Kesehatan Lingkungan Dan Gigi

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 21

KESEHATAN

LINGKUNGAN DAN
GIGI
Pengertian Kesehatan Gigi
 “kesehatan gigi merupakan bagian integral dari kesehatan manusia seutuhnya, dengan demikian
upaya-upaya dalam bidang kesehatan gigi pada akhirnya akan turut berperan dalam peningkatan
kualitas dan produktivitas sumber daya manusia”.
 banyaknya penyakit yang berkaitan dengan kondisi gigi yang bermasalah.
Pentingnya Kesehatan
Gigi Anak
 Struktur gigi terbentuk saat janin di dalam kandungan berusia 6-8 minggu.
Kemudian pada sekitar umur 6 bulan setelah lahir gigi susu akan muncul. Gigi yang
muncul diawali dengan gigi susu seri bagian bawah kemudian disusul gigi seri
bagian atas. Fungsi gigi susu tidak hanya fungsi pengunyahan sebagai proses awal
pencernaan, melainkan juga sebagai petunjuk jalan bagi gigi tetap yang ada di
bawahnya. Setiap gigi sudah ada pola tempat tinggal masing-masing.
 Pencabutan gigi susu sebelum waktunya akan mengacaukan sistem keseimbangan
di dalam susunan gigi di dalam mulut. Pencabutan yang terlalu awal akan
menyebabkan terjadinya pergeseran gigi di sebelahnya, sehingga terjadi
penyempitan ruang pada lengkung gigi. Akibatnya gigi tetap tidak memperoleh
ruang cukup dan akan tumbuh gigi tetap dengan susunan gigi yang berjejal. Alasan
itulah kesehatan gigi susu sangat mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan
gigi tetap dan perlu adanya perawatan.
Cara Mengurangi Rasa Sakit Ketika Gigi
Tumbuh
 usia munculnya gigi susu yang normal adalah antara usia 4-6 bulan dan paling lambat
adalah usia antara 20-26 bulan.gigi susu yang muncul terlambat (retardasi) dapat
terjadi pada anak yang ibunya mengalami kekurangan gizi pada saat hamil.
 Gejala-gejala yang timbul saat gigi muncul adalah gusi terasa gatal, keluar banyak air
liur dan demam. Cara-cara agar rasa sakit pada bayi ketika giginya tumbuh yakni:
 Memberikan biskuit bayi dengan tekstur keras tetapi dapat hancur saat terkena air liur.
 Menyediakan mainan karet yang bisa dia gigit.
 Memberi pijatan ringan pada gusi bayi dengan telunjuk yang telah dibersihkan atau bisa
Anda gunakan kain lembut yang telah dibasahi air hangat.
 Biarkan dia menikmati dot bayi untuk mengurangi rasa tidak nyaman pada gusi,
terutama pada malam hari saat dia tertidur.
 Apabila bayi mogok makan karena giginya membuat tidak nyaman, maka harus
mengonsultasikan hal tersebut pada ahli kesehatan. Sekalipun tidak nyaman dengan
gigi barunya, bayi tetap harus mendapat nutrisi.
Faktor Pengaruh dalam Kesehatan Gigi
 Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan pada gigi antara lain
 Gizi makanan, seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa benih gigi
seudah terbentuk waktu janin (embrio) berusia 6-8 minggu dalam kandungan.
Kandungan kalsium dalam makanan atau minuman akan membantu
pembentukan tulang dan gigi.
 Jenis makanan, jenis makanan yang mudah lengket dan menempel digigit seperti
permen dan coklat, makanan ini sangat disukai oleh anak-anak. Namun hal ini
akan mengakibatkan gangguan. Makanan tadi mudah tertinggal dan melekat
pada gigi dan bila terlalu sering dan lama akan berakibat tidak baik. Makanan
yang manis dan lengket tersebut akan bereaksi di mulut dan asam yang merusak
email gigi.
