Bab 6 Kependudukan, Ketenagakerjaan, Dan Pengangguran
Bab 6 Kependudukan, Ketenagakerjaan, Dan Pengangguran
Bab 6 Kependudukan, Ketenagakerjaan, Dan Pengangguran
KELOMPOK VIII
ANRI ANDI HARAHAP 170522007
ABBAS ANSORI 170522010
M. FACHRY ADHEMI 170522011
JOSUA SILITONGA 170522023
HARIADI SIHOMBING 170522049
TOPIK
1. KEPENDUDUKAN 3. PEGANGGURAN
Sejarah Kependudukan Definisi
Klasifikasi pengangguran
Teori Kependudukan Tabel Tingkat pengangguran
Aspek Kependudukan
Mutasi Kependudukan
2. KETENAGAKERJAAN
Definisi
Klasifikasi Tenaga Kerja
1. KEPENDUDUKAN
Pada tahun 1 sesudah Masehi, penduduk dunia diperkirakan berjumlah 250 Juta Jiwa.
Pada tahun 1650, penduduk dunia diperkirakan berjumlah 500 Juta jiwa.
Pada tahun 1850, penduduk dunia diperkirakan berjumlah 1 Milyar jiwa.
Pada tahun 1930, penduduk dunia diperkirakan berjumlah 2 Milyar jiwa.
Pada tahun 1976, penduduk dunia diperkirakan berjumlah 4 Milyar jiwa.
Pada tahun 1985, penduduk dunia diperkirakan berjumlah 4,845 Milyar jiwa.
Pada tahun Juni 2017, penduduk dunia diperkirakan berjumlah 7,6 Milyar jiwa.
Ini menandakan bahwa pertumbuhan penduduk demikian cepat, sehingga muncul istilah ledakan
penduduk yang mengambarkan betapa hebatnya angka pertumbuhan penduduk dunia.
B. TEORI KEPENDUDUKAN
Beberapa ahli mengungkapkan pandangannya tentang kependudukan, seperti :
1) Mill (1956) berpandangan bahwa laju pertumbuhan penduduk melalui laju pertumbuhan bahan makanan
sebagai suatu aksioma
2) Ehrlich (1971) dalam bukunya The Population Bomb berpandangan bahwa pertama, di dunia ini sudah
terlalu banyak manusia; kedua, keadaan bahan makanan sangat terbatas; ketiga, terlalu banyak manusia di
dunia, sehingga lingkungan banyak yang rusak dan tercemar.
3) Malthus (1976) dalam bukunya Principles of Population menyebutkan bahwa perkembangan manusia
lebih cepat dibandingkan dengan produksi hasil-hasil pertanian untuk memenuhi kebutuhan manusia.
4) Durkheim (1982) berpandangan bahwa pada suatu wilayah dimana angka kepadatan penduduknya tinggi
akibat dari tingginya laju pertumbuhan penduduk, akan timbul persaingan diantara penduduk untuk dapat
mempertahankan hidup.
5) Dumont (1996) berpandangan bahwa dimana tiap-tiap individu mempunyai kebebasan untuk mencapai
kedudukan yang tinggi di masyarakat.
Dalam konteks angkatan kerja, Dumairy (1996) mengklasifikasikan kependudukan
dalam dua(2) bagian besar, yaitu penduduk dalam kategori kerja dan penduduk
kategori bukan tenaga kerja.
TENAGA KERJA- MANPOWER (Berusia 10 Tahun)
Angkatan Kerja-labour Force
Pekerja
Pengangguran
Bukan Agkatan Kerja
Pelajar dan Mahasiswa
Penduduk
Pengurus Rumah Tangga
Penerima Pendapatan Lain
1. Pertumbuhan tinggi
Ada kalangan berpandangan bahwa pertumbuhan penduduk dapat memberikan kontribusi
pada kenaikan penghasilan riil per-kapita. Hal ini berlaku di negara-negara yang sudah maju.
Dimana masyarakatnya memungkinkan dapat melakukan tabungan sebagai modal investasi.
Secara umum produktivitas di negara-negara sedang berkembang adalah rendah, yang berdampak
pada produksi juga. Dimana tempat tinggal penduduk di negara berkembang sebagian besar di
desa, dengan pekerjaan pertanian, sehingga penghasilan yang didapatkan hampir semuanya untuk
dikonsumsi, sehingga tidak ada yang ditabung untuk modal investasi.
2. Struktur tidak Favourable
Terkait dengan struktur umur penduduk, dalam literatur kependudukan dikenal angka beban
tanggungan. Konsep ini untuk mengetahui perbandingan antara banyaknya orang produktif (usia 15-65
tahun) dan orang yang tidak produktif (diatas 65 Tahun).
Secara umum di negara sedang berkembang mempunyai angka beban tanggungan yang tinggi
akibat besarnya jumlah penduduk usia muda, kondisi ini tidak menguntungkan bagi pembangunan
ekonomi, karena :
Penduduk golongan usia muda cenderung untuk memperkecil angka penghasilan per-kapita karena
mereka merupakan konsumen bukan produsen dalam perekonomian tersebut.
Adanya golongan penduduk usia muda yang besar jumlahnya di suatu negara akibatnya pada alokasi
faktor-faktor produksi kearah investasi sosial bukan modal. Akibatnya, di negara sedang berkembang
pertumbuhan ekonomi cenderung lambat.
3. Ketimpangan Distribusi
Berkaitan dengan perpindahan penduduk ke daerah yang memberikan daya
tarik ekonomi yang tinggi. Kondisi ini dinamakan Urbanisasi yang artinya proses
perpindahan penduduk dari desa ke kota.
Urbanisasi biasanya terjadi karena adanya tingkat upah yang tinggi di sektor
industri(kota), dibandingkan tingkat upah di sektor pertanian(desa). Hal ini
mengakibatkan ketidakseimbangan perkembangan ekonomi antar sektor pertanian dan
sektor industri.
D. MUTASI KEPENDUDUKAN
Dinamika kependudukan dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat menentukan perkembangan penduduk. Faktor-faktor tersebut adalah :
Tingkat pertambahan jumlah anak atau tingkat kelahiran bayi pada suatu periode tertentu.
a) Angka kelahiran kasar (Crude Birth Rate/CBR), adalah angka kelahiran yang menunjukkan jumlah kelahiran perseribu penduduk dalam suatu periode;
b) Angka kelahiran umum (General Fertility Rate/GFR), adalah angka yang menunjukkan jumlah bayi yang lahir dari setiap 1000 wanita pada usia reproduksi atau
melahirkan yaitu pada kelompok usia 15-49 Tahun.
Besar kecilnya angka kelahiran dipengaruhi oleh faktor pendorong dan faktor penghambat kelahiran. Faktor pendorong tersebut diantaranya :
4) Adanya anggapan bahwa anak laki-laki lebih tinggi nilainya jika dibandingkan dengan anak perempuan
5) Adanya penilaian yang tinggi terhadap anak, sehingga bagi keluarga yang belum memiliki anak akan berupaya bagaimana supaya bisa memiliki anak.
merupakan pertumbuhan penduduk yang dapat diketahui dari selisih kelahiran dan kematian. Dengan rumus : Pa = L - M
merupakan pertumbuhan penduduk yang dapat diketahui dari selisih migrasi masuk dan migrasi keluar. Dengan rumus : Pm = I E
merupakan pertumbuhan penduduk yang disebabkan oleh faktor kelahiran, kematian, dan migrasi. Dengan rumus : P = (L-M) + (I-E)
BERDASARKAN PENDUDUKNYA
Berdasarkan batas kerja, tenaga kerja terdiri dari :
a. Angkatan Kerja, yaitu penduduk usia produktif yang berusia 15-
64 tahun yang sudah mempunyai pekerjaan tetapi sementara
tidak bekerja, maupun yang sedang aktif mencari pekerjaan.
b. Bukan Angkatan Kerja, yaitu mereka yang berumur 10 tahun
keatas yang kegiatannya hanya bersekolah, mengurus rumah
tangga dan sebagainya.
BERDASARKAN KUALITAS
PENGANGGURAN
Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja
sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari 2 hari selama
seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan
yang layak.
Pengangguran pada umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau
para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada
yang mampu menyerapnya.
KLASIFIKASI PENGANGGURAN
BERDASARKAN PENYEBABNYA
c. Pengangguran Struktural, yaitu tidak semua industri dan
perusahaan dalam perekonomian akan terus berkembang
maju, sebagiannya akan mengalami kemunduran.
Kemerosotan ini ditimbulkan oleh salah satu atau beberapa
faktor berikut, yaitu terwujudnya barang baru yang lebih baik,
kemajuan teknologi mengurangi permintaan keatas barang
tersebut, biaya pengeluaran sudah sangat tinggi dan tidak
mampu bersaing, dan ekspor produksi industri itu sangat
menurun oleh karena persaingan yang lebih serius.
Pengangguran yang wuujud digolongkan sebagai
pengangguran struktural.
d. Pengangguran Teknologi. Pengangguran dapat ditimbulkan
oleh adanya penggantian tenaga manusia oleh mesin-mesin
dan bahan kimia. Pengangguran yang ditimbulkan oleh
penggunaan mesin dan kemajuan teknologi lainnya
dinamakan pengangguran teknologi.
BERDASARKAN CIRI-NYA
Berdasarkan ciri-nya, pengangguran terdiri dari :
a. Pengangguran Terbuka. Pengangguran ini tercipta akibat
pertambahan lowongan pekerjaan yang lebih rendah dari
pertambahan tenaga kerja. Sebagai akibatnya dalam
perekonomian semakin banyak jumlah tenaga kerja. Efek dari
keadaan ini di dalam suatu jangka masa yang cukup panjang
mereka tidak melakukan suatu pekerjaan.
b. Pengangguran Tersembunyi. Pengangguran ini terutama
wujud di sektor pertanian atau jasa. Setiap kegiatan ekonomi
memerlukan tenaga kerja, dan jumlah tenaga kerja yang
digunakan tergantung paa banyak faktor, faktor yang perlu
dipertimbangkan adalah besar kecilnya perusahaan, jenis
kegiatan perusahaan, mesin yang digunakan, dan tingkat
produksi yang dicapai
c. Pengangguran Bermusim. Pengangguran ini terutama terdapat
di sektor pertanian dan perikanan. Pada umumnya para petani
tidak begitu aktif diantara waktu sesudah menanam dan
sesudah memuai.
d. Setengah Menganggur. Kondisi migrasi dari desa ke kota di
negara-negara biasanya sangat pesat. Sebagai akibatnya tidak
semua orang yang pindah ke kota dapat memperoleh
pekerjaan dengan mudah. Mereka mungkin hanya bekerja
satu hingga dua hari seminggu, atau satu hingga empat jam
sehari.
JUMLAH PENDUDUK INDONESIA BERDASARKAN PROVINSI (JIWA)
Propinsi 2010
Kalimantan Barat 4.395.983
Kalimantan Tengah 2.212.089
Kalimantan Selatan 3.626.616
Kalimantan Timur 3.553.143
Sulawesi Utara 2.270.596
Sulawesi Tengah 2.635.009
Sulawesi Selatan 8.034.776
Sulawesi Tenggara 2.232.586
Gorontalo 1.040.164
Sulawesi Barat 1.158.651
Maluku 1.533.506
Maluku Utara 1.038.087
Papua Barat 760.422
Papua 2.833.381
INDONESIA 237.641.326
SUMBER : BPS (2012)
Tabel 6.1 menunjukkan bahwa persebaran penduduk Indonesai
Tidak Merata. Sekitar 53,1% tinggal dipulau Jawa. Sedangkan
luas pulau jawa 6,26% dari luas Indonesia. Disisi lain Papua
memiliki Luas Wilayah 16,7% dan hanya didiami oleh 1,2%
jumlah penduduk.
TABEL 6.2 LAJU PERTUMBUHAN PENDUDUK INDONESIA (PERSENTASE)
Indonesia merupakan negara besar dengan jumlah penduduk terbanyak ke-4 di dunia, selain itu
Indonesia juga memiliki kekayaan sumber daya alam yang membuat iri banyak negara-negara di dunia.
Akan tetapi, dengan kenyataan diatas penduduk Indonesia masih belum sejahtera bahkan banyak
diantaranya masih terbelenggu kemiskinan. Hal ini disebabkan karena pertumbuhan ekonomi yang tidak
menyebar secara merata ke seluruh pulau yang ada di Indonesia, namun pertumbuhan perekonomian di
Indonesia masih berpusat di satu pulau yaitu pulau jawa.
Selain itu sebagian besar penduduk Indonesia masih tertinggal mengenai tenaga kerja (SDM)
yang unggul untuk dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara. Tingkat pendidikan masyarakat
yang masih rendah disebabkan oleh banyak faktor. Sehingga potensi kekayaan alam di Indonesia yang
begitu luar biasa tidak dapat di maksimalkan untuk pertumbuhan ekonomi negara terutama untuk
kesejahteran dan kemakmuran masyarakat Indonesia pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA