PPT

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 25

NAMA :

1. Dadang Iskandar N M
2. Rahman Wahyu N
3. Kris Sadayani
4. Asri Nababan
5. Aldo Yulio P
6. Renov
7. Shania Eka Y

BATUAN KARBONAT
BATUAN KARBONAT

Menurut Pettijohn (1975), batuan karbonat adalah batuan yang fraksi karbonatnya
lebih besar dari fraksi non karbonat atau dengan kata lain fraksi karbonatnya >50%.
Apabila fraksi karbonatnya <50% maka, tidak bisa lagi disebut sebagai batuan
karbonat.
Deskripsi Batuan Karbonat

Batu Pasir Karbonat


Warna segar: cokelat kekuningan
Warna lapuk: cokelat kehitaman
Tekstur:Klastik
Struktur:berlapis
Sortasi: baik
Kemas: tetutup
Ukuran butir:pasir sedang-pasir halus
Bentuk mineral:rounded- subangular
Komposisi mineral:lempung 20%,feldspar 20%,kuarsa
5%,opak 5%
Batugamping Kristalin
Warna segar:putih kecoklatan
Warna lapuk:cokelat kehitaman
Tekstur:non-klastik
Struktur:tidak berlapis
Komposisi:kalsit 95-97%, biotit 3%,
opak 5%
Batu gamping terumbu
Warna : Putih
Jenis Batuan : Batuan sedimen non
klastik
Struktur : Fosiliferous
Tekstur : Amorf
Komposisi mineral : Monomineralic
karbonat
Mudstone
Warna :
Segar : Abu - abu kecokelatan
Lapuk : Kecokelatan

Tekstur : Klastik
Ukuran Butir : Lempung
Kemas : Tertutup
Struktur : Berlapis
Komposisi :
Kimia : Karbonatan
Mineral : Mineral Karbonat dan Mineral
Lempung
Wackstone
Warna :
Segar : Putih keabu - abuan
Lapuk : Cokelat Kehitaman

Tekstur : Bioklastik
Struktur : Berlapis
Ukuran Butir : Secara umum 1 -4 mm
Komposisi Kimia : Karbonat
Bentuk Mineral : Subangular -
subrounded
Ukuran Mineral : <0,001 mm - 0,008
Faktor-factor yang mempengaruhi
pembentukan sedimen karbonat :
Iklim, Hal ini berhubungan dengan proses erosi yang terjadi sehingga berakibat pada jumlah sedimen yang
diendapkan
Tektonik, Proses tektonik yang aktif menyebabkan deformasi sehingga tingkat ketenangan menjadi terganggu
Oceanografi, Laut yang dapat berkembang yang baik disana adalah laut dengan suhu hangat
Pasokan sedimen, Supply sedimen sangat melimpah akan mengganggu organisme untuk tumbuh dengan baik
Aktivitas Organisme, Batuan karbonat dapat terbentuk ketika terjadi akumulasi dari organisme sehingga
organisme diibaratkan seperti produsen batuan karbonat
Salinitas, Lingkungan laut merupakan kondisi dengan salinitas yang relatof tinggi sehingga batuan karbonat dapat
terbentuk dengan baik
Kedalaman, Batuan karbonat diendapkan dilingkungan laut dangkal dimana masih terdapat sinar matahari yang
menembus kedalaman air
Cahaya Matahari, Produktivitas terbentuknya mineral karbonat hanya pada wilayah dimana cahaya matahari
dapat tembus
Kekeruhan, Organisme laut membutuhkan kondisi laut yang jernih agar sinar matahari dapat masuk
Komponen Batuan Karbonat

1. Non-skeletal Grain
A.Ooid dan Pisoid
Batuan sedimen karbonat
yang mempunyai satu atau lebih
struktur lamina yang konsentris dan
mengelilingi inti.Ooid berbutir kurang
dari 2mm, apabila lebih dari 2 mm
dinamakan pisoid
B. Peloid
Peloid adalah butiran
karbonat berbentuk bulat, ellipsoid,
atau meruncing yang tersusun oleh
mikrit tanpa struktur internal.Ukuran
peloid antara 0,1-0,5.Y
C. Pellet
Pellet merupakan partikel
kurang dari 1mm berbentuk sphero
atau elips, dengan komposisi CaCO3
secara genetic pellet merupakan
kotoran organisme
D. Aggregat dan Intraplas
Aggregat adalah kumpulan
dan beberapa macam butiran
karbonat yang tersemenkan, bersama
sama oleh semen mikroklistalin atau
tergabung akibat material
organic.Intraplas adalah fragmen dari
sedimen yang sudah terlitifikasi atau
setengah terlitifikasi akibat pelepasan
air lumpur pada daerah pasang surut.
2. Skeletal Grain
Butiran cangkang yang terdiri
dari seluruh mikro fosil, butiran fosil,
atau pecahan dari fosil fosil
makro.Cangkang ini merupakan
allochem yang paling umum dijumpai
dalam batugamping.
3. Lumpur Karbonat dan Mikrit
Mikrit adalah matriks
berwarna gelap.Pada batugamping
hadir sebagai butir yang sangat
halus.Mikrit memiliki butir
4mikrometer.Mikrit dapat teralterasi
dan digantikan oleh mozaik yang
kasar.
4. Semen
Semen terdiri dari material
halus yang menjadi pengikat antar
butiran dan mengisi rongga pori yang
diendapkan setelah fragmen dan
matrik.Semen dapat berubah silica,
kalsit dan oksida besi
Tipe zonasi terumbu karang

Terumbu karang merupakan kumpulan organisme karang yang hidup di perairan laut
dangkal terutama di daerah tropis.
Zonasi terumbu karang dibagi menjadi :
1.Forereef (Reef Front)
Reef Front adalah bagian daerah terumbu karang yang menghadap laut
terbuka.Pada daerah ini terdapat lereng (slope) kearah laut,sehingga didaerah ini
terdapat perbedaan intensitas cahaya yang masuk mengikuti keterangannya.Tetapi pada
umumnya karang tumbuh pada lokasi yang cukup banyak mendapat cahaya untuk
mendukung pertumbuhannya. Reef Front dibagi atas dua sub-zona yaitu Reef Slope dan
Upper Reef Slope
Upper Reef Slope
Berada di atas Reef Slope,umumnya pada kedalaman antara 1-5
mm,merupakan zona dengan kepadatan karang tertinggi. Di daerah ini terdapat
tempat yang dataran,berbukit dan lembah. Pada tempat yang datar dan berbukit
umumnya ditemukan karang bercabang, menjari, masif dan encrusting. pada
daerah lembah terutama yang sinar mataharinya terlindung, banyak ditemukan
ruuble dan alga. Karang tumbuh dengan berbagai macam bentuk, baik karang batu
maupun soft coral. Karang batu umumnya memiliki bentuk yang tidak terlalu
kokoh, tetapi tetap untuk memaksimalkan penerimaan cahaya.
Lower Reef Slope
Merupakan bagian bawah dari reef front. Didaerah ini spektrum warna
biru mendominasi dan jumlah cahaya lebih sedikit dibanding pada bagian atasnya.
Karang tumbuh secara horizontal untuk mendapat cahaya sebanyak mungkin
sehingga karang yang banyak tumbuh adalah berbentuk tabulate. Jenis dominan
adalah Acropora,Montipora,Echinopora,Porites dan Turbinaria
Reef Crest
Daerah ini merupakan zona dengan energi gelombang dan intensitas
cahaya tertinggi. Pada bagian tertentu di daerah ini dapat muncul di permukaan
laut pada saat surut rendah. Hampir semua bagian karang didaerah ini mendapat
cahaya tidak hanya pada bagian atasnya saja. Karang yang tumbuh didaerah ini
umumnya pendek dan menjari atau masif. Jenis - jenis karang yang umumnya
terdapat di zona ini adalah Acropora,Favites,Montipora and
Pocillopora,Lobophytum,Sarcophyton and Sinularia
Reef Flat
Daerah Reef Flat dibelakang reef crest adalah juga daerah dengan
lingkungan yang keras,karang yang tumbuh didaerah ini harus dapat bertahan
dengan intensitas cahaya matahari yang sangat tinggi yang mengandung sinar
violet,kekeringan,salinitas tinggi dan turun naiknya suhu perairan.Selain itu
tutupan karang juga dapat diperkecil dengan adannya substrat pasir.
Back Reef
Pada daerah ini umumnya agak berlumpr akibat akumulasi sedimen dari
daerah reef crest atau reef front. Karang muncul dari tumpukan pasir yang ada
selain gerakan air,keberaddaan Holothurioids didaerah ini membantu penyerapan
sediment di perairan.Jenis - jenis karang yang umumnya djumpai didaerah ini
adalah karang massif,lembaran dan bercabang.
Klasifikasi Batuan Sedimen Karbonat
Menurut Dunham (1962)
Klasifikasi ini didasarkan pada fabrik batuan, tekstur, proporsi kandungan mud
dalam batuan, dan kerangka penyusun batuan baik secara mekanik maupun
biologi (lihat gambar dibawah). Penggunaan klasifikasi ini lebih umum
dikarenakan sistem yang lebih sederhana dan lebih lengkap. Pada klasifikasi ini,
perbedaan penting mengenai tingkat energi pengendapan tiap jenis batuan
sangat jelas teramati karena lebih detail. Perbedaan klasifikasi ini dengan
klasifikasi sebelumnya adalah pertimbangan terhadap batuan hasil proses
biologi dan pengertian dari micrite yakni material karbonat yang berukuran <
20m (Tucker, 1990).
Klasifikasi Batuan Sedimen Menurut
Embry & Klovan (1971)
Klasifikasi ini didasarkan pada karakteristik yang sama dengan klasifikasi
Dunham yakni fabrik batuan, tekstur, proporsi kandungan mud dalam batuan,
dan kerangka penyusun batuan baik secara mekanik maupun biologi.
Pembuatan klasifikasi ini merupakan penyempurnaan klasifikasi Dunham yang
sebelumnya tidak membagi boundstone secara spesifik (lihat gambar atas).
Boundstone sebagai hasil kerangka organik dari koloni koral dibagi menjadi
beberapa penamaan berdasarkan jenis organisme yang menyusunnya. Dengan
menggunakan kombinasi tekstur dan komposisi, klasifikasi ini dapat
memberikan informasi mengenai kondisi pembentukan batuan tersebut (Tucker,
1990).

Anda mungkin juga menyukai