Ketiga dokumen membahas kasus pasar keseimbangan harga untuk berbagai komoditas seperti gabah, tenaga kerja, dan mie instant. Dokumen menjelaskan hubungan antara permintaan dan penawaran, serta cara menentukan harga keseimbangan pasar berdasarkan persamaan permintaan dan penawaran. Dokumen terakhir membahas dilema penetapan upah minimum provinsi dan dampaknya terhadap kesempatan kerja.
0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
1K tayangan6 halaman
Ketiga dokumen membahas kasus pasar keseimbangan harga untuk berbagai komoditas seperti gabah, tenaga kerja, dan mie instant. Dokumen menjelaskan hubungan antara permintaan dan penawaran, serta cara menentukan harga keseimbangan pasar berdasarkan persamaan permintaan dan penawaran. Dokumen terakhir membahas dilema penetapan upah minimum provinsi dan dampaknya terhadap kesempatan kerja.
Ketiga dokumen membahas kasus pasar keseimbangan harga untuk berbagai komoditas seperti gabah, tenaga kerja, dan mie instant. Dokumen menjelaskan hubungan antara permintaan dan penawaran, serta cara menentukan harga keseimbangan pasar berdasarkan persamaan permintaan dan penawaran. Dokumen terakhir membahas dilema penetapan upah minimum provinsi dan dampaknya terhadap kesempatan kerja.
Ketiga dokumen membahas kasus pasar keseimbangan harga untuk berbagai komoditas seperti gabah, tenaga kerja, dan mie instant. Dokumen menjelaskan hubungan antara permintaan dan penawaran, serta cara menentukan harga keseimbangan pasar berdasarkan persamaan permintaan dan penawaran. Dokumen terakhir membahas dilema penetapan upah minimum provinsi dan dampaknya terhadap kesempatan kerja.
= 20.000 – 5.000 = - 5.000 + 20.000 = 15.000 = 15.000 DILEMA UMP Apakah penerapan mekanisme pasar harus selalu dipandang sebagai sikap ketidakberpihakan terhadap rakyat kecil? Reformasi yang bergulir pada tahun 1998 merupakan konkrit bahwa kekuasaan tidak mampu membunyikan atau menjadikan masalah kelangkaan. Ternyata yang paling objektif dalam memberikan informasi tentang kelangkaan bukanlah pemerintah,tokoh-tokoh agama ataupun tokoh-tokoh politik, melainkan pasar. Jika suatu barang / jasa semakin langka, maka pasar memberikan sinyal kenaikan harga. Begitupun sebaliknya misalnya: menjelang hari raya lebaran atau natal dan tahun baru, harga daging, terigu, sayur-mayur, bergerak naik. Sayangnya selama ini ada beberapa komoditas yang sebenarnya langka, namun kelangkaan tersebut ditutup –tutupi oleh pemerintah dengan menentukan harga – harga komoditas yang sangat murah, seolah olah komoditas masih tersedia dan melimpah di Indonesia, salah satunya BBM. Sebaliknya ada komoditas yang sangat berlimpah dan kualitasnya juga tidak memadai, tetapi harganya relatif tinggi, seolah olah komoditas tersebut langka. Komoditas yang dimaksud adalah faktor peoduksi tenaga kerja, yang ditetapkan oleh pemerintah melalui penentuan upah minimum provinsi (UMP). Penetapan UMP adalah langka kontrol harga ( harga dasar / floor price ) oleh pemerinta dalam upaya melindungi sisi produsen atau pemasok. Dengan demikian tujuan penetapan UMP sangat mulia, karena berupaya meningkatkan kesejahteraan rakyat kecil. namun, bila tidak hati-hati akan membunuh masa depan rakyat kecil. Misalkan permintaan dan penawaran tenaga kerja disebuah kota kecil dinyatakan sebagai: DL = 8.000 – ½W, dimana DL = Permintaan tenaga kerja perhari (ribu orang), SL = -2.000 + 2W, Dimana SL = Penawaran tenaga kerja perhari (ribu orang), W = Upah harian perorang tenaga kerja (ribu rupiah). Berdasarkan informasi diatas dapat dihitung kondisi keseimbangan pasar tenaga kerja. Keseimbangan: DL = SL 8.000 – ½ W = -2.000 + 2W 2½W = 10.000 W = 4.000 Kesempatan kerja: DL = SL = 8.000 – ½ (4.000) = 6.000 Dengan demikian jika tanpa campur tangan pemerintah, pada saat pasar tenaga kerja berada dalam keseimbangan, kesempatan kerja yang tersedia setiap hari adalah 6.000 Orang dengan upah harian per tenaga kerja Rp. 4.000,00. Bila pemerintah merasa upah tenaga kerja terlalu rendah dan bermaksud menaikkannya, maka ditetapkan UMP yang lebih tinggi dari tingkat upah keseimbangan misalnya sebesar Rp. 6000. Pada saat UMP Rp. 6.000 per orang per hari, maka: Permintaan tenaga kerja: DL = 8.000 – ½ W = 8.000 – ½ (6.000) = 5.000 Penawaran tenaga kerja: SL = -2.000 + 2W = -2.000 + 2(6.000) = 10.000