Ppi

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 45

CURRICULUM VITAE

 Nama : Dr. H. Harun Hudari, SpPD, FINASIM


 TTL : Palembang, 3 Mei 1970
 Pendidikan :
- Dokter FK Universitas Sriwijaya 1996
- Spesialis Penyakit Dalam FK Universitas Sriwijaya 2008
 Riwayat Pekerjaan :
1. Dokter PTT Puskesmas Muara Rupit 1997 – 2000
2. Dokter PNS RSUD Dr. MM Dunda Gorontalo 2001 – 2004
3. Dokter Spesialis Penyakit Dalam RSUD Banyuasin
2008 – 2015
4. Dokter Spesialis Penyakit Dalam FK UNSRI/RSMH
Palembang 2009 – sekarang
 HP : 081271621966 / 0711 7301744
PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)
DI RUMAH SAKIT

Dr. H. Harun Hudari, SpPD, FINASIM


Dr. Mega Permata, Sp.PD
Ketua Subkomite PPI RS Dr. Mohammad Hoesin Palembang

Staf Divisi Penyakit Tropik Infeksi Ilmu Penyakit Dalam


RS Dr. Mohammad Hoesin/FK UNSRI Palembang
HAIs Masalah kesehatan
(VAP, IADP,ILO,ISK) di seluruh dunia

Mortalitas
Morbiditas
Kecacatan

Biaya meningkat
Tuntutan Citra RS menurun
Pencegahan & Mutu pelayanan
Hukum Pengendalian
UU RI no 36 menurun
Infeksi (PPI)
UU RI no 44

STRUKTUR
Program PPI ORGANISASI
Pencegahan & Pengendalian Infeksi

Suatu upaya kegiatan untuk mencegah,


meminimalkan kejadian infeksi pada
pasien , petugas, pengunjung dan masyarakat
sekitar rumah sakit dan fasilitas kesehatan
lainnya yang meliputi pengkajian perencanaa,
pelaksanaan dan evaluasi
Menurunkan atau meminimalkan
insiden rate infeksi berhubungan
dengan pelayanan kesehatan pada
pasien , petugas dan pengunjung
serta masyarakat sekitar rumah
sakit dan fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya,
dengan mempertimbangkan cost
effectiveness
Kebijakan Kemkes tentang PPI
1. Setiap RS & Fas. Yan Kes lainnya harus
melaksanakan PPI  SK Menkes
270/Menkes/SK/III/2007

2. Pelaksanaan PPI yang dimaksud sesuai


dengan :
– Pedoman Manajerial PPI di RS & Fas. Yan.
Kes Lainnya;
– Pedoman PPI di RS & Fas. Yan. Kes Lainnya
Kebijakan Kemkes tentang PPI

3. Direktur RS dan Fas. Yan. Kes lainnya membentuk


:
– Komite PPI
– Tim PPI
– Komite dibawah koordinasi Direktur.

4. Komite dan Tim PPI mempunyai tugas, fungsi


dan kewenangan yang jelas.

5. Setiap RS dan Fas Yan Kes lainnya wajib


memiliki IPCN (Infection Prevention and Control
Nurse).
DASAR HUKUM
• SK Menkes No 270/Menkes/SK/III/2007 ttg Pedoman
Manajerial PPI di RS dan Fas Yankes Lainnya
• SK Menkes No 382/Menkes/SK/III/2007 ttg Pedoman PPI di
RS dan Fas. Yankes Lainnya
• SK Menkes No. 129/Menkes/SK/II/2008 ttg SPM RS
• SK Menkes 1165.A./Menkes/SK/X/2004 ttg KARS
• SE Dirjen Bina Yanmed No.HK.03.01/III/3744/08 tentang
Pembentukan Komite PPI RS & Tim PPI RS
• Undang-undang RI no 36 tahun 2009 tentang kesehatan
• Undang-undang RI no 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
STUKTUR ORGANISASI
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI

DIREKTUR UTAMA /
DIREKTUR

KOMITE MUTU DIREKTORAT DIREKTORAT KOMITE LAIN

SUBKOMITE
PPI

TIM PPI TIM PPRA


STRUKTUR ORGANISASI SUBKOMITE PPI
RSMH
DIREKTUR UTAMA

SUBKOMITE PPI

SEKRETARIS

ANGGOTA TIM PPIRS IPCO

IPCN

IPCLN
TIM PPI

Tim PPI terdiri dari IPCN dan IPCD,


1 (satu) dokter PPI setiap 5 (lima) IPCN.
RS diwajibkan memiliki IPCN purna waktu,
dengan rasio 1 (satu) IPCN untuk tiap 100 -
150 TT.
IPCN dibantu beberapa IPCLN (Infection
Prevention and Control Link Nurse) dari tiap
Unit yang berisiko
Setiap 1000 tt, memiliki 1(satu)Epidemiologi
KOMITE PPI
KRITERIA:
1. Mempunyai minat dalam PPI.
2. Pernah mengikuti Diklat dasar PPI.
• Ketua, sebaiknya dokter (IPCO), berminat,
peduli, memiliki pengetahuan, pengalaman,
mendalami masalah infeksi, mikrobiologi klinik,
atau epidemiologi klinik.
• Sekretaris, sebaiknya perawat senior (IPCN),
disegani, berminat, mampu memimpin, aktif.
• Anggota,terdiri dari
• Dokter, epidemiologist, Mikrobiologist,
Patologist,Farmasist,IPCN,CSSD,
Laundry,Sanitasi,K3
DEFINISI
Kep.Dirut No:OT.01.01/II/1523/2014
Infection Prevention Control Officer (IPCO)
Dokter Ahli Yang Bertanggung Jawab Terkait PPI.
Infection Prevention Control Nurse (IPCN)
Perawat Infeksi yang bertanggung pelaksanaan PPI
di area yang dibebankan oleh Direktur Utama.
Infection Prevention Control Link Nurse (IPCLN)
Pelaksana Harian, Penghubung IPCN di Ruangan
TUPOKSI IPCO
• Mencegah dan Mengendalikan HAIs di RS sesuai area
yang ditugaskan dalam kebijakan direktur utama :
1. Diagnosa dan terapi infeksi yang benar
2. Pedoman penulisan resep antibiotika dan surveilans
3. Identifikasi kuman patogen&pola resistensi antibiotika
4. Memonitor kegiatan surveilans infeksi dan
penyelidikan KLB
5. Pembimbing&Pengajar Praktek dan Prosedur PPI yang
berhubungan dengan prosedur terapi
6. Memonitor cara kerja nakesh dalam merawat pasien
7. Membantu semua nakesh untuk memahami PPI
TUPOKSI IPCN
• Mencegah dan mengendalikan infeksi RS sesuai area yang ditugaskan
dalam kebiajkan direktur utama :
1. Supervisi kejadian infeksi
2. Monitoring Pelaksanaan PPI, Kesling, Penggunaan aintibiotika yang
rasional, Penerapan SPO, Kepatuhan kewaspadaan isolasi nakesh
3. Surveior infeksi (surveilans HAIs)
4. Pelaksana dalam pelatihan PPI Nakesh
5. Isvestigator KLB
6. Konsultan (bersama Tim) dalam kasus yang terjadi di RS sehubungan PPI
7. Auditor Pelaksanaan PPI di semua
8. Motivator
9. Desainer
10. Edukator / Penyuluh
11. Koordinator
12. Membuat Laporan semua kegiatan (Supervisi, Audit, MONEV, Surveilans)
TUPOKSI IPCLN
• Memonitor Pelaksanaan PPI&mengendalikan program PPI
di unit kerjanya :
1. Mengisi&Mengumpulkan form Surveilans setiap pasien di
unit rawat
2. Motivasi&Menegur Pelaksanaan PPI setiap personil di unit
rawat
3. Menginformasikan kepada IPCN jika ada Kecurigaan HAIs
pada pasien
4. Berkoordinasi dengan IPCN saat terjadi infeksi potensial
KLB
5. Penyuluhan ke pengunjung di ruang rawat masing-masing
6. Monitoring kepatuhan petugas kesehatan yang lain dalam
menjalankan standar isolasi
Tujuan Pengendalian dan Pencegahan Infeksi

• Melindungi pasien terinfeksi dirumah sakit akibat


tindakan invasif perawatan : ISK, IDO, IADP,
pneumonia (VAP)
• Melindungi pasien dari infeksi lain yang mungkin
didapat sebagai akibat terjadinya kontak dengan
pasien lain atau tenaga kesehatan yang terkolonisasi
atau terinfeksi kuman menular
• Melindungi tenaga kesehatan, pengunjung dan yang
berada di lingkungan rumah sakit dari risiko infeksi
yang tidak perlu terjadi
• Kebijakan Kebersihan Tangan
• Kebijakan Penggunaan Alat Pelindung Diri
• Kebijakan Pemrosesan alat kesehatan
• Kebijakan Penanganan limbah dan benda tajam
• Kebijakan Pengendalian lingkungan
• Kebijakan Penempatan Pasien
• Kebijakan Penanganan linen
• Kebijakan Perlindungan kesehatan karyawan
• Kebijakan Penyuntikan yang aman
• KebijakanKebersihan pernapasan dan etika batuk
• Kebijakan Praktek Penyuntikan yang aman
• Ada Kebijakan Penggunaan peralatan re useable
• Ada Kebijakan penggunaan peralatan yang single use ke
re use
• Ada kebijakan tentang pembongkaran, renovasi,
pembangunan gedung pengkajian risiko pengendalian
infeksi
• Ada kebijakan jika karyawan terluka tusuk jarum
Cara PPI
• Cuci tangan dengan cara yang benar
• Penerapan Kewaspadaan Isolasi (Isolation
Precautions)
• Pengelolaan bahan & alat infeksius secara tepat
• Pembersihan kain yang tercemar bahan infeksius
• Pembersihan lingkungan yang terinfeksi
• Tindakan isolasi jika perlu
• Imunisasi atau tindakan profilaksis paska pajanan
jika perlu
 Hal utama dalam PPI
 Pilar PPI
 Komponen sentral dari Patient Safety
 Sederhana dan efektif mencegah HAIs
 Menciptakan lingkungan yang aman
 Pelayanan kesehatan aman
 Bila tangan kotor , cuci dengan sabun/antiseptik di air mengalir
 Bila tangan tak tampak kotor , bersihkan dengan gosok cairan
berbasis alkohol
Acknowledgement : WHO World Alliance for Patient Safety
• Tempat cuci tangan dengan air
bersih mengalir dengan keran
otomatis atau menggunakan siku
saat membuka
• Sabun atau anti septik dalam
dispenser dengan pengontrol
otomatis
• Kertas tissue/handuk kertas
• Tempat limbah kertas
menggunakan injakan kaki saat
membuka
• Sebelum melakukan kebersihan tangan
• Pastikan perhiasan cincin (termasuk cincin kawin),
gelang, arloji, tidak dipakai.
• Penelitian: kulit dibawah perhiasan kolonisasi
yang berat, sulit dibersihkan/dekontaminasi
• Memakai perhiasan akan sulit saat memakai
sarung tangan.
• Mengeringkan tangan setelah mencuci tangan adalah
satu hal yang sangat penting, tidak ada gunanya
mencuci tangan dengan baik dan benar tetapi ketika
mengeringkan tangan menggunakan handuk yang
sudah terkontaminasi
• Keringkan tangan dengan handuk kertas
• Jika tidak ada handuk kertas gunakan handuk tangan
sekali pakai
• Handuk kertas harus tetap dalam kondisi bersih,
tidak terkontaminasi, penyimpanan handuk kertas di
tempat yang kering dan tertutup/dalam lemari
MEAN OF
TRANSMISSION
Airborne, Droplet, Contact
Common Vihicle,
Vertorborne
Transmisi Mikroorganisme Droplet
Kontak
Ke pasien Ventilasi
Mekanik VAP

Tangan
Alat

Kateter
vena sentral

Kontak
Droplet Urine Kateter
Tangan
Alat

Tangan Kontak
IADP Alat
Tangan
Alat
ISK
Luka operasi ILO

Kontak
Droplet
Surgical site infections (SSI)

Catheter-associated urinary tract


infections (CAUTI)

Central venous catheter–related


bloodstream infections (CRBSI)

Ventilator-associated pneumonia
(VAP)
HAIs MASALAH Mortalitas
Morbiditas

HH
APD
Limbah
Lingkungan
VAP,IADP Peralatan
IDO,ISK Linen
Kes. Karyawan
Penempatan Pasien
Etika batuk
Penyuntikan yang aman
Praktil lumbal punksi

Airborne
Menerapkan Droplet
Bundles of Contact
HAIs

Komite PPI
Tim PPI
Monev Eksternal
Audit Internal Struktur organisasi
Uraian tugas
TIM PPI RSMH

Anda mungkin juga menyukai