Mutu Layanan Kebidanan & Kebijakan Kesehatan

Anda di halaman 1dari 36

Bentuk Program Menjaga

Mutu (Quality Assurance)

By. Susmita, SST, M.Kes


Bentuk Program Menjaga Mutu
(Quality Assurance) Ditinjau
Dari Pelaksanaannya
Bentuk program menjaga mutu (quality assurance)
ditinjau dari pelaksanaannya ada 3 sebagai berikut :

Program menjaga
mutu prospektif

Program menjaga
mutu konkuren

Program menjaga
mutu retrospektif.
Program Menjaga Mutu Prospektif

Program menjaga mutu prospektif (prospective


quality assurance) : program menjaga mutu yang
diselenggarakan sebelum pelayanan kesehatan.
Perhatian utama lebih ditujukan pada unsur
masukan serta lingkungan.
Prinsip-prinsip pokok program menjaga mutu
prospektif di antaranya yang penting adalah sebagai
berikut :

 Standarisasi
Untuk dapat menjamin terselenggaranya pelayanan
kesehatan yang bermutu, ditetapkanlah standarisasi
institusi kesehatan.
 Perizinan
Sekalipun standarisasi telah terpenuhi, bukan lalu berarti
mutu pelayanan selalu dapat dipertanggungjawabkan.
Untuk mencegah pelayanan yang tidak bermutu,
standarisasi perlu disertai dengan perizinan yang ditinjau
secara berkala.
 Sertifikasi
Sertifikasi : tindak lanjut dari perizinan, yakni memberikan
sertifikat (pengakuan) kepada institusi kesehatan dan atau
tenaga pelaksana yang benar-benar telah dan atau tetap
memenuhi persyaratan.
 Akreditasi
Akreditasi : bentuk lain dari sertifikat yang nilainya
dipandang lebih tinggi. Lazimnya akreditasi tersebut
dilakukan secara bertingkat, yakni yang sesuai dengan
kemampuan institusi kesehatan dan atau tenaga pelaksana
yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan.
Program Menjaga Mutu Konkuren
Program menjaga mutu konkuren (concurrent quality
assurance): program menjaga mutu yang diselenggarakan
bersamaan dengan pelayanan kesehatan. Pada bentuk ini,
perhatian utama lebih ditujukan pada unsur proses,
yakni memantau dan menilai tindakan medis dan non
medis yang dilakukan.
Program menjaga mutu konkuren ini paling sulit
dilaksanakan,
antara lain karena ada faktor tenggang rasa kesejawatan,
kecuali apabila kebetulan menyelenggarakan pelayanan
kesehatan dalam satu tim, atau apabila telah terbentuk
kelompok kesejawatan (peer group) yang bertanggung
jawab.
Program Menjaga Mutu Retrospektif
Program menjaga mutu retrospektif (retrospective quality
assurance) : program menjaga mutu yang diselenggarakan
setelah pelayanan kesehatan. Pada bentuk ini, perhatian
utama lebih ditujukan pada unsur keluaran, yakni memantau
dan menilai penampilan pelayanan kesehatan.
Beberapa contoh program menjaga mutu retrospektif adalah
sebagai berikut :
1. Tinjauan Medik
2. Tinjauan Jaringan
3. Survei Klien
1. Tinjauan rekam medik
Pada tinjauan rekam medik (record review)
penampilan pelayanan dinilai dari rekam medik
yang digunakan pada pelayanan. Tinjauan
rekam medik dapat dibedakan menjadi
beberapa macam, tergantung dari masalah
yang ingin dipantau dan dinilai.Rekam medik
rumah sakit (RMRS) merupakan komponen
penting dalam pelaksanaan kegiatan
manajemen rumah sakit.
Ada dua kelompok data RMRS di sebuah RS :

Data medis Data umum


Data medis dihasilkan sebagai Data umum yang dihasilkan
kewajiban pihak pelaksana oleh kelompok kegiatan
pelayanan medis, paramedis nonmedis akan mendukung
dan ahli kesehatan lain kegiatan kelompok data medis
(paramedis keperawatan dan di poliklinik. Contoh kegiatan
paramedis nonkeperawatan). poliklinik antara lain kegiatan
Mereka akan radiologi, perawatan,
mendokumentasikan semua laboratorium dan lain-lain. Data
hasil pemeriksaan dan umum pendukung didapatkan
pengobatan pasien dengan dari kegiatan pemakaian
menggunakan alat perekam ambulan, pemesanan
tertentu secara manual maupun makanan, kepegawaian,
digital. keuangan dan lain-lain.
Beberapa kegunaan rekam medik di rumah
sakit:

Aspek administrasi Aspek medis rekam


rekam medik medik merupakan
penting ditinjau dari dasar untuk
nilai administrasinya merencanakan
karena isinya pengobatan atau
menyangkut perawatan pasien,
kewenangan serta termasuk untuk alat
tanggung jawab tenaga komunikasi antar
medis dan paramedis petugas kesehatan
untuk mencapai tujuan lainnya atau untuk
perawatan pasien. evaluasi kualitas
pelayanan RS.
Lanjutan
Aspek hukum, rekam Data rekam medik juga
medik penting dimanfaatkan untuk
seandainya ada tujuan pendidikan,
tuntutan terhadap penelitian dan sebagai
pelayanan yang diterima dasar untuk menyusun
oleh pasien. laporan RS.
Aspek keuangan,
rekam medik penting
untuk menetapkan
besarnya biaya yang
harus dibayar oleh
pasien/pihak-pihak yang
menanggungnya.
2. Tinjauan jaringan
Pada tinjau jaringan (tissue review) penampilan
pelayanan kesehatan (khusus untuk bedah) dinilai
dari jaringan pembedahan yang dilakukan. Jika
gambaran patologi anatomi dan jaringan yang
diangkat telah sesuai dengan diagnosis yang
telah ditegakkan, maka berarti pelayanan bedah
tersebut adalah pelayanan kesehatan yang bermutu.
3. Survei klien
Pada survei klien (client survei) penampilan
pelayanan kesehatan dinilai dari pandangan
pemakai jasa pelayanan. Survei klien dapat dilakukan
secara informal, yaitu melangsungkan tanya jawab
setelah pelayanan selesai; atau secara formal, yaitu
melakukan survei yang dirancang khusus.
Pengukuran Mutu Retrospektif

Pengukuran mutu retrospektif : suatu pengukuran


terhadap mutu layanan kesehatan yang dilakukan
setelah penyelenggaraan layanan kesehatan
selesai dilaksanakan. Pengukuran ini merupakan
gabungan dari beberapa kegiatan berikut.
Pengukuran ini merupakan gabungan dari
beberapa kegiatan berikut :

Penilaian rekam medik :


Pemeriksaan dan penilaian catatan rekam medik
atau catatan lain merupakan kegiatan yang
disebut audit.
Rekam medik berorientasi masalah dirancang
terintegrasi dengan kerangka pikir audit.
Keuntungan dari audit :
1. Pencatatan sudah tersedia
2. Audit akan mendorong untuk melakukan
pencatatan yang baik dan akurat.
Kekurangan audit sebagai berikut:

 Pencatatan yang tidak lengkap dan tidak akurat


akan menimbulkan pengukuran yang tidak
akurat.
 Jika waktu terlalu banyak digunakan untuk
pencatatan, maka waktu yang tersedia untuk
melayani pasien akan menjadi berkurang.
Wawancara
Wawancara dilakukan dengan pasien dan atau
keluarga atau teman atau petugas kesehatan,
tergantung pada kriteria yang akan nilai.
Wawancara dapat terstruktur atau tidak terstuktur,
wawancara terstuktur terdiri atas pertanyaan yang
sudah mempunyai jawaban. Misalnya: “Apakah
ada pilihan menu? Jawab dengan ya atau tidak!”.
“Berapa menu yang dipilih? Beri jawaban dengan
angka!”
Keuntungan dari wawancara sebagai berikut :
1. Pertanyaan akan lebih jelas dan dimengerti
sehingga jawabannya pun jelas.
2. Wawancara dapat memastikan bahwa pasien
akan memberikan informasi.
3. Pasien merasa terlibat di dalam layanan
kesehatan.
4. Pasien mempunyai kesempatan untuk
melontarkan persoalan yang terlupakan dalam
menyusun wawancara.
5. Dalam wawancara tidak terstruktur,
pewawancara dapat melakukan penelitian yang
mendalam terhadap sikap dan pendapat pasien
dan dapat menanggapi apa yang tersirat.
Kekurangan wawancara sebagai berikut:

1. Pasien merasa sulit memberikan tanggapan


yang negatif.
2. Wawancara membutuhkan waktu sehingga
biayanya mahal.
3. Pewawancara secara tidak sadar dapat
dipengaruhi jawaban yang diberikan pasien.
Kuesioner
Kuesioner yang disusun akan dibagikan kepada
pasien dan keluarga/teman/petugas kesehatan.
Seperti halnya pada wawancara, kuesioner dapat
terstruktur atau tidak terstruktur. Dengan kata
lain, pertanyaan dapat bersifat terbuka dan
tertutup. Kuesioner merupakan salah satu teknik
yang serng digunakan untuk jaminan mutu
layanan kesehatan.
Keuntungan kuesioner sebagai berikut :

1. Mudah disebarluaskan kepada kelompok


sasaran dari tempat jauh.
2. Hemat waktu dan biaya.
3. Setiap penerima kuesioner mendapat
pertanyaan yang sama.
4. Bias pewawancara dapat dikurangi.
5. Karena tanpa nama, responden mungkin akan
lebih jujur dalam menjawab pertanyaan.
Kekurangan dari kuesioner sebagai berikut :

1. Jika pertanyaan tidak jelas, jawaban yang


diberikan mungkin menjadi tidak akurat.
2. Corak atau gaya pertanyaan dan perkataan
yang terdapat dalam suatu kuesioner dapat
mengarahkan jawaban responden.
3. Tingkat pengembalian kuesioner biasanya
rendah.
4. Jawaban kuesioner yang diberikan oleh
responden yang dimaksud tidak lengkap tetapi
dapat dilengkapi oleh responden lain yang
mungkin pandangannya berbeda.
Pertemuan
Pertemuan diadakan antara pasien dan petugas
kesehatan terkait. Petemuan dan diskusi yang
dilakukan antarprofesi dapat pula dihadiri oleh
pasien, keluarga dan lain-lain, karena diskusi akan
menghasilkan suatu informasi yang bermanfaat
terhadap pencapaian kriteria. Pertemuan yang
membahas mutu layanan kesehatan berbeda
dengan pertemuan yang membahas kasus atau
konferensi kasus.
Keuntungan pertemuan Pertemuan memiliki
beberapa kekurangan :

1. Melibatkan semua orang 1. Memerlukan waktu lama.


yang relevan. 2. Harus menggabungkan
2. Memeriksa semua pendapat semua orang
aspek kriteria dengan yang terkait.
luwes, tidak seperti hal 3. Kesulitan dalam
pada pertanyaan menyimpulkan hasil
terstruktur dan diskusi.
wawancara. 4. Terjadi bias sebagai
akibat hubungan
antarmanusia dan
adanya perbedaan
status dalam kelompok.
BENTUK PROGRAM MENJAGA
MUTU (QUALITY ASSURANCE)
DITINJAU DARI KEDUDUKAN
ORGANISASI PELAKSANA PROGRAM
MENJAGA MUTU
Ditinjau dari kedudukan organisasi pelaksana program
menjaga mutu ada dua macam yaitu :

Program menjaga mutu


internal

Program menjaga mutu


eksternal
 Program Menjaga Mutu Internal
Pada program menjaga mutu internal (internal quality
assurance) kegiatan program menjaga mutu
diselenggarakan oleh institusi kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan. Penyelenggara
tersebut dapat berupa perseorangan dan ataupun bersama-
sama dalam suatu organisasi.
Jika ditinjau dari peranan pelaksananya, secara umum
dapat dibedakan atas dua macam, yaitu:

a. Para pelaksana program penjaga mutu : para ahli


yang tidak terlibat dalam pelayanan kesehatan (expert
group), yang secara khusus diberikan wewenang dan
tanggung jawab menyelenggarakan program menjaga
mutu.
b. Para pelaksana program penjaga mutu : mereka yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan (team based),
seperti gugus kendali mutu.
 Program Menjaga Mutu Eksternal
Pada program menjaga mutu eksternal (external quality
assurance) kegiatan program menjaga mutu tidak
diselenggarakan oleh institusi yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan, melainkan oleh suatu organisasi
khusus yang berada di luar institusi kesehatan.
KEGIATAN
PROGRAM MENJAGA MUTU
Kegiatan Persiapan
Persiapan program menjaga mutu terdiri atas lima macam
kegiatan berikut.
a. Membentuk organisasi yang bertanggung jawab
melaksanakan program menjaga mutu.
b. Menetapkan batas-batas wewenang dan tanggung
jawab organisasi pelaksana program menjaga mutu.
Batas-batas wewenang dan tanggung jawab yang
dimaksud antara lain.
1) Menetapkan standar dan indikator mutu pelayanan
kesehatan yang akan dipergunakan;
2) Memasyarakatkan standar dan indikator mutu
pelayanan kesehatan tersebut dan kalau perlu
melakukan program pendidikan dan pelatihan khusus;
3) memantau mutu pelayanan kesehatan yang
diselenggarakan serta faktor-faktor yang berperan
sebagai penyebab;
4) mendapatkan informasi tentang pelaksanaan
pelayanan kesehatan yang diselenggarakan dan
kalau perlu melakukan pemeriksaan sendiri
secara langsung;
5) menilai mutu pelayanan kesehatan yang
diselenggarakan serta faktor-faktor yang diduga
berperan sebagai penyebab;
6) menyusun saran-saran perbaikan mutu pelayanan
kesehatan dan kalau perlu melaksanakan sendiri
saran-saran perbaikan tersebut;
7) mengikutsertakan semua pihak yang ada dalam
unit/instalasi pelayanan kesehatan untuk
melaksanakan saran-saran perbaikan mutu
pelayanan kesehatan;
8) memantau pelaksanaan saran-saran perbaikan yang
diajukan serta menyusun saran-saran tindak lanjut;
9) menyarankan sistem insentif dan disinsentif
sehubungan dengan pelaksanaan program menjaga
mutu pelayanan kesehatan yang diselenggarakan.
c) Menjabarkan ruang lingkup kegiatan yang
diselenggarakan oleh organisasi pelaksana
program menjaga mutu.
d) Menetapkan aspek pelayanan kesehatan yang
dipandang penting untuk diperhatikan.
e) Menetapkan tolak ukur dan ambang batas untuk
aspek pelayanan kesehatan yang dipandang
penting tersebut.
Kegiatan Pelaksanaan
Pelaksanaan program menjaga mutu terdiri atas kegiatan sebagai
berikut :
a) Menetapkan masalah mutu pelayanan kesehatan yang
diselenggarakan.
b) Menetapkan prioritas masalah mutu pelayanan kesehatan yang
diselenggarakan.
c) Menetapkan analisis masalah mutu pelayanan kesehatan yang
diselenggarakan.
d) Melakukan kajian masalah mutu pelayanan kesehatan secara
lebih mendalam.
e) Menetapkan dan menyusun upaya penyelesaian masalah mutu
pelayanan kesehatan.
f) Melaksanakan upaya penyelesaian masalah mutu
pelayanan kesehatan yang diselenggarakan.
g) Melakukan pemantauan dan menilai kembali masalah mutu
pelayanan kesehatan yang diselesaikan.
Semoga Bermanfaat ……..

Anda mungkin juga menyukai