Askep Harga Diri Rendah-1
Askep Harga Diri Rendah-1
Askep Harga Diri Rendah-1
YUNANI S A
SATUAN ACARA PERKULIAHAN
MATA AJARAN : KEPERAWATAN JIWA I
T.I.U : Setelah mempelajari mata ajaran ini diharapkan
mahasiswa mampu memahami dan mengaplikasikan
asuhan keperawatan klien dengan harga diri rendah.
T.I.K : Mahasiswa mampu,
1. Menyebutkan pengertian harga diri rendah (HDR)
2. Faktor yg mempengaruhi HDR
3. Tanda dan gejala HDR
4. Penyebab HDR
5. Akibat dari HDR
6. Masalah dan data yang perlu dikaji
7. Diagnosa HDR
8. Askep HDR
ASKEP HARGA DIRI RENDAH
Perkembangan Individu.
Ideal diri tidak realistis.
Ganguan Fisik Dan Mental
Sistem Keluarga yang Tidak
Berfungsi
Pengalaman traumatic yang
berulang, misalnya akibat aniaya
fisik, emosi, seksual.
Tanda dan gejala
Data Obyektif:
- Klien malu bertemu dan berhadapan dengan orang
lain
- Ekspresi wajah kosong
- Tidak ada kontak mata ketika diajak bicara
- Suara pelan dan tidak jelas
Harga diri rendah kronik
Data subyektif
-Mengungkapkan ingin diakui jati dirinya
-Mengungkapkan tidak ada lagi yang peduli
-Mengungkapkan tidak bisa apa-apa
-Mengungkapkan dirinya tidak berguna
Data obyektif
-Mengkritik diri sendiri
-Merusak diri sendiri /orang lain
-Menarik diri dari hubungan social
-Tampak mudah tersinggung
-Tidak mau makan dan tidak tidur
-Perasaan malu
-Tidak nyaman jika jadi pusat perhatian
Pohon masalah
Isolasi Sosial
Berduka disfungsional
Diagnosa keperawatan
Faktor psikologis
Mudah kecewa, mudah putus asa,
kecemasan tinggi, menutup diri, ideal diri
tinggi, harga diri rendah, identitas diri tidak
jelas, krisis peran, gambaran diri negatif dan
koping destruktif.
Faktor biologis
Adanya kejadian terhadap fisik, berupa :
atrofi otak, pembesaran vertikel.
Faktor presipitasi
Kesehatan
Nutrisi dan tidur kurang, ketidaksiembangan irama
sirkardian, kelelahan dan infeksi, obat-obatan system
syaraf pusat, kurangnya latihan dan hambatan untuk
menjangkau pelayanan kesehatan.
Lingkungan
Lingkungan sekitar yang memusuhi, masalah dalam
rumah tangga, kehilangan kebebasan hidup dalam
melaksanakan pola aktivitas sehari-hari, sukar dalam
berhubungan dengan orang lain, isoalsi social,
kurangnya dukungan social, tekanan kerja (kurang
terampil dalam bekerja), stigmasasi, kemiskinan,
kurangnya alat transportasi dan ketidakmamapuan
mendapat pekerjaan.
Sikap
Merasa tidak mampu (harga diri rendah), putus asa
(tidak percaya diri), merasa gagal (kehilangan
motivasi menggunakan keterampilan diri),
kehilangan kendali diri (demoralisasi), merasa punya
kekuatan berlebihan, merasa malang (tidak mampu
memenuhi kebutuhan spiritual), bertindak tidak
seperti orang lain dari segi usia maupun kebudayaan,
rendahnya kemampuan sosialisasi, perilaku agresif,
perilaku kekerasan, ketidakadekuatan pengobatan
dan ketidak adekuatan penanganan gejala.
* Pemeriksaan fisik
Yang dikaji adalah tanda-tanda vital (suhu, nadi, pernafasan dan
tekanan darah), berat badan, tinggi badan serta keluhan fisik yang
dirasakan klien.
Status Mental
Pengkajian pada status mental meliputi:
2. Tindakan Keperawatannya :
2. Tindakan keperawatan:
a. Diskusikan masalah yg dihadapi o/klg dlm merawat pasien
b. Jelaskan kpd klg ttg HDR yg ada pd pasien
c. Diskusi dgn klg kemampuan yg dimiliki pasien dan memuji pasien
atas kemampuannya
d. Jelaskan cara2 merawat pasien dgn HDR
e. Demontrasikan cara merawat pasien HDR
f. Beri kesempatan kpd klg u/mempraktekkan cara merawat pasien
dgn HDR spt yg perawat demontrasikan
g. Bantu keluarga menyususn rencana kegiatan pasien dirumah.
SP 1 Keluarga: Mendiskusikan masalah
yg dihadapi klg dlm merawat pasien di
rmh, menjelaskan ttg pengertian, tanda
dan gejala HDR,menjelaskan cara
merawat pasien dan demontrasikan cara
merawat pasien HDR, dan memberi
kesempatan kpd klg u/mempraktekkan
cara merawat.
SP2 Keluarga : Melatih keluarga
mempraktekkan cara merawat pasien dgn
masalah HDR langsung kpd pasien
SP 3 Keluarga : Membuat perencanaan
pulang bersama klg
C. EVALUASI
Kemampuan pasien dan keluarga
Kemampuan perawat