Askep Harga Diri Rendah-1

Unduh sebagai ppt, pdf, atau txt
Unduh sebagai ppt, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 22

ASKEP KLIEN DENGAN

HARGA DIRI RENDAH

 YUNANI S A
SATUAN ACARA PERKULIAHAN
 MATA AJARAN : KEPERAWATAN JIWA I
 T.I.U : Setelah mempelajari mata ajaran ini diharapkan
mahasiswa mampu memahami dan mengaplikasikan
asuhan keperawatan klien dengan harga diri rendah.
 T.I.K : Mahasiswa mampu,
 1. Menyebutkan pengertian harga diri rendah (HDR)
 2. Faktor yg mempengaruhi HDR
 3. Tanda dan gejala HDR
 4. Penyebab HDR
 5. Akibat dari HDR
 6. Masalah dan data yang perlu dikaji
 7. Diagnosa HDR
 8. Askep HDR
ASKEP HARGA DIRI RENDAH

 Pengertian harga diri rendah


Harga diri rendah adalah perasaan tidak
berharga, tidak berarti dan rendah diri yang
berkepanjangan akibat evaluasi negative terhadap diri
sendiri dan kemampuan diri.
(Modul MPKP jiwa FIKUI 2006)

Harga diri rendah adalah keadaan yang lama


mengenai evaluasi diri atau perasaan mengenai
diri atau kemampuan diri yang negative .
(Nanda 2005-2006)
Faktor-faktor yang mempengaruhi
gangguan harga diri

 Perkembangan Individu.
 Ideal diri tidak realistis.
 Ganguan Fisik Dan Mental
 Sistem Keluarga yang Tidak
Berfungsi
 Pengalaman traumatic yang
berulang, misalnya akibat aniaya
fisik, emosi, seksual.
Tanda dan gejala

 Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan


tindakan terhadap penyakit (rambut botak karena terapi)
 Rasa bersalah terhadap diri sendiri
(mengkritik/menyalahkan diri sendiri)
 Gangguan hubungan sosial (menarik diri)
 Percaya diri kurang (sukar mengambil keputusan)
 Mencederai diri (akibat dari harga diri yang rendah disertai
harapan yang suram, mungkin klien akan mengakiri
kehidupannya.
( Budi Anna Keliat, 1999)

 Ekspresi rasa malu/bersalah


 Menolak umpan balik positif
 Kontak mata kurang
 Tidak asertif/pasif
 Perasaan tidak mampu
 Penurunan produktifitas
 Pandangan hidup yang pesimis
(Carpenito, Lynda juall 2000:256)
Penyebab harga diri rendah
 Salah satu penyebab dari harga diri rendah yaitu
berduka disfungsional. Berduka disfungsional
merupakan pemanjangan atau tidak sukses dalam
menggunakan respon intelektual dan emosional oleh
individu dalam melalui proses modifikasi konsep diri
berdasarkan persepsi kehilangan.
 Harga diri rendah juga sering disebabkan karena
adanya koping indivindu yang tidak efektif akibat
adanya kurang umpan balik positif, kurangnya system
pendukung, kemunduran perkembangan ego,
pengulangan umpan balik negative, disfungsi system
keluarga serta terfiksasi pada tahap perkembangan
awal.
 Tanda dan gejalanya: Rasa bersalah, adanya
penolakan, marah, sedih dan menangis, perubahan
pola makan, tidur, mimpi, konsentrasi dan aktivitas
serta mengungkapkan tidak berdaya
Akibat dari harga diri rendah
 Harga diri rendah dapat beresiko terjadinya
isolasi sosial : menarik diri  Menarik diri
merupakan percobaan untuk menghindari
interaksi dengan orang lain, menghindari
hubungan dengan orang lain.

 Tanda dan gejala : Apatis, ekspresi sedih, afek


tumpul, menghindar dari orang lain (menyendiri),
komunikasi kurang/tidak ada.
Klien tidak tampak bercakap-cakap dengan klien
lain/perawat, tidak ada kontak mata, klien sering
menunduk, berdiam diri di kamar/klien kurang
mobilitas.
Menolak berhubungan dengan orang lain, klien
memutuskan percakapan atau pergi jika diajak
bercakap-cakap dan Tidak/ jarang melakukan
kegiatan sehari-hari.
Masalah dan data yang perlu dikaji
serta Diagnosa keperawatan
 Isolasi sosial : menarik diri
 Data Subyektif:

- Mengungkapkan tidak berdaya dan tidak ingin hidup


lagi
- Mengungkapkan enggan berbicara dengan orang lain

 Data Obyektif:
- Klien malu bertemu dan berhadapan dengan orang
lain
- Ekspresi wajah kosong
- Tidak ada kontak mata ketika diajak bicara
- Suara pelan dan tidak jelas
 Harga diri rendah kronik
 Data subyektif
-Mengungkapkan ingin diakui jati dirinya
-Mengungkapkan tidak ada lagi yang peduli
-Mengungkapkan tidak bisa apa-apa
-Mengungkapkan dirinya tidak berguna

 Data obyektif
-Mengkritik diri sendiri
-Merusak diri sendiri /orang lain
-Menarik diri dari hubungan social
-Tampak mudah tersinggung
-Tidak mau makan dan tidak tidur
-Perasaan malu
-Tidak nyaman jika jadi pusat perhatian
Pohon masalah

Isolasi Sosial

Gangguan konsep diri : HDR

Berduka disfungsional
Diagnosa keperawatan

 Risiko gangguan sensori persepsi :


halusinasi
 Isolasi sosial
 Harga diri rendah
A. Pengkajian
 Identitas klien dan penanggung jawab
 Alasan masuk rumah sakit
 Faktor predisposisi

 Faktor perkembangan terlambat


 Usia bayi tidak terpenuhi kebutuhan makanan, minum
dan rasa aman.
 Usia balita, tidak terpenuhi kebutuhan otonomi.
 Usia sekolah mengalami peristiwa yang tidak
terselesaikan.

 Faktor komunikasi dalam keluarga


 Komunikasi peran ganda.
 Tidak ada komunikasi.
 Tidak ada kehangatan.
 Komunikasi dengan emosi berlebihan.
 Komunikasi tertutup.
 Orang tua yang membandingkan anak – anaknya, orang
tua yang otoritas dan komplik orang tua.
 Faktor sosial budaya
 Isolasi sosial pada yang usia lanjut, cacat,
sakit kronis, tuntutan lingkungan yang
terlalu tinggi.

 Faktor psikologis
 Mudah kecewa, mudah putus asa,
kecemasan tinggi, menutup diri, ideal diri
tinggi, harga diri rendah, identitas diri tidak
jelas, krisis peran, gambaran diri negatif dan
koping destruktif.

 Faktor biologis
 Adanya kejadian terhadap fisik, berupa :
atrofi otak, pembesaran vertikel.
Faktor presipitasi
 Kesehatan
 Nutrisi dan tidur kurang, ketidaksiembangan irama
sirkardian, kelelahan dan infeksi, obat-obatan system
syaraf pusat, kurangnya latihan dan hambatan untuk
menjangkau pelayanan kesehatan.

 Lingkungan
 Lingkungan sekitar yang memusuhi, masalah dalam
rumah tangga, kehilangan kebebasan hidup dalam
melaksanakan pola aktivitas sehari-hari, sukar dalam
berhubungan dengan orang lain, isoalsi social,
kurangnya dukungan social, tekanan kerja (kurang
terampil dalam bekerja), stigmasasi, kemiskinan,
kurangnya alat transportasi dan ketidakmamapuan
mendapat pekerjaan.
 Sikap
 Merasa tidak mampu (harga diri rendah), putus asa
(tidak percaya diri), merasa gagal (kehilangan
motivasi menggunakan keterampilan diri),
kehilangan kendali diri (demoralisasi), merasa punya
kekuatan berlebihan, merasa malang (tidak mampu
memenuhi kebutuhan spiritual), bertindak tidak
seperti orang lain dari segi usia maupun kebudayaan,
rendahnya kemampuan sosialisasi, perilaku agresif,
perilaku kekerasan, ketidakadekuatan pengobatan
dan ketidak adekuatan penanganan gejala.
* Pemeriksaan fisik
Yang dikaji adalah tanda-tanda vital (suhu, nadi, pernafasan dan
tekanan darah), berat badan, tinggi badan serta keluhan fisik yang
dirasakan klien.

 Status Mental
 Pengkajian pada status mental meliputi:

 Penampilan: tidak rapi, tidak serasi dan cara berpakaian.


 Pembicaraan: terorganisir atau berbelit-belit.
 Aktivitas motorik: meningkat atau menurun.
 Alam perasaan: suasana hati dan emosi.
 Afek: sesuai atau maladaptif seperti tumpul, datar, labil dan
ambivalen
 Interaksi selama wawancara: respon verbal dan nonverbal.
 Persepsi : ketidakmampuan menginterpretasikan stimulus
yang ada sesuai dengan informasi.
 Proses pikir: proses informasi yang diterima tidak berfungsi
dengan baik dan dapat mempengaruhi proses pikir.
 Isi pikir: berisikan keyakinan berdasarkan penilaian
realistis.
 Tingkat kesadaran: orientasi waktu, tempat dan orang.
 Memori
 Memori jangka panjang: mengingat peristiwa
setelah lebih setahun berlalu.
 Memori jangka pendek: mengingat peristiwa
seminggu yang lalu dan pada saat dikaji.
 Kemampuan konsentrasi dan berhitung:
kemampuan menyelesaikan tugas dan
berhitung sederhana.
 Kemampuan penilaian: apakah terdapat
masalah ringan sampai berat.
 Daya tilik diri: kemampuan dalam
mengambil keputusan tentang diri.
 Mekanisme koping

 Regresi: menjadi malas beraktifitas


sehari-hari.
 Proyeksi: menjelaskan perubahan
suatu persepsi dengan berusaha
untuk mengalihkan tanggung jawab
kepada orang lain.
 Menarik diri: sulit mempercayai orang
lain dan asyik dengan stimulus
internal.
B. TINDAKAN KEPERAWATAN
 Tindakan keperawatan pd pasien:
 1. Tujuan:

 a. Pasien dpt mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yg dimiliki


 b. Pasien dpt menilai kemampuan yang dapat digunakan
 c. Pasien dpt menetapkan/memilih kegiatan yg sesuai dgn kemampuan
 d. Pasien dpt melatih kegiatan yg sdh dipilih sesuai kemampuan
 e. Pasien dpt menyususn jadwal u/melakukan kegiatan yg sdh dilatih

 2. Tindakan Keperawatannya :

 a. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yg dimiliki


 b. Membantu pasien menilai kemampuan yang dapat digunakan
 c. Membantu pasien menetapkan/memilih kegiatan yg sesuai dgn
 kemampuan
 d. Melatih kemampuan yg dipilih pasien
 e. Membantu menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan yg dipilih
 SP 1 Pasien :Mendiskusikan kemampuan
dan aspek positif yg dimiliki
pasien,membantu pasien menilai
kemampuan yg masih dpt digunakan,
mambantu pasien melatih/menetapkan
kemampuan yg akan dilatih,melatih
kemampuan yg sdh dipilih dan
menyususn jadwal pelaksanaan
kemampuan yg telah dilatih dalam
rencana harian.
 SP2 Pasien: Melatih pasien melakukan
kegiatan lain yg sesuai dgn kemampuan
pasien.
 Latihan dpt dilanjutkan u/kemampuan
lain smp semua kemampuan dilatih.
Setiap kemampuan yg dimiliki akan
menambah harga diri pasien
Tindakan keperawatan pd keluarga
 1. Tujuan:
 a. Keluarga membantu pasien mengidentifikasi kemampuan yg dimiliki
 pasien
 b. Keluarga memfasilitasi pelaksanaan kemampuan yg masih dimiliki
 pasien
 c. Keluarga memotivasi pasien u/melakukan kegiatan yg sdh dilatih dan
 memberi pujian atas keberhasilan pasien
 d. Keluarga mampu menilai perkembangan perubahan kemampuan
 pasien

 2. Tindakan keperawatan:
 a. Diskusikan masalah yg dihadapi o/klg dlm merawat pasien
 b. Jelaskan kpd klg ttg HDR yg ada pd pasien
 c. Diskusi dgn klg kemampuan yg dimiliki pasien dan memuji pasien
 atas kemampuannya
 d. Jelaskan cara2 merawat pasien dgn HDR
 e. Demontrasikan cara merawat pasien HDR
 f. Beri kesempatan kpd klg u/mempraktekkan cara merawat pasien
 dgn HDR spt yg perawat demontrasikan
 g. Bantu keluarga menyususn rencana kegiatan pasien dirumah.
 SP 1 Keluarga: Mendiskusikan masalah
yg dihadapi klg dlm merawat pasien di
rmh, menjelaskan ttg pengertian, tanda
dan gejala HDR,menjelaskan cara
merawat pasien dan demontrasikan cara
merawat pasien HDR, dan memberi
kesempatan kpd klg u/mempraktekkan
cara merawat.
 SP2 Keluarga : Melatih keluarga
mempraktekkan cara merawat pasien dgn
masalah HDR langsung kpd pasien
 SP 3 Keluarga : Membuat perencanaan
pulang bersama klg
C. EVALUASI
 Kemampuan pasien dan keluarga
 Kemampuan perawat

D .DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN

E. TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK

F. PERTEMUAN KELOMPOK KELUARGA

Anda mungkin juga menyukai