Kegawatan Dalam Paliatif Care
Kegawatan Dalam Paliatif Care
Kegawatan Dalam Paliatif Care
Manajemen :
Perikardiosentesis : meringankan temponade
Penatalaksanaan definitif : operasi
Pada kondisi hemodinamik yang stabil : kemoterapi dan
radioterapi pada jenis kanker yang responsif.
Manajemen : radioterapi
3. Hiperkalsemia
sebagai akibat metabolik dari keganasan yang tidak terkontrol,
dapat terjadi secara mendadak dan memburuk dengan sangat
cepat.
diagnosis : anoreksia, mual, muntah, poliuria dan perubahan
kesadaran.
Manajemen :
• Pemantauan balans cairan dan status kardiopulmoner untuk
mencegah kelebihan cairan dan gagal jantung. Terapi furosemid
dan hidrasi dengan cairan saline dapat menurunkan
hiperkalsemia.
Manajemen
• Hidrasi intra vena
• Bila kadar > 7 mg/dl : alkalinisasi dengan Na bicarbonat
•Hemodialisa untuk indikasi kasus yang berat.
5. Hiperurisemia
kelainan akibat pengobatan leukimia, gangguan
mieloproliferatif, limfoma atau mieloma.
diagnosis : uremia, hematuri, dan rasa nyeri
menandakan adanya batu ginjal.
asam urat > 10 : oliguri atau anuri dengan
atau tanpa adanya kristal asam urat, kadar
nitrogen dan kreatinin serum meningkat.
Manajemen
• Hidrasi dan alkalinisasi
• Hemodialisa jika diperlukan
6. Hiponatremia
Disebabkan oleh seleksi atopik atau tidak normal dari hormon
antidiuretik ( ADH ).
diagnosis :
anoreksia, mual, muntah dan rasa lemah.
Na < 130 mEq/L atau kurang, kadar < 115 mEq/L bianya
sudah disertai dengan gangguan kesadaran atau kejang.
Manajemen :
• Batasi intake cairan 500 m/hri
• Terapi radiasi dan pemberian kortikosteroid dapat mengurangi
sindroma berat hormon diuretik karena metastase ke otak.
Hiponatremia berat bila disertai komplikasi gangguan
neurologik dapat merupakan indikasi pemberian infus salin
hipertonik.
7. Hipoglikemia
merupakan efek langsung dari penyakit keganasan dan
tidak jarang dilaporkan.
hipoglikema yang diakibatkan oleh tumor biasanya
dicetuskan oleh puasa atau olahraga, dimana hipoglikemi
berkepanjangan dapat menyebabkan kerusakan otak secara
permanen. Manajemen : mengatasi kekurangan darah
adalah tindkan yang pertama kali dilakukan.
8. Asites
Biasanya disebabkan oleh karsinoma peritoneal yang seringkali
menyertai kanker ovarium, payudara, dan gastrointestinal.
Diagnosis : pada pemeriksaan fisik menunjukkan abdomen yang
membuncit, shifting dullness dan penemuan-penemuan lain
yang lazim didapatkan pada asites.
Manajemen :
Mengatasi tumor primernya
Paresentesis, dapat memberikan keringanan simptomatik yang
dramatik, tetapi pengumpulan kembali cairan asites juga akan
sangat cepat. Paresentesis yang berulang akan menyebabkan
kehilangan protein yang sangat mengganggu dan disetai oleh
angka kompliasi yang tinggi.
9. Efusi pleura
Merupakan proses eksudatif yang biasanya dihubungkan dengan
adanya implantasi sel kanker pada pleura viseral atau parietal.
Doagnosis :
Gejala-gejala sesak nafas, batuk kering, dan rasa tidak enak
di dada merupakan gejala awal. Pada perkusi akan didapatkan
suara redup.
Torakosintesis diperlukan untuk mengkonfirmasi adanya
keganasan dan cairan efusi dalam jumlah cukup untuk
pemeriksaan sitologi dan kimiawi.
Manajemen :
Torakosintesis : memberikan keringanan pada penderita,
torakosintesis berulang tidak dianjurkan karena resiko terjadi
infeksi, kehilangan protein dan komplikasi lainnya.
10. Obstruksi jalan nafas
Dapat disebabkan oleh tumor yang berkembang dari tempat-
tempat laring hingga karina.
Diagnosis :
Pemeriksaan fisik : riwayat gangguan pernafasan yang berat.
Pada radiografi thoraks : ditemukan massa mediastinum atas
massa melebar dan deviasi atau kompresi dari kolom trakea.
Diagnosa histopatologi dapat dibuat dari sitologi cairan ludah,
aspirasi jarum, biopsi, dari kelenjar yang dicurigai atau
bronkoskopi yang disertai penyikatan, pengecatan/ pewarnaan
serta biopsi.
Manajemen :
Terapi oksigen
Kortikosteroid : mengurangi edema jalan nafas.
Radioterapi daerah yang menglami obstruksi.