 Kebersihan gigi, dengan membiasakan pada anak-anak untuk selalu menyikat
giginya atau berkumur-kumur setiap selesai makan atau sebelum tidur.
 Kepekatan air ludah, pada orang-orang yang mempunyai air ludah yang sangat
pekat dan sedikit akan lebih mudah giginya menjadi berlubang dibandingkan
dengan air ludah yang encer dan banyak, sebab pada anak yang berair ludah
pekat dan sedikit maka sisa makanan akan mudah menempel pada permukaan
gigi (Moestopo, 1982).
Cara Merawat Gigi Anak
 Langkah-langkah dalam merawat gigi anak adalah sebagai berikut:
 Menggosok gigi minimal 2 kali sehari. Waktu terbaik untuk menggosok gigi adalah setelah makan dan sebelum tidur. Menggosok gigi
setelah makan bertujuan mengangkat sisa-sisa makanan yang menempel di permukaan ataupun di sela-sela gigi dan gusi. Sedangkan
menggosok gigi sebelum tidur berguna untuk menahan perkembangbiakan bakteri dalam mulut karena dalam keadaan tidur tidak
diproduksi ludah yang berfungsi membersihkan gigi dan mulut secara alami.
 Mengganti sikat gigi 3-4 bulan sekali. Sikat gigi yang dipilih adalah sikat berbulu lembut dengan kepala sikat yang dapat menjangkau
semua bagian gigi. Sikat gigi untuk anak berukuran kecil dengan tangkai yang mudah di genggam dengan bulu halus tetapi kuat. Bagian
ujung kepala sikat menyempit agar mudah menjangkau bagian dalam. Anak 1-5 tahun bisa memakai sikat dengan 3 deret bulu. Di usia 6
tahun ke atas (periode gigi geligi bercampur), selain sikat dengan 3 deret bulu dapat pula dipakai sikat dengan 4 deret bulu.
 Memakai sikat lidah, lidah bisa menjadi tempat berkumpulnya bakteri yang dapat menyebabkan bau mulut.
 Pemberian pasta gigi untuk balita tidak dianjurkan. Menggosok gigi balita sebaiknya tidak menggunakan pasta gigi namun cukup digosok
dan diberi minum air (air matang) karena balita belum bisa berkumur sehingga kurang tepat kalau diberikan pasta gigi. Untuk anak usia 3
tahun keatas sebaiknya dianjurkan berkumur pada saat menggosok gigi, diberikan pasta gigi kira-kira 0,5 cm atau sebesar biji kacang
polong, usahakan berkumur menggunakan air yang sudah masak karena anakbelum begitu mahir berkumur yang dikhawatirkan anak
menelan air dan pasta gigi.
 Menghindari makanan yang banyak mengandung gula dan manis, seperti sirup, permen, dan cokelat.
 Membiasakan untuk makan buah-buahan segar. Selain baik untuk kesehatan, seratnya dapat membantu menghilangkan kotoran yang
ada di gigi.
 Mengkonsumsi makanan yang seimbang dan kaya kalsium, seperti susu, keju, telur, teri, bayam, katuk, sawi, dan agar-agar.
 Berkonsultasi ke dokter gigi. Pada kenyataannya, perawatan gigi yang dilakukan secara personal tidaklah cukup. Gigi juga memerlukan
perawatan secara profesional, terlebih pada gigi sensitif atau gigi yang telah terlanjur mengalami kerusakan, misalnya, gigi berlubang.
 Memperkenalkan anak dengan gelas setelah ASI, bukan botol susu.
 Selain cara-cara umum yang dilakukan untuk
merawat gigi anak, adapula cara merawat
mulut dan gigi berdasarkan usia anak. Cara
merawat mulut anak atau bayi pada saat usia
0 – 6 bulan, antara lain:
 Membersihkan gusi bayi dengan kain lembab,
setidaknya dua kali sehari
 Jangan biarkan bayi anda tidur sambil minum
susu dengan menggunakan botol susunya.
