Lapkas Hepatitis Imbas OAT
Lapkas Hepatitis Imbas OAT
Lapkas Hepatitis Imbas OAT
Pembimbing :
dr. Eva Lydia Ingan R. M., Sp.P
Tuberkulosis
Negara :
- India
- China
- Afrika Selatan
- Nigeria
- Indonesia
WHO
Directly Observed
Treatment Short
(DOTS)
- Nepal
38%
- Iran
27%
Faktor :
- Umur
- Jenis kelamin
- Riw penyakit hati
- Konsumsi alkohol
OAT
Efek Samping
Hepatotoksik
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi TB
Tuberkulosis atau TB (singkatan yang sekarang
ditinggalkan adalah TBC) adalah suatu penyakit
yang
disebabkan
oleh
infeksi
kompleks
Mycobacterium tuberculosis.
Penyakit ini biasanya menyerang paru-paru
(disebut sebagai TB Paru), walaupun pada sepertiga
kasus, organ-organ lain ikut terlibat.
Epidemiologi TB
Sepertiga penduduk dunia telah
terinfeksi
kuman
tuberculosis
dan
menurut regional WHO jumlah terbesar
kasus TB terjadi di Asia Tenggara yaitu
33% dari seluruh kasus TB di dunia.
TB menempati rangking nomor 3
sebagai penyebab kematian tertinggi di
Indonesia.
Etiologi TB
Mycobacterium tuberculosis
Famili : Mycobacteriaceae
Ordo
: Actinomycetales
kompleks Mycobacterium
tuberculosis meliputi
- M. tuberculosis
- M. bovis
- M. africanum
- M. microti
- M. canettii
Panjang 1-10
Lebar 0,2-0,6
Klasifikasi TB
Diagnosis TB
Gejala Sistemik
Gambaran
Klinik
Pemeriksaan
Jasmani
Gambaran Foto
Thorax
Gejala
Respiratorik
Diagnosis TB
Pemeriksaan Basil
Tahan Asam
Pemeriksaan
Laboratorium
Penemuan bakteri
basil tahan asam
pada sputum
Alur diagnosa TB
Paduan OAT
Paduan OAT
Paduan OAT
Efek Samping
Manifestasi Klinik
Gejala Klinis :
- Mual
- Muntah
- Anoreksia
- Jaundice
Gejala Klinis :
-keletihan
-Demam
-hilang selera
makan
-muntah-muntah
-sclera ikterik
-Jaundice
-pusing
-kencing yang
berwarna hitam
pekat.
Hepatitis Virus
Akut
Hepatotoksitas
Imbas Obat
Stop obat
Hepatotoksik
Isoniazid
10-20% Pasien
4 bulan pengobatan
Peningkatan
SGOT SGPT,
Bilirubin
Peningkatan
SGOT >5x STOP
INH
Rifampisin
10-15% Pasien
2 bulan pengobatan
Peningkatan
SGOT SGPT
16 dari 500.000
meninggal
Pirazinamid
Hepatotoksisitas
Centre Disease
Control, 37 pulih 11
meninggal
Mekansisme Hepatotoksisitas
Mekanisme jejas hati mempengaruhi protein
transport pada membran kanalikuli melalui
mekanisme apoptosis hepatosit karena asam
empedu. terjadi penempukan asam empedu
karena terjadi gangguan transport pada membran
kanalikuli
Kerusakan Hati
Kerusakan hepatosit penurunan ATP
Gangguan protein transport menganggu aliran empedu
Penatalaksanaan:
Bila Klinis (+) (Ikterik, gejala mual, muntah), maka
OAT di stop
Bila gejala (+) dan SGOT, SGPT > 3 kali, maka OAT
di stop
Bila gejala klinis (-), laboratorium terdapat kelainan
(Bilirubin>2), maka OAT di stop
SGOT dan SGPT >5 kali nilai normal, maka OAT di
stop
SGOT dan SGPT> 3 kali, maka teruskan
pengobatan dengan pengawasan
TB dengan
Hepatitis C dan
HIV
Hepatotoksisitas
5x lipat
TB dengan
Karier HBsAg +
dan HBeAg -
OAT (Isoniazid,
Rifampisin,
Etambutol, dan
atau Pirazinamid
Pengawasan Cek
SGOT SGPT tiap
bulan
Pengobatan TB
dengan Isoniazid
10% akan
menaikan
aminotransferase
serum
Dapat sembuh
dalam beberapa
minggu
1% kasus menjadi
hepatitis viral
Rekomendasi Mengelola
OAT
Tes fungsi
hati
Pengobata
n TB
Pasien
Edukasi kepatuhan
minum obat dan
efek samping
pengobatan
Di pantau selama 2
bulan
Kelompok beresiko
:
- Alkoholik
- Lansia
- Kurang gizi
- Gangguan hati
Melaporkan jika
ada gejala :
- hilangnya nafsu
makan
- Mual
- Muntah
- Jaundice
Selama
Pengobatan
OAT
stop
Cek fungsi
hati,
bilirubin
BAB III
PENYAJIAN KASUS
Identitas
Nama : Tn. S
Jenis kelamin : Laki-laki
Usia: 42 tahun
Alamat : Sandai
Agama : Islam
Pekerjaan : Swasta
Tanggal masuk RS : 25 November 2016
Autoanamnesis dilakukan pada tanggal 5
Desember 2016
Keluhan Utama
Mata kuning
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada tanggal
5 Desember 2016
Keadaan umum : tampak sakit sedang
Kesadaran : Kompos mentis
Tanda vital :
Tekanan darah : 100/70 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Napas : 18 x/menit
Suhu : 37,2 oC
Pemeriksaan Fisik
Status generalis :
Mata : Konjungtiva anemis (+/+), sklera ikterik (+/+),
THT : Faring tidak hiperemis, tonsil T1/T1, lidah kotor (-),
pernapasan cuping hidung (-)
Leher : Pembesaran KGB (-), JVP dbn
Paru-paru :
Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris, retraksi sela
iga (+), penggunaan otot bantu pernapasan (+)
Palpasi : Vokal fremitus sama sinistra = dekstra
Perkusi : sonor pada kedua lapang paru
Auskultasi : Suara napas dasar vesikular (+/+), Rhonki
(+/+) pada apex , Wheezing (-/-)
Pemeriksaan Fisik
Jantung :
Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : iktus cordis tidak teraba
Perkusi : batas jantung dalam batas normal
Auskultasi : S1S2 regular, murmur (-), gallop (-)
Abdomen :
Inspeksi : Permukaan abdomen tampak datar
Palpasi : Hepar, lien tidak teraba, suepel, nyeri tekan (-)
Perkusi : Timpani
Auskultasi : Bising usus (+) 8x/menit-normal
Ekstremitas : Perfusi hangat-merah-kering, CRT < 2,
edema (+)
Follow Up
Pemeriksaan LAB
Pemeriksaan Thorax
Thorax PA:
Identitas dan posisi PA
Foto tidak simetris
Deviasi trakea (-)
Tulang intak
Foto tidak layak baca (kurang keras)
Hemithorax kanan tampak
perselubungan inhomogen pada
apex, sinus costofrenikus lancip,
sinus cardiofrenikus tumpul,
terdapat tenting
Hemithorax kiri tampak
perselubungan inhomogen pada
daerah SIC 3-4, sinus costofrenikus
lancip, sinus cardiofrenikus tumpul.
Cor : dalam batas normal
Kesan: Susp TB paru
Pemeriksaan Thorax
Thorax PA:
Identitas dan posisi PA
Foto simetris
Deviasi trakea (-)
Tulang intak
Foto tidak layak baca
Hemithorax kanan tampak
perselubungan inhomogen pada
daerah apex, sinus costofrenikus
lancip, sinus cardiofrenikus tumpul,
terdapat tenting
Hemithorax kiri tampak
perselubungan inhomogen pada
daerah apex, sinus costofrenikus
lancip, sinus cardiofrenikus tumpul.
Cor : dalam batas normal
Kesan: Terjadi perburukan pada
foto rontgen yang terbaru.
Diagnosis Kerja
TB paru (BTA +1) lesi luas kasus baru dengan hepatitis imbas
OAT
Diagnosis Banding
MDR TB
Terapi
Futrolite
Ambroxol 3x1
OBH syr 3x10 ml
Sistenol 4x1
Vip albumin 3x1
Transfusi albumin 100 ml/24 jam
Inf sanmol 500 mg k/p
Planning
Cek ulang bilirubin, SGOT, SGPT
BAB IV
PEMBAHASAN KASUS
BAB V
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
Brazilian Thoracic Association. Guidelines on Tuberculosis. J, Bras. Pneumol. Vol.35 no.10. Sao Paulo Oct. 2009.
WHO Report. Global tuberculosis control : Epidemiology, strategy, financing. 411:1-301. Geneva. 2009.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis. 2011.
Direktorat Jenderal PPM & PLP, Departemen Kesehatan : Gerakan Terpadu Nasional Penanggulangan Tuberkulosis : Jakarta.
1999.
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. Tuberkulosis : Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan di Indonesia. Jakarta :
Infection : A multicenter clinical trial. Annals. Of. Int Med, 137 : 640-7. 2002.
Amin, Zulkifli dan Asril Bahar. Pengobatan Tuberkulosis Mutakhir. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Universitas Indonesia Jilid
FKUI. 2001
Baliga, Ragavendra. Hough, Rachel. Haq, Iftikhar. Crash course internal medicine. United Kingdom: Elsevier Mosby. 2007.
Fauci, Anthony S. Kasper, Dennis L. Longo, Dan L. Braunwald, Hauser, Eugene Stephen L. Jameson, J. Larry. Loscalzo,
Joseph. Chapter 158 Tuberculosis in: Harrison principle of internal medicine 17th edition. USA: Mc Graw Hill. 2008
Iseman, Michael D. Chapter 345 Tuberculosis in: Goldman, Lee. Ausiello, Dennis. Cecil medicine 23rd edition. Philadelphia:
Chemotherapy: Challenges and Difficulties in Treatment. Kathmandu University Medical Journal (2007), Vol. 5, No. 2, Issue
18, 256-260
Xial, Yin Yin dkk. Adverse Reactions in China National Tuberculosis Prevention and Control Scheme Study (ADACS). BMC
Nepalese population. Kathmandu University Journal of Science, Engineering and Technology Vol.II, No 1, February. 2006.
Kumar PA. Kumar S. Mohanpathak C. Kim V. Smokeless tobacco impairs the antioxidant devense in liver, lung, and kidney
Terima Kasih