AUTOPSI
AUTOPSI
AUTOPSI
Otopsi
Klinik
Otopsi
anatomik
Peraturan Pemerintah
untuk kepentingan
No. 18 Th. 1982
pendidikan
tentang bedah jenazah
Otopsi Klinik
dilakukan pada jenazah dari
penderita penyakit yang
dirawat dan kemudian
meninggal di RS
Menegakkan diagnosis,
Proses perjalanan penyakit,
Kelainan-kelainan patologik
yang timbul, Menilai
efektifitas terapi
Otopsi Forensik
Yang dilakukan untuk kepentingan peradilan,
membantu penegak hukum dalam rangka
menemukan kebenaran materiil.
KUHAP Instruksi
UU RI
Pasal Kapolri
KUHP no. 23
120, No.Pol Agama
Pasal 222 tahun Ins/E/20/I
133,
1992 X/75
dan 134
Pasal 120 KUHAP berbunyi :
a. Dalam hal penyidik menganggap perlu, ia
dapat minta pendapat orang ahli atau orang
yang memiliki keahlian khusus
b. Ahli tersebut mengangkat sumpah atau
mengucapkan janji di muka penyidik bahwa ia
akan memberi keterangan menurut
pengetahuannya yang sebaik-baiknya kecuali
disebabkan karena harkat serta martabat,
pekerjaan atau jabatannya yang mewajibkan
ia menyimpan rahasia yang dapat menolak
untuk memberikan keterangan yang diminta.
Pasal 133 KUHAP menegaskan :
1. Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan
mengenai seseorang korban baik luka, karena
keracunan ataupun mati yang diduga karena peristiwa
yang merupakan tindak pidana, ia berwenang
mengajukan permintaan keterangan ahli kepada ahli
kedokteran kehakiman atau ahli lainnya.
2. Permintaan keterangan ahli sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) dilakukan secara tertulis, yang dalam
surat itu disebutkan dengan tegas untuk pemeriksaan
luka, atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan
bedah mayat.
3. Mayat yang dikirim kepada ahli kedokteran
kehakiman atau dokter pada rumah sakit harus
dilakukan secara baik dengan penuh penghormatan
terhadap mayat tersebut dan diberi label yang
memuat identitas mayat, dilaksanakan dengan diberi
cap jabatan yang diletakkan pada ibu jari kaki atau
bagian badan mayat.
Pasal 134 KUHAP menegaskan :
1. Dalam hal sangat diperlukan dimana untuk
keperluan pembuktian bedah mayat tidak mungkin
lagi dihindari, penyidik wajib memberitahukan
terlebih dahulu kepada keluarga korban.
2. Dalam hal keluarga keberatan, penyidik wajib
menerangkan dengan sejelas-jelasnya tentang
maksud dan tujuan perlu dilakukannya
pembedahan mayat.
3. Apabila dalam waktu dua hari tidak ada tanggapan
apapun dari keluarga atau pihak yang perlu
diberitahu tidak diketemukan, penyidik segera
melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 133 ayat (3) undang-undang ini.
KUHAP pasal 134: otopsi baru boleh
dilakukan jika:
surat permintaan tertulis dari penyidik
sesegera mungkin
• Irisan
• Pembukaan rongga-rongga tubuh
Pemeriksaan • Pengeluaran organ-organ tubuh
• Patologi Anatomi
Pemeriksaan • Toksikologi
Penunjang • Serologi
• Biologi Molekuler
Teknik Insisi
• Incisi model huruf I
• Incisi model huruf Y
Virchow
Ghon
Teknik Rokitansky
Otopsi
Letulle
TEKNIK VIRCHOW
Tertua
1 /1 organ dikeluarkan langsung diperiksa.
Kelainan masing2 organ langsung terlihat
Hub. Anatomik antar organ dalam 1 sistem hilang.
kurang baik pd otopsi kasus penembakan dgn senjata
api & penusukan dgn senjata tajam, (perlu menentukan
saluran luka, arah serta dalamnya penetrasi yang terjadi).
TEKNIK ROKITANSKY
Setelah rongga tubuh dibuka , organ-organ dilihat dan
diperiksa dengan melakukan beberapa irisan in situ.
En bloc
jarang dipakai .
Tidak menunjukkan keunggulan
Tidak baik digunakan untuk otopsi forensik.
TEKNIK LETULLE
• Pengeluaran organ secara sekaligus (en masse).
• Hubungan antar organ-organ tetap dipertahankan
setelah seluruh organ dikeluarkan dari tubuh.
• Sukar dilakukan tanpa pembantu, agak sulit dalam
penanganan karena ”panjang”nya kumpulan organ-
organ yang dikeluarkan bersama-sama ini.
TEKNIK GHON
• Pengangkatan organ sebagai 3 kumpulan organ
(bloc).
Cara membuka rongga dada
Mengiris rawan iga pada tempat ½ sampai 1 cm medial batas
rawan tulang.
Bagian perut pisau dan bidang pisau yang diletakkan tegak lurus, rawan iga
dipotong mulai dari iga ke-2 terus ke arcus costae. Dengan tangan kanan
memegang gagang pisau dan telapak tangan kiri menekan punggung pisau.
Pisau diteruskan ke arah medial menyusuri tepi bawah tulang selangka untuk
mencapai sendi articulatio sternoclavicularis dan memotongnya.
PEMERIKSAAN RONGGA DADA
Pada bayi
• Bentuk dinding dada
Perlekatan •
•
Sela iga
Tepi paru-paru
paru-paru • Pem. morfologi paru
• Tes apung paru
Pengeluaran alat leher + alat rongga dada
Pengirisan insersi otot2 dasar mulut pada tulang rahang bawah.
Lidah ditarik ke arah bawah
Palatum molle diiris, kemudian diteruskan ke arah lateral kanan dan kiri
Buka dengan
Kekerasan : kadang
menggunting dinding
ditemukan kerusakan
depannya dan
dan resapan darah pada
perhatikan keadaan
intima.
intima.
Pemeriksaan terhadap organ paru
Jantung Perhatikan
besarnya jantung, Pada otopsi jantung,
dilepaskan pemotongan dinding
adanya resapan
dari darah, luka atau
jantung dilakukan
mengikuti aliran
pembuluh2 bintik-bintik darah.
besar. perdarahan.
Jantung diletakan Pengukuran lingkaran
Irisan pada dinding depan
katup tricuspidal &
dgn permukaan bilik kanan dilakukan
dinding bilik kanan mulai apeks, menyusuri
ventral menghadap serta memeriksa
ke atas. septum pada jarak ½ cm.
keadaan katup.
• penimbunan perkapuran
• atheroma.
Aorta • kelainan pada dinding
abdominalis pembuluh darah.
• Berat 250-300g
• Katup serambi ka. P 12cm
• Katup serambi ki. P 9,5cm
Anak Ginjal
Berwarna kuning kecoklat-coklatan, pengguntingan
anak ginjal akan memberikan penampang dengan
bagian korteks dan medulla yang tampak jelas.
Kanan : berbentuk Kiri : berbentuk
trapezium dan tipis. bulan sabit tipis
Kulit dikupas kearah depan sampai kurang lebih 1-2 cm diatas batas orbita & kearah belakang sampai
protuberantia occipitalis externa. Otot temporalis dipotong dgn pisau.
Gergaji melingkar kearah belakang kurang lebih 2 cm sebelah atas protuberantia occipitalis externa
dgn garis penggergajian yg membentuk sudut 120 derajat dr garis penggergajian terdahulu.
Perlu diperhatikan:
• Permukaan luar dari otak dan catat kelainan yang
ditemukan(perdarahan subdural, perdarahan
arakhnoid, kontusio jaringan otak, laserasi).
• Tanda penekanan.
• sirkulus Willisi (nilai keadaan pembuluh darahnya:
penebalan, aneurysma, perdarahan).
• Perhatikan serebellum adakah kelainan
bentuknya.
• Berat :1200-1400gr
Pemeriksaan Histopatologik
bahan
pengawet
Prosedur Dibungkus
disertakan pengiriman 2X
sebagai
kontrol
Disertakan
keterangan
klinis dan
hasil
otopsi.
Perawatan setelah otopsi
Organ2 tubuh
Jahitkan tulang Jahitlah kulit
dimasukkan
dada dan iga2 dengan rapi
kembali
Atap tengkorak
Bersihkan tubuh Kulit kepala diletakkan kembali,
fiksasi dengan
mayat dijahit dgn rapi. menjahit otot
temporalis