 Membersihkan mulut bayi dengan kain
lembab setelah menyusui
 Jangan menambah rasa manis pada botol
susu dengan madu atau sesuatu yang manis.
Konsep Menggosok Gigi pada
Anak
 Menurut Endah Kusumawardani (2011) langkah-langkah
menggosok gigi yang baik bagi anak sebagi berikut:
 Gosok gigi searah, dari atas ke bawah untuk gigi atas; dan
sebaliknya dari bawah ke atas untuk gigi bawah. Inilah prinsip
menyikat “dari merah ke putih” atau dari gusi ke ujung gigi agar
kotoran yang tersapu tidak balik lagi. Gerakan searah juga
menjaga kesehatan gusi.
 Buatlah gerakan mengeluarkan kotoran dari sela-sela gigi.
 Gosoklah perlahan semua permukaan gigi mulai dari bagian
dalam, tengah, dan luar.
 Bersihkan juga langit-langit, dinding mulut, dan permukaan.
Usahakan air yang digunakan untuk menggosok gigi bersih dan
jernih. Untuk anak yang baru belajar berkumur sediakan air
matang.
 Jangan berkumur terlalu banyak supaya masih tersisa fluoride
untuk menjaga kekuatan gigi.
Masalah Kesehatan Gigi yang
Sering Muncul
 Caries Gigi
Caries gigi (gigi berlubang) merupakan kerusakan enamel,
dentil dan semen yang berlangsung secara progresif.
Insiden pembentukan caries gigi yang paling tinggi
terdapat pada usia kanak-kanak. Setelah usia 25 tahun
jarak terbentuk caries yang baru sekalipun lubang-lubang
lama akan melebar. Timbulnya caries dapat dicegah
dengan pemberian fluorisasi untuk menguatkan gigi, sikat
gigi yang efisien untuk melepaskan dental plaugue/plag
gigi, perubahan diet (mengurangi jumlah maupun
frekuensi gula pasir) dan perawatan gigi yang terakhir
(Marry E. Beck, 1995).
 Gingivitis
Gingivitis adalah suatu inflamasi pada jaringan gusi,
merupakan penyakit penyangga gigi yang paling ringan.
Faktor-faktor penyebabnya yaitu adanya plag, impaksi
makanan, karies dan adanya penurunan daya tahan
tubuh seseorang (Mansjoer, Arief, dkk, 2001).
PENDEKATAN KESEHATAN
PADA ANAK USIA DINI
 Pemahaman Kesehatan pada Anak Usia Dini
 Pengertian kesehatan
Menurut WHO yang dimaksud dengan kesehatan adalah
keadaan yang meliputi kesehatan fisik, mental dan bukan
hanya keadaan yang bebas dari penyakit cacat dan
kelemahan.
 Kesehatan pada Anak Usia Dini
Anak sehat dapat langsung dilihat. Mereka tumbuh dengan
tinggi badan, berat badan yang sesuai usianya, dan daya
tahan tubuh yang baik sehingga jarang sakit. Begitu pula
dengan kecerdasannya.
Pemeliharaan Kesehatan pada
Anak Usia Dini
 Ruang Lingkup
Pendidikan berbasis kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak
dasar rakyat, yaitu hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan
UUD 1945 pasal 28 H ayat (1) dan Undang-undang nomor 23 Tahun 1992 tentang
Kesehatan.
Dibidang kesehatan, pemerintah wajib menyediakan fasilitas dan
menyelenggarakan upaya kesehatan dengan kebutuhan dasar anak untuk tumbuh
dan berkembang, yaitu :
o Kasih sayang dan perlindungan
o Makanan bergizi seimbang (sejak lahir sampai 6 bulan hanya ASI saja, sesudah
6 bulan sampai 2 tahun ASI ditambah makanan pendamping ASI).
o Imunisasi dasar dan suplementasi vitamin A
o Pendidikan dan pengasuhan dini
o Perawatan kesehatan dan pencegahan kecacatan, cedera dan lingkungan yang
sehat dan aman
o Orang tua berkeluarga berencana
Faktor Penyebab Terjadinya Masalah-
Masalah Kesehatan Anak
 Faktor Ekonomi
Faktor ekonomi sebagai salah satu penyebab, masih terdapatnya kantong-
kantong kemiskinan dan jika pihak-pihak terkait tidak ikut berpartisipasi
dalam pemberdayaan keluarga, penuntasan kemiskinan ini akan
mengakibatkan timbulnya peristiwa gizi buruk dan masalah kesehatan
lainya yang berkepanjangan pada anak-anak usia dini.
