Kuliah Merchandising Unjani 23 - 30 Des 2017
Kuliah Merchandising Unjani 23 - 30 Des 2017
Kuliah Merchandising Unjani 23 - 30 Des 2017
Si, Apt
Academic Education
-Apoteker, Fak. Farmasi Univ. Andalas Padang
Professional Background
-PhM Apotek KFA ( Bali, Medan, Karawang, Jakarta)
-Manager OSHCS KFA Cilegon
-Manajer Bisnis Jember PT. KFA
-Manager Bisnis Nusa Dua – PT. KFA
-Manager Bisnis Makassar PT. KFA
Current Activities
-Manajer Bisnis Bandung– PT KFA
-Corporate Trainer PT KF Tbk
Contact
[email protected]
-081 396 76 7000
KULIAH MANAGEMEN APOTEK
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS JENDRAL AHMAD YANI
BANDUNG, 23 & 30 DESEMBER 2017
Arah Perusahaan Tahun ini? Kondisi Pasar untuk Industri Retail Kebijakan Pemerintah Terbaru Terkait
Farmasi Industri Farmasi ?
PELAYANAN PELAYANAN
R/ SWAMEDIKASI
7
Nielsen telah melakukan riset terkait dengan pola layanan yang diinginkan customer,
selengkapnya tersaji sebagai berikut :
Terlihat jelas bahwa customer yang ingin melayani dirinya secara mendiri meningkat segnifikan
dibanding pelayanan penjualan secara tradisional dari tahun ke tahun. Artinya, saat ini telah terjadi
pergeseran mindset terkait pola belanja customer. Mereka enggan untuk berbelanja di outlet tipikal toko
tradisional , pelanggan ingin bebas memilih ragam produk, dan ingin berbelanja di tempat yang rapi.
8
APOTEK SWALAYAN LEBIH DISUKAI CUSTOMER
A.Increasing product value
- Display yang menarik
- Persediaan yang banyak
- Kesempatan mencoba produk-produk tertentu
(Produk Baru)
- Kesiapan petugas apotek menjawab pertanyaan
seputar produk
- Program -program internal bisnis apotek yang
dikelola ala minimarket akan sangat membantu
meningkatkan kepuasan customer akan nilai sebuah
produk.
9
APOTEK SWALAYAN LEBIH DISUKAI CUSTOMER
C. Customer Loyalty Program
Bisnis apotek ala minimarket akan
memudahkan untuk membentuk suatu cara
agar loyalitas pelanggan bisa dipertahankan.
Kemudahan dan kenyamanan berbelanja yang
telah terbentuk, akan melahirkan program
promosi internal yang customized, dalam rangka
mendukung kebutuhan peningkatan kesehatan
customer / pelanggan. Contoh sederhananya
adalah pembentukan komunitas pelanggan
melalui customer card / private
pharmaceutical card.
D. Bisnis apotek ala minimarket merupakan terobosan baru untuk membentuk image yang
menawan bagi customer / pasien yang ingin memenuhi kebutuhan kesehatannya, selaras
dengan tuntutan dan pola belanja yang mereka inginkan
10
Merchandising merupakan salah satu
bidang yang berperan dalam menentukan
keunggulan bersaing dari retailer.
12
PENTINGNYA MERCHANDISING
Bagi chain pharmacy, istilah merchandising adalah “sebuah kombinasi teknik
positioning, arranging, and promoting sebuah produk di dalam sebuah apotek
sedemikian rupa sehingga para pelanggan termotivasi untuk membeli setiap saat.
Color Lighting
Store Atmosphere
Scent Music
Pengertian istilah-istilah merchandise
REGISTRASI :
Proses Pendaftaran Produk Principal (ETHICAL) dalam Master
Barang Dagang PT KFA yg dilakukan oleh Principal/Distributor ke
Kantor Pusat dengan Persyaratan yg telah ditetapkan tanpa dikenakan
Biaya apapun dan tidak ada surat Direksi, hanya via email dari KP
KFA hanya sekali registrasi utk suatu produk
LISTING (SP4) :
Proses Pendaftaran Produk Principal (OTC) dalam Master Barang
Dagang PT KFA yg dilakukan oleh Principal/Distributor ke Kantor
Pusat dengan Persyaratan yg telah ditetapkan dan dikenakan Biaya
Listing, pemeberitahuan adanya surat Direksi, dan dikirim via
email dari KP KFA berlaku 1 tahun atau sesuai kesepakatan
berikutnya
1. Registrasi dan Listing ( SP4)
REGISTRASI
• Produk Non Prescription
• Produk Prescription
• Bayar Listing
• Tidak Bayar/Free
• Ada Surat Direksi & via email
• Tidak Ada Surat Direksi, hanya via
• Daftar Kode & Nama Barang dlm
email
bentuk file KIS dan Excel
• Daftar Kode & Nama Barang dlm
• HNA dan Recom Retail Price
bentuk file KIS dan Excel
(HJA)
• HNA
• Min Discount Reg Nas Cek Fak
• Min Discount Reg Nas Cek Fak
• Daftar Distributor
• Daftar Distributor
• TOP
• TOP
• Sifat Pembelian (Konsinyasi, Beli
• Sifat Pembelian (Konsinyasi, Beli
Putus Returnable, Beli Putus)
Putus Returnable, Beli Putus)
2. TrAding term dan Brand Activation
TRADING TERM :
Kesepakatan yg mengikat antara KFA dengan Principal dan Distributor dalam
periode 1 Tahun untuk meningkatkan kinerja produk diseluruh Apotek KF
dengan menyepakati Target bersama dan Support masing-masing Pihak
BRAND ACTIVATION :
Kesepakatan yg mengikat antara KFA dengan Principal dan Distributor berupa
Support Branding suatu produk dalam periode tertentu dan pada Apotek tertentu
yg bertujuan untuk ketersediaan produk, meningkatkan brand awareness suatu
produk sehingga akan meningkatkan penjualan produk tsbt
2. Treding term dan Brand Activation
PROMO MAILER :
Promo yg diselenggarakan oleh KFA berupa Mailer pada periode tertentu
diseluruh Apotek KFA dengan meminta support promosi/discount para
Principal dengan tujuan meningkatkan ketersediaan produk dan menarik
keinginan Customer untuk membeli suatu produk
CUSTOMER PROMO :
Promo yg diselenggarakan oleh Principal yg diajukan oleh Principal ke
KFA periode tertentu diseluruh/bbrp Apotek KFA berupa support
promosi/discount dari Principal dengan tujuan meningkatkan ketersediaan
produk dan menarik keinginan Customer untuk membeli suatu produk
3. Promo mailer dan Costumer Promo
• Juklak Promo & Mekanisme Promo • Surat Promo & Mekanisme Promo
• Ada Mailer, Poster, Hanging Mobile, Wobbler (POP) • Wobbler (POP) Harus Pasang
Harus Pasang
• Bentuk Promo (Discount, Bundling dll) • Bentuk Promo (Discount, Bundling dll)
• Daftar Produk yg Promo • Daftar Produk yg Promo
• Periode Promo Catat • Periode Promo Catat
• Discount Reg scr Nas Cek Faktur • Discount Reg scr Nas Cek Faktur
• Discount Tambahan On Faktur • Discount Tambahan On Faktur
• Discount for Customer • Discount for Customer
• Total Discount On Faktur Cek • Total Discount On Faktur Cek
• Distributor yg ditunjuk • Distributor yg ditunjuk
PRODUK KF :
Produk yg diproduksi atau diedarkan oleh PT. Kimia Farma (Persero) Tbk
CENTRALIZED PURCHASING :
Kesepakatan yg mengikat antara KFA dengan Principal dan Distributor
dalam periode tertentu diseluruh Aotek KF berupa Support Tambahan
Discount tertentu pada Periode tertentu yg bertujuan untuk ketersediaan
produk, meningkatkan pembelian serta penjualan produk tsbt sesuai Target
yg disepakati bersama
4. PRODUK KF/PRIVATE LABEL DAN
CENRALIZED PURCHASING
24
LANJUTAN……
17
item
85 item
25
END GONDOLA TOP SHELVING END GONDOLA
26
PERFORATED
27
WALL GONDOLA
28
DURATRAN 90 CM
33 CM
29
FLOOR DISPLAY
30
CHECK OUT COUNTER (COC)
31
COC
32
FRONT COUNTER DAN back counter
BACK COUNTER
FRONT COUNTER
335 ITEM
PRODUK
33
CHILLER / COOLER
34
FREEZER
35
STANDING RACK
36
SARANA PROMOSI
POSTER
37
POINT OF PURCHASE (POP)
38
LANJUTAN……
39
ALUR
40
MANFAAT & FUNGSI MERCHANDISING YG EFEKTIF
41
Standarisasi Merchandise Structure
Category yaitu : Pengelompokkan produk berdasarkan kriteria tertentu dan
produk-produk saling berhubungan atau bisa saling menggantikan untuk memenuhi
kebutuhan pelanggan.
Pengelompokan Category tercermin dalam Merchandise Structure. Merchandise
Structure yang digunakan terdiri dari 4 tingkat pemisahan:
Department
Group
Category
Sub‐Category
SASARAN :
1. Memudahkan dalam Analisa Kinerja Produk krn sudah dikelompokan berdasarkan Kategory
2. Memudahkan dalam Perencanaan Pengadaan
3. Memudahkan dalam Evaluasi Kinerja Penjualan Produk per Category
4. Memudahkan dalam menentukan potensi pasar suatu store berdasarkan category
5. Lebih efektif dalam pengelolaan dan pengendalian persediaan krn lebih focus thd suatu category
42
Standarisasi Produk
SASARAN :
1. Ragam Produk yang selektif dan berkualitas
2. Focus dalam perencanaan pengadaan dan penjualan (per Category)
3. Produk Lengkap sesuai Standard Category & Kebutuhan Pasar
4. Membuat beberapa produk Private Label (Aqua, Paseo)
5. Punya Formularium ( Klinik, Institusi)
6. Effektif dalam Pengelolaan Barang/Modal Kerja
7. Penambahan Other Income ( Listing Fee, Trading Term, Space
Management)
43
TUJUAN LISTING FEE & REGISTRASI :
1. Agar Master Barang seragam/standar secara Nasional
2. Agar lebih jelas informasi produk tersebut ( Fungsi, No Reg,
Harga, Discount dll)
3. Agar diketahui Distributor resminya secara Nasional
4. Meningkatkan bargaining perusahaan
5. Memperoleh nilai tambah yang berupa pendapatan lain-lain
(other income)
6. Agar saat proses listing fee & registrasi telah terjadi negosiasi
discount dan penawaran kerjasama bentuk lain (Branding,
Trading Term, Business Agreement dll)
7. Tahap men-standarkan/menyamakan DISCOUNT secara nasional
8. Tahap men-standarkan/menyamakan HARGA secara nasional
44
Standarisasi Layout
45
LAY OUT APOTEK
1. Disain Layout mempertimbangkan : Target Pasar & Traffic Flow maka outputnya
adalah:
• Selling Area
• Service Area
• Public Area
2. Menetapkan Zoning terhadap Selling Area, terdiri dari 3 zone, yaitu :
• Destination Product area (medicine)
• Image Product area (non medicine)
• Impulse Product area
3. Area Prescription harus lebih kecil dari Area Non Prescription
4. Posisi Area/Counter Prescription di titik terakhir (paling belakang) dari arah pintu
masuk konsumen sehingga konsumen akan melalui area non-prescription
5. Jarak antar Gondola diupayakan minimal 90 cm agar konsumen leluasa saat
berpapasan atau mengambil produk
46
TUJUAN DESIGN LAY OUT APOTEK
1. Efektifitas dalam melayani pelanggan :
o area produk yang menjadi tujuan (destination)
o area produk yang bukan tujuan (convenience/seasonal)
o area produk baru dan promo ( kerjasama branding)
2. Produktivitas store dengan mengoptimalkan penyajian produk
o Lalu lintas konsumen (customer traffic) konsentrasi konsumen (customer
focus) beli produk lain OTC, alkes
3. Efisiensi store dengan meminimalkan kegiatan atau pekerjaan untuk
menangani produk ke seluruh bagian store dengan tetap memastikan
tercapainya sasaran merchandising
4. Membantu menjaga keamanan store, mencegah shrinkage
5. Membantu meningkatkan citra (image) store melalui pengaturan lahan yang
optimal untuk penyajian kategori yang hendak ditawarkan kepada pelanggan
6. Meningkatkan Other Income dari penyewaan ruangan (space) apotek
kepada principal untuk berpromosi.
47
Contoh : Pembagian AREA
6.35m.
Pintu Masuk
D
3 2 1
Hair Care, Soap &
Oral Care Skin Care
D E Bodywash E
2 Medicine Tab Medicine Syr Medicine Syr 1
496,93cm
RAK OBAT Kasir
1 2 3
PRODUK MAHAL & ALKES
6 5 4
1292,7 mm x
607,3 mm E Vitamin Syr Vitamin Syr Vitamin Tab E
Traditional
3 Topical First Aid 4
Counter
RAK
Medicine
C 8
Display
7 9
Floor
A
5 6 7 8 9 B
RAK RAK Milk & Nutrition Milk & Nutrition Milk & Nutrition Baby & Child Care Baby & Child Care ALKES
48
Contoh : Zoning Selling Area
6.35m.
Pintu Masuk
(Non Medicine)
D
3 2 1
Hair Care, Soap &
Oral Care Skin Care
D E Bodywash E
2 Medicine Tab Medicine Syr Medicine Syr 1
496,93cm
Kasir
RAK OBAT
1 2 3
PRODUK MAHAL & ALKES
Destination Product6 5 4
1292,7 mm x
Area (Medicine)Vitamin Syr
607,3 mm E Vitamin Syr Vitamin Tab E
Traditional
3 Topical First Aid 4
Counter
RAK
Medicine
C 8
Display
7 9
Floor
A
5 6 7 8 9 B
RAK RAK Milk & Nutrition Milk & Nutrition Milk & Nutrition Baby & Child Care Baby & Child Care ALKES
49
Ketentuan Menyusun Island Gondola :
•Untuk Outlet yang menuju Counter Prescription melewati Area Swalayan :
1.Gondola disusun SEJAJAR dengan Counter atau tidak menghalangi pandangan dari Counter
50
Standarisasi Display
Standar Display & Shelving adalah standar penetapan bentuk dan ukuran
serta warna rak/lemari obat untuk penempatan grup produk, sesuai dengan
ukuran kemasan setiap produk, jumlah max setiap item produk yang harus
dipajang disetiap rak dan cara memajang produk (kesamping atau kebelakang)
serta penempatan untuk produk baru (new launching), produk promo dll.
51
Standarisasi Display : Lanjutan.........
Facing
TOPICAL
Analgesic Cream & Ointment
Tier
Analgesic Cream & Ointment, Patches
52
CONTOH DISPLAY
53
Standarisasi Display : Lanjutan.........
54
Standarisasi Display : Lanjutan.........
55
Standarisasi Display : Lanjutan.........
56
CONTOH DISPLAY APOTEK
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
KEBIJAKAN & SOP
67
Standarisasi Pricing
68
Standarisasi
Purchasing
Standar Purchasing adalah standar sistim pengadaan (sentralisasi
sebagian atau seluruhnya) untuk meningkatkan posisi tawar (bargaining
position) dalam memperoleh kondisi diskon
69
Standarisasi
Promotion
Standar Promotion adalah standar bentuk program peningkatan
penjualan dan jadwal serta jenis kegiatan promosi dalam satu periode ( 1 tahun)
dan standar mekanisme dan harga sewa penempatan sarana promosi ( Brand
Activation) di apotek
71
Contoh : Mailer Join Promo
72
Contoh : Mailer Join Promo
73
Contoh : Wobbler
74
CO BRANDING
75
CO BRANDING
76
KINERJA PRODUK KF PER
CATEGORY
1%
1% 1% Generic Product
Anti-Infectives ( Systemic )
1% 1% Askes Product
44% Cosmetics (OTC)
2% 1%
Central Nervous System
1%0%
0%
0%0%
0%
0%
0%
0%
0% Traditional Medicine (OTC)
3% 2%
0% Narcotic
3% Intravenous & Other Sterile Solutions
Dermatologicals
9% Allergy & Immune System
Food Supplement (OTC)
Stomach (OTC)
Vitamin and Mineral (OTC)
4% Skin Care (OTC)
4% Bath, Skin & Hair Care (OTC)
5% Cardiovascular & Hematopoietic System
Gastro Intestinal & Hepatobiliary System
6%
Contraceptive Agents
9% Cough & Cold (OTC)
Topical (OTC)
Home Diagnostics (OTC)
Respiratory System
Headache & Pain (OTC)
77 Vitamins & Nutritions
First Aid (OTC)
Type of Selling
- Individual
Consultative Selling
- SME
- High value
Pelanggan tidak menggunakan banyak sumber daya dan waktu untuk menyesuaikan diri dengan kualitas produk
2
Salespeople tidak hanya menjual fitur produk, tetapi mulai dari aspek kualitas dan merek perusahaan
2
Salespeople bekerja sama dengan seluruh tim, mulai dari keuangan, pemasaran, litbang, hingga CEO
3
Layanan bersifat intangible dan insubstantial; mereka tidak dapat disentuh, digenggam, dilihat, atau dicium
Intangibility
Layanan memiliki sedikit atau tidak bahkan tidak memiliki komponen yang nyata sehingga tidak dapat
Perishability disimpan untuk digunakan di masa depan
Penyedia layanan sangat diperlukan untuk pengiriman layanan karena ia harus segera menghasilkan dan
memberikan pelayanan kepada customer
Inseparability
Setiap layanan adalah unik. Layanan yang sama persis tidak akan pernah bisa di lakukan berulang
kali
Variability
Customer memiliki kesempatan untuk ikut terlibat dalam menentukan layanan berdasarkan
kebutuhan spesifiknya
Involvement
PHYSICAL
EVIDENCE PROCESS
1 1
3
3 3
2 2
2
2 2
Adequate Service
Tingkat kualitas pelayanan minimal
(Layanan memenuhi harapan
yang masih dapat diterima customer
minimum)
Inadequate Service Tingkat kualitas pelayanan yang tidak
(Layanan tidak memenuhi harapan) dapat diterima customer
Source: A.Parasuraman et.al, Delivering Service Quality, New York, The Free Press, 1990.
Ekspektasi customer dibandingkan Tidak ada riset pasar, komunikasi bawah ke atas yang lemah, birokrasi
1
dengan persepsi manajemen. organisasi yang panjang
Persepsi manajemen dibandingkan Komitmen yang rendah terhadap kualitas, tidak ada standar operasi,
2
dengan spesifikasi layanan. target yang tidak jelas.
Aturan yang tidak jelas, konflik, karyawan dan pekerjaan yang tidak
Spesifikasi layanan dibandingkan dengan
3 sesuai, teknologi dan pekerjaan yang tidak sesuai, sistem pengawasan
penghantaran layanan.
kontrol yang lemah, dan kerjasama yang rendah.
Penghantaran layanan dibandingkan
4 dengan komunikasi eksternal Komunikasi horizontal yang rendah, janji yang berlebihan.
perusahaan.
Layanan yang diharapkan dibandingkan Faktor-faktor yang mempengaruhi customer, batasan dari sisi penyedia
5
dengan layanan yang diterima. layanan.
Layanan yang diharapkan dibandingkan
6 dengan persepsi karyawan terhadap Staf salah mengerti persepsi customer.
ekspektasi customer.
Persepsi karyawan dibandingkan dengan Pemahaman yang berbeda antara karyawan dan manajemen mengenai
7
persepsi manajemen. persepsi customer.
Source: Valarie A. Zeithaml, A. Parasuraman, dan Leonard L. Berry (1990), Delivering Service Quality: Balancing Customer Perceptions and Expectations,
The Free Press
1. Kehandalan (Reliability)
Dimensi ini merujuk pada kemampuan untuk menghantarkan
layanan sesuai seperti yang telah dijanjikan tanpa suatu
kesalahan (konsisten) serta akurat.
Assurance Empathy
2. Kepercayaan (Assurance)
Dimensi ini merujuk pada pengetahuan (knowledge) dan
kesopanan dari para karyawan serta kemampuan mereka untuk
menimbulkan rasa percaya (trust) dan yakin (confidence).
4. Empati (Empathy)
Dimensi ini merujuk pada sejauh mana tingkat
pemahaman/simpati (caring) serta perhatian secara individual
Responsiveness Tangibles yang diberikan oleh perusahaan kepada para customer nya.
5. Ketanggapan (Responsiveness)
Dimensi ini merujuk pada kemauan untuk menolong para
customer dan menyediakan suatu layanan dengan segera/tepat
waktu.
Source: Valarie A. Zeithaml, A. Parasuraman, dan Leonard L. Berry (1990), Delivering Service Quality: Balancing Customer Perceptions and Expectations,
The Free Press
TANGIBLES
TANGIBLE
Tampilan fisik para staf KFA sesuai dengan standar
yang ditentukan oleh perusahaan.
EMPATHY
TANGIBLE
Staf KFA secara sungguh-sungguh selalu memberi
perhatian terhadap hal-hal yang menjadi
perhatian utama bagi customer
RESPONSIVENE
TANGIBLE
SS Staf KFA berkeinginan dengan senang hati untuk
membantu customer