
organ yang dikeluarkan bersama-sama ini.

TEKNIK GHON
• Pengangkatan organ sebagai 3 kumpulan organ
(bloc).
Cara membuka rongga dada
Mengiris rawan iga pada tempat ½ sampai 1 cm medial batas
rawan tulang.

Bagian perut pisau dan bidang pisau yang diletakkan tegak lurus, rawan iga
dipotong mulai dari iga ke-2 terus ke arcus costae. Dengan tangan kanan
memegang gagang pisau dan telapak tangan kiri menekan punggung pisau.

Potong insersi otot-otot diafragma yang melekat pada dinding


dada, perlekatan sternum dengan pericardium lepas.

Iga pertama dipotong dengan meneruskan irisan pada iga kedua


ke arah kraniolateral.

Pisau diteruskan ke arah medial menyusuri tepi bawah tulang selangka untuk
mencapai sendi articulatio sternoclavicularis dan memotongnya.
PEMERIKSAAN RONGGA DADA

Letak paru Isi rongga


terhadap dada (cairan,
kandung darah atau
jantung lainnya)

Pada bayi
• Bentuk dinding dada
Perlekatan •

Sela iga
Tepi paru-paru
paru-paru • Pem. morfologi paru
• Tes apung paru
Pengeluaran alat leher + alat rongga dada
Pengirisan insersi otot2 dasar mulut pada tulang rahang bawah.
Lidah ditarik ke arah bawah

Palatum molle diiris, kemudian diteruskan ke arah lateral kanan dan kiri

Teruskan pemotongan sampai ke permukaan depan dari tulang belakang.

Seluruh alat leher dapat dilepaskan dari perlekatannya


Lepaskan perlekatan antara paru-paru dengan dinding rongga dada

Lepaskan esofagus bagian kaudal


Alat rongga dada ditarik ke arah kaudal sampai keluar dari rongga paru.
Cara pengeluaran usus
Cari duodenum dari arah retroperitoneum, kemudian ikat dengan
dua ikatan dan potong diantara dua ikatan tersebut
Tangan kiri memegang ujung distal & mengangkat mesenterium lalu diiris dgn
tegak lurus & digerakkan maju mundur (gerakan menggergaji)

Setelah sampai di ileum terminalis, lanjutkan dengan memotong


mesokolon pada bagian lateral
Rectum dipegang dengan tangan kanan mulai dari bagian distal
dan mengurutnya kearah proksimal

Rectum dapat diikat dengan dua ikatan, untuk kemudian diputus


diantara dua ikatan tersebut
Pemeriksaan : untuk menemukan kelainan berupa luka, ulkus atau
kelainan lainnya.
• Permukaan lidah : bekas
Lidah gigitan (baru/lama).

Tulang • Patah tulang


lidah • Resapan darah.

• ukuran dan berat


Kelenjar • permukaan
Gondok •

warna
resapan darah.
Pemeriksaan terhadap
Arteri carotis interna
Biasanya tertinggal
Perhatikan tanda
melekat pada
kekerasan pada sekitar
permukaan depan ruas
arteria ini.
tulang leher.

Buka dengan
Kekerasan : kadang
menggunting dinding
ditemukan kerusakan
depannya dan
dan resapan darah pada
perhatikan keadaan
intima.
intima.
Pemeriksaan terhadap organ paru

Permukaan Perabaan Penampang

Cekungan bekas Normal terasa Pengirisan paru


penekanan seperti dari apex ke
iga(pada spons/karet basal.
emfisema), busa. Ki300-350g
warna, bintik
perdarahan, Tentukan
bercak Peradangan,
perdarahan, perabaan warna dan
resapan darah, dapat menjadi kelainan
luka, bulla. padat/keras.
ka400-450g
Cara melakukan otopsi pada
jantung

Jantung Perhatikan
besarnya jantung, Pada otopsi jantung,
dilepaskan pemotongan dinding
adanya resapan
dari darah, luka atau
jantung dilakukan
mengikuti aliran
pembuluh2 bintik-bintik darah.
besar. perdarahan.
Jantung diletakan Pengukuran lingkaran
Irisan pada dinding depan
katup tricuspidal &
dgn permukaan bilik kanan dilakukan
dinding bilik kanan mulai apeks, menyusuri
ventral menghadap serta memeriksa
ke atas. septum pada jarak ½ cm.
keadaan katup.

Vena cava sup & inf Rongga bilik Sampai ke arah


dibuka dgn jalan
menggunting dinding
jantung kanan dinding depan
belakangnya. terbuka. arteria pulmonalis.

Dgn pisau panjang, Katup semilunaris


Terbuka serambi masuki bilik jantung pulmonal diukur
kanan sampai ujung lingkarannya dan
kanan. pisau menembus apeks daun katupnya
lalu iris ke lateral. dinilai.
Dengan gunting, dinding
depan bilik kiri dipotong Lingkaran katup
Pengguntingan
menyusuri septum pada semilunaris aorta
dinding belakang vv. jarak ½ cm, terus ke arah diukur dan daun
Pulmonales. atas membuka juga
dinding depan aorta.
katup dinilai.

Lakukan pengukuran Pemeriksaan dilakukan


lingkaran katup mitral dengan melakukan
Terbuka serambi serta penilaian
pengirisan melintang
kiri. sepanjang jalannya
terhadap keadaan pembuluh darah A.
katup. koronaria

Dengan pisau panjang, Pada penampang irisan


apeks jantung sebelah diperhatikan tebal
kiri dari septum Bilik kiri terbuka. dinding arteri, keadaan
ditusuk, lalu diiris ke lumen serta kemungkinan
arah lateral. terdapatnya thrombus.
• deposit kapur
• ateroma
Aorta • pembentukan aneurisma.
thorakalis • tanda-tanda kekerasan
(resapan darah/luka)
• robekan

• penimbunan perkapuran
• atheroma.
Aorta • kelainan pada dinding
abdominalis pembuluh darah.
• Berat 250-300g
• Katup serambi ka. P 12cm
• Katup serambi ki. P 9,5cm
Anak Ginjal
Berwarna kuning kecoklat-coklatan, pengguntingan
anak ginjal akan memberikan penampang dengan
bagian korteks dan medulla yang tampak jelas.
Kanan : berbentuk Kiri : berbentuk
trapezium dan tipis. bulan sabit tipis

Diperiksa terhadap kemungkinan terdapatnya


kelainan ukuran, resapan darah.
• Perlekatan kapsula renis, resapan darah, luka-
luka ataupun kista-kista retensi.

Ginjal • penampang ginjal, perhatikan gambaran


korteks dan medulla, juga pelvis renis (batu
ginjal, tanda peradangan, nanah)
• Berat . 90-120gr

• Perhatikan kemungkinan terdapatnya


Ureter batu, ukuran penampang, isi saluran
serta keadaan mukosa.

Kandung • Perhatikan isi serta selaput lendirnya.


kencing
Kandung
Hati Normal : Permukaan :
rata dan licin, warna empedu
merah-coklat. Ukuran dan diraba
Perabaan : kenyal. (kemungkinan batu
Tepi tajam. empedu)
Penampang : jelas
gambaran hatinya.
Kelainan : Jaringan Ada tidaknya
ikat, kista-kista kecil,
permukaan yg sumbatan pd
berbenjol-benjol saluran empedu:
bahkan abses, penekanan sambil
gambaran hati pala. memperhatikan
Berat: 1500-1800gr muaranya.
Kandung empedu
dibuka dgn gunting
untuk melihat selaput
lendirnya yg seperti
beludru berwarna
hijau-kuning.
Permukaan yang berkeriput, warna
Limpa Normal ungu, perabaan lunak-kenyal.
Irisan penampang limpa: gambaran
limpa yang jelas, berwarna coklat-
merah.
Bila dikikis dengan punggung pisau,
akan ikut jaringan penampang
limpa.
Jangan lupa mencatat ukuran dan
berat limpa.
Berat : 150-200gr
Lambung Usus-usus
• dibuka dengan gunting
pada kurvatura mayor • darah dalam
• Perhatikan isi lambung lumen
• Selaput lendir • kelainan bersifat
lambung : erosi,
ulserasi maupun
ulceratif, polip
perdarahan / resapan dan lain-lain.
darah.
Pemeriksaan alat kelamin dalam
• Testis dikeluarkan dari scrotum melalui
rongga perut.
• Perhatikan ukuran, konsistensi, resapan
Laki-laki darah.
• Bentuk dan ukuran dari epididimis.
• Ukuran dan konsistensi dari kelenjar
prostat

• Bentuk & ukuran kedua indung telur,


saluran telur & uterus sendiri.
• Perdarahan, resapan darah, luka.
Perempuan • Uterus dibuka dgn membuat irisan
berbentuk huruf T.
• Perhatikan selaput lendir uteri, tebal
dinding, isi rongga rahim.
Cara membuka tempurung otak
Irisan pd kulit otak dr processus mastoideus melingkari kepala kearah puncak kepala & berakhir pd
processus mastoideus sisi lain

Pengirisan dibuat sampai pisau mencapai periosteum.

Kulit dikupas kearah depan sampai kurang lebih 1-2 cm diatas batas orbita & kearah belakang sampai
protuberantia occipitalis externa. Otot temporalis dipotong dgn pisau.

Penggergajian tulang tengkorak melingkar di daerah frontal sejarak 2 cm diatas


margo supra orbitalis, di daerah temporal 2 cm di atas daun telinga.

Gergaji melingkar kearah belakang kurang lebih 2 cm sebelah atas protuberantia occipitalis externa
dgn garis penggergajian yg membentuk sudut 120 derajat dr garis penggergajian terdahulu.

Atap tengkorak selanjutnya dilepas dgn menggunakan pahat berbentuk T dgn


jalan mendongkel pd garis penggergajian.
PEMERIKSAAN ISI RONGGA KEPALA
Keadaan tulang tengkorak
Keadaan selaput pembngkus otak
Perdarahan intracranial
Epidural
Subdural
Subarachnoid
Intraserebal
Penampang otak
Irisan otak besar
Irisan otak kecil
Irisan batang otak
Cara melakukan pemeriksaan otak

Perlu diperhatikan:
• Permukaan luar dari otak dan catat kelainan yang
ditemukan(perdarahan subdural, perdarahan
arakhnoid, kontusio jaringan otak, laserasi).
• Tanda penekanan.
• sirkulus Willisi (nilai keadaan pembuluh darahnya:
penebalan, aneurysma, perdarahan).
• Perhatikan serebellum adakah kelainan
bentuknya.
• Berat :1200-1400gr
Pemeriksaan Histopatologik

Pemeriksaan secara mikroskopis atas


jaringan dari bagian2 tubuh korban
untuk menentukan kemungkinan
terdapatnya suatu penyakit yang
menyebabkan kematian korban.
• Jaringan yang akan diperiksa masukkan
dalam formalin 10%
• Kualitatif : jenis racun
Pemeriksaan
• Kuantitatif: jumlah dosis
Toksikologi toksik atau dosis lethal

• Darah, min 50 ml, dari jantung/PD besar.


Bahan yg • Urin, min 100 ml, dari vesika urinaria
• Lambung
dikirim pd • Hati, 200 gram
lab. • Otak, 200 gram
toksikologi •

Ginjal, boleh dengan 1 ginjal
Cairan cerebrospinal, min 50 ml.
Bahan pengawet

Darah Urin Bahan lain

• NaF • Na- • formalin


• NaCL benzoat buffer
jenuh • alkohol
• Na sitrat jenuh
Harus
dengan
label

bahan
pengawet
Prosedur Dibungkus
disertakan pengiriman 2X
sebagai
kontrol

Disertakan
keterangan
klinis dan
hasil
otopsi.
Perawatan setelah otopsi

Organ2 tubuh
Jahitkan tulang Jahitlah kulit
dimasukkan
dada dan iga2 dengan rapi
kembali

Atap tengkorak
Bersihkan tubuh Kulit kepala diletakkan kembali,
fiksasi dengan
mayat dijahit dgn rapi. menjahit otot
temporalis

Anda mungkin juga menyukai