 Faktor Pendidikan
Pendidikan yang berbasis kesehatan selalu mengingatkan kita semua
bahwa usia anak balita merupakan masa keemasan sekaligus masa kritis
dalam tahapan kehidupan manusia yang akan menentukan
perkembangan anak selanjutnya.
 Faktor Lingkungan
Pendekatan kesehatan kepada anak usia dini memang harus dikenalkan
oleh lingkungan sekitar anak, terdapat tiga lingkungan pendidikan dalam
rangka mewujudkan hal tersebut.
Tiga lingkungan pendidikan yang dimaksud
adalah:
 Lingkungan Pendidikan Keluarga
Pengasuhan Anak Usia Dini dalam keluarga yang dipraktekkan oleh ibu, ayah, nenek, bibi
dan lain-lain dalam memberikan makanan/minuman, pemeliharaan kesehatan dan
pemberian stimulan itu dibutuhkan kasih sayang, ketulusan dan kesabaran. Sehingga
memberikan kemungkinan secara optimal tumbuh-kembang anak menjadi sehat
jasmani rohani dan anak menikmati dunia bermain dengan penuh keceriaan.
 Lingkungan Masyarakat
Dalam masyarakat anak bergaul dengan orang lain sehingga secara langsung maupun
tidak langsung akan saling mempengaruhi pada pembentukan kepribadian anak.
Lingkungan masyarakat secara kultural memberikan rangsangan yang memungkinkan
terjadinya perubahan yang memerlukan adanya penyesuaian-penyesuaian agar terjadi
keseimbangan antara aspek kehidupan yang berlangsung secara alami dan
berkesinambungan. Untuk itu perlu adanya layanan pendidikan yang mempersiapkan
anak balita sehingga mereka hidup yang lebih berkualitas.
 Lingkungan Sekolah
Lingkungan sekolah merupakan lingkungan formal yang dilaksanakan pada suatu
lembaga tertentu yang telah terstruktur dan mempunyai program yang baku. Berbagai
bentuk layanan pendidikan bagi anak balita termasuk pembiasaan secara dini terhadap
kesehatan anak sendiri dan membiasakan anak menjadi lebih mandiri serta belajar
menjaga kesehatan diri.
 Program Pendidikan Anak Usia Dini yang Berbasiskan Kesehatan
Ada beberapa kegiatan pendidikan yang berbasiskan kesehatan, antara lain:
 Motivasi Hidup Sehat
Motivasi dengan penyuluhan dengan melibatkan orang tua secara individual dan
massal bagi kelangsungan hidup secara sehat, dilakukan dengan pelatihan oleh mitra
lembaga. Selama ini sudah terbiasa masyarakat mengabaikan makanan bergizi, orang
tua membiarkan anak untuk membeli jajanan yang mengandung zat berbahaya. Hidup
sehat ini perlu dirasakan sebagai kebutuhan oleh orang tua balita.
