Dasar ? Dasar Pemeriksaan Kedokteran Forensik
Dasar ? Dasar Pemeriksaan Kedokteran Forensik
Dasar ? Dasar Pemeriksaan Kedokteran Forensik
PEMERIKSAAN
KEDOKTERAN
FORENSIK
(AUTOPSI)
OLEH :
FITRIAH HANY 1 2 1 0 0 11 6 2 7 3
H A N I FAT U R R O H M A H 1 2 1 0 0 11 6 2 9 3
P R E S E P T O R : I H S A N W, D R . , S P F
Temukan kelainan
Di Masyarakat kerap •Manfaatkan ilmu
Bilamana timbul
terjadi peristiwa secara optimal &
pelanggaran hukum penuh kejujuran. Penyebab & sebab
menyangkut tubuh cedera
•Pemeriksaan KF
manusia
thd korban hidup / Penyebab, mekanisme,
mati / bag tubuh saat & cara kematian
manusia
Identifikasi
Kedokteran Forensik memiliki sub ilmu
yaitu :
Autopsi Forensik, berbeda dengan autopsi
anatomi
Patologi Anatomi Forensik
Toksikologi Forensik dan Kimiawi Forensik
Misal : berkaitan dengan obat-obatan psikotropika
yang bisa diperiksa dengan sampel urine
Parasitologi Forensik / Entomolgi Forensik
Misal : kalau pada autopsi ditemukan larva lalat ini
harus diperiksa oleh bagian parasitologi forensik
supaya bisa membantu menemukan waktu kematian
Odontologi Forensik : pemeriksaan gigi
Antropologi Forensik : pemeriksaan seluruh tubuh
dari tulang sampai gigi
Radiologi Forensik
Termasuk disini adalah photo-photo, CT-Scan, dan
USG.
Alat Bantu diatas dapat dipakai sebagai alat bukti
pada proses hukum.
Traumatologi Forensik
Trauma terdiri dari : trauma fisik, trauma kimia, dan
balistik (senjta api), dll
Psikiatri Forensik
Pemeriksaan yang dilakukan terhadap pelaku,
dimana pelaku melakukan kejahatan
berdasarkan adanya gangguan jiwa dan bagian
ini dilakukan oleh psikiater ataupun psikolog.
Laboratorium Forensik
Tidak hanya pemeriksaan kimiawi, PA, toksikologi
tapi juga DNA yang diambil dari jaringan yang
tidak cepat membusuk.Misal : rambut, percikan
darah,
Pengantar (lanutan..)
Dokter Klinik
(Attending physician)
Cedera / Trauma / Mati
Pelanggaran hukum
• Ax
Dokter / • Px Forensik (klinik & / Patologi)
RS • Px Penunjang
Cari bukti pidana (= KUHP/KUHAP)
• V et R (sesuaikan Per UU KF)
Dokter “Forensik”
(Assessing physician)
“MUSIBAH” POLISI
Kriminal
RS : UGD/
IKF
PASIEN BB MEDIS
1. Autopsi klinik
2. Autopsi forensik/medikolegal
3. Autopsi anatomi
AUTOPSI FORENSIK
• Dilakukan terhadap mayat berdasarkan peraturan
undang-undang sesuai permintaan pemeriksaan atau
pembuatan visum et repertum.
• Tujuan : membantu penentuan identitas mayat dan
pelaku kejahatan, menentukan sebab kematian,
memperkirakan cara kematian, dan menuangkan hasil
dalam bentuk tertulis objektif.
• Meliputi pemeriksaan lengkap tubuh bagian luar hingga
seluruh organ dalam, termasuk pemeriksaan penunjang
lain (toksikologi, histopatologi, serologi, dsb)
TEKNIK
Persiapan
Metode
•Primer : DNA, Sidik Jari, Gigi
•Sekunder : Pakaian,perhiasan, bekas luka, tanda lahir & tatto
Jenis Pemeriksaan
1. Pemeriksaan Luar : pakaian, ciri identitas fisik, ciri tanatologis,
perlukaan
2. Pemeriksaan dalam dilakukan dengan membuka rongga kepala,
leher, dada dan panggul
3. Pemeriksaan tambahan : pemeriksaan histopatologi, toksikologi,
serologi dan DNA, parasitologi, mikrobiologi dll
PEMERIKSAAN LUAR
Label Mayat
Bungkus Mayat
Penutup Mayat
Pakaian Mayat
Alat kelamin dan • Kelainan bawaan, cairan yang keluar, dan pada perempuan
lubang pelepasan diperiksa keadaan selaput dara, periksa lubang pelepasan.
Pemeriksaan tanda • Letak luka, jenis luka, bentuk luka, arah luka, tepi luka, sudut
luka, dasar luka, sekitar luka, saluran luka, lain-lain (pola
kekerasan/luka penumpukan kulit ari pada luka lecet, warna memar)
Meliputi:
- Pencatatan data gigi (odontogram): jumlah, bentuk,
susunan, tambalan, protesa gigi, dll
- Pemeriksaan rahang (pemeriksaan manual atau sinar x
panoramik)
BAYI
Tinggi badan diukur dari puncak kepala ke tumit (crown-heel), dapat
digunakan untuk perkiraan umur menurut HAASE. Cara pengukuran lain
yaitu dari puncak kepala ke tulang ekor (Crown-rup) dipergunakan oleh
STREETER.
Pengirisan kulit
Pembukaan rongga tubuh
- dinding abdomen
- dinding dada
Pengeluaran & Pemeriksaan isi rongga tubuh
- isi rongga dada (jantung, paru-paru)
- isi rongga abdomen (lambung, usus, hepar, pankreas,
spleen, renal, suprarenal gland, vesika urinari)
- isi rongga pelvis (ovarium, tuba uterina, uterus,
prostat, testis)
• Teknik seksi kepaa dan otak
- Pengirisan kulit kepala
- Pemotongan tulang atap tengkorak
- Pengangkatan otak
- Pengangkatan selaput otak dari dasar tengkorak
- Seksi trachea – esophagus
II. PEMERIKSAAN DALAM
• Pada dinding perut, perhatikan dan catat keadaan, tebal lemak bawah kulit, otot dinding perut,
dan luka bila ada.
• Pada rongga perut, amati apakah omentum menyebar menutupi seluruh usus kecil atau
mengumpul pada satu tempat (akibat kelainan setempat)
• Periksa usus, apakah ada kelainan (volvulus, intusepsi, infark) dan tanda kekerasan. Jika ada
riwayat operasi, perhatikan bagian yang dipotong, dijahit, atau tindakan lainnya.
• Perhatikan cairan dalam rongga perut, meliputi sifat (serosa, purulen, darah, atau
cairan keruh) dan jumlahnya.
• Perhatikan selaput lender dinding perut sebelah dalam (normal tampak licin dan
halus berwarna kelabu mengkilat, pada peritonitis selaput lender tidak rata, keruh
dengan fibrin melekat dan nanah).
PEMERIKSAAN DALAM
PEMERIKSAAN DALAM
• Perlu diingat untuk terlebih dahulu menimbang dan mencatat berat masing-masing alat/organ
1. Lidah
• Perhatikan permukaan dan penampang lidah, ada tidaknya kelainan, bekas gigitan baru atau
lama ( bekas gigitan lama biasanya pada penderita epilepsi )
2. Tonsil
• Perhatikan permukaan dan penampang tonsil, ada tidaknya tonsilektomi, selaput, gambaran
infeksi, nanah dan sebagainya.
3. Kelenjar gondok
• Terlebih dahulu melepaskan otot-otot leher dari perlekatannya, bisa menggunakan pinset atau
gunting. Lalu perhatikan permukaan rata atau tidak, warna, perdarahan bintik atau resapan
darah dan lakukan pengikisan bagian lateral dan kedua bagian penampang.
4. Berongkongan/ esofagus
• perhatikan ada atau tidaknya benda asing, keadaan selaput lendir dan kelainan seperti striktur
atau varises.
5. Batang tenggorokan/ trakea
• perhatikan dari mulut atas mulai dari epiglotis apakah ada edema, benda asing, perdarahan. lalu
amati bagian pita suara, gunting bagian dinding belakang trakea sampai cabang bronkus kanan
dan kiri, amati selaput lendir ada tidaknya benda asing, busa atau darah.
6. Tulang lidah, rawan gondok/ kartilago tiroidea, rawan cincin/ kartilago krikoidea
• Amati apakah ada tanda kekerasan pada leher berupa patah tulang atau resapan darah
7. Arteri Carotis Interna
• Amati ada atau tidaknya tanda kekerasan, dapat gunting dinding depan arteri dan amati keadaan
intima ada terdapat resapan darah pada permukaan luar arteri
8. Kelenjar kacangan / timus
• Perhatikan permukaan dan penampang ada tidaknya perdarahan berbintik atau kelainan lain.
9. Paru
• Kedua paru diperiksa tersendiri, Perhatikan permukaan dan penampang ada tidaknya
cekungan bekas penekanan iga ( kasus emfisema), warna, ada tidaknya bintik atau bercak
perdarahan merah hitam berbatas tegas, resapan darah, luka atau buih.
• Rabaan paru normalnya terasa seperti spons atau karet busa manun jika ada proses
peradangan akan terasa lebih keras dan padat. Perhatikan permukaan dan penampang paru
dan tentukan jika ada kelainan
10. Jantung
• Lepaskan jantung dari pembuluh darah dengan memegang apeks jantung. kemudian ukur
besar jantung dengan membandingan tinju kanan mayat, amati ada atau tidaknya resapan
darah, luka atau bintik perdarahan. teknik otopsi jantung :
11. Aorta torakalis
• Gunting dinding belakang aorta lalu amati permukaan dalam aorta ada tidaknya deposit
kapur, ateroma, aneurisma, luka resapan darah dan robekan.
12. Aorta Abdominalis
• Letakkan blok organ perut dan panggul dengan permukaan belakang menghadap ke
atas, lalu gunting aorta abdominalis mulai dari percabangan a. iliaka komunis kanan
dan kiri, lalu amati permukaan dalam aorta ada tidaknya deposit kapur, ateroma,
aneurisma, luka resapan darah dan robekan. Amati juga a. renalis kanan dan kiri
tersebut sampai memasuki ginjal, amati ada atau tidaknya kelainan penyempitan
pembuluh darah ( kasus hipertensi renal)
13. Anak ginjal/ kelenjar suprarenalis
• Anak ginjal kanan : gunting otot diafragma kanan dan cari bagian mediokranial dari kutub
atas ginjal kanan ( tertutup jaringan lemak) , lalu lepaskan jaringan lemak sehingga tampak
gambaran ginjal amati dari warna kuningkecoklatan dengan bentuk trapezium dan tipis.
amati ada atau tidaknya kelainan ukuran, resapan darah, dsb.
• Anak ginjal kiri : terletak antara bagian mediokranial kiri dari kutub atas ginjal kiri, antara
ekor kelenjar pankreas dan diafragma, normalnya akan berbentuk bulan sabit tipis dan
korteks dan medulla yang jelas
14. Medulla, ureter, dan kandung kencing
• Perhatikan permukaan ginjal ada tidaknya resapan darah, luka atau kista retensi. pada
penampang ada atau tidaknya batu ginjal, perdarahan, nanah dan peradangan. lanjutkan
sampai membuka ureter sampai ke bagian pelvis ginjal hingga vesika urinari, amati ukuran
penampang, isi saluran ada atau tidaknya batu dan keadaan mukosa. Vesika urinaria dibuka
dengan cara menggunting huruf T amati isi dan keadaan selaput lendirnya.
15. Hati dan kandung empedu
• Perhatikan permukaan dan penampang normalnya tampak licin dan rata berwarna merah
kecoklatan, ada tidaknya kelainan permukaan berbenjol , kista atau abses. Lalu raba teraba
kenyal dan tepinya tajam
16. Kandung Empedu
• diperiksa ukuran dan periksa ada atau tidaknya batu empedu. ada tidaknya cairan empedu
berwarna kuning coklat kehijauan lalu buka selaput ledirnya normalnya seperti beludru hiju-
kuning
17. Limpa dan kelenjar getah bening ( KGB)
• Perhatikan permukaan dan penampang normalnya keriput berwarna ungu dan perabaan lunak
dan kenyal catat ukuran dan berat limpa. Catat apabila ada pembesaran KGB regional.
18. Lambung, usus halus dan usus besar
• Amati isi lambung dan ambil simpan dalam botol untuk pemeriksaan lab atau toksikologi
Perhatikan permukaan dan penampang lambung dan periksa ada atau tidaknya erosi, ulserasi
perdarahan atau resapan darah. lalu amati usus ada tidaknya darah dalam lumen atau
kelainan ulserasi atau polip.