Amphibi Kelompok 3
Amphibi Kelompok 3
Amphibi Kelompok 3
Sistem pencernaan
makanan
Kelenjar
pencernaan
Sistem pernapasan
◦ Katak dewasa bernapas dengan pulo (paru – paru), kulit dan
permukaan dinding cavum oris.
◦ Kedua pulmo, kanan dan kiri, masing – masing dihubungkan oleh larynx
yang merupakan lanjutan dari glottis, oleh bronchus yang pendek.
◦ Pernapasan Inspirasi : mulut menutup, otot mylohyoideus relaksasi, otot
stermohyoideus berontraksi sehingga rongga mulut membesar sehingga
udara masuk melalui nareas anterior.
◦ Pernapasan ekspirasi : otot mylohyoideus relaksasi, otot stermohyoideus
berontraksi, otot abdominis kontraksi, akibatnya pulmo tertekan
sehingga udara keluar. Rima glottides menutup, otot submandibularis
berkontraksi diikuti otot grniohyoideus, sehingga udara di dalam cavum
oris terdesak keluar melalui nares
Sistem peredaran darah
◦ Pembuluh darah yang keluar dari dinding ventral jantung disebut truncus arteriosus
◦ truncus arteriosus bercabang 2 disebelah kiri dan kanan yang masing masing
bercabang 3 (arteri carotis communis, arcus aorta dan arteri pulmounatenae)
◦ arteri carotis communis berjalan ke cranial, bercabang menjadi 2 (kiri dan kanan).
Masing masing cabang bercabang lagi menjadi arteri carotis interna dan eksterna.
◦ arcus aorta menuju caudal, bercabang menjadi 2, kiri dan kanan, kemudian
melengkung ke arah dorsal rongga tubuh, kemudian melanjutkan ke arah
mediocaudal terus ke arah caudal
Sistem pengeluaran
◦ REN (ginjal) bertipe mesonephros, berjumlah sepasang di kanan kiri columna
vertebralis, berwarna merah kecolatan.
◦ Ureter merupakan saluran yang keluar dari ren yang akan bermuara ke cloaca
◦ Di cloaca terdapat tonjolan keluar berupa 2 lobi berdinding tipis yang meluas ke
dalam vacum abdominale untuk menyimpan urin disebut vesica urinaria
Sistem perkembangbiakan
• Pada katak jantan terdapat sepsang testis
yang terletak di permukaan ventral ujung
anterior ren, berbentuk oval
• Ureter berfungsi rangkap yaitu sebagai saluran
urin dan sperma.
• Spermatozoa ditampung dalam vesicular
seminalis.
◦ Terdapat sepasang ovarium
◦ Oviduct merupakan saluran yang
berlipat lipat dengan ujung anterior
yang menyempit dan terbuka
ujungnya bermuara kedalam
rongga tubuh.
Sistem saraf
◦ Dibedakan atas sistem saraf pusat (terdiri atas otak dan sumsum
tulang belakang) dan sistem saraf tepi
◦ Dari permukaan basalis, bagian otak yaitu 1) lobi olfaktori 2)
hemisphaerium cerebri 3) chiasma nervi optici 4) tuber cinereum
dan 5) crura cerebri
◦ Sistem saraf tepi tersusun atas nervi cranialis jumlah 10 pasang
(cabang dari saraf otak) dan nervi spinalis jumlah 10 pasang
(cabang dari saraf sumsum tulang belakang)
Klasifikasi
Kelas Amphibia
Ordo Gymnophiona
(Apoda)
Ordo Caudata
(Urodela)
Ordo Anura
(Salientia)
Ordo Gymnophiona (Apoda)
Tubuh memanjang
Terdapat sisik dermal di beberapa kulit
Ekor pendek atau tidak ada
Memiliki 95 hingga 285 tulang belakang
Pantropis
Terdiri dari 3 famili, 33 genus, dan terdapat sekitar 173 spesies.
Contoh: Caecilian
Contoh: Ichtyophis
Ordo Caudata (Urodela)
Tubuh dilengkapi dengan kepala, batang, dan ekor
Tidak bersisik
Biasanya memiliki dua pasang kaki yang sama
Didominasi holarctic
Terdiri dari 9 famili yang hidup, 64 genus, sekitar 553 spesies.
◦ Sub ordo 1. Cryptobranchoidea
Contoh: Cryptobranchus
◦ Sub ordo 2. Ambystomoidea. Contoh: Ambystoma
◦ Sub ordo 3. Salamandroidea. Contoh: Salamander
◦ Sub ordo 3. Proteidea, contoh: Proteus
◦ Sub ordo 4. Meantes, contoh: Siren
Ordo Anura (Salientia)
Kepala dan tubuh berfusi
Tidak memiliki ekor
Tidak memiliki sisik
Mulut besar
Memiliki paru-paru
Hidup di daerah tropis
Terdiri dari 44 famili, 362 genus, sekitar 5283 spesies.
◦ Sub ordo 1. Amphicoela, contoh: Aschapus
◦ Sub ordo 2. Ophistocoela, contoh: Alytes
◦ Sub ordo 3. Anomocoela, contoh: Pelobates
◦ Sub ordo 4. Procpela, contoh: Bufo
Contoh: Bufo americanus
◦ Sub ordo 5. Diplasiocoela, contoh: Rana
Contoh: Rana catesbeiana
SIKLUS HIDUP
◦ Strategi reproduksi anura yang tidak
biasa.
◦ Seekor katak berkantung pygmy
betina Amerika Selatan, Flectonotus
pygmaeus, membawa larva
berkembang di kantong punggung.
◦ B, Katak betina Surinam membawa
telur yang tertanam dalam kantong
khusus yang merenung di dorsum;
katak-katak muncul dan berenang
pergi ketika perkembangan selesai.
◦ C, katak panah beracun,
Phyllobates bicolor, membawa
berudu yang menempel di
punggungnya.
◦ D, berudu dari katak Darwin laki-laki,
Rhinoderma darwinii, berkembang
menjadi katak di kantong vokalnya.
Ketika siap untuk muncul, seekor
katak merangkak ke mulut
induknya, yang induknya buka
untuk memungkinkan pelarian
froglet.
PERANAN
◦ Amfibi telah lama digunakan dalam penelitian ilmiah, terutama dalam proses
perkembangan dan fisiologis, sebagian besar karena kemampuan metamorphosis
dan dapat meregenerasi anggota badan
◦ Amfibi juga digunakan dalam penelitian kloning.
◦ Kulit katak dapat dibuat jaket dan barang kerajinan lainnya jika diberi samak
◦ Katak berfungsi sebagai pemberantas nyamuk yang dilakukan secara biologi dan juga
sebagai pengendali serangga hama pada pertanian
◦ Katak dapat digunakan dalam tes kehamilan seperti Bufo melanostictus, karena dapat
menghasilkan hormon perang gonad yang efeknya sama dengan hormon
perangsang gonad yang terdapat dalam urine wanita hamil
◦ Dapat digunakan sebagai racun untuk anak panah hal ini dilakukan orang indian
◦ Racun bufotalin dan Bufotenin dihasilkan oleh jenis kodok Bufo marinus yang
dimanfaatkan sebagai penguat denyut jantung
SPECIES DICROGLOSSIDAE
(Amphibian) ON TNKS
UTILITATION ZONE IN THE SOUTH
SOLOK
Latar Belakang
◦ Dilihat dari fenomena sekarang ini Amphibia merupakan jenis komoditi ekspor yang
cukup besar, karena indonesia mengekspor katak hingga ribuan ton tiap tahunnya.
Katak-katak yang diekspor adalah jenis katak berbadan besar yang diperoleh dari
pembudidayaan dan ditangkap langsung dari habitatnya. Sementara, jenis-jenis katak
berbadab besar pada umumnya dari kelompok famili dogrolosidae.
◦ Kawasan solok selatan merupakan bagian dari kawasan taman nasional kerinci seblat
yaitu zona pemanfaatan. Pada daerah ini ditemukan banyak sekali jenis-jenis katak,
termasuk jenis dari dogrolosidae. Dengan demikian kawasan tersebut berpotensi untyk
dijadikan kawasan budidaya katak, sehingga dapat mengurangi kepunahan katak
digrolosidae di habitat aslinya.
Metode
◦ Pencarian Amphibia dengan metode visual ecounter survey (VES)
difokuskan pada jalur yang sudah ditentukan, dengan cara berjalan
pada suatu lokasi yang diduga banyak Amphibianya pada malam
hari.
Hasil
Kesimpulan
◦ Amphibia yang ditemukan pada zona pemanfaatan TNKS jorong Pincuran Tujuh
kecamatan Sangir kabupaten Solok Selatan terdiri dari 5 Dicroglossidae yaitu
Fejervarya limnocharis, Limnonectes ingeri, Limnonectes
macrodon,Limnonectesibonorum,Limnonects shampenorum.
JENIS-JENIS KATAK (AMPHIBI:
ANURA) di DESA KEPENUHAN HULU
KECAMATAN KEPENUHAN HULU
KABUPATEN ROKAN HULU PROVINSI
RIAU
Latar Belakang
◦ Anura (katak) memiliki wilayah penyebaran yang luas seperti pada semua habitat
daratan dan air tawar, pemukiman penduduk, pepohonan, daerah sepanjang aliran
sungai atau air yang mengalir, serta pada hutan primer dan sekunder (Stuarte dkk.,
2008: 2). Penyebaran ordo ini yang teridentifikasi mencapai kurang lebih 4.100 jenis
katak dan kodok. Penyebaran Ordo Anura (katak) terdapat di seluruh Indonesia dari
Sumatera, Kalimantan, Jawa sampai Papua, jumlahnya mencapai sekitar 450 jenis
(Iskandar, 1998: 29-30). Beberapa penelitian mengenai amphibi telah banyak
dilakukan, diantaranya Satyawan (2009: 5)
Metode
◦ Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan menggunakan
metode Visual Encounter Survei (tangkap langsung dengan survei). Beberapa
peralatan yang akan digunakan adalah alat tulis, GPS (Global Position System), senter,
jam, kamera digital dan tanggok. Bahan yang akan digunakan adalah kertas label,
karet gelang, sarung tangan kain, kotak spesimen, botol spesimen, plastik ukuran 1 kg,
kapas, jarum suntik dan alkohol 70%.
Hasil
Kesimpulan
◦ Dari penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut yaitu ditemukan 10 spesies katak yang terdiri dari
Rana erythraea, sebanyak 27 individu, R. baramica, sebanyak 3
individu, R. nicobariensis, sebanyak 3 individu, R. hosii, sebanyak 11
individu, Fejervarya limnocharis, sebanyak 24 individu, F. cancrivora,
sebanyak 24 individu, Limnonectes paramacrodon, sebanyak 6
individu, Leptobrachium hasseltii, sebanyak 7 individu, Rhacophorus
javanus, sebanyak 3 individu dan Kaloula baleata, sebanyak 6
individu.