 Peningkatan Kualitas Gizi Anak
Peningkatan status gizi anak boleh dianggap sebagai salah satu cara dalam
menanggulangi masalah gizi di masyarakat.. Kusum P.Shah (1988) menekankan
bahwa kesehatan manusia pada masa yang akan datang bergantung pada status gizi
ibunya. Peran ibu dalam menentukan status gizi anak dimulai sejak anak di dalam
kandungan, saat menyusui dan balita bahkan sampai si anak itu mulai mandiri, hal ini
bukan saja dari malnutrisi yang didapat anak dari sang ibu, tetapi juga sejak awal
kelahiran sampai enam bulan pertama anak sesungguhnya tercukupi kebutuhannya
total dari ASI (ASI ekskiusif) jika ibu tersebut cukup sehat. Seorang ibu yang sehat dan
tidak pernah mempunyai sejarah kurang gizi maka sampai enam bulan pertama cukup
memberikan proteksi bagi anaknya terhadap kekurangan gizi. Bahkan setelah lewat
enam bulan dengan pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASl) yang benar akan
tetap memberikan perlindungan yang baik bagi si anak.
GEJALA PENYAKIT YANG SERING
DIALAMI ANAK
 Demam
Demam atau kenaikan suhu tubuh bukanlah suatu penyakit, melainkan
tanda-tanda bahwa kesehatan anak menurun. Demam sering terjadi
saat tumbuh gigi pertama. Suhu tubuh juga akan meninggi sehabis
memperoleh imunisasi DPT (difteria, pertusis, dan tetanus), namun
hanya berlangsung kira-kira 24 jam. Anak dikatakan demam, bila suhu
tubuhnya di atas 〖37,5〗^o C. Hal yang perlu dilakukan, yaitu
menidurkan anak dalam ruang ber-AC atau berkipas angin,
memakaikan pakaian yang tipis, jangan diselimuti dengan selimut
tebal (kecuali si anak menggigil) karena justru akan meningkatkan
suhu tubuh, kemudian anak diberi banyak minum. Air yang diberikan
kepada anak misalnya air putih, susu, air jeruk, sari buah, atau kaldu
hangat yang membuat anak akan mudah berkeringat sehingga suhu
tubuh menurun.Untuk menurunkan suhu tubuh bisa dibantu dengan
mengompres kening dengan lap atau handuk basah. Selama suhu
tubuhnya masih tinggi, kompres tetap perlu. Upaya menurunkan suhu
tubuh ini perlu untuk mencegah terjadinya kejang-kejang atau setip.
 Diare
 Penyebab diare umumnya makanan. Bisa karena
keracunan makanan atau karena kuman dalam
makanan. Kalau makanannya beracun, gejala utamanya
muntah, baru diikuti diare. Sedangkan karena kuman
pada makanan, biasanya diare dulu baru kemudian
muntah. Ketika anak terkena diare, anak segera
diberikan banyak air. Pemberian susu formula dan jus
buah dihentikan sementara. Namun, ASI tetap
dilanjutkan. Bila diare berkelanjutan, bisa terjadi
ketidakseimbangan cairan tubuh sehingga timbul
dehidrasi. Kondisi dehidarasi inilah yang paling
dikhawatirkan meski diare pada dasarnya akan sembuh
sendiri.
 Tanda-tanda dehidrasi antara lain anak menangis tanpa
air mata, mulut dan bibir kering, selalu merasa haus. Air
seni keluar sedikit dan berwarna gelap, ada kalanya
tidak keluar sama sekali, mata cekung atau terbenam.
Pada bayi tanda dehidrasi bisa dilihat dari ubun-ubun
yang menjadi cekung, anak mengantuk, kulit pucat atau
kekenyalan tubuh berkurang, dan bekas cubitan tidak
cepat kembali normal. Untuk mengatasinya, anak perlu
diberi cairan sebanyak mungkin
 Alergi
Gelaja umum dari alergi,
yakni bersin-bersin, mata
berair, hidung tersumbat,
ingusan, dan gatal. Anak
biasanya menggaruk-
garuk hidungnya dengan
punggung tangannya. Bila
sedang terserang,
disarankan anak
dihindarkan dari
penyebab alergi tersebut.
Kalau penyebabnya debu,
seisi kamarnya harus
bebas debu dan
diusahakan tidak lembap.
Tirai, karpet, dan
sejenisnya disingkirkan.
 Influenza
Influenza sebenarnya bukan
penyakit berbahaya yang
disebabkan sejenis virus.
Penyakit ini umumnya menyerang
sebagai wabah dan akan
berlangsung selama 3 – 4 hari.
Jarang menimbulkan komplikasi,
sekalipun disertai demam tinggi.
Namun, kalau daya tahan tubuh
penderita menurun, maka infeksi
sekunder, seperti pneumonia,
bronkitis, infeksi telinga atau
sinusitis, dapat muncul. Untuk
mengatasinya, anak perlu cukup
istirahat dan diberi cukup cairan.
Sari buah atau air bisa untuk
mengganti cairan yang hilang
karena berkeringat. Kopi, teh, dan
susu tidak dianjurkan untuk
diberikan.
 Gondong
Gondong juga kerap diderita anak-anak.
Penyebabnya sejenis virus yang menyerang
kelenjar ludah, yaitu paratiroid kelenjar ludah
besar di depan telinga. Sering pula terjadi pada
kelenjar di bawah rahang dan biasanya kedua sisi
yang terkena. Beristirahat di tempat tidur dapat
mengurangi kemungkinan terjadinya komplikasi
dan mempercepat penyembuhan. Tidak berlaku
pantangan makanan dan minuman, tapi
makanan yang lunak dan mudah dicerna sangat
dianjurkan. Makanan seperti agar-agar, serikaya,
sup kaldu, dan sayuran yang dihaluskan. Perlu
cukup minum untuk menggantikan cairan yang
keluar melalui keringat.
 Radang Amandel
 Amandel adalah suatu bagian dari jaringan limfa yang terletak di kedua sisi bagian belakang tenggorokan. Amandel ini akan
mengalami pembesaran atau radang jika terjadi infeksi baik oleh bakteri atau virus. Tapi biasanya amandel tersebut akan
kembali ke bentuk semula setelah infeksi berakhir. Radang amandel pada anak-anak memiliki ciri-ciri:
 Sakit tenggorokan lebih dari 48 jam dan biasanya disertai dengan kesulitan menelan.
 Tenggorokan berwarna merah disertai dengan amandel yang membesar atau bisa juga terlihat titik-titik putih pada daerah
amandel.
 Badan demam yang disertai dengan suhu tinggi.
 Terlihat adanya pembengkakan pada kelenjar getah bening di bawah rahang dan di leher.
 Anak merasakan sakit kepala.
 Suara anak berubah menjadi serak atau kehilangan suara.
 Jika gejala-gejala tersebut tidak hilang atau berkurang selama 3 hari, maka sebaiknya ke dokter untuk dilakukan pemeriksaan
lebih lanjut seperti usap tenggorokan untuk mengetahui penyebabnya. Radang amandel disebabkan infeksi oleh virus
(coxsackie virus, adenovirus atau Epstein-Barr virus). Jika radang amandel disebabkan oleh bakteri, biasanya dokter akan
memberikan obat antibiotik untuk menghilangkan infeksi tersebut. Tapi jika disebabkan oleh virus, maka anak diusahakan
untuk banyak minum air putih, mengonsumsi makanan yang lunak serta diberikan obat untuk mengurangi gejala yang ada.
Anak yang mengalami radang amandel diserta dengan hidung meler dan diare lebih banyak disebabkan oleh virus. Pengaturan
makanan pada anak penderita radang amandel adalah :
 Usahakan anak untuk minum banyak air atau cairan seperti sari buah, susu, terutama selama demam.
 Berikan makanan dalam bentuk lunak sehingga mempermudah anak mengunyah makanan.
 Sebaiknya hindari minum es, sirup, es krim, gorengan, makanan yang diawetkan, makanan dan snack yang menggunakan
penyedap rasa.
 Berikan makanan sumber antiooksidan (beta karoten, vitamin C, vitamin E) untuk meningkatkan kekebalan tubuh anak, seperti
sayuran hijau, labu kuning, tomat, wortel, jeruk, stroberi, kiwi, jambu biji,melon, kacang-kacangan, hati, telur, dan susu.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai