Fraktur Tibia
Fraktur Tibia
Fraktur Tibia
IDENTITAS PASIEN
Nama : An. R
Usia : 13 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Pelajar
Agama : Islam
Alamat : Jengglong
Tanggal MRS : 06 Oktober 2017
RM : 416xxx
A. Keluhan Utama : Nyeri tungkai kanan
Trauma : disangkal
Gejala serupa : disangkal
Operasi sebelumnya : disangkal
Riw. Alergi obat : disangkal
SECONDARY SURVEY
Look
Deformitas (+): terdapat penonjolan abnormal dan angulasi
(+), tak tampak sianosis pada bagian distal lesi.
Feel
Nyeri tekan setempat (+), sensibilitas (+), suhu rabaan hangat,
NVD (neurovaskuler disturbance) (-), kapiler refil < 2 detik
(normal), arteri dorsalis pedis teraba lemah dibandingkan bagian
yang sehat
Move
Gerakan aktif dan pasif terhambat, Gerakan abduksi tungkai kanan
terhambat, gerakan adduksi tungkai kanan terhambat, sakit bila
digerakkan, gangguan persarafan tidak ada, tampak gerakan terbatas
(+), keterbatasan pergerakan sendi-sendi distal (karena terasa nyeri
saat digerakkan).
Status Generalis
Keadaan Umum : Sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis (E4 V5 M6)
Tanda Vital :
TD: 100/70 mmHg
N: 84 x/menit
RR: 18 x/menit
Suhu : 36,4oC (Axilla)
Kepala : Bentuk dan ukuran normal (normochepal), simetris, rambut
warna hitam, tidak rontok, tidak terdapat alopesia. Tidak ada luka pada kepala.
Dahi : Tidak didapatkan adanya luka maupun tanda-tanda inflamasi.
Wajah : Simetris, tidak terdapat luka
Mata : Konjungtiva anemis (-), sclera ikterik (-), reflek cahaya (+/+),
isokor, eye movement (+). Alis mata : simetris, tumbuh rambut alis. Bulu mata :
tumbuh keluar.
Hidung : Nafas cuping hidung (-/-), deformitas (-/-), darah (-/-), secret (-/-).
Telinga : Deformitas (-/-), darah (-/-), secret (-/-).
Mulut : Bibir kering (-), sianosis (+), bibir mencucu, lidah kotor (-), lidah
simetris (+), lidah tremor (-), stomatitis (-), mukosa pucat (-). Gusi berdarah (-)
Leher : Bentuk normal, kelenjar thyroid tidak membesar, kelenjar limfe
tidak membesar, nyeri tekan (-).
Pulmo Dextra Sinistra
Depan
Ins Simetris statis dinamis Simetris statis dinamis
Pal Stem fremitus ka = ki Stem fremitus ka = ki
Per Sonor seluruh lapang paru Sonor seluruh lapang paru
Aus SD Vesikuler, Ronki (-), SD Vesikuler, Ronki (-),
Wheezing (-) Wheezing (-)
Belakang
Ins Simetris statis dinamis Simetris statis dinamis
Pal Stem fremitus ka = ki Stem fremitus ka = ki
Per Sonor seluruh lapang paru Sonor seluruh lapang paru
Aus SD Vesikuler, Ronki (-), SD Vesikuler, Ronki (-),
Wheezing (-) Wheezing (-)
COR
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis teraba ICS V 1-2
cm media linea midclavicula sinistra
Perkusi : Batas atas : ICS II linea
parasternal kiri
Batas kanan bawah : ICS V linea sternalis
kanan
Batas pinggang jantung : ICS III linea
parasternal kiri
Batas kiri bawah : ICS V 1-2 cm media
linea midclavicula sinistra
Auskultasi : BJ I-II normal, gallop (-)
murmur (-)
Inspeksi defans muscular (-)
Perkusi Timpani
Palpasi Supel, nyeri tekan (-)
Pemeriksaan Ekstremitas
Ekstrimitas superior inferior
Oedema -/- -/-
Sianosis -/- -/-
Akral dingin -/- -/-
Clubbing finger -/- -/-
Gerak +/+ Sulit dinilai/+
Kekuatan 5/5 Sulit dinilai/5
Tonus N/N sulit dinilai /N
Refleks fisiologis +/+ +/+
Refleks patologis -/- -/-
Pemeriksaan Laboratorium Darah Rutin
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Normal
Hemoglobin 13,1 12-16 gr%
Hematokrit 39,7 37-43 vol %
Lekosit 9,3 5-10 10^3/Ul
Trombosit 311 150-300^3/Ul
Eritrosit 4,77 4,00-5,00^6/Ul
MCH 27,5 27,0-31,0
DW 13,4 9,0-17
MCV 83,1 82-92 fl
MCHC 33,1 32,0-37,0 g/dl
Gran% 61,0 50-70%
Limfosit% 22,3 25-40%
Monosit% 1,6 3-9%
Ureum 31 20-40
Creatinin 1,00 0,5-0,9
Gula Darah Sewaktu 118 70-150
KESAN:
Cor dalam batas
normal
Paru tak tampak
kelainan
Cruris X-Ray
Kesan :
Fraktur
pertengahan
tibia fibula
dengan aligment
kurang, terjadi
angulasi,
pemendekan
tulang, fragment
tulang (-)
Seorang anak berusia 14 tahun datang ke IGD RSUD
Karanganyar setelah terjatuh karena terpeleset saat
bermain di rumah tetangganya dalam keadaan sadar.
Pasien merasakan tungkai kiri nya nyeri dan tidak
dapat digerakkan.
Primary survey tidak terdapat kelainan. Secondary
survey region cruris terdapat deformitas dengan
penonjolan abnormal dan angulasi (+), Nyeri tekan
(+), gerakan aktif dan pasif terhambat karena terasa
nyeri saat digerakkan.
Kesimpulan
Operatif
Reposisi Terbuka dan Fiksasi Interna : ORIF
Fraktur Patologis
Terjadi karena Kelemahan tulang
sebelumnya akibat kelainan patologis
pada tulang
TIPE TIPE FRAKTUR
1. Fraktur transversal
Suatu fraktur komplit yang garis patahnya
tegak lurus terhadap sumbu tulang.
2. Fraktur oblik
Fraktur komplit yang melalui korteks secara
diagonal.
3. Fraktur spiral
Bila garis patah terdapat mengelilingi
sepanjang korteks.
5. Fraktur komunitif
Garis patah lebih dari satu dan saling
berhubungan
f. Fraktur segmental
Garis patah lebih dari satu, tetapi tidak
berhubungan
LOKALISASI FRAKTUR
FRAKTUR TIBIA
Fraktur tulang panjang yang paling sering terjadi
adalah fraktur pada tibia. Pusat Nasional
Kesehatan di luar negeri melaporkan bahwa
fraktur ini berjumlah 77.000 orang, dan ada di
569.000 rumah sakit tiap hari /tahunnya. Pada
fraktur tibia, dapat terjadi fraktur pada bagian
diafisis,kondiler, dan pergelangan kaki.
ANATOMI OS.TIBIA FIBULA
MEKANISME TRAUMA FRAKTUR TIBIA
Tipe II panjang luka lebih dari 1 cm dan tanpa kerusakan jaringan lunak
yang luas.
Tipe IIIa luka dengan kerusakan jaringan yang luas, biasanya lebih dari
10 cm dan mengenai periosteum. Fraktur tipe ini dapat disertai
kemungkinan komplikasi. contohnya: luka tembak.
Sindroma
kompartement
1. Pain
Bengkak nyeri deformitas 2. Pallor
3. Paralysis
4. Parasthesia
5. pulseness
Kulit rusak, robek, mengelupas
Kaki biasanya memuntir keluar dan deformitas tampak jelas,
memar dan bengkak. Nadi dipalpasi sirkulasi, dan jari kaki
menilai sensasi.
Pada fraktur gerakan tidak boleh dicoba, tetapi pasien diminta
untuk menggerakkan jari kakinya. Sebelum merencanakan
terapi, perlu dilakukan penentuan beratnya cedera.
kasus fraktur kondilus tibia terdapat riwayat trauma pada
lutut, pembengkakan dan nyeri serta hemartrosis
fraktur diafisis tulang kruris ditemukan gejala pembengkakan,
nyeri dan sering ditemukan penonjolan tulang keluar kulit.
Pada fraktur dan dislokasi sendi pergelangan kaki ditemukan
adanya pembengkakan pada pergelangan kaki, kebiruan atau
deformitas. Yang penting diperhatikan adalah lokaliasasi dari
nyeri tekan apakah pada daerah tulang atau pada ligament.
ANAMNESIS :
Pasien trauma (traumatic fraktur),
diikuti dengan ketidakmampuan untuk
menggunakan anggota gerak.
Trauma kecelakaan lalu lintas, jatuh
dari ketinggian atau jatuh dikamar mandi
pada orang tua, penganiayaan, tertimpa
DIAGNOSIS benda berat, kecelakaan pada pekerja
oleh karena mesin atau karena trauma
olah raga.
Pasien biasanya datang karena nyeri,
pembengkakan, gangguan fungsi
anggota gerak, deformitas, kelainan
gerak, krepitasi atau datang dengan
gejala-gejala lain.
PEMERIKSAAN FISIK
Syok, anemia atau perdarahan.
Kerusakan pada organ-organ lain, misalnya
otak, sumsum tulang belakang atau organ-
organ dalam rongga toraks, panggul dan
abdomen.
Faktor predisposisi, misalnya pada fraktur
patologis (penyakit Paget).
Look (Inspeksi)
Deformitas: angulasi ( medial, lateral, posterior atau
anterior), diskrepensi (rotasi,perpendekan atau
perpanjangan).
Bengkak atau kebiruan.
Fungsio laesa (hilangnya fungsi gerak).
Pembengkakan, memar dan deformitas mungkin terlihat
jelas, tetapi hal yang penting adalah apakah kulit itu utuh.
Kalau kulit robek dan luka memiliki hubungan dengan
fraktur, cedera itu terbuka (compound).
Feel (palpasi)
Temperatur setempat yang meningkat
Nyeri tekan; nyeri tekan yang superfisisal biasanya
disebabkan oleh kerusakan jaringan lunak yang dalam
akibat fraktur pada tulang.
Krepitasi; dapat diketahui dengan perabaan dan harus
dilakukan secara hati-hati.
Pemeriksaan vaskuler pada daerah distal trauma
berupa palpasi arteri radialis, arteri dorsalis pedis,
arteri tibialis posterior sesuai dengan anggota gerak
yang terkena. Refilling (pengisian) arteri pada kuku.
Cedera pembuluh darah adalah keadaan darurat yang
memerlukan pembedahan.
Move (pergerakan)
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
PENCITRAAN KHUSUS
CT SCAN, MRI
PENATALAKSANAAN
Non
Operatif
Operatif
Reduksi INDIKASI
Immobilisasi
ABSOLUT RELATIF
1. Pemendekan
1. Fraktur terbuka
Pemeriksaan 2. Cedera vaskular
2. Fraktur tibia+fibula intak
3. Fraktur tibia dan fibula
dalam Proses 3. Fraktur dengan sindroma
dengan level yang sama
Penyembuhan kompartemen
4. Cedera Multiple
PENATALAKSANAAN
NON OPERATIF
1. Reduksi
Reduksi adalah terapi fraktur dengan cara
mengantungkan kaki dengan tarikan atau traksi.
2. Imobilisasi
Imobilisasi dengan menggunakan bidai. Bidai
dapat dirubah dengan gips, dalam 7-10 hari, atau
dibiarkan selama 3-4 minggu.
a. Absolut
- Fraktur terbuka yang merusak jaringan lunak, sehingga memerlukan operasi dalam
penyembuhan dan perawatan lukanya.
- Cedera vaskuler sehingga memerlukan operasi untuk memperbaiki jalannya darah di
tungkai
- Fraktur dengan sindroma kompartemen
- Cidera multipel, yang diindikasikan untuk memperbaiki mobilitas pasien, juga
mengurangi nyeri.