Bab 6 Kependudukan, Ketenagakerjaan, Dan Pengangguran

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 40

BAB 6

KEPENDUDUKAN, KETENAGAKERJAAN, DAN


PENGANGGURAN

KELOMPOK VIII
ANRI ANDI HARAHAP 170522007
ABBAS ANSORI 170522010
M. FACHRY ADHEMI 170522011
JOSUA SILITONGA 170522023
HARIADI SIHOMBING 170522049
TOPIK

1. KEPENDUDUKAN 3. PEGANGGURAN
Sejarah Kependudukan Definisi
Klasifikasi pengangguran
Teori Kependudukan Tabel Tingkat pengangguran
Aspek Kependudukan
Mutasi Kependudukan

2. KETENAGAKERJAAN
Definisi
Klasifikasi Tenaga Kerja
1. KEPENDUDUKAN

Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan sebagai proses kenaikan output perkapita


dalam jangka panjang (Boediono, 1985).
Kata perkapita menggiring pemahaman tentang penduduk, karena kenaikan dalam
proses diatas tidak lepas dari jumlah penduduk. Oleh karena itu, posisi penduduk
dalam pembangunan ekonomi menjadi penting karena pertumbuhan ekonomi
sendiri selalu terkait dengan jumlah penduduk.
A. SEJARAH KEPENDUDUKAN

Pada tahun 1 sesudah Masehi, penduduk dunia diperkirakan berjumlah 250 Juta Jiwa.
Pada tahun 1650, penduduk dunia diperkirakan berjumlah 500 Juta jiwa.
Pada tahun 1850, penduduk dunia diperkirakan berjumlah 1 Milyar jiwa.
Pada tahun 1930, penduduk dunia diperkirakan berjumlah 2 Milyar jiwa.
Pada tahun 1976, penduduk dunia diperkirakan berjumlah 4 Milyar jiwa.
Pada tahun 1985, penduduk dunia diperkirakan berjumlah 4,845 Milyar jiwa.
Pada tahun Juni 2017, penduduk dunia diperkirakan berjumlah 7,6 Milyar jiwa.

Ini menandakan bahwa pertumbuhan penduduk demikian cepat, sehingga muncul istilah ledakan
penduduk yang mengambarkan betapa hebatnya angka pertumbuhan penduduk dunia.
B. TEORI KEPENDUDUKAN
Beberapa ahli mengungkapkan pandangannya tentang kependudukan, seperti :
1) Mill (1956) berpandangan bahwa laju pertumbuhan penduduk melalui laju pertumbuhan bahan makanan
sebagai suatu aksioma

2) Ehrlich (1971) dalam bukunya The Population Bomb berpandangan bahwa pertama, di dunia ini sudah
terlalu banyak manusia; kedua, keadaan bahan makanan sangat terbatas; ketiga, terlalu banyak manusia di
dunia, sehingga lingkungan banyak yang rusak dan tercemar.
3) Malthus (1976) dalam bukunya Principles of Population menyebutkan bahwa perkembangan manusia
lebih cepat dibandingkan dengan produksi hasil-hasil pertanian untuk memenuhi kebutuhan manusia.
4) Durkheim (1982) berpandangan bahwa pada suatu wilayah dimana angka kepadatan penduduknya tinggi
akibat dari tingginya laju pertumbuhan penduduk, akan timbul persaingan diantara penduduk untuk dapat
mempertahankan hidup.
5) Dumont (1996) berpandangan bahwa dimana tiap-tiap individu mempunyai kebebasan untuk mencapai
kedudukan yang tinggi di masyarakat.
Dalam konteks angkatan kerja, Dumairy (1996) mengklasifikasikan kependudukan
dalam dua(2) bagian besar, yaitu penduduk dalam kategori kerja dan penduduk
kategori bukan tenaga kerja.
TENAGA KERJA- MANPOWER (Berusia 10 Tahun)
Angkatan Kerja-labour Force
Pekerja
Pengangguran
Bukan Agkatan Kerja
Pelajar dan Mahasiswa
Penduduk
Pengurus Rumah Tangga
Penerima Pendapatan Lain

BUKAN TENAGA KERJA (berusia 10 Tahun


C. Aspek Kependudukan
Kependudukan merupakan sebuah konsep yang berkaitan dengan dimensi sosial dan budaya.
Beberapa literatur kependudukan menyebutkan, paling tidak ada (3)tiga aspek penduduk yang
perlu di perhatikan, yaitu :

1. Pertumbuhan tinggi
Ada kalangan berpandangan bahwa pertumbuhan penduduk dapat memberikan kontribusi
pada kenaikan penghasilan riil per-kapita. Hal ini berlaku di negara-negara yang sudah maju.
Dimana masyarakatnya memungkinkan dapat melakukan tabungan sebagai modal investasi.
Secara umum produktivitas di negara-negara sedang berkembang adalah rendah, yang berdampak
pada produksi juga. Dimana tempat tinggal penduduk di negara berkembang sebagian besar di
desa, dengan pekerjaan pertanian, sehingga penghasilan yang didapatkan hampir semuanya untuk
dikonsumsi, sehingga tidak ada yang ditabung untuk modal investasi.
2. Struktur tidak Favourable
Terkait dengan struktur umur penduduk, dalam literatur kependudukan dikenal angka beban
tanggungan. Konsep ini untuk mengetahui perbandingan antara banyaknya orang produktif (usia 15-65
tahun) dan orang yang tidak produktif (diatas 65 Tahun).
Secara umum di negara sedang berkembang mempunyai angka beban tanggungan yang tinggi
akibat besarnya jumlah penduduk usia muda, kondisi ini tidak menguntungkan bagi pembangunan
ekonomi, karena :
Penduduk golongan usia muda cenderung untuk memperkecil angka penghasilan per-kapita karena
mereka merupakan konsumen bukan produsen dalam perekonomian tersebut.
Adanya golongan penduduk usia muda yang besar jumlahnya di suatu negara akibatnya pada alokasi
faktor-faktor produksi kearah investasi sosial bukan modal. Akibatnya, di negara sedang berkembang
pertumbuhan ekonomi cenderung lambat.
3. Ketimpangan Distribusi
Berkaitan dengan perpindahan penduduk ke daerah yang memberikan daya
tarik ekonomi yang tinggi. Kondisi ini dinamakan Urbanisasi yang artinya proses
perpindahan penduduk dari desa ke kota.
Urbanisasi biasanya terjadi karena adanya tingkat upah yang tinggi di sektor
industri(kota), dibandingkan tingkat upah di sektor pertanian(desa). Hal ini
mengakibatkan ketidakseimbangan perkembangan ekonomi antar sektor pertanian dan
sektor industri.
D. MUTASI KEPENDUDUKAN
Dinamika kependudukan dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat menentukan perkembangan penduduk. Faktor-faktor tersebut adalah :

1. Tingkat Kelahiran (Fertilitas)

Tingkat pertambahan jumlah anak atau tingkat kelahiran bayi pada suatu periode tertentu.

Tingkat kelahiran bayi dihitung dengan dua cara, yaitu :

a) Angka kelahiran kasar (Crude Birth Rate/CBR), adalah angka kelahiran yang menunjukkan jumlah kelahiran perseribu penduduk dalam suatu periode;

b) Angka kelahiran umum (General Fertility Rate/GFR), adalah angka yang menunjukkan jumlah bayi yang lahir dari setiap 1000 wanita pada usia reproduksi atau
melahirkan yaitu pada kelompok usia 15-49 Tahun.

Besar kecilnya angka kelahiran dipengaruhi oleh faktor pendorong dan faktor penghambat kelahiran. Faktor pendorong tersebut diantaranya :

1) Anggapan bahwa banyak anak banyak rezeki

2) Sifat alami manusia yang ingin melanjutkan keturunan

3) Pernikahan usia dini (usia muda)

4) Adanya anggapan bahwa anak laki-laki lebih tinggi nilainya jika dibandingkan dengan anak perempuan

5) Adanya penilaian yang tinggi terhadap anak, sehingga bagi keluarga yang belum memiliki anak akan berupaya bagaimana supaya bisa memiliki anak.

Faktor penghambatnya diantaranya :

1) Adanya program Keluarga Berencana (KB)

2) Kemajuan dibidang iptek dan obat-obatan

3) Adanya peraturan pemerintah tentang pembatasan tunjangan anak bagi PNS

4) Adanya undang-undang perkawinan yang membatasi dan mengatur usia pernikahan.

5) Penundaan usia pernikahan karena alasan ekonomi, pendidikan dan kariri.

6) Adanya perasaan malu bila memiliki banyak anak.


2. Tingkat Kematian (Mortalitas)
merupakan pengurangan jumlah penduduk pada periode tertentu yang disebabkan oleh faktor kematian.
Tingkat kematian dapat diketahui melalui tiga cara, yaitu :
Tingkat kematian kasar (Crude Death Rate/CDR), adalah angka yang menunjukkan rata-rata kematian perseribu penduduk dalam satu tahun.
Tingkat kematian menurut umur (Age Specific Death Rate/ASDR), adalah angka yang menunjukkan banyaknya kematian pada kelompok umur
tertentu perseribu penduduk dalam kelompok yang sama
Tingkat kematian bayi (Infan Mortality Rate/IMR), adalah angka yang menunjukkan banyaknya bayi yang meninggal dari setiap 1000 bayi yang
lahir hidup.
Besar kecilnya angka kematian dipengaruhi oleh faktor pendorong dan faktor penghambat. Faktor pendorong tersebut adalah :
1) Wabah penyakit seperti demam berdarah, flu burung, dan sebagainya
2) Bencana alam seperti gempa bumi, tsunami, banjir, dan sebagainya
3) Kesehatan dan pemenuhan gizi penduduk yang rendah
4) Perang, kecelakaan, dan sebagainya
5) Lingkungan yang tidak sehat
Sementara faktor penghambatnya adalah :
1) Kesehatan dan pemenuhan gizi masyarakat yang sudah baik.
2) Kondisi keamanan negara yang baik.
3) Adanya kemajuan iptek dibidang kedokteran sehingga berbagai macam penyakit dapat diobati
4) Pemahaman yang baik dari masyarakat tentang ajaran agama yang melarang tindakan bunuh diri atau melakukan pembunuhan.
3. Tingkat Perpindahan (Migrasi)
merupakan perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat lain, atau dari suatu daerah
ke daerah lain. Terdiri dari 2 yaitu :
Migrasi Internasional (migrasi antar negara) yang terdiri dari Imigrasi, Emigrasi, dan Remigrasi
Migrasi Nasional (migrasi lokal) yang terdiri dari Urbanisasi, Transmigrasi, Ruralisasi dan
Evakuasi.
Migrasi mempunyai peranan juga dalam menentukan tingkat pertumbuhan penduduk. Oleh karena
itu, tingkat pertumbuhan penduduk tidak dapat diperhitungkan hanya dari tingkat kelahiran dan
kematian saja.
4. Tingkat Pertumbuhan Penduduk

secara umum pertumbuhan penduduk dibedakan menjadi tiga(3) macam, yaitu :

a) Pertumbuhan penduduk alami

merupakan pertumbuhan penduduk yang dapat diketahui dari selisih kelahiran dan kematian. Dengan rumus : Pa = L - M

Dimana : Pa => pertumbuhan penduduk alami.

L => jumlah kelahiran

M => jumlah kematian

b) Pertumbuhan penduduk Migrasi

merupakan pertumbuhan penduduk yang dapat diketahui dari selisih migrasi masuk dan migrasi keluar. Dengan rumus : Pm = I E

Dimana : Pm => pertumbuhan penduduk migrasi

I => jumlah imigrasi

E => jumlah emigrasi

c) Pertumbuhan penduduk total

merupakan pertumbuhan penduduk yang disebabkan oleh faktor kelahiran, kematian, dan migrasi. Dengan rumus : P = (L-M) + (I-E)

Dimana : P => pertumbuhan penduduk total

L => jumlah kelahiran

M => jumlah kematian

I => jumlah imigraasi

E => jumlah emigrasi


E. PENDUDUK DAN PERTUMBUHAN EKONOMI
Analisis ekonomi tentang posisi penduduk sebenarnya sudah dimulai sejak Adam Smith yang
mengemukakan bahwa sistem produksi suatu negara terdiri dari tiga unsur pokok yaitu :
Sumber manusiawi (jumlah penduduk).
Sumber alam.
Stok kapital yang ada.
Analisis posisi penduduk dalam pembangunan ekonomi sejalan dengan lahirnya teori pertumbuhan
ekonomi. Beberapa ekonom menyinggung keterkaitan penduduk dalam pembangunan ekonomi, karena
pertumbuhan ekonomi sendiri selalu barkaitan dengan jumlah penduduk
Pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai proses kenaikan output perkapita dalam jangka panjang. Kata
perkapita dapat menunjukkan sudut pandang yang perlu dicermati, yaitu sisi output total (dalam hal ini
GDP) dan sisi jumlah penduduknya.
Dengan demikian, proses kenaikan output perkapita, tetap harus dianalisis dengan jalan mencermati apa
saja yang terjadi dengan output total dan jumlah penduduk, sehingga jelas bahwa penduduk menjadi
bagian dari pertumbuhan ekonomi, dan dalam perkembangannya selalu berkaitan.
TENAGA KERJA
Menurut Payman, tenaga kerja didefinisikan
sebagai penduduk berumur 10 tahun atau lebih
yang bekerja, mencari pekerjaan, dan sedang
melakukan kegiatan lain, seperti sekolah maupun
mengurus rumah tangga dan penerima pendapatan.
Sedangkan menurut UU No. 13 Tahun 2003,
tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu
melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang
dan atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan
sendiri maupun untuk masyarakat.
KLASIFIKASI TENAGA KERJA

Klasifikasi tenaga kerja secara umum dapat dibagi berdasarkan :


1. Berdasarkan Penduduknya
2. Berdasarkan Batas Kerja
3. Berdasarkan Kualitas
Berdasarkan penduduknya, tenaga kerja terdiri dari :
a. Tenaga Kerja, yaitu seluruh jumlah penduduk yang dianggap
dapat bekerja dan sanggup bekerja jika tidak ada permintaan
kerja.
b. Bukan Tenaga Kerja, yaitu mereka yang dianggap tidak mampu
dan tidak mau bekerja, meskipun ada permintaan bekerja.

BERDASARKAN PENDUDUKNYA
Berdasarkan batas kerja, tenaga kerja terdiri dari :
a. Angkatan Kerja, yaitu penduduk usia produktif yang berusia 15-
64 tahun yang sudah mempunyai pekerjaan tetapi sementara
tidak bekerja, maupun yang sedang aktif mencari pekerjaan.
b. Bukan Angkatan Kerja, yaitu mereka yang berumur 10 tahun
keatas yang kegiatannya hanya bersekolah, mengurus rumah
tangga dan sebagainya.

BERDASARKAN BATAS KERJA


Berdasarkan kualitasnya, tenaga kerja terdiri dari :
a. Tenaga Kerja Terdidik, yaitu tenaga kerja yang memiliki suatu
keahlian atau kemahiran dalam bidang tertentu dengan cara sekolah
atau pendidikan formal dan non-formal.
b. Tenaga Kerja Terampil, yaitu tenaga kerja yang memiliki keahlian
dalam bidang tertentu dengan melalui pengalaman kerja.
c. Tenaga Kerja Tidak Terdidik, yaitu tenaga kerja kasar yang hanya
mengandalkan tenaga saja.

BERDASARKAN KUALITAS
PENGANGGURAN
Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja
sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari 2 hari selama
seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan
yang layak.
Pengangguran pada umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau
para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada
yang mampu menyerapnya.
KLASIFIKASI PENGANGGURAN

Menurut Sukirno, pengangguran dapat dibagi menjadi dua kelompok besar,


yaitu :
1. Berdasarkan Penyebabnya
2. Berdasarkan Ciri-nya
Berdasarkan penyebabnya, pengangguran terdiri dari :
a. Pengangguran Normal, yaitu apabila dalam suatu ekonomi terdapat
pengangguran sebanyak dua atau tiga persen dari jumlah tenaga kerja
maka ekonomi itu sudah dipandang sebagai mencapai kesempatan
kerja penuh. Pengangguran tersebut dinamakan pengangguran normal.
b. Pengangguran Siklikal, yaitu perekonomian tidak selalu berkembang
secara stabil. Adakalanya permintaan agregat lebih tinggi, dan ini
mendorong pengusaha menaikkan produksi. Lebih banyak pekerja
baru digunakan dan pengangguran berkurang.

BERDASARKAN PENYEBABNYA
c. Pengangguran Struktural, yaitu tidak semua industri dan
perusahaan dalam perekonomian akan terus berkembang
maju, sebagiannya akan mengalami kemunduran.
Kemerosotan ini ditimbulkan oleh salah satu atau beberapa
faktor berikut, yaitu terwujudnya barang baru yang lebih baik,
kemajuan teknologi mengurangi permintaan keatas barang
tersebut, biaya pengeluaran sudah sangat tinggi dan tidak
mampu bersaing, dan ekspor produksi industri itu sangat
menurun oleh karena persaingan yang lebih serius.
Pengangguran yang wuujud digolongkan sebagai
pengangguran struktural.
d. Pengangguran Teknologi. Pengangguran dapat ditimbulkan
oleh adanya penggantian tenaga manusia oleh mesin-mesin
dan bahan kimia. Pengangguran yang ditimbulkan oleh
penggunaan mesin dan kemajuan teknologi lainnya
dinamakan pengangguran teknologi.
BERDASARKAN CIRI-NYA
Berdasarkan ciri-nya, pengangguran terdiri dari :
a. Pengangguran Terbuka. Pengangguran ini tercipta akibat
pertambahan lowongan pekerjaan yang lebih rendah dari
pertambahan tenaga kerja. Sebagai akibatnya dalam
perekonomian semakin banyak jumlah tenaga kerja. Efek dari
keadaan ini di dalam suatu jangka masa yang cukup panjang
mereka tidak melakukan suatu pekerjaan.
b. Pengangguran Tersembunyi. Pengangguran ini terutama
wujud di sektor pertanian atau jasa. Setiap kegiatan ekonomi
memerlukan tenaga kerja, dan jumlah tenaga kerja yang
digunakan tergantung paa banyak faktor, faktor yang perlu
dipertimbangkan adalah besar kecilnya perusahaan, jenis
kegiatan perusahaan, mesin yang digunakan, dan tingkat
produksi yang dicapai
c. Pengangguran Bermusim. Pengangguran ini terutama terdapat
di sektor pertanian dan perikanan. Pada umumnya para petani
tidak begitu aktif diantara waktu sesudah menanam dan
sesudah memuai.
d. Setengah Menganggur. Kondisi migrasi dari desa ke kota di
negara-negara biasanya sangat pesat. Sebagai akibatnya tidak
semua orang yang pindah ke kota dapat memperoleh
pekerjaan dengan mudah. Mereka mungkin hanya bekerja
satu hingga dua hari seminggu, atau satu hingga empat jam
sehari.
JUMLAH PENDUDUK INDONESIA BERDASARKAN PROVINSI (JIWA)
Propinsi 2010
Kalimantan Barat 4.395.983
Kalimantan Tengah 2.212.089
Kalimantan Selatan 3.626.616
Kalimantan Timur 3.553.143
Sulawesi Utara 2.270.596
Sulawesi Tengah 2.635.009
Sulawesi Selatan 8.034.776
Sulawesi Tenggara 2.232.586
Gorontalo 1.040.164
Sulawesi Barat 1.158.651
Maluku 1.533.506
Maluku Utara 1.038.087
Papua Barat 760.422
Papua 2.833.381
INDONESIA 237.641.326
SUMBER : BPS (2012)
Tabel 6.1 menunjukkan bahwa persebaran penduduk Indonesai
Tidak Merata. Sekitar 53,1% tinggal dipulau Jawa. Sedangkan
luas pulau jawa 6,26% dari luas Indonesia. Disisi lain Papua
memiliki Luas Wilayah 16,7% dan hanya didiami oleh 1,2%
jumlah penduduk.
TABEL 6.2 LAJU PERTUMBUHAN PENDUDUK INDONESIA (PERSENTASE)

Provinsi 1971-1980 1980-1990 1990-2000


NAD 2,93 2,72 1,46
Sumatera Utara 2,6 2,06 1,32
Sumatera Barat 2,21 1,62 0,63
Riau 3,11 4,3 4,35
Jambi 4,07 3,4 1,84
Sumatera Selatan 3,32 3,15 2,39
Bengkulu 4,39 4,38 2,97
Lampung 5,77 2,67 1,17
Kep. Bangka Belitung 0,97
DKI Jakarta 3,93 2,42 0,17
Jawa Barat 2,66 2,57 2,03
Jawa Tengah 1,64 1,18 0,94
DI Yogyakarta 1,1 0,57 0,72
Jawa Timur 1,49 1,08 0,7
Banten 3,21
TABEL 6.2 LAJU PERTUMBUHAN PENDUDUK INDONESIA (PERSENTASE)
LANJUTAN
Provinsi 1971-1980 1980-1990 1990-2000
Bali 1,69 1,18 1,31
Nusa Tenggara Barat 2,36 2,15 1,82
Nusa Tenggara Timur 1,95 1,79 1,64
Kalimantan Barat 2,31 2,65 2,29
Kalimantan Tengah 3,43 3,88 2,99
Kalimantan Selatan 2,16 2,32 1,45
Kalimantan Timur 5,73 4,42 2,81
Sulawesi Utara 2,31 1,6 1,33
Sulawesi Tengah 3,86 2,87 2,57
Sulawesi Selatan 1,74 1,42 1,49
Sulawesi Tenggara 3,09 3,66 3,15
Gorontalo 1,59
Maluku 1,49 2,79 0,08
Maluku Utara 0,48
Papua 2,67 3,46 3,22
INDONESIA 2,31 1,98 1,49

SUMBER : BPS (2012)


TABEL 6.2 MENUNJUKKAN BAHWA LAJU PERTUMBUHAN PENDUDUK
DI INDONESIA SELAMA 3 (TIGA) DASAWARSA CENDERUNG
MENGALAMI PENURUNAN. HAL INI DAPAT DILIHAT PADA
DASAWARSA 1971-1980 DIMANA LAJU PERTUMBUHAN PENDUDUK
INDONESIA SEBESAR 2,31% KEMUDIAN PADAA DASAWARSA TAHUN
1980-1990 LAJU PERTUMBUHAN PENDUDUK INDONESIA SEBESAR
1,98% DAN PADA DASAWARSA TAHUN 1990-2000 LAJU PERTUMBUHAN
PENDUDUK INDONESIA SEBESAR 1,49%.
Berdasarkan Argumentasi dan Fakta pada slide 4 (Empat)
menunjukkan bahwa dalam manajemen kependudukan, terutama
dalam pengendalian laju pertumbuhan penduduk Indonesia telah
berhasil. Hal ini dapat dilihat dari penurunan persentase laju
pertumbuhan penduduk Indonesia pada 3 (tiga) dasawarsa
terakhir, yakni dari tahun 1971 sampai tahun 2000.
Aspek Penting lain dalam masalah
kependudukan adalah pekerjaan. Dimana
pekerjaan penduduk menjadi sandaran bagi
penduduk dalam melaksanakan aktivitasnya.
TABEL 6.3 PENDUDUK 15 TAHUN KE ATAS YANG BEKERJA
MENURUT LAPANGAN PEKERJAAN UTAMA TAHUN 2009-2011 (JIWA)

Lapangan Usaha 2009 2010 2011


Pertanian, Perkebunan, kehutanan, 41.611.840 41.494.941 39.328.915
peternakan, dan perikanan
Pertambangan dan Penggalian 1.155.233 1.254.501 1.465.376
Industri 12.839.800 13.824.251 14.542.081
Listrik, Gas dan Air Bersih 223.054 234.070 239.636
Konstruksi 5.486.817 5.592.897 6.339.811
Perdagangan, Rumah makan, dan Jasa 21.947.823 22.492.176 23.396.537
Akomodasi
Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi 6.117.985 5.619.022 5.078.822
Lembaga Keuangan, Real Estate, Usaha 1.486.596 1.739.486 2.633.362
Persewaan dan Jasa Perusahaan
Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan 14.001.515 15.956.423 16.654.859
Lainnya - - -
Total 104.870.663 108.207.767 109.670.399
Sumber : BPS (2012)
Tabel 6.3 menunjukkan bahwa penduduk Indonesia masih
menggantungkan lapangan pekerjaan pada sektor primer, yaitu
pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan. Sementara
penduduk yang berkerja pada sektor listrik, gas dan air jumlahnya
palig sedikit.
Jika dicermati, sebenarnya Indonesia tersedia beberapa sektor
lapangan usaha yang memiliki potensi untuk memberikan
penghidupanyang lebih baik, seperti sektor-sektor pertambangan,
industri, konstruksi, jasa dan lain-lain. Namun karena sektor ini
membutuhkan ketrampilan yang lebih baik dibandingkan dengan
sektor-sektor primer.
TABEL 6.4 PENGANGURANTERBUKA MENURUT
PENDIDIKAN TERTINGGI YANG DITAMATKAN TAHUN
2009-2011 (JIWA)
No Pendidikan Tertinggi Yang 2009 2010 2011
Ditamatkan
1 Tidak/Belum Pernah 637.901 757.807 877.265
Sekolah/Belum Tamat SD
2 Sekolah Dasar 1.531.671 1.402.858 1.120.090
3 SLTP 1.770.823 1.661.449 1.890.755
4 SMTA (Umum dan 3.879.471 3.344.315 3.074.946
Kejuruan)
5 Diploma I/II/III/Akademi 441.100 443.222 244.687
6 Universitas 701.651 710.128 492.343
Total 8.962.617 8.319.779 7.700.086
Sumber : BPS (2012)
Tabel 6.4 menggambarkan bahwa tingkat pengangguran terbuka di
Indonesia selama kurun waktu 2009-2011 cenderung menurun .
Tren ini merupakan hal positif bagi Indonesai. Tingkat
pengangguran terbesar terjadi pada lulusan tingkat SLTA dan yang
terkecil adalah lulusan Diploma.
KESIMPULAN

Indonesia merupakan negara besar dengan jumlah penduduk terbanyak ke-4 di dunia, selain itu
Indonesia juga memiliki kekayaan sumber daya alam yang membuat iri banyak negara-negara di dunia.
Akan tetapi, dengan kenyataan diatas penduduk Indonesia masih belum sejahtera bahkan banyak
diantaranya masih terbelenggu kemiskinan. Hal ini disebabkan karena pertumbuhan ekonomi yang tidak
menyebar secara merata ke seluruh pulau yang ada di Indonesia, namun pertumbuhan perekonomian di
Indonesia masih berpusat di satu pulau yaitu pulau jawa.
Selain itu sebagian besar penduduk Indonesia masih tertinggal mengenai tenaga kerja (SDM)
yang unggul untuk dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara. Tingkat pendidikan masyarakat
yang masih rendah disebabkan oleh banyak faktor. Sehingga potensi kekayaan alam di Indonesia yang
begitu luar biasa tidak dapat di maksimalkan untuk pertumbuhan ekonomi negara terutama untuk
kesejahteran dan kemakmuran masyarakat Indonesia pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik (BPS), Data olahan tabel


http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia,
Thank You For Your Attention

Anda mungkin juga